HIGENE INDUSTRI II
TIM PENYUSUN :
A. PENDAHULUAN
Pada prinsipnya, untuk mewujudkan praktikum yang aman diperlukan
partisipasi seluruh praktikan dan asisten pada praktikum yang bersangkutan.
Dengan demikian, kepatuhan setiap praktikan terhadap uraian panduan pada bagian
ini akan sangat membantu mewujudkan praktikum yang aman.
B. PEDOMAN K3 DI LABORATORIUM
1. Potensi Bahaya
a. Bahaya Listrik
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan :
1) Perhatikan dan pelajari tempat-tempat sumber listrik (stop kontak dan
circuit breaker) dan cara menyala-matikannya. Jika melihat ada
kerusakan yang berpotensi menimbulkan bahaya, laporkan pada
asisten
2) Hindari daerah atau benda yang berpotensi menimbulkan bahaya
listrik (sengatan listrik/ strum) secara tidak disengaja, misalnya kabel
jala-jala yang terkelupas dll.
3) Tidak melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya listrik pada
diri sendiri atau orang lain
4) Keringkan bagian tubuh yang basah karena, misalnya, keringat atau
sisa air wudhu
5) Selalu waspada terhadap bahaya listrik pada setiap aktivitas praktikum
D. SANKSI
Pengabaian uraian panduan di atas dapat dikenakan sanksi tidak lulus mata kuliah
praktikum/praktek yang bersangkutan.
E. LAIN-LAIN
Dilarang membawa makanan dan minuman ke dalam ruang praktikum
D. TEKNIK PENGUKURAN
1. Dalam pengukuran diperlukan 2 orang operator, satu untuk untuk membaca
alat ukur dan satu untuk memberi aba-aba membaca dan mencatat hasil
pengukuran.
2. Pengukuran dilakukan pada skala A. Sebelum pengukuran dilakukan,
kalibrasi alat terlebih dahulu.
3. Pengukuran dilakukan dengan cara pengambilan sample serta dilakukan pada
cuaca yang cerah, tidak hujan, dan kecepatan angin tidak terlalu besar. Sebagai
pengaman, pada mikropon harus selalu dipasang pelindung angin (wind
screen).
4. Apabila terjadi gangguan pada saat pengukuran maka harus diambil sample
baru lagi untuk mendapatkan validitas data.
5. Tulis hasil pengukuran pada format yang telah tersedia.
E. ALAT
Alat untuk mengukur tingkat kebisingan adalah sound level meter (SLM).
SLM memberikan respons kira-kira sama dengan respons telinga manusia dan
memberikan pengukuran objektif serta dapat diulang-ulang untuk setiap tingkat
kebisingan. Pada umumnya SLM mempunyai skala A, B, dan C. Untuk
pengukuran tingkat kebisingan dipakai skala A.
F. CARA PENGUKURAN
1. Pengukuran Kebisingan Lingkungan Dan Atau Di Tempat Kerja
Alat : Sound Level Meter
Merk/Type : Extech 407750/KIT
Fungsi : untuk mengukur kebisingan lingkungan dan atau di tempat
kerja
CARA KERJA ALAT :
a. Pasang baterai
b. Kalibrasi
Kalibrasi alat SLM menggunakan Sound Calibrator
Pasang baterai dalam sound calibrator
Sambungkan sound calibrator dengan alat SLM
Hidupkan alat SLM setelah itu hidupkan sound calibrator pada range
94 dB dan 114 dB
Lihat hasil pada layar SLM dan sesuaikan hasilnya dengan sound
calibrator (94 dB atau 114 dB)
Jika hasilnya belum sesuai maka putarlah lubang Cal pada alat
SLM sampai hasilnya sesuai
Matikan alat
c. Pengukuran
1) Hidupkan alat dengan menekan tombol on/off
2) Pilih Frequency Weighting dengan menekan tombol A/C
Fungsi : mengubah signal yang terukur sesuai cara serupa seperti
mekanisme pendengaran manusia
Weighting Net Work A:
Respon manusia untuk tingkat suara yang rendah (Human
response for low levels), untuk pengukuran kebisingan
lingkungan, tempat kerja, dll
Weighting Net Work C:
Respon manusia untuk tingkat suara yang tinggi ( Human
response for high sound levels ), untuk diagnosis kerusakan pada
perangkat listrik, elektronik dan mekanik
3) Pilih FAST atau SLOW dengan menekan tombol F/S
FAST (125 ms response) atau SLOW (1 second response).
FAST digunakan untuk bising yang impulsive, SLOW
digunakan untuk bising yang continue
4) Tekan tombol REC untuk merekam hasil pengukuran. Tekan
tombol REC lagi untuk melihat nilai MAX atau nilai tertinggi
saat pengukuran dilakukan. Tekan tombol REC lagi untuk melihat
nilai MIN atau nilai terendah saat pengukuran dilakukan.
Untuk menghentikan perekaman, tekan tomnol REC sampai
indikator REC di layar hilang.
catatan : setiap lokasi pengukuran dilakukan pengamatan selama 1-2
menit, dengan 6 kali pengamatan. Hasil pengukuran adalah nilai
tertinggi yang ditunjukkan pada monitor.
5) Catat hasil pengukuran
6) BA (Background Noise Absorber) Mode
Jika menginginkan hasil yang akurat bisa menggunakan BA Mode.
BA Mode bisa menghilangkan background noise. Untuk
mengoperasikan BA Mode sebagai berikut :
A. ALAT
Nama Alat : Vibration Meter
Kegunaan : Untuk mengukur getaran mekanik
Getaran mekanik yang dapat diukur meliputi :
a. Acceleration, satuan : m/det 2
b. Velocity, satuan : cm/detik.
c. Displacement, satuan : mm
Spesifikasi :
Merk : Rion
Model : Riovibro VM-63
Buatan : Jepang
c. Getaran Mesin
Satuan : Accelerasi (mm/s2)
Yang diukur : pada dasar mesin
Standar : berdasarkan ISO 2372, dibagi menjadi 3 kategori yaitu :
1) Baik (Good)
2) Dapat diterapkan (Accetable)
3) Masih diijinkan (Still Permissible)
4) Berbahaya (Dangerous)
Mesin dikelompokkan menjadi 4 group yaitu :
1) Group K (small Machines)
2) Group M (Medium Machines)
3) Group G (Large Machines)
4) Group T (Largest Machines)
Tabel 2. Standar Getaran Mesin
Kecepatan Getaran (mm/det)
Kategori
Group K Group M Group G Group T
s/d 0.71 s/d 1.12 s/d 1.80 s/d 2.80 Baik (Good)
Dapat Diterapkan
0.72-1.80 1.13-2.80 1.81-4.50 2.81-7.10 (acceptable)
Masih
diperkenankan (still
1.81-4.5 2.81-7.1 4.51-11.2 7.11-18.0 permissible)
Membahayakan
4.5 >7.1 >11.2 >18 (dangerous)
Sumber : ISO 2732 dan VDI 2056
A. ALAT
Nama Alat : UV Light Meter
Merk/Type : Lutron UVC-254
Angka pengukuran mempunyai kisaran antara 0 W/cm2 19.990 W/cm2,
dengan resolusi 0,1W/cm2
B. PROSEDUR PENGUKURAN
1. Pada saat mengadakan pengukuran disyaratkan bahwa suhu tempat kerja yang
akan diukur harus antara 0oC sampai 40oC.
2. Pengukuran minimal dilakukan pada 3 titik yaitu:
a. zona penglihatan dengan jarak maksimal 30 cm dari mata;
b. setinggi siku (sesuai posisi kerja duduk atau berdiri) dengan jarak
maksimal 30 cm dari bagian badan paling luar;
c. setinggi betis dengan jarak maksimal 30 cm dari betis.
3. Prosedur kerja
a. Tutup sensor dan hidupkan alat.
b. Atur tombol pengatur agar monitor menunjukkan angka nol (zero
adjustment).
c. Bawa alat ke tempat pengukuran.
d. Letakkan sensor di tiap titik pengukuran dengan arah menghadap sumber
sinar ultra ungu.
e. Lakukan pengukuran pada setiap titik pengukuran.
f. Baca dan catat hasil pengukuran pada formulir pengisian.
6. Tekan Recall Button sekali, maka simbol Max dengan nilai maksimum
yang pernah terukur akan muncul di layar LCD.
7. Tekan Recall Button sekali lagi, maka simbol Min dengan nilai minimum
yang pernah terukur akan muncul di layar LCD.
8. Untuk menghentikan fungsi data record, tekan Data Record Button sekali
lagi.
9. Untuk proses pengukuran yang cepat, dapat mengikuti prosedur di bawah ini
PROSEDUR UTAMA
MAX, MIN
POWER MANAGEMENT
Karena ada keterbatasan dari struktur UV sensor, maka nilai dari sensor out put
mungkin akan mengalami penyimpangan sekitar 1% setelah satu tahun pertama, dan ini
adalah kondisi yang normal. Maka ini sangatlah beralasan apabila kaliberasi dilakukan
secara periodik setiap tahun.
Bagian FILTER sangat sensitif terhadap kelembaban, maka penyimpanan
sangatlah penting. Jika alat ini tidak digunakan dalam periode waktu yang lama, maka
harus disimpan di bawah lingkungan yang mempunyai kelembaban rendah, contohnya
disimpan di dalam plastik yang kering. Jika FILTER disimpan dengan cara yang benar,
maka periode kaliberasi dapat bertahan dalam waktu yang lama.
UV sensor COS akan menyebarkan sinar dengan sudut 30 derajat. Signal input
akan COS law (>95%). Sudut sinar 45 derajat, dengan COS law (>90%). Maka ini
sangatlah perlu bahwa sudut efektif dibatas tak lebih dari 45 derajat, dan batas yang
terbaik adalah 30 derajat. Kaliberasi dilakukan dengan sudut sinar 0 derajat (vertikal).
Bagaimana membuat Internal Zero Adjustment ?
Jika internal zero adjustment menyimpang lebih dari 20 angka, maka Zero
Button tidak bekerja. Maka layar akan menampilkan :
CAL 0
Dalam kondisi ini maka perlu dilakukan Internal Zero Adjustment dan
prosedurnya adalah sebagai berikut :
a. Tekan Power OFF
b. Tekan Tombol Zero Button terus-menerus. Power ON sampai layar menunjukkan
seperti gambar di bawah, kemudian lepas Zero Button.
2 3
Up Display : Layar yang menunjukkan Nilai Internal Zero
Down Display : Selalu menunjukkan nilai 0000
c. Sesuaikan (adjust) VR9 (single turn VR), sampai UP DISPLAY menunjuk pada
nilai nol (Zero Value).
Battery Cover
VR 9
Display (Name Plate)
A. ALAT
Nama alat : Light Meter/Lux Meter
Merk/Type: Lutron LX-1102
Prinsip kerja : alat ini merupakan sebuah photo cell yang bila kena cahaya
akan menghasikan arus listrik. Makin kuat intensitas cahaya akan makin besar pula
arus yang dihasilkan. Besarnya intensitas cahaya dapat dilihat pada level meter.
Cara menggunakan alat pada prinsipnya adalah sebagai berikut :
1. Alat dihidupkan (On)
2. Photo cell menghadap sumber cahaya.
3. Baca hasil pada display (level meter)
C. TITIK PENGUKURAN
1. Penerangan setempat (lokal)
Antara lain obyek kerja, berupa meja kerja maupun peralatan. Bila merupakan
meja kerja, pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada. Denah
pengukuran intensitas penerangan setempat seperti pada Lampiran.
2. Penerangan umum: titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada
setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai.
Jarak tertentu tersebut dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut:
a. Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi: titik potong garis horizontal
panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter.
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan
kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 1.
1m
1m
1m
3m 3m
3m
3m
3m
c. Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi: titik potong horizontal panjang
dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter.
Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan
dengan luas lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 3
6m
6m
6m
6m
Gambar 4. Denah pengukuran intensitas penerangan umum luas lebih dari 100 m 2
D. PROSEDUR PENGUKURAN
1. Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondiisi tempat pekerjaan
dilakukan.
2. Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan.
3. Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor.
4. Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan, baik pengukuran
untuk intensitas penerangan setempat atau umum.
5. Pengukuran dilakukan pada salah satu sudut ( X 1) dimana setiap photo cell
menghadap sumber cahaya, alat di pegang 85 cm dari lantai.
6. Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat
sehingga didapat nilai angka yang stabil.
7. Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan untuk intensitas
penerangan setempat seperti pada Lampiran, dan untuk intensitas penerangan
umum seperti pada Lampiran.
8. Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan.
E. PERHITUNGAN
1. Penerangan Lokal
Hasil pengukuran berdasarkan tiap lokasi pengukuran yang diukur. Untuk
memudahkan dalam membaca hasil pengukuran, maka bisa menggunakan
denah. Contoh denah dalam lampiran.
2. Penerangan Umum
Besarnya intensitas penerangan umum :
Jumlah intensitas penerangan ( Lux) = ...............Lux
Jumlah titik seluruh ruangan
3. Reflaktan
Pengukuran Reflektan :
a. Ukurlah intensitas penerangan yang jatuh pada dinding lantai, langit-langit,
meja mesin atau yang akan diukur dengan Lux meter menghadap sumber
cahaya. Misalnya A Lux.
b. Photo cell di balik, kemudian tarik pelan-pelan sampai jarum/angka pada
display tidak bergerak/konstan. Misalnya B Lux.
Reflektan dihitung dengan rumus :
A. ALAT
Nama Alat : Heat Stress Area
Merk : Quest Temp
Fungsi : mengukur kelembaban, suhu basah, suhu kering, radiasi
Prinsip kerja : termometer yang dilengkapi sensor listrik (baterai) yang
lengkap untuk mengukur kelembaban nisbi, panas, radiasi dan
mengetahui lama pendinginan karena dalam satu alat ukur
psychrometer, globe thermometer dan kata thermometer
sekaligus hanya dengan menekan tombol sesuai dengan apa
yang akan diukur.
B. PROSEDUR PENGUKURAN
1. Alat diletakkan pada titik pengukuran sesuai dengan waktu yang ditentukan
2. Waktu pengukuran dilakukan 3 kali dalam 8 jam kerja yaitu pada awal shift
kerja, pertengahan shift kerja dan akhir shift kerja.
3. Penentuan titik pengukuran
Letak titik pengukuran ditentukan pada lokasi tempat tenaga kerja melakukan
pekerjaan.
Catatan : Jumlah titik pengukuran disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan
dari kegiatan yang dilakukan.
4. Cara Kerja Alat :
a. Siapkan alat dan rangkai pada statif
b. Beri air pada wet sensor bar, lalu tekan ON dan biarkan 10 menit untuk
kalibrasi
c. Tekan tombol, pilih dalam 0C atau 0F
d. Tekan tombol WBGT In/Out (sesuai dengan tempat yang akan diukur)
e. Tekan tombol yang akan diukur. Lalu perhatikan angka di display, catat
hasilnya.
f. Jika sudah selesai matikan alat dengan menekan OFF
C. PERHITUNGAN
1. Penilaian menurut Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB).
Analisis penilaian iklim kerja dapat dilakukan antara lain dengan
parameter ISBB (Indeks suhu basah dan bola). Untuk menilai tekanan panas
dengan ISBB, dibedakan antara keadaan di dalam ruangan dimana tidak ada
pengaruh sinar matahari dan di luar ruangan dimana terdapat pengaruh sinar
matahari.
Rumus ISBB :
Untuk tempat kerja dengan kondisi yang berbeda-beda selama jam kerja,
ISBB rata-rata dapat dihitung dengan rumus :
Keterangan :
ISBB1,2,n : ISBB pada tempat-tempat ke 1,2n.
T1,2,n : Waktu (menit) dimana tenaga kerja bekerja pada tempat ke
1,2,n.
Persentase waktu istirahat yang didapat selama 8 jam bekerja (1 jam dalam 1
hari kerja) adalah :
Jam istirahat/hari (menit) X 100% = Persentase waktu istirahat
Jam kerja/hari (menit)
Persentase waktu kerja yang didapat selama 8 jam bekerja adalah :
Total jam kerja/hari (menit) X 100% = Persentase waktu kerja yang didapat
selama 8 jam bekerja
KRITERIA PENILAIAN
KEDISIPLINAN
NILAI
KETERLAMBATAN PENAMPILAN
PRETEST/POSTEST
KEDATANGAN (MENIT)
0 100 Rapi 85
1 - 15 88 Kurang Rapi 65
16 - 30 75 Tidak Rapi 25
31 - 45 63
45 - 60 50
61 - 75 48
76 - 90 35
91 - 105 23
106 - 120 10
KETERANGAN :
1. Kedisiplinan adalah keterlambatan kedatangan dihitung per 15 menit.
2. Penampilan
a. Rapi : Jika peserta mengenakan baju/kemeja berkerah, celana
panjang dan sepatu dengan rapi
b. Kurang Rapi : Jika sebagian atribut peserta tidak sesuai dengan yang di
jelaskan di point RAPI (memakai kaos berkerah atau
sepatu sandal)
c. Tidak Rapi : Jika peserta tidak mengenakan sepatu, tidak mengenakan
baju berkerah (kaos), dan tidak mengenakan celana
panjang
3. Nilai Pretes/Postest adalah nilai yang diperoleh mahasiswa setelah melaksanakan
Pretest/Postest.
KRITERIA PENILAIAN PRAKTIKUM
PROGRAM D4 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
FK UNIVERSITAS SEBELAS MARET TAHUN 2014
KRITERIA PENILAIAN
KEDISIPLINAN
KETERLAMBATAN TINGKAT
PENAMPILAN KEAKTIFAN
KEDATANGAN PEMAHAMAN
(MENIT)
61 75 48
76 90 35
91 105 23
106 120 10
Nilai Praktek :
KRITERIA PENILAIAN
Tidak Tidak
60 60 Kurang 60 Jawab Salah 60
Rapi Aktif
Tidak
0
Menjawab
Nilai :
Penampilan (bobot 1) + Keaktifan (bobot 1) + Cara Penyajian (bobot 1) + Tanya Jawab (bobot 2)
5
KETERANGAN :
1. Penampilan
a. Rapi : Jika peserta mengenakan baju/kemeja berkerah, celana
panjang dan sepatu dengan rapi.
b. Kurang Rapi : Jika sebagian atribut peserta tidak sesuai dengan yang di
jelaskan di point RAPI (memakai kaos berkerah atau
sepatu sandal)
c. Tidak Rapi : Jika peserta tidak mengenakan sepatu, tidak mengenakan
baju berkerah (kaos), dan tidak mengenakan celana
panjang
2. Keaktifan
a. Aktif : Jika praktikan 75 90 % berperan aktif dalam
presentasi dari awal sampai akhir
b. Kurang Aktif : Jika praktikan 60% - 74 % berperan aktif dalam
presentasi dari awal sampai akhir
c. Tidak Aktif : Jika praktikan 60 % berperan aktif dalam presentasi
dari awal sampai akhir
3. Cara penyampaian
a. Sangat Baik : Jika praktikan
1. Menyampaikan materi sesuai dengan tema,
2. Cara penyajian materi dengan bahasa yang benar,
3. Ketepatan menggunakan media dan ketepatan
menggunakan waktu.
b. Baik : Jika penyajian praktikan tidak sesuai dengan point Sangat
rapi.
c. Kurang : Jika praktikan tidak menjawab atau hanya menyampaikan satu
dari point Sangat Baik.
4. Tanya Jawab
a. Jawab Benar : Jika praktikan menjawab dengan benar 75- 100 %
b. Jawab Kurang Benar : Jika praktikan menjawab dengan benar jawaban
60 74 %
c. Jawab Salah : Jika praktikan menjawab dengan kebenaran 60 %
d. Tidak Menjawab : Jika praktikan tidak menjawab semua pertanyaan
KRITERIA PENILAIAN MAKALAH
PROGRAM DIPLOMA 4 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
TAHUN 2015
KRITERIA PENILAIAN
Kedisplinan Isi
Hari Keterlambatan Jumlah Lembar
Ketajaman Analisa
Pengumpulan
0 85-100 25 85-100 Sangat Baik 100
1 80 24 84
2 75 23 83 Baik 85
3 70 22 82 Kurang Baik 70
4 65 21 81
5 60 20 80 Salah 0
6 55 19 79
7 50 18 78
8 40 17 77
9 30 16 76
10 20 15 75
>10 10 14 73
Tidak 0 13 70
mengumpulkan 12 68
11 66
10 64
9 61
8 56
7 51
6 45
5 38
4 38
3 30
2 20
1 10
0 0
Keterangan :
1. Penilaian dilakukan setelah makalah dikumpulkan
2. Kedisiplinan adalah keterlambatan hari pengumpulan laporan
3. Jumlah lembar adalah jumlah lembar laporan yang dikumpulkan mulai dari halaman depan
hingga daftar pustaka
4. Isi adalah pembandingan antara hasil yang diperoleh dengan standar perundang-undangan
dan teori yang sesuai referensi
5. Penilaian 85-100, adalah hasil penilaian prerogative asisten masing-masing
Nilai :
Kedisiplin an(bobot1) JumlahLembar (bobot1) Isi(bobot 2)
4