Tukinah
DALAM MENANGANI PERMASALAHAN PENDERITA DIABETES MELITUS
TIPE 2 DENGAN KOMPLIKASI
B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Penglihatan tampak gelap, nrocos, dan sedikit nyeri
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada tahun 2014 pasien sering mengeluhkan penglihatan menurun serta tampak
gelap, terkadang keluar air mata, dan nyeri. Penglihatan semakin menurun ketika
keadaan gula darah yang sedang tinggi. Karena keluhan ini pasien tidak bisa
melakukan pekerjaan rumah sehingga merasa sangat terganggu. Pasien sering control
ke puskesmas jika mengalami keluhan penglihatan yang semakin tidak tampak dan
gula darah yang tinggi. Pasien diberi obat pengontrol gula yaitu glibenclamide 5 mg
diminum 1 kali sehari dan antasida diminum 3 kali sehari sebelum makan.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal
Riwayat sakit gula : (+) sejak tahun 2007
Riwayat sakit jantung : disangkal
Riwayat sakit ginjal : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat mondok : (+) karena sakit muntah dan berak pada tahun 2015
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal
Riwayat sakit gula : disangkal
Riwayat sakit jantung : disangkal
5. Riwayat Kebiasaan
Riwayat makan-makanan asin : disangkal
Riwayat merokok : disangkal
Riwayat minum alkohol : disangkal
Riwayat olahraga teratur : disangkal
6. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien adalah seorang istri yang bekerja sebagai ibu rumah tangga. Pasien tinggal
serumah dengan suami. Kesan ekonomi cukup dengan penghasilan suami yang
bekerja sebagai wiraswasta sekitar Rp 500.000,00 sampai Rp 1.000.000,00 perbulan.
Pasien memiliki BPJS mandiri dengan pembayaran Rp 25.500,00 perbulan.
7. Riwayat Gizi
Pasien makan 2-3 kali sehari dengan nasi, sayur, lauk pauk (tahu, tempe, ikan) yang
dibelikan oleh suami. Pasien sudah mengurangi konsumsi gula. Gizi kesan cukup.
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda Vital
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 72 kali permenit
Frekuensi nafas : 18 kali permenit
Suhu : 36,2C
Cek gula darah : 214 mg/dL
2. Status Gizi
BB = 45 kg
TB = 148 cm
IMT = = = 20,54 kg/ (normoweight)
3. Mata : belum dilakukan pemeriksaan
4. Leher : dalam batas normal
5. Jantung : dalam batas normal
6. Pulmo : dalam batas normal
7. Abdomen : dalam batas normal
8. Ekstremitas : dalam batas normal
9. Status neurologis : dalam batas normal
D. RESUME
Sejak tahun 2013 pasien sering mengeluhkan penglihatan menurun disertai dengan
keluar air mata dan sedikit. Pasien memiliki riwayat diabetes mellitus tipe 2 sejak 10
tahun yang lalu. Pada tahun 2017, penglihatan pasien sudah gelap sehingga tidak tampak
sekitarnya. Hal ini mengakibatkan pasien tidak dapat lagi mngerjakan pekerjaan rumah
dan terasa sangat mengganggu. Pasien rutin berobat ke Puskesmas jika obat yang
diberikan dokter habis dan jika mengalami keluhan lain. Pasien berobat terakhir pada
tanggal 22 juli 2017 diberi obat oleh dokter berupa Glibenclamide 5 mg diminum 1 kali
sehari dan antasida diminum 3 kali sehari sebelum makan. Pasien adalah seorang ibu
rumah tangga. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tenda vital dalam batas normal, dengan
kadar gula darah sewaktu 214 mg/dL dan status gizi kesan cukup.
PENATALAKSANAAN
1. Non medikamentosa
Mengurangi konsumsi makanan manis atau mengandung banyak gula
Berolahraga dengan teratur
Istirahat cukup
Menggunakan terapi alternative berupa pijet
2. Medikamentosa
Glibenclamide 5 mg 1 x 1 tablet perhari
FOLLOW UP
Tanggal 20 Oktober 2011
o Subyektif :
o Obyektif :
o Tanda vital
Tensi :
Nadi :
RR :
Suhu :
o Assesment :
o Planning : Terapi medikamentosa berupa Captopril 12,5 mg 3 x 1 tablet perhari
dilanjutkan, terapi non medikamentosa berupa mengurangi konsumsi garam dan
makanan berminyak, istirahat cukup, dan olahraga teratur.
FLOW SHEET
Nama : Tn. T (55 tahun)
Diagnosis : Hipertensi Stage I
Tabel 2. Flowsheet penderita
Tanggal Tanda Vital Keluhan Rencana Terapi Target
20/10/11 Tensi : 150/90 Nyeri kepala Medikamentosa : Penurunan
- Captopril 12,5 mg 3 dd 1
mmHg (-) tekanan darah
Non medikamentosa :
Nadi :
- diet rendah garam, rendah lemak hingga < 140/90
90x/menit - istirahat cukup mmHg
RR : 20x/menit - olahraga teratur
Suhu : 36,5C - mengurangi stress
- edukasi pada penderita dan keluarga
mengenai hipertensi dan komplikasinya
- pemeriksaan penunjang laboratorium
(kolesterol, trigliserida, gula darah,
ureum, kreatinin)
3. FUNGSI PATOLOGIS
Tabel 4. Fungsi Patologis SCREEM keluarga Tn.T
Sumber Patologi Keterangan
Social Interaksi sosial cukup, aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. -
Cultural Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, banyak tradisi budaya yang -
masih diikuti.
Religion Beragama dan memiliki pemahaman terhadap ajaran agama, ketaatan ibadah -
cukup baik
Economic Penghasilan keluarga cukup ( di atas UMR) -
Education Tingkat pendidikan keluarga baik (menempuh wajib belajar 9 tah) -
Medical Kesadaran tentang pentingnya kesehatan cukup baik. Jika sakit pasien segera -
berobat ke dokter, puskesmas, rumah sakit.
Kesimpulan : keluarga Tn.P tidak memiliki fungsi patologis.
4. GENOGRAM
Tn.T Ny.R
An.S An.P
Diagram 1. Genogram keluarga Tn. T
Keterangan :
: laki-laki : pasien
Keterangan :
Tn.T Ny.
R : Hubungan baik
6. FAKTOR PERILAKU
a. Pengetahuan
Pendidikan keluarga penderita cukup baik, penderita dan istrinya bersekolah sampai
lulus SMP sedangkan kedua anaknya masih melanjutkan pendidikan di SMA dan SMP.
Keluarga menyadari arti penting kesehatan tetapi memiliki pengetahuan yang kurang
tentang hipertensi, bahayanya, dan pengobatannya.
b. Sikap
Sikap keluarga dan pasien sendiri terhadap penyakit yang dideritanya kurang positif
karena penderita tidak rutin mengontrolkan dan mengobati penyakit hipertensinya.
c. Tindakan
Penderita dan keluarga cukup menyadari pentingnya arti hidup sehat karena setiap ada
anggota keluarga yang sakit akan diperiksakan ke dokter praktek atau puskesmas. Namun
penderita belum terbiasa melakukan kontrol rutin, pasien hanya berobat saat ada keluhan
saja.
8. LINGKUNGAN INDOOR
Keluarga Tn. T tinggal di sebuah rumah berukuran 15x8 m2 dengan posisi rumah
menghadap ke timur. Rumah tertata rapi terdiri atas ruang tamu yang cukup luas, tiga
kamar tidur, ruang keluarga yang dilengkapi TV, ruang makan, dapur, dan satu kamar
mandi dengan WC yang terpisah. Dinding rumah terbuat dari batu bata yang sudah dicat.
Lantai rumah semuanya telah dilapisi keramik. Atap rumah terbuat dari genteng dan tidak
ditutupi langit-langit. Rumah penderita juga dilengkapi tiga pintu keluar, yaitu pintu
depan, pintu samping, dan pintu belakang. Ventilasi dan pencahayaan cukup baik.
Masing-masing kamar sudah memiliki ranjang dan kasur yang layak. Perabotan rumah
tangga cukup. Secara keseluruhan kebersihan rumah cukup baik. Sehari-hari keluarga
memasak menggunakan kompor minyak tanah. Sumber air berasal dari sumur dengan
pompa sendiri.
9. LINGKUNGAN OUTDOOR
Rumah penderita terletak di pinggir jalan dengan halaman yang cukup luas dan tanpa
pagar. Di halaman depan terdapat dua pohon mangga dan beberapa pot tanaman hias. Di
belakang rumah terdapat tempat untuk membuang dan membakar sampah. Di sebelah
kanan dan kiri berdekatan dengan rumah tetangga. Di depan rumah terdapat selokan
dengan aliran lancar.
PRIORITAS MASALAH
Tabel 5. Matrikulasi masalah untuk memilih prioritas masalah
No. Daftar Masalah I T R Jumlah
P S SB Mn Mo Ma
IxTxR
1. Diet dan pola hidup tidak sehat (makanan 5 5 5 3 4 4 4 24.000 (I)
asin, makanan berminyak, tidak olahraga
teratur)
2. Kurangnya pengetahuan penderita tentang 5 5 4 3 4 4 4 19.200 (II)
hipertensi, bahayanya, dan pengobatannya
3. Kurangnya kesadaran penderita untuk 5 4 4 3 4 3 4 11.520 (III)
kontrol tensi secara rutin
Keterangan :
I : Importancy (pentingnya masalah)
P : Prevalence (besarnya masalah)
S : Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah)
SB : Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah)
T : Technology (tehnologi yang tersedia)
R : Resources (sumber daya yang tersedia)
Mn : Man (tenaga yang tersedia)
Mo : Money (sarana yang tersedia)
Ma : Material (pentingnya masalah)
TAHAP IV. HUBUNGAN DIET DAN GAYA HIDUP TIDAK SEHAT DENGAN
HIPERTENSI
Hipertensi sampai saat ini masih menjadi masalah karena semakin meningkatnya
prevalensi hipertensi. Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah 140/90 mmHg. Gejala
baru muncul setelah terjadi komplikasi pada beberapa organ target. Gejala paling umum yang
dikeluhkan pasien adalah sakit kepala, mata berkunang-kunang, pusing, rasa berat di daerah
leher. (Arif Mansjoer, 2000)
Faktor risiko terjadinya hipertensi antara lain diet dan asupan garam tinggi, stres,
obesitas, merokok dan faktor genetik. T. P memiliki pola hidup yang kurang baik, yaitu
jarang berolahraga, gemar mengkonsumsi makanan asin dan makanan berminyak. Pola
makan yang tidak sehat seperti asupan garam berlebih dapat menyebabkan peningkatan
tekanan darah dengan mekanisme melibatkan ginjal. Jika asupan garam berlebih terjadi
retensi natrium ginjal yang pada akhirnya akan meningkatkan volume cairan kemudian
meningkatkan preload sehingga tekanan darah meningkat.
Hipertensi dapat menimbulkan komplikasi pada organ tubuh secara langsung maupun
tidak langsung. Hipertensi dapat menjadi faktor resiko penyakit kardiovaskuler,
menyebabkan kerusakan otak, mata, dan ginjal. Oleh karena bersifat kronik, maka penderita
hipertensi harus melakukan kontrol rutin dan patuh pada pengobatan serta melakukan
modifikasi gaya hidup menuju pola hidup sehat. Tn. T tidak rutin memeriksakan dirinya ke
puskesmas terdekat untuk mengontrol tekanan darahnya. Tn. T harus mendapatkan edukasi
mengenai penyakit yang dideritanya. Edukasi yang diberikan adalah latihan fisik,
menurunkan asupan garam, meningkatkan konsumsi buah dan sayur serta menurunkan
asupan lemak, serta mengendalikan stres.
V-A. SIMPULAN
Diagnosis Holistik :
1. Diagnosis Biologis
Hipertensi Stage I
2. Diagnosis Psikologis
Penderita tidak memiliki beban pikiran maupun mental akan penyakitnya.
Hubungan antar anggota keluarga harmonis dan saling mendukung.
3. Diagnosis Sosial
Hubungan dengan masyarakat sekitar berjalan baik, kondisi lingkungan dan rumah
cukup sehat, pendidikan penderita dan keluarganya cukup baik, penderita menyadari
arti pentingnya kesehatan, dan penderita mampu memenuhi kebutuhan dirinya dan
keluarganya dengan baik.
V-B. SARAN
Saran Komprehensif
Saran yang dapat diberikan kepada penderita dan keluarganya adalah sebagai berikut:
1. Promotif
Edukasi kepada keluarga mengenai hipertensi yang diderita Tn. T dan juga
komplikasinya sehingga keluarga dapat membantu mengawasi pola makan Tn. T
serta mengontrol tekanan darah minimal seminggu sekali.
2. Preventif
konsumsi makanan rendah garam dan tinggi serat
rendah kolesterol
mengendalikan stres
berolahraga teratur
3. Kuratif
Obat antihipertensi yaitu captopril 12,5 mg 3 x 1 tablet perhari.
4. Rehabilitatif
-
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid I. Jakarta : Media
Aesculapius.