Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aksi adalah suatu keadaan di mana seseorang memulai suatu interaksi,
sedangkan reaksi adalah suatu keadaan di mana seseorang menjawab suatu
rangsang yang bersifat disadari dan terkendali. Reaksi ini menjadi penting
apabila dihadapkan dengan berbagai keadaan yang memerlukantindakan yang
tepat dan cepat (1). Manusia senantiasa berinteraksi dengan lingkungannya.
Interaksi ini dapat berupa aksi dan reaksi.
Waktu reaksi manusia dibagi menjadi tiga tahap yakni waktu untuk
impuls saraf untuk lulus dari reseptor ke korteks serebral,waktu yang dibutuhkan
untuk memproses impuls saraf dan mengatur reaksi menanggapi dalam sistem
saraf pusat,dan saat organisme menanggapi tindakan (1).
Waktu reaksi manusia tergantung pada modalitas stimulus dan stimulus
itu dibagi menjadi beberapa bagian yaitu pada jenis sinyal stimulus,intensitas
stimulus,tingkat pendingin.sedangkan membiasakan menanti persepsi sinyal, usia
dan jenis kelamin,dan kompleksitas reaksi ( sederhana atau selektif ) . (1)
Untuk reaksi sederhana manusia rata-rata waktu dalam kasus yang paling
menguntungkan tidak kurang dari 0,15 detik.Waktu reaksi manusia adalah salah
satu faktor yang paling penting dalam pemilihan pekerjaan .(1)
Waktu reaksi adalah sejak adanya rangsang sampai terjadinya respon
yang diberikan organisme. Interval antara hadirnya suatu signal dan respon
pengamat terhadap respon .Waktu minimum antara suatu rangsang dengan suatu
respon. Interval waktu antara suatu rangsang dengan suatu respon (1).
Respon yang diberikan oleh organisme terhadap rangsang tertentu tidak
secepat datangnya rangsang. Hal ini disebabkan karena untuk menjawab
suaturangsang maka organ tubuh tertentu seperti penglihatan harus dirangsang
untukmenjadi aktif, kemudian impuls rangsang tersebut dihantarkan ke otak, dan

1
dihantarkan ke efektor. Waktu paling lama dari respon ini terjadi di otak karena
otak harus mengolah seluruh rangsang yang masuk melalui sistem sensorik
danharus mengatur respon apa yang akan dilakukan oleh efektor (proses
asosiasi).Saat stimulus (cahaya, taktil, suara) diberikan, maka reseptor akan
mengubahnyamenjadi impuls elektrokimia yang akan berjalan sepanjang serabut
saraf sensorik,masuk ke dalam sistem saraf pusat kemudian berjalan dalam
serabut saraf motorikhingga mencapai efektor. Reaksi yang hanya melibatkan
stimulus, reseptor,medula spinalis, dan efektor lebih cepat dibandingkan dengan
reaksi yangmengikutsertakan otak. Reaksi yang hanya melibatkan stimulus,
reseptor, medulaspinalis, dan efektor disebut refleks (2).
Waktu reaksi (reaction time) merupakan waktu antata pemberian
rangsangan sampai dengan timbulnya respon terhadap rangsangan tersebut.
Parameter waktu reaksi dipakai untuk pengukuran performansi. Yang
mempengaruhi performansi kerja diantaranya tingkat kelelahan,kondisi,
motivasi, rasa bosan, konsentrasi, dan kondisi psikologis manusia lainnya. Hal
tersebut akan menyebabkan waktu reaksi yang berbeda-beda antara lain satu
kondisi dengan kondisi lainnya. Kondisi-kondisi tersebut dipengaruhi oleh
lingkungan baik secara fisik (penerangan, temperature, getaran) maupun secara
psikologis (suasana hati, motivasi) dan kerja itu sendiri (2).

B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk:
1. Menjelaskan Proses Pengukuran waktu reaksi
2. Menjelaskan penggunaan waktu reaksi dalam kehidupan sehari-hari.

C. ManfaatPraktikum
Denga melaksanakan praktikum inidiharapkan dapat mengetahui Proses
Pengukuran waktu reaksi dan penggunaan waktu reaksi dalam kehidupan sehari-
hari.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Waktu Reaksi


Waktu reaksi adalah interval antara penerimaan stimulus terhadap respon
motorik secara sadar (2) . Waktu reaksi terdiri dari 2 jenis ,yaitu waktu reaksi
sederhana dan waktu reaksi pilihan. Waktu reaksi seseorang merupakan hal
pentingyang dibutuhkan seseorang ketika melakukan aktivitas yang memerlukan
konsentrasi penuh. Waktu reaksi dipengaruhi oleh intensitas stimulus, jenis
stimulus, dan konsentrasi. Faktorlain yang juga mempengaruhi waktu reaksi
adalah umur, jeniskelamin, latihan, kelelahan, alkohol, dan konsumsiobat-obatan
(2).
Bentuk-bentuk Waktu Reaksi
Waktu reaksi terdiri dari 2 macam bentuk (3):
1. Waktu reaksi sederhana
Pemeriksaan dilakukan dengan memberikan satu rangsangan yang
harus dijawab dengan satu macam respon secepat mungkin. Tidak ada
alternatif lainyang menyulitkan individu dalam menjawab rangsangan
karena subyek sudahmengetahui sebelumnya respon yang harus
dilakukannya. Waktu rata-rata bervariasi bagi setiap individu dan untuk
perbedaan kepekaan. Percobaan waktureaksi sederhana adalah sebagai
berikut: Subyek berada dalam ruangan dengan cahaya remang-remang.
Subyek dudukmenghadap meja yang telah diberi layar yang tembus
cahaya, jika lampu menyala,cahaya tersebut merupakan stimulus bagi
subyek. Pada meja terdapat alatpemindah aliran listrik atau tombol. Jari
subyek diletakkan pada tombol tersebutdan subyek harus menekan tombol
secepatnya jika lampu menyala. Di belakang,terdapat suatu alat yang
digunakan untuk mengukur waktu dengan tepat danpemeriksa mencatat
waktu reaksi subyek tersebut (3).

3
2. Waktu reaksi memilih
Pada percobaan waktu reaksi memilih ini, subyek harus
memberikan jawaban yang cocok dengan rangsang yang diberikan,
misalnya, menekan tombol yangsesuai dengan huruf yang tampak pada
layar (3).
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Waktu Reaksi
Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu reaksi (4):

1. Arousal
Arousal atau state of attention, dalam hal ini didalamnya termasuk
tekanan darah. Waktu reaksi akan menjadi cepat bila tekanan darah ada di
level tengah (dalam keadaan normal), dan akan melambat bila praktikan
terlalu santai atau terlalu tegang
2. Usia
Faktor usia berpengaruh pada kematangan emosional dan juga
faktor alat motorik (otot) dalam memberikan reaksi. Pada anak-anak usia
di bawah 3 tahun, kesiapan mental belum tumbuh dengan baik di samping
pertumbuhan otot yang masih dini. Hal ini menyebabkan reaksi yang
dihasilkan belum terintegrasi dengan baik sehingga menjadi tidak teratur
dan terpencar. Pada usia 7-8 tahun,kematangan mental dan pertumbuhan
otot sudah menjadi lebih baik dan akan terus meningkat sampai mencapai
dewasa. Hal ini mempengaruhi waktu reaksi yang akan terus berkembang
menjadi lebih cepat. Pada orang dewasa nilai waktu reaksi tidak banyak
berubah. Pada usia 60 tahun, waktu reaksi yang dihasilkan menjadi lebih
lambat. Hal ini disebabkan oleh menurunnya kemampuan dalam proses
mental dan juga kemampuan otot-otot untuk memberikan reaksi.
Waktu reaksi menjadi berkurang mulai usia bayi hingga akhir 20-
an, bertambah pada usia 50-60 tahun, lalu melambat pada usia 70 tahun
keatas. Penurunan waktu reaksi pada orang dewasa mungkin disebabkan
karena orang dewasa lebih hati-hati merespon sebuah stimulus. Orang

4
dewasa juga cenderung mencurahkan pikirannya pada satu stimulus dan
mengabaikan stimulus yang lainnya.
3. Jenis kelamin
Biasanya laki-laki memiliki waktu reaksi yang lebih cepat
daripada wanita.
4. Right handed vs left handed
Orang kidal, banyak menggunakan otak kanan, dimana otak kanan
banyak digunakan untuk berpikir mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
kreativitas, dan hal-hal yang berkaitan dengan ruang (misal: membidik
sasaran). Maka banyak peneliti bernaggapan bahwa orang kidal memiliki
waktu reaksi yang lebih cepat dibanding dengan orang yang tidak kidal.
5. Direct vs peripheral vision
Waktu reaksi akan lebih cepat bila stimulus diberikan ketika subyek
melihat tepat pada titik stimulus (direct vision), dan dapat melambat bila
stimulus diberikan disekitar pandangan mata (peripheral vision).
6. Practice and errors
Ketika seorang subyek melakukan hal yang baru atau belum pernah
dilakukan sebelumnya, maka waktu reaksinya akan lebih lambat bila
dibandingkan dengan subyek yang sudah terlatih atau efek pembelajaran.
7. Kelelahan
Waktu reaksi akan melambat bila subyek sedang mengalami kelelahan.
8. Gangguan
Adanya gangguan pada saat stimulus diberikan dapat meningkatkan waktu
reaksi.
9. Peringatan akan stimulus
Waktu reaksi akan menjadi lebih cepat apabila ada peringatan yang
diberikan kepada subyek sebelum stimulus tersebut diberikan.
10. Alkohol
Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat menurunkan waktu reaksi.

5
11. Faktor lingkungan
Pencahayaan, temperatur, dan lain-lain.
12. Faktor psikologi
Suasana hati, tekanan, dan lain-lain.
13. Faktor latihan
Semakin banyak orang berlatih, semakin baik reaksinya, semakin
cepat pulawaktu reaksi yang diperlukannya untuk menjawab suatu
rangsang (Woodworth and Schloberg, 1968).Latihan akan
menguntungkan karena akan membiasakan dan melatih terutama saraf
motorik dalam memberikan reaksi terhadap rangsang yang diberikan.
Apabila subyek penelitian sudah terlatih maka akan semakin cepat
memberikan reaksi terhadap rangsang yang diberikan (Caroline Hermans,
2002).
14 Faktor konsentrasi
Semakin tinggi tingkat konsentrasi orang terhadap suatu rangsang,
semakin tinggi pula kepekaannya, sehingga semakin cepat pula waktu
reaksinya terhadap rangsang yang diberikan (Woodworth and Schloberg,
1968).
15. Faktor Olahraga
Welford (1980) menemukan bahwa subyek yang sehat dan segar secara
fisik memiliki waktu reaksi yang lebih cepat. Levitt dan) menunjukkan
bahwa subyek memiliki waktu reaksi yang lebih cepat ketikadia
berolahraga secukupnya (Kosinski, 2008). Ketika denyut nadi seseorang
meningkat akibat olahraga berat tetapi tidakmenimbulkan kelelahan,
waktu reaksi akan semakin cepat (Woodworth andSchloberg, 1968).
16. Faktor penyakit
Infeksi traktus respiratorius atas akan memperlambat waktu reaksi,
membuat mood menjadi jelek, dan menyebabkan gangguan tidur
(Kosinski, 2008).

6
BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Identitas Probandus
Nama : Tn. Ageng Luhur Caesar
Umur : 24 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki

B. Alat dan Bahan


Alat yang dipergunakan adalah (5) :
1. Stopwatch biasa (2 Buah )
2. Stopwatch elektronik (1 Buah)
3. Garpu Tala 1 buah
4. Alat peraga cahaya dengan lempeng-lempeng huruf atau angka.

C. Cara Kerja
Waktu Reaksi Sederhana (5)
1. Siapkan peralatan, tentukan 1 orang naracoba, 1 orang pemeriksa dan 1
orang pencatat.
2. Lakukan kalibrasi terlebih dahulu antara stopwatch biasa dan stopwatch
elektronik, dengan cara menekan stopwatch secara bersamaan untuk
memulai dan menghentikan secara bersamaan pula. Catat selisish waktu
yang dicatat oleh kedua stopwatch tersebut.
3. Rangsangan sentuhan
Mula-mula naracoba disuruh memegang stopwatch tekan pada tangan kiri
dijulurkan lurus diatas meja. Mata orang coba ditutup peneliti juga
memegang stopwatch yang sama kecepatannya dengan stopwatch tekan,
namun waktu ditekan tidak menimbulkan suara (stopwatch elektronik),
selanjutnya peneliti menekan stopwatch bersamaan menyentuh tangan kiri
naracoba. Naracoba diminta menekan stopwtch secepat-cepatnya pada
saat tangan kiri mendapat sentuhan, lakukan hal tersebut, perbedaan antara
waktu penekanan stopwatch oleh peneliti dan orang coba merupakan suatu
reaksi sederhana.
4. Rangsangan suara

7
Dengan cara yang sama pada percobaan 1 ,tetapi percobaan ini yang
diberikan adalah rangsangan suara. Orang coba disuruh menekan
stopwatch bila ia mendengar bunyi garpu tala (stopwatch) bukan sentuhan.
5. Rangsangan cahaya
Pada percobaan ini rangsangan yang diberikan ialah cahaya lampu baterai
sedang percobaan seperti percobaan 1.
Waktu Reaksi Pilihan
Sebelum melakukan percobaan orang coba terlebih dahulu disuruh
memilih sinyal dan memilih satu jawaban tanpa mengetahui sinyal
sesungguhnya yang akan diberikan. Sinyal yang akan diberikan terdiri atas
4 macam sinyal yaitu huruf A1, A2,B1,dan B2. Naracoba
menjawab dengan menekan stopwatch. Pada saat itu peneliti
memperlihatkan satu sinyak yang harus dijawab dengan bersamaan
dengan menekan stopwatch. Setelah latihan beberapa saat, percobaan
dimulai. Langkah percobaan seperti langkah pada percobaan waktu reaksi
sederhana.(5)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Percobaan
1. Waktu reaksi sederhana
Hasil kalibrasi stopwatch
Tabel 1. Hasil percobaan waktu reaksi sederhana pada naracoba
Rangsangan Rangsangan Rangsangan
sentuhan (detik) suara (detik) cahaya (detik)
Stopwatch 10,19 05,88 06,18

8
naracoba
Stopwatch 10,59 06,13 06,34
pemeriksa
Selisih (waktu 0,40 0,25 0,16
reaksi)

2. Waktu Reaksi Pilihan


Tabel 2. Hasil percobaan waktu reaksi pilihan pada naracoba
Ulangan Stopwatch Stopwatch Selisih (waktu
naracoba pemeriksa reaksi)
1 05,82 detik 06,18 detik 0,36 detik
2 06,06 detik 06,40 detik 0,34 detik
3 7,56 detik 7,88 detik 0,32 detik
Rata-rata 06,48 detik 06,82 detik 0,34 detik

B. Pembahasan
Dari hasil percobaan didapatkan hasil bahwa pada waktu reaksi sederhana
rangsangan sentuhan selisih (waktu reaksi) antara stopwatch naracoba dan
stopwatch pemeriksa yaitu 0,40 detik, Rangsangan suara selisih (waktu reaksi)
antara stopwatch naracoba dan stopwatch pemeriksa yaitu 0,25 detik,
Rangsangan cahaya selisih (waktu reaksi) antara stopwatch naracoba dan
stopwatch pemeriksa yaitu 0,16 detik.
Pada waktu reaksi pilihan rangsangan sentuhan /ulangan 1 selisih (waktu
reaksi) antara stopwatch naracoba dan stopwatch pemeriksa yaitu 0,36 detik,
Rangsangan suara/ulangan 2 selisih (waktu reaksi) antara stopwatch naracoba
dan stopwatch pemeriksa yaitu 0,34 detik, Rangsangan cahaya/ ulangan 3 selisih
(waktu reaksi) antara stopwatch naracoba dan stopwatch pemeriksa yaitu 0,32
detik.
Adapun rata-rata waktu reaksi pilihan pada naracoba, stopwatch naracoba
yaitu 06,48 detik, stopwacth pemeriksa yaitu 06,82 detik sedangkan rata-rata
selisih (waktu reaksi) yaitu 0,34 detik.

9
Waktu reaksi adalah waktu yang diperlukan seseorang untuk menjawab
sesuatu rangsangan secara sadar dan terkendali, dihitung mulai saat rangsangan
diberikan sampai dengan timbulnya respon dari subjek yang menerima
rangsangan. Waktu reaksi terdiri dari 2 jenis, yaitu Waktu Reaksi Sederhana dan
Waktu Reaksi Pilihan. (3).
Waktu reaksi terdiri dari 2 macam bentuk: Waktu reaksi sederhana yaitu
Pemeriksaan dilakukan dengan memberikan satu rangsangan yang harus dijawab
dengan satu macam respon secepat mungkin. Tidak ada alternatif lain yang
menyulitkan individu dalam menjawab rangsangan karena subyek sudah
mengetahui sebelumnya respon yang harus dilakukannya. Waktu rata-rata
bervariasi bagi setiap individu dan untuk perbedaan kepekaan. Percobaan waktu
reaksi sederhana adalah sebagai berikut: Subyek berada dalam ruangan dengan
cahaya remang-remang. Subyek duduk menghadap meja yang telah diberi layar
yang tembus cahaya, jika lampu menyala,cahaya tersebut merupakan stimulus
bagi subyek. Pada meja terdapat alat pemindah aliran listrik atau tombol. Jari
subyek diletakkan pada tombol tersebut dan subyek harus menekan tombol
secepatnya jika lampu menyala. Di belakang, terdapat suatu alat yang digunakan
untuk mengukur waktu dengan tepat dan pemeriksa mencatat waktu reaksi
subyek tersebut (3). Waktu reaksi sederhana (SRT), waktu minimal yang
diperlukan untuk menanggapi rangsangan, adalah ukuran dasar kecepatan
pemrosesan (6).
Waktu reaksi memilih yaitu Pada percobaan waktu reaksi memilih ini,
subyek harus memberikan jawaban yang cocok dengan rangsang yang diberikan,
misalnya, menekan tombol yang sesuai dengan huruf yang tampak pada layar (3).
Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu reaksi: Arousal atau state of
attention, dalam hal ini didalamnya termasuk tekanan darah. Waktu reaksi akan
menjadi cepat bila tekanan darah ada di level tengah (dalam keadaan normal),
dan akan melambat bila praktikan terlalu santai atau terlalu tegang. Faktor usia
berpengaruh pada kematangan emosional dan juga faktor alat motorik (otot)
dalam memberikan reaksi. Pada anak-anak usia di bawah 3 tahun, kesiapan
mental belum tumbuh dengan baik di samping pertumbuhan otot yang masih

10
dini. Hal ini menyebabkan reaksi yang dihasilkan belum terintegrasi dengan baik
sehingga menjadi tidak teratur dan terpencar. Pada usia 7-8 tahun,kematangan
mental dan pertumbuhan otot sudah menjadi lebih baik dan akan terus
meningkat sampai mencapai dewasa. Hal ini mempengaruhi waktu reaksi yang
akan terus berkembang menjadi lebih cepat. Pada orang dewasa nilai waktu
reaksi tidak banyak berubah. Pada usia 60 tahun, waktu reaksi yang dihasilkan
menjadi lebih lambat. Hal ini disebabkan oleh menurunnya kemampuan dalam
proses mental dan juga kemampuan otot-otot untuk memberikan reaksi (4).
Waktu reaksi menjadi berkurang mulai usia bayi hingga akhir 20-an,
bertambah pada usia 50-60 tahun, lalu melambat pada usia 70 tahun keatas.
Penurunan waktu reaksi pada orang dewasa mungkin disebabkan karena orang
dewasa lebih hati-hati merespon sebuah stimulus. Orang dewasa juga cenderung
mencurahkan pikirannya pada satu stimulus dan mengabaikan stimulus yang
lainnya. Biasanya laki-laki memiliki waktu reaksi yang lebih cepat daripada
wanita (4).
Orang kidal, banyak menggunakan otak kanan, dimana otak kanan
banyak digunakan untuk berpikir mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
kreativitas, dan hal-hal yang berkaitan dengan ruang (misal: membidik sasaran).
Maka banyak peneliti bernaggapan bahwa orang kidal memiliki waktu reaksi
yang lebih cepat dibanding dengan orang yang tidak kidal (4).
Direct vs peripheral vision yaitu Waktu reaksi akan lebih cepat bila
stimulus diberikan ketika subyek melihat tepat pada titik stimulus (direct vision),
dan dapat melambat bila stimulus diberikan disekitar pandangan mata (peripheral
vision) (4).
Practice and errors yaitu Ketika seorang subyek melakukan hal yang baru
atau belum pernah dilakukan sebelumnya, maka waktu reaksinya akan lebih
lambat bila dibandingkan dengan subyek yang sudah terlatih atau efek
pembelajaran.(4)
Kelelahan yaitu Waktu reaksi akan melambat bila subyek sedang
mengalami kelelahan.Adanya gangguan pada saat stimulus diberikan dapat
meningkatkan waktu reaksi. Peringatan akan stimulusWaktu reaksi akan menjadi
lebih cepat apabila ada peringatan yang diberikan kepada subyek sebelum

11
stimulus tersebut diberikan.Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat
menurunkan waktu reaksi.Faktor lingkungan seperti Pencahayaan, temperatur,
dan lain-lain.Faktor psikologi seperti Suasana hati, tekanan, dan lain-lain.Faktor
latihan seperti Semakin banyak orang berlatih, semakin baik reaksinya, semakin
cepat pula waktu reaksi yang diperlukannya untuk menjawab suatu rangsang (4).
Latihan akan menguntungkan karena akan membiasakan dan melatih terutama
saraf motorik dalam memberikan reaksi terhadap rangsang yang diberikan.
Apabila subyek penelitian sudah terlatih maka akan semakin cepat memberikan
reaksi terhadap rangsang yang diberikan (4).
Faktor konsentrasi yaitu Semakin tinggi tingkat konsentrasi orang
terhadap suatu rangsang, semakin tinggi pula kepekaannya, sehingga semakin
cepat pula waktu reaksinya terhadap rangsang yang diberikan (4).
Faktor Olahraga seperti menemukan bahwa subyek yang sehat dan segar
secara fisik memiliki waktu reaksi yang lebih cepat. subyek memiliki waktu
reaksi yang lebih cepat ketika dia berolahraga secukupnya (4). Ketika denyut
nadi seseorang meningkat akibat olahraga berat tetapi tidakmenimbulkan
kelelahan, waktu reaksi akan semakin cepat (4).
Faktor penyakit seperti Infeksi traktus respiratorius atas akan
memperlambat waktu reaksi, membuat mood menjadi jelek, dan menyebabkan
gangguan tidur (4).
Waktu reaksi adalah interval waktu antara penerapan stimulus dan
penampilan respon sukarela sesuai dengan subjek. Ini melibatkan pengolahan
stimulus, pengambilan keputusan, dan pemrograman respon. Studi waktu reaksi
telah populer karena implikasi mereka dalam olahraga fisiologi. Waktu reaksi
telah banyak dipelajari sebagai implikasi praktisnya mungkin menjadi
konsekuensi besar misalnya, lebih lambat dari biasanya waktu reaksi saat
mengemudi (7).
Peran waktu reaksi telah banyak dipelajari karena mempunyai pengaruh
yang cukup besar dalam kehidupan sehari-hari (1).Dalam bidang olahraga yang
membutuhkan kecepatan seperti lari sprint, sepakbola, bola basket dan bola voli,
waktu reaksi sangat berperan penting. Reaksi yang cepat akan menghasilkan
poin ataupun angka, misalnya gol dalam sepak bola, dan secara umum

12
meningkatkan kualitas permainan seorang atlet. Selain itu, waktu reaksi juga
berpengaruh pada aktivitas seperti berkendara. Waktu reaksi yang lebih lambat
dari normal saat berkendara bisa berakibat fatal bagi pengendara maupun bagi
penumpangnya. Waktu reaksi secara objektif menggambarkan tingkat
kewaspadaan dan merupakan salah satu indikator yang dapat mengukur tingkat
kelelahan (1).
Kelelahan dapat menimbulkan gejala yang ditandai dengan kemunduran
reaksi, sehingga apabila seseorang yang mengalami kelelahan diberikan suatu
stimulus, akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk merespon
stimulus tersebut. Kelelahan dapat disebabkan oleh aktivitas ataupun kegiatan
fisik, seperti olahraga, yang apabila dilakukan secara berlebihan akan
menyebabkandehidrasi. Dehidrasi merupakan defisit cairan tubuh di mana
pengeluaran air melebihi pemasukannya. Dehidrasi dapat menyebabkan
penurunan kemampuan mental dan psikomotor yaitu penurunan waktu reaksi,
penurunan akurasi, penurunan ketahanan mental, peningkatan waktu problem
solving, meningkatkan perasaan subjektif dari kelelahan, serta
penurunankewaspadaan (1).
Waktu reaksi (reaction time) merupakan waktu antara pemberian
rangsangan sampai dengan timbulnya respon terhadap rangsangan tersebut.
Parameter waktu reaksi ini dipakai untuk pengukuran performansi. Yang
mempengaruhi performansi kerja diantaranya tingkat kelelahan, kondisi
motivasi, rasa bosan, konsentrasi, dan kondisi psikologis manusia lainnya. Hal
tersebut akan mengakibatkan waktu reaksi yang berbeda-beda antara satu kondisi
dengan kondisi lainnya. Kondisi-kondisi tersebut dipengaruhi oleh lingkungan
baik secara fisik (penerangan, temperatur, getaran, dll) maupun secara psikologis
(suasana hati, motivasi, dll) dan kerja itu sendiri (1).

13
BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Pada praktikum pemeriksaan waktu reaksi yang telah dilakukan dapat
ditarik beberapa kesimpulan yaitu:
1. Waktu reaksi adalah waktu yang diperlukan seseorang untuk menjawab
sesuatu rangsangan secara sadar dan terkendali, dihitung mulai saat
rangsangan diberikan sampai dengan timbulnya respon dari subjek yang
menerima rangsangan. Waktu reaksi terdiri dari 2 jenis, yaitu Waktu Reaksi
Sederhana dan Waktu Reaksi Pilihan.Dari hasil percobaan didapatkan hasil
bahwa pada waktu reaksi sederhana rangsangan sentuhan selisih (waktu
reaksi) antara stopwatch naracoba dan stopwatch pemeriksa yaitu 0,40 detik,
Rangsangan suara selisih (waktu reaksi) antara stopwatch naracoba dan
stopwatch pemeriksa yaitu 0,25 detik, Rangsangan cahaya selisih (waktu
reaksi) antara stopwatch naracoba dan stopwatch pemeriksa yaitu 0,16 detik.
Pada waktu reaksi pilihan rangsangan sentuhan /ulangan 1 selisih (waktu
reaksi) antara stopwatch naracoba dan stopwatch pemeriksa yaitu 0,36 detik,
Rangsangan suara/ulangan 2 selisih (waktu reaksi) antara stopwatch naracoba
dan stopwatch pemeriksa yaitu 0,34 detik, Rangsangan cahaya/ ulangan 3
selisih (waktu reaksi) antara stopwatch naracoba dan stopwatch pemeriksa
yaitu 0,32 detik.Adapun rata-rata waktu reaksi pilihan pada naracoba,
stopwatch naracoba yaitu 06,48 detik, stopwacth pemeriksa yaitu 06,82 detik
sedangkan rata-rata selisih (waktu reaksi) yaitu 0,34 detik.
2. Peran waktu reaksi telah banyak dipelajari karena mempunyai pengaruh yang
cukup besar dalam kehidupan sehari-hari.Dalam bidang olahraga yang
membutuhkan kecepatan seperti lari sprint, sepakbola, bola basket dan bola
voli, waktu reaksi sangat berperan penting. Reaksi yang cepat akan
menghasilkan poin ataupun angka, misalnya gol dalam sepak bola, dan

14
secara umum meningkatkan kualitas permainan seorang atlet. Selain itu,
waktu reaksi juga berpengaruh pada aktivitas seperti berkendara. Waktu
reaksi yang lebih lambat dari normal saat berkendara bisa berakibat fatal bagi
pengendara maupun bagi penumpangnya. Waktu reaksi secara objektif
menggambarkan tingkat kewaspadaan dan merupakan salah satu indikator
yang dapat mengukur tingkat kelelahan. Kelelahan dapat menimbulkan gejala
yang ditandai dengan kemunduran reaksi, sehingga apabila seseorang yang
mengalami kelelahan diberikan suatu stimulus, akan membutuhkan waktu
yang lebih lama untuk merespon stimulus tersebut. Kelelahan dapat
disebabkan oleh aktivitas ataupun kegiatan fisik, seperti olahraga, yang
apabila dilakukan secara berlebihan akan menyebabkandehidrasi.

15
DAFTAR PUSTAKA

1. Giam, C. K. dan Teh, K. C. 1992. Ilmu Kedokteran Olahraga. Alih Bahasa:


Hartono Satmoko. Jakarta: Binarupa Aksara.
2. Houssay. 1955. Human Physiology. 2 Edition. London: McGraw Hill BookCompany.
3. William F, Ganong. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta:EGC
4. Duus, P. 1996. Diagnostik Topik Neurologi Anatomi, Fisiologi, Tanda dan Gejala.
Edisi 2. Jakarta: EGC.
5. Anonim. 2015. Modul Praktikum Fisiologi Keperawatan. Banjarbaru: Bagian
Fisiologi Kedokteran FK Unlam.
6. David L. Woods, John M. Wyma, E. William Yund, Timothy J. Herron, Bruce
Reed .2015.Factors influencing the latency of simple reaction time. PMCID:
PMC4374455
7. Pritesh Hariprasad Gandhi, Pradnya A. Gokhale, H. B. Mehta, and C. J.
Shah.2013.A Comparative Study of Simple Auditory Reaction Time in Blind
(Congenitally) and Sighted Subjects. PMCID: PMC3821205

Anda mungkin juga menyukai