Content
Content
Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu menyebut dan mendiskripsikan jenis-jenis urat daging/otot pada ikan
2. Mahasiswa mampu memahami fungsi organ listrik pada ikan
5.1 Pendahuluan
Secara fungsional sistem otot pada ikan dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu:
- Otot yang bekerja dibawah rangsangan atau koordinasi otak, sering disebut juga otot
sadar (voluntary muscular).
- Otot yang bekerja tidak dibawah koordinasi otak, atau disebut juga otot tidak sadar
(involuntary muscular).
Berdasarkan struktur dan funsinya otot pada ikan dapat pula dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu:
- Otot polos,
- Otot bergaris/lurik
- Otot jantung
Berdasarkan penempelannya dapat dibedakan pula menjadi:
- Otot yang menempel pada rangka, yaitu otot bergaris/lurik (skeletal muscle)
- Otot yang tidak menempel pada rangka, yaitu otot polos dan otot jantung (non
skeletal muscle).
61
Tubuh ikan terdiri dari kumpulan blok-blok otot, setiap blok disebut myotome (pada
saat embrio ikan disebut myomer). Myotome tersusun menurut pola tertentu yang dapat
dibedakan menjadi dua tipe umum, yaitu:
Cyclostomine, tipe ini ditemukan pada kelompok agnatha (ikan tidak berahang).
Piscine, ditemukan pada kelompok ikan Elasmobranchii (bertulang rawan) dan
Teleostei (bertulang keras). Kumpulan otot ini, biasanya diberi nama sesuai dengan
pergerakannya atau organ tempat otot itu melekat, seperti otot penegak sirip
punggung, otot penarik sirip dada dan lain-lain.
Pola kontruksi otot-otot parietal terdiri dari urutan myomere yang zig-zag diikat oleh
myoseptum yaitu bagian jaringan ikat yang membatasi antara myomer berurutan. Myomer
terbentang mulai dari tengkorak sampai ujung ekor yang berdaging. Setiap myomer terdiri
dari bagian dorsal yang disebut epaksial dan bagian ventral disebut hypaksial (Gambar 4.1).
Keduanya dipisahkan oleh selaput berupa jaringan ikat yang disebut horizontal keletogeneus
septum. Pada bagian permukaan selaput ini terdapat urat daging yang menutupinya
dinamakan musculus lateralis superficialis yang banyak mengandung lemak dan pembuluh darah
sehingga berwarna merah tua, otot ini disebut juga red muscle..
Umumnya serabut otot mengarah anteroposterior, tetapi beberapa serabut hypoksial dari
setiap myomer tersusun serong ventromedial. Kontraksi dari kelompok myomer di satu
pihak akan disambut oleh kontraksi kelompok myomer di lain pihak, menyebabkan tubuh
ikan menjadi meliuk-liuk pada saat berenang.
Gambar 5.1. Penampang melintang badan ikan yang menujukkan urat dagingnya (Sumber:
http://esi.stanford.edu/exercise/exercise6.htm; http://www.earthlife.net/fish/muscles.html)
62
)
Pada umumnya kerja otot memiliki fungsi ganda, ada yang berkerja secara sinergis
yang bekerja saling menyokong dengan yang lainnya, ada pula yang berfungsi sebagai
antagonis yang bekerja berlawanan, yaitu satu berkontraksi dan yang lainnya mengendur.
Bagian-bagian besar otot bergaris pada tubuh ikan ada empat, yaitu:
Otot ocolomotor, yang terdapat pada mata dengan jumlah tiga pasang.
Otot hypobranchial, terdapat pada dasar pharynx, rahang, hyoid dan lengkung
insang (berfungsi sebagai pengembang).
Otot branchiomeric yang terdapat pada muka, rahang dan lengkung insang
(berfungsi sebagai pengkerut). Otot yang bekerja terhadap rawan insang pada hiu
ialah kelompok otot branchial yang terdiri dari otot-otot konstriktor, levator dan
interakualia.
Otot appendicular yang berfungsi untuk menggerakkan sirip. Pada daerah sirip
berpasangan (sirip perut dan sirip dada), otot-ototnya melanjutkan diri ke dinding
tubuh, terjadi pelekatan ikatan otot hypaksial dari beberapa myomer yang berurutan
ke gelang anggota dan menyebar pada sirip, membentuk dua macam kelompok otot
yaitu abductor (untuk menegakkan siri) dan adductor (untuk mengembangkan sirip),
dengan beberapa tambahan seperti lembaran otot tipis yang di antara jari-jari sirip
(untuk melipat sirip).
Otot pada sirip-sirip tunggal berfungsi untuk menggerakkan sirip-sirip tersebut.
Otot-otot permukaan pada sirip punggung dan sirip dubur misalnya tersusun secara
berpasangan, yaitu otot protractor (penegang) dan retractor (pengendur). Sirip ekor mempunyai
gumpalan otot lateral yang dihubungkan oleh otot pada bagian dasarnya. Otot ekor
berfungsi menggerakkan (dorsal flexor dan ventral flexor) dan mengembangciutkan seperti
kipas (flexor, interfilamental di antara jari-jari sirip). Pada kepala ikan, otot berhubungan
terutama dengan rahang dan tulang lengkung insang.
Warna otot ikan sangat beragam mulai keputihan, orange dampai kemerahan, hal ini
bergantungpada jenis ikan. Penyebab utama antara daging putih dan daging merah adalah
kandungan pigmennya, dimana myoglobin menjadi pigmen utama yang terdapat pada daging
merah (Winarno, 1984).
Menurut Okada (1990) daging merah mengandung myoglobin dan hemoglobin yang
bersifat prooksidan serta kaya akan lemak. Warna merah pada daging ikan disebabkan
kandungan hemoproteinnya tinggi yang tersusun atas protein mioety, globin dan struktur
63
heme. Di antara hemoprotein yang ada, myoglobin adalah hemoprotein yang terbanyak.
Lebih dari 80 % hemoprotein pada daging merah adalah myoglobin dan hemoglobin.
Myoglobin mirip dengan hemoglobin namun bentuknya lebih kecil, yaitu kira-kira
satu per empat bagian dari besar hemoglobin. Satu molekul myoglobin terdiri dari satu rantai
polipeptida yang terdiri dari 150 buah asam amino. Berdasarkan sifat fisiknya, myoglobin
merupakan bagian dari protein sarkoplasma daging, bersifat larut dalam air dan larutan
garam encer. Molekul myoglobin terdiri dari dua bagian yaitu: bagian protein (globin) dan
bagian non protein (heme). Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah hemoglobin dan
myoglobin pada daging ikan antara lain:
- Tingkat aktivitas jaringan (fisiologis)
- Suplai darah,
- Tingkat kebutuhan oksigen,
- Umur dan spesies ikan
64
dipergunakan juga untuk menyerang lawan atau mempertahankan diri, pada ikan yang
menghasilkan voltase yang tinggi dapat dilemahkan ikan-ikan yang berukuran yang lebih
besar.
Pada umumnya organ listrik ini berasal dari otot yang memiliki banyak bentuk, lokasi,
struktur, dan juga faalnya. Organ listrik ini dapat ditemukan pada ekor (misalnya pada ikan
pari listrik), di bawah kulit (Teleostei), pada sirip, di belakang mata (star-gazer), atau pada
sebagian besar permukaan tubuh (belut listrik). Ikan yang hidup pada daerah beriklim
sedang mempunyai voltage yang lebih tinggi dari pada ikan yang hidup pada daerah dingin.
Pada umumnya ikan laut mempunyai voltase tinggi dibanding ikan air tawar, kecuali belut
listrik (Electrophoros) dan ikan lele listrik (Malapterurus electricus).
Ikan yang dapat menghasilkan kejutan listrik voltase tinggi antara lain Electrophorus
electricus, Torpedo nobilian, Malapterurus electricus. Kejutan listrik ini digunakan untuk
membunuh mangsa dan mempertahankan diri dari serangan musuh. Sedangkan ikan
bervoltase rendah misalnya Mormyrus rume, Gymnotus carapo, Gymnoranchus niloticus, Raja
65
clavata. Aliran listrik ini berfungsi sebagai bagian dari sistem electrosensori dan alat
komunikasi antar ikan.
Ikan Raja dan Electrophorus, organ listriknya terletak pada ekor. Pada Electrophorus
electricus (belut laut), organ listriknya dapat menghasilkan arus listrik antara 350 - 650 volt.
Ikan ini memiliki ukuran tubuh hingga panjang 3 meter, termasuk ikan dengan pergerakan
lamban dan hidup pada daerah yang visibiltasnya rendah (keruh/gelap). Pada Torpedo nobilian
yang hidupnya di dasar laut dengan pergerakannya juga lamban, mengeluarkan arus listrik
sampai 220 volt. Malapterurus electricus, hidup di sungai yang gelap di benua Afrika,
panjangnya bisa sampai satu meter dan dapat mengeluarkan muatan listrik sebesar 350 volt
(Bond, 1979).
Unit fungsional organ listrik adalah electroplaks, berupa sel berinti banyak.
Umumnya sebelah permukaannya datar melipat-lipat kecil; mito-khondria terkonsentrasi di
bawah selaput ini. Permukaan datar yang sebelahnya lagi penuh dengan syaraf-syaraf yang
masuk. Beratus bahkan beribu-ribu electroplaks bertumpuk membentuk batang, dan banyak
batang-batang terdapat dalam satu organ (Gambar 4.3).
66
BAHAN EVALUASI
67