Anda di halaman 1dari 4

Liburan Ceria di Kampung Halaman

Yaya... Yaya mau liburan kemana? Jalan-jalan di Banda Aceh aja atau pulang ke Tangse, tanyaku
kepada putriku, Naqiya, 23 bulan setelah pengajuan cuti bekerjaku selama 3 hari disetujui oleh
atasan.

Alan-alan di Anda Ceh, ia menjawab dengan bahasa cadelnya.

Terus?

Pulang ampung Angce.

Naqiya lalu menceritakan apa saja yang ingin dilakukan ketika sampai di rumah Nyak Syik (nenek). Ia
ingin memberi umpan bebek angsa yang kerap ia sebut bebek syasya, ayam, dan burung merpati.
Lalu memancing bersama ayah di kolam ikan yang terletak di belakang rumah dan bermain di sungai.

Liburan ke kampung adalah momen yang saya yakin paling ditunggu-tunggu oleh siapapun. Entah itu
orang tua atau anak-anak. Menikmati kembali kenangan indah masa kecil di tanah kelahiran sambil
mengajak sang buah hati tentu sangat menyenangkan. Apalagi jika selama ini kita menetap di kota
yang penuh dengan hiruk pikuk dan penuh dengan polusi. Belum lagi dengan rutinitas harian yang
membuat kebersamaan bersama keluarga menjadi tersita. Oleh karena itu, menghabiskan masa cuti
dengan meningkatkan quality time bersama keluarga adalah pilihan yang tepat. Dan kami memilih
kampung halaman saya sebagai destinasi liburan kali ini.

Kampung saya terletak di Tangse, Kabupaten Pidie- Aceh. Jarak tempuh dari Banda Aceh ke Tangse
hanya 5 jam. Perjalanan darat tersebut sama sekali tidak melelahkan karena sepanjang jalan kami
bisa menikmati panorama alam pegunungan dan menghirup udara yang fresh serta bebas polusi.
Selain itu, berlibur di kampung halaman juga murah meriah, kami tidak perlu menyewa penginapan,
membeli makanan, dan semua tempat wisata yang kami kunjungi pun tidak ada pungutan biaya
masuknya. Kami hanya perlu menyiapkan dana untuk membeli tiket bus yang tidak sampai Rp 500
ribu rupiah pulang-pergi.

Sebenarnya ada timbul sedikit rasa khawatir kalau kami pulang ke Tangse. Perbedaan cuaca antara
Banda Aceh yang panas dengan Tangse yang dingin dan sering turun hujan terkadang bisa membuat
anak-anak menjadi demam dan pilek. Karenanya, saya tidak lupa membawakan minyak telon,
termometer, dan obat-obatan seperti obat penurun panas seperti Tempra. Setidaknya kalau Naqiya
nanti demam, saya bisa melakukan pertolongan awal sebelum memutuskan untuk membawanya ke
dokter.

Ya, Tempra syrup menjadi salah satu pilihan saya ketika Naqiya demam. Obat ini mengandung
paracetamol yang merupakan antipiretik yang bisa menurunkan panas dan analgetik yang bisa
mengurangi nyeri. Naqiya sangat suka rasa anggur obat ini. Untuk Naqiya yang kini berusia 23 bulan,
dosis tempra adalah sendok takar (5ml) atau 160ml.

Ketika hari yang ditunggu tiba, Naqiya terlihat senang sekali. Ayo naik bus, Ma. Naik bus, ucapnya
ketika minibus yang kami jumpai menjemput. Putri kecil kami itu memang sangat suka berpergian
dengan mobil baik itu mobil pribadi, bus, atau angkutan umum lainnya.
Saya dan suami memilih berangkat siang dari Banda Aceh karena waktu itu adalah jam tidur Naqiya.
Jadi, selama tiga jam di dalam perjalanan ia tertidur pulas di dalam mobil. Baru ketika memasuki
Kecamatan Tangse, Naqiya terjaga. Sapi dan kerbau yang sedang mengembala di sawah menjadi
pemandangan yang sangat menarik perhatiannya.

Lalu apa saja yang dilakukan oleh Naqiya selama liburan di Tangse?

- Memberi umpan ayam, bebek, dan merpati

Sesampai di Tangse, ia langsung mengajak nenek ke kandang yang terletak di belakang rumah untuk
melihat bebek, ayam, dan merpati. Tetapi, hari sudah senja ketika kami tiba dan unggas tersebut
sudah diberikan umpannya oleh ibu saya. Walhasil, keesokan hari, pagi-pagi, Naqiya sudah bangun
dan langsung membantu nenek memberikan umpan tersebut. Begitu juga ketika sore hari, ia juga
tidak mau ketinggalan saat nenekmemasukkan binatang-binatang tersebut ke dalam kandang.

Saat melihat anak-anak ayam, Naqiya langsung girang. Ma, itu anak-anaknya. Tunjuknya kepada
saya. Selama ini, Naqiya hanya melihat ayam dan binatang lainnya lewat buku atau video. Pun
demikian ketika berinteraksi langsung dengan merpati. Ma, melpati. Ini sayapnya. Alna putih,
jelasnya kepada saya tentang merpati berwarna putih yang ada di kandang.

- Memancing di kolam

Di belakang rumah kami terdapat kolam yang di dalamnya hidup beraneka jenis ikan air tawar. Ada
mujair, nila, mas koki, bawal, dan lele. Ikan-ikan tersebut juga sangat jinak sehingga ketika kami
melempar umpan, mereka langsung berebutan. Naqiya sangat senang ketika melihat ikan-ikan
tersebut dan ingin melompat ke dalam kolam untuk menangkap ikan tersebut. Tapi kolamnya dalam
dan airnya tidak bersih. Maka sayapun melarangnya.

Penasaran dengan ikan-ikan yang bermunculan di atas air, Naqiya dan ayah memutuskan untuk
memancing. Pancing yang digunakan bukannlah pancing profesional ala acara mancing di TV, tapi
hanya kayu panjang yang diikat dengan benang dan kail diujungnya. Kebetulan ada udang di kulkas
nenek, jadilah udang tersebut sebagai umpan.

Strike! belum lima menit memancing, Naqiya dan ayah berhasil menangkap mujair besar yang ada
di kolam. Begitu juga seterusnya, ikan-ikan tersebut dengan mudah mereka pancing. Asyik, mujair
tersebut kami jadikan sebagai lauk untuk makan siang dengan digoreng atau dibakar.

- Bermain di sungai

Bagi kami, nikmatnya pulang kampung adalah bisa bermain di tempat-tempat yang menarik tanpa
harus mengeluarkan rupiah dan dekat dengan rumah. Misalnya mau ke sungai, tinggal berjalan kaki
beberapa langkah maka kami langsung tiba di aliran sungai yang jernih dan bebatuan yang bersih.
Tidak hanya itu, sungai tersebut bagaikan sungai pribadi saja karena tidak ada orang yang mandi di
sana. Maklum, kami kesana pada hari libur, anak-anak yang suka bermain di sungai sedang sekolah.

Naqiya senang sekali ketika kakinya memasuki air sungai yang dingin. Dingin... ucapnya sambil
terus menarik tangan ayahnya untuk ikut serta. Tanpa takut dengan riak sungai yang lumayan deras,
ia langsung menceburkan tubuhnya ke dalam air. Eits, tentunya didampingi oleh ayahnya. Setengah
jam tidak cukup baginya untuk bermain air, batu, dan pasir di sungai. Satu jam lebih ia sanggup dan
kalau saya tidak mengajaknya pulang, ia akan betah berlama-lama lagi bermain di sungai tersebut.

Pernah, setelah lelah bermain di sungai, pada malam harinya badan Naqiya hangat. Setelah saya cek
dengan menggunakan termometer, ternyata suhu tubuh Naqiya 38 Celcius. Sedikit tinggi dari suhu
normal. Saya agak panik apalagi saat itu kami sedang di kampung yang jauh dari fasilitas kesehatan.
Namun, berdasarkan pengalaman ketika Naqiya bayi yang sering demam terutama waktu mau
tumbuh gigi, saya sudah tidak panik lagi ketika menghadapi anak demam saat ini. Salah satu cara
meredam kepanikan saat anak demam adalah dengan membawa obat penurun panas Tempra setiap
bepergian.

Tempra, Obat Penurun Panas yang Tepat

Tempra adalah obat penurun panas yang menjadi pilihan saya. Obat ini mengandung parasetamol
yang bersifat antipiretik yaitu mampu menurunkan panas dan analgetik untuk mengurangi nyeri.
Jadi, tidak hanya bisa digunakan saat anak demam tetapi juga saat anak mengalami nyeri akibat
tumbuh gigi, misalnya. Tempra merupakan obat yang bisa dibeli secara bebas tanpa resep dokter.
Namun demikian, kita harus mengikuti aturan pakainya.

Dulu waktu Naqiya masih berusia di bawah 1 tahun, saya memberikannya Tempra Drop. Setiap 0,8
ml mengandung 80mg parasetamol. Rasa anggurnya sangat disukai oleh Naqiya. Kini, ketika buah
hati saya berusia 23 bulan, Tempra yang digunakan berbentuk syrup dengan rasa anggur. Setiap
5mlnya mengandung 160 mg parasetamol. Lalu berapa dosis yang kita berikan untuk anak? Dosis
parasetamol adalah 10-15mg per kilogram berat badan per kali kasih. Jadi, karena Naqiya beratnya
13kg, maka dosis yang saya berikan adalah 130mg.

Eits, tunggu dulu, meskipun obat ini bisa dibeli tanpa resep dokter, tetapi kita harus memperhatikan
dosis dan durasi pemberiannya. Dosisnya jangan sampai lebih dari dosis anjuran dan durasi
pemberiannya adalah 4 sampai 5 kali sehari. Kalau anak masih demam setelah pemberian Tempra
segera kunjungi dokter.

Selain memberikan obat penurun panas, saya juga melakukan hal-hal berikut ini saat Naqiya demam.

- Tetap menyusui. Karena Naqiya masih menyusui, maka saya langsung memberikan ASI
untuknya.
- Jaga asupan cairan. Saya harus memastikan Naqiya tidak kekurangan cairan. Demam ringan
seperti itu bisa juga disebabkan karena dehidrasi. Oleh karena itu, selain ASI saya juga
memberikannya minuman dan makanan berkuah.
- Kompres hangat. Mengompres dengan air hangat juga bisa menurunkan suhu tubuh.
Caranya adalah dengan membasahi handuk kecil dengan air hangat-hangat kuku, lalu
menempelkannya pada ketiak, leher, dan dahi selama 5-10 menit.
- Pakaikan baju yang tipis
- Memeluk sang buah hati karena pelukan ibu juga bisa memberikan kenyamanan kepada
sang buah hati.
- Jika suhu tubuh anak semakin tinggi dan mencapai 39C atau lebih, segera kunjungi dokter.
Tiga hari liburan di kampung halaman benar-benar sangat menyenangkan terutama bagi putri
kami Naqiya. Ia dengan bebas bisa mengeksplorasi alam dan melihat langsung binatang-binatang
yang selama ini hanya ia tahu lewat foto, gambar, atau video. Begitu juga ketika bermain air di
sungai, ia jadi tahu bagaimana riak air, bebatuan, dan lumut yang terdapat di sana. Liburan itu
memang tidak perlu mahal asalkan ada esensi yang bisa kita dapatkan dan kebersamaan
keluarga selalu tercipta.

Anda mungkin juga menyukai