Anda di halaman 1dari 11

FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No.

PENGUJIAN MEKANIK PADA KUALIFIKASI WPS/PQR SMAW


WELDING PIPA API 5L X42 BERDASARKAN API 1104
Oleh : Ikhsan Kholis*)
ABSTRAK
Kualifikasi prosedur pengelasan (Welding Procedure Specifiction/WPS) disiapkan untuk
memberikan panduan bagi juru las atau operator las dalam melaksanakan pengelasan
produksi yang memenuhi persyaratan standard dan code. Data-data hasil pengujian dan
parameter dari pengelasan yang dilaksanakan berdasarkan WPS yang berisi variabel-
variabel yang digunakan selama pengelasan dicatat sebagai Procedure Qualification Record
(PQR).
Tahapan kualifikasi WPS dan PQR adalah pembuatan test coupon, pengelasan test coupon,
pengujian spesimen dari test coupon, serta pemeriksaan hasil pengujian. Kualifikasi
dilakukan pada prosedur pengelasan SMAW pada pembuatan pipeline. Pemeriksaan hasil
pengujian mekanik dilakukan berdasarkan API 1104 2013, yaitu Tension test, Bending test
dan Nickbreak test.
Key Words : WPS, PQR, Uji Mekanik, SMAW Welding

A. PENDAHULUAN kehandalan dan keselamatan peralatan


Industri minyak dan gas bumi atau instalasi yang dihasilkan. Untuk itu,
merupakan industri high risk, high cost dan diperlukan prosedur pengelasan yang
high technology. Oleh karena itu, terstandar sehingga dapat memberikan
pengelolaannya harus dapat menjamin arahan dalam pembuatan produk las
keselamatan pekerja, umum, peralatan dan sesuai dengan persyaratan standar. Dalam
instalasi, serta keselamatan lingkungan. rangka menjamin prosedur pengelasan
Untuk menjamin kehandalan dan tersebut, perlu dilakukan kualifikasi
keselamatan peralatan dan instalasi yang sehingga menghasilkan peralatan maupun
ada, harus dimulai dari tahapan desain, instalasi yang handal dan terjamin
fabrikasi, konstruksi, operasi dan keselamatannya.
pemeliharaan. Kualifikasi welding procedure
Pengelasan merupakan metode yang specification (WPS) dan procedure
sering digunakan dalam fabrikasi peralatan qualification record (PQR) yang dibahas
maupun konstruksi instalasi, karena pada makalah ini, yaitu prosedur
pengelasan merupakan cara pengelasan dengan proses SMAW pada
penyambungan logam yang paling efisien pipa API 5L Grade X42.
sehingga memiliki peranan kunci di dalam
B. LANDASAN TEORI
proses fabrikasi maupun konstruksi
1. Pengelasan SMAW
material logam. Pengelasan melibatkan
Proses pengelasan SMAW (Shield
proses metalurgi sehingga diperlukan
Metal Arc Welding) yang juga disebut Las
pengetahuan yang mendalam untuk dapat
Busur Listrik adalah proses pengelasan
menghasilkan sambungan las yang
yang menggunakan panas untuk
berkualitas dan memenuhi persyaratan
mencairkan material dasar atau logam
standar.
induk dan elektroda (bahan pengisi). Panas
Kualitas hasil pengelasan harus
tersebut dihasilkan oleh lompatan ion listrik
terjamin karena berpengaruh terhadap
33
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 4

yang terjadi antara katoda dan anoda 2. Pipa


(ujung elektroda dan permukaan plat yang Pipa merupakan benda tubular yang
akan dilas ). mempunyai diameter dan tebal, yang
Proses terjadinya pengelasan ini berfungsi sebagai sarana transportasi
karena adanya kontak antara ujung fluida cair dan gas. Dasar penggunaan
elektroda dan material dasar sehingga pipa sebagai sarana transportasi, yaitu:
terjadi hubungan pendek, saat terjadi - Frekuensi pengangkutan yang
hubungan pendek tersebut tukang las berlangsung terus menerus;
(welder) harus menarik elektroda sehingga - Handal dalam pengoperasian dan
terbentuk busur listrik yaitu lompatan ion keamanannnya;
yang menimbulkan panas. Panas akan - Lebih ekonomis dalam jangka waktu
mencairkan elektroda dan material dasar panjang.
sehingga cairan elektrode dan cairan Jenis pipa yang digunakan bergantung
material dasar akan menyatu membentuk pada beberapa faktor, diantaranya
logam lasan (weld metal). Untuk jumlah/volume fluida yang diangkut, jarak
menghasilkan busur yang baik dan konstan angkut, jenis fluida yang diangkut, tekanan
tukang las harus menjaga jarak ujung fluida yang diangkut, viskositas fluida yang
elektroda dan permukaan material dasar diangkut. Untuk transportasi fluida melalui
tetap sama. Adapun jarak yang paling baik pipa, digunakan standar sebagai acuan
adalah sama dengan 1,5 x diameter dalam desain dan perencanaan yang
elektroda yang dipakai. menyangkut material yang digunakan
untuk membuat pipa, kekuatan pipa
terhadap muatan yang diangkut serta
tekanan pada dinding pipa, sambungan
yang digunakan termasuk tata cara
pengelasan pipa, serta ketahanan terhadap
korosi.
Material pipa harus dapat menjaga
struktur pipa di bawah kondisi lingkungan
tertentu, secara kimia sesuai dengan fluida
Gambar 1. Proses pengelasan SMAW
yang disalurkan dan memenuhi syarat
sesuai aplikasinya. Beberapa jenis material
pipa digunakan pada pipa transmisi adalah
carbon steel, cast iron dan stainless steel.
Dalam industri minyak dan gas bumi,
pemilihan material yang tepat pada desain
pipa sangat penting karena sangat
berpengaruh terhadap kehandalan pipa
yang dibuat, mengingat fluida yang akan
dialirkan memiliki karakteristik yang
berbeda serta kondisi operasi yang
berbeda pula. Dalam memilih material yang
tepat, harus mempertimbangkan
mechanical properties, physical properties
Gambar 2. Posisi pengelasan pada pipa maupun ketahanan korosi dari material
untuk sambungan grove yang digunakan.
34
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 4

Pada industri minyak dan gas bumi, Pengujian tarik adalah dasar dari
pipa yang digunakan umumnya terbuat dari pengujian mekanik yang dipergunakan
material baja karbon maupun baja paduan pada material. Ketika sebuah material
termasuk stainless steel. dikenai suatu beban yang cukup berat,
gaya yang timbul dari pembebanan
3. Sifat Mekanik Material
tersebut selanjutnya akan menyebabkan
a. Kekuatan Tarik
material mengalami perubahan bentuk.
Uji tarik adalah suatu metode yang
Perubahan bentuk dari material dikenal
digunakan untuk menguji kekuatan suatu
dengan istilah deformasi. Deformasi yang
bahan/material dengan cara memberikan
terjadi pada material ini biasanya
beban gaya yang sesumbu. Hasil yang
dinyatakan dalam bentuk tegangan-
didapatkan dari pengujian tarik sangat
regangan. Pengujian tegangan-regangan
penting untuk rekayasa teknik dan desain
(stress-strain) ini lebih dikenal dengan uji
produk karena menghasilkan data
tarik. Uji tarik adalah salah satu uji stress-
kekuatan material. Pengujian uji tarik
strain mekanik yang bertujuan untuk
digunakan untuk mengukur ketahanan
mengetahui kekuatan bahan terhadap gaya
suatu material terhadap gaya statis yang
tarik. Dengan menarik suatu bahan sampai
diberikan secara lambat.
putus maka dapat diketahui bagaimana
Seperti pada gambar 2.10 benda
suatu bahan tersebut bereaksi terhadap
yang di uji tarik diberi pembebanan pada
gaya tarik dan mengetahui sejauh mana
kedua arah sumbunya. Pemberian beban
material itu bertambah panjang.
pada kedua arah sumbunya diberi beban
yang sama besarnya.

N/mm2

Gambar 3. Skema singkat uji tarik

b. Uji Bending kekenyalan hasil sambungan las baik di


Uji lengkung (bending test) weld metal maupun HAZ.
merupakan salah satu bentuk pengujian Berdasarkan posisi pengambilan
untuk menentukan mutu suatu material spesimen, uji bending dibedakan menjadi 2
secara visual. Selain itu uji bending yaitu transversal bending dan longitudinal
digunakan untuk mengukur kekuatan bending.
material akibat pembebanan dan

35
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 4

- Face Bend (Bending pada permukaan mengikuti prosedur yang sama dan
las) dikendalikan dengan cermat.
Dikatakan Face Bend jika bending
a. Spesifikasi Prosedur Pengelasan
dilakukan sehingga permukaan las
Spesifikasi prosedur pengelasan atau
mengalami tegangan tarik dan dasar las
welding procedure specification (WPS)
mengalami tegangan tekan.
merupakan prosedur pengelasan
Pengamatan dilakukan pada permukaan
terstandar yang disiapkan untuk
las yang mengalami tegangan tarik.
memberikan arahan dalam pembuatan
Apakah timbul retak atau tidak. Jika
produk las sesuai dengan persyaratan
timbul retak di manakah letaknya,
standar. WPS harus menjelaskan seluruh
apakah di weld metal, HAZ atau di
variabel yang digunakan dalam proses
fussion line (garis perbatasan Weld
pengelasan, baik essential, nonessential
Metal dan HAZ).
maupun supplementary. Adanya
- Root Bend (Bending pada akar las) perubahan pada variabel essential atau
Dikatakan Rote Bend jika bending supplementary essential (jika diperlukan)
dilakukan sehingga akar las mengalami menghendaki adanya rekualifikasi WPS,
tegangan tarik dan dasar las mengalami dengan pembuatan rekaman kualifikasi
tegangan tekan. Pengamatan dilakukan prosedur atau procedure qualification
pada akar las yang mengalami record (PQR) baru atau tambahan untuk
tegangan tarik, apakah timbul retak atau mendukung perubahan variabel essential
tidak. Jika timbul retak dimanakah maupun supplementary essential. Hal
letaknya, apakah di weld metal. HAZ tersebut perlu dilakukan karena adanya
atau difusion line. perubahan pada variabel essential maupun
- Side Bend ( Bending pada sisi las ). supplementary essential dapat
Dikatakan Side Bend jika bending berpengaruh terhadap sifat mekanik
dilakukan sehingga sisi las. Pengujian produk pengelasan. Perubahan pada
ini dilakukan jika ketebalan material variabel nonessential tidak membutuhkan
yang di las lebih besar dari 3/8 inchi. rekualifikasi WPS karena tidak
Pengamatan dilakukan pada sisi las berpengaruh terhadap sifat mekanik
tersebut, apakah timbul retak atau tidak. produk pengelasan.
Jika timbul retak dimanakah letaknya, Informasi yang dibutuhkan dalam
apakah di Weld metal, HAZ atau WPS dapat dibuat dalam bentuk apapun,
di fusion li. berupa tulisan ataupun tabel,
menyesuaikan kebutuhan masing-masing
4. Kualifikasi Prosedur Pengelasan
organisasi selama seluruh variabel
Untuk mendapatkan hasil pengelasan
essential, nonessential maupun
yang memenuhi standar, pelaksanaan
supplementary essential (jika diperlukan)
pengelasan harus mengikuti suatu
tercantum didalamnya. Format WPS
spesifikasi prosedur. Spesifikasi prosedur
berdasarkan API 1104.
diperlukan untuk menjadi dasar
perencanaan pengelasan dan b. Rekaman Kualifikasi Prosedur
pengendalian kualitas saat pelaksanaan Rekaman kualifikasi prosedur atau
pengelasan. Sehingga hasil pengelasan procedure qualification record (PQR)
dapat dijamin kesesuaiannya dengan merupakan dokumentasi variabel yang
produk yang telah dibuat sebelumnya, jika dicatat selama pengelasan test coupon.
PQR juga berisi hasil pengujian spesimen
38
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 4

dari test coupon yang telah dibuat. Variabel spesimen dari test coupon harus
yang tercatat biasanya berada pada range memenuhi standar yang digunakan.
variabel yang akan digunakan pada Perubahan pada PQR tidak diizinkan
produksi pengelasan. kecuali terdapat editorial correction atau
PQR harus mendokumentasikan pada lampiran. Seluruh perubahan pada
seluruh variabel essential dan PQR membutuhkan resertifikasi (termasuk
supplementary essential (jika diperlukan) tanggal) oleh organisasi. Informasi yang
yang digunakan selama proses pengelasan dibutuhkan dalam PQR dapat dibuat dalam
test coupon. Rekaman nonessential bentuk apapun, menyesuaikan kebutuhan
variabel atau variabel lain selama masing-masing organisasi selama setiap
pengelasan test coupon dapat dibuat variabel essential, nonessential maupun
sesuai kebutuhan organisasi. Seluruh supplementary essential (jika diperlukan)
variabel yang dicatat selama pengelasan tercantum didalamnya. Selain itu, jenis
test coupon harus merupakan variabel pengujian, jumlah pengujian beserta hasil
aktual (termasuk range). Jika variabel tidak pengujian spesimen dari test coupon harus
diamati selama proses pengelasan, terdapat di dalam PQR. PQR harus
variabel tersebut tidak boleh dimasukkan tersedia saat diperiksa oleh inspektur yang
ke dalam PQR. PQR harus disertifikasi berwenang, untuk mendukung WPS yang
secara akurat, dan hasil pengujian dibuat.

Gambar 4. Format PQR API 1104


39
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 4

2.4.3. Tahapan Kualifikasi Prosedur Pengujian yang dipersyaratkan


Pengelasan pada standar lain, seperti corrosion
Untuk menjamin kesesuaian WPS test, hardness test, ferrite check
dengan persyaratan standar yang dan sebagainya.
digunakan, perlu dilakukan kualifikasi Hasil pengujian juga harus
terhadap WPS yang dibuat. Tahapan yang didokumentasikan ke dalam PQR.
dilakukan dalam melaksanakan kualifikasi 4. Pemeriksaan WPS/PQR oleh welding
prosedur pengelasan, yaitu: inspector, berdasarkan hasil pengujian
1. Pembuatan test coupon, dimana spesimen dari test coupon.
dimensi test coupon harus dapat Pemeriksaan juga termasuk penelaahan
mencukupi kebutuhan spesimen untuk parameter yang ada di dalam WPS
pengujian[7]. dengan hasil PQR untuk menjamin
2. Pengelasan test coupon dengan bahwa range dan parameter yang
parameter-parameter yang tercantum tercantum pada WPS masuk dalam
dalam preliminary welding procedure lingkup PQR. WPS/PQR yang dibuat
specification (pWPS). Pengelasan harus memenuhi standar maupun owner
dilakukan oleh welder atau welding specification yang digunakan.
operator yang memiliki kualifikasi atau
mampu dan terampil. Setiap variabel C. PEMBAHASAN
yang digunakan, baik essential, 1. Persiapan Pengujian
supplementary essential maupun Untuk melakukan pengujian
nonessential harus didokumentasikan sambungan las, spesimen uji harus
dalam PQR. dipotong sesuai dengan lokasi yang
3. Pengujian spesimen dari test coupon ditunjukkan pada Gambar 5. Jumlah
yang telah dilakukan pengelasan. minimum benda uji dan jenis pengujian
Pengujian spesimen, berupa[7]: yang akan dilakukan dapat dilihat dalam
a. Pengujian mekanik, antara lain Tabel 1.Untuk pipa dengan diameter luar
tension test, guided-bend test, dan kurang dari 2,375 inchi (60,3 mm),
notch-toughness test; dibutuhkan dua sample lasan agar
b. Pengujian dan pemeriksaan lainnya, didapatkan jumlah specimen uji yang
antara lain: cukup. Spesimen harus didinginkan udara
Volumetric NDE, mencakup sampai suhu ambien sebelum sedang diuji.
radiographic examination & Untuk full-section specimen harus diuji
ultrasonic examination; sesuai dengan metode dan harus
Visual examination performance; memenuhi persyaratan standar API 1104.
Liquid penetrant examination;

40
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 4

Gambar 5. Lokasi pengambilan spesimen uji untuk pengujian mekanik

Tabel 1. Jenis pengujian mekanikal dan jumlah specimen uji

2. Pengujian Tarik menentukan kekuatan tarik dari hasil


Pengujian Tarik merupakan pengujian pengelasan. Bentuk specimen uji tarik
mekanikal yang dilakukan untuk mengacu seperti gambar 6. di bawah ini.

41
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 4

Gambar 6. Spesimen Uji Tarik


Spesimen uji kekuatan tarik harus dapat dilakukan dengan mesin potong
rusak di bawah beban tarik menggunakan atau Cuting Oxygen. Sisi Bagian
peralatan yang mampu mengukur beban di lasannya harus dibuat berlekuk (takik)
mana kegagalan terjadi. Kekuatan tarik dengan gergaji besi, dan kedalaman
harus dihitung dengan membagi beban setiap takik harus sekitar 1/8 inchi (3
maksimum pada kegagalan dengan luas mm). Ujung-ujung dari sisi spesimen
penampang terkecil dari spesimen, yang harus halus dan sejajar.
diukur sebelum beban diterapkan. 2. Gambar 7b. merupakan specimen uji
nick break optional untuk pengelasan
3. Pengujian Nick Break
automatic atau semiautomatic. Semua
Pengujian Nick Break dilakukan untuk
sisi bagian yang dilas dibuat takik
melihat soundness dari hasil pengelasan
dengan kedalaman sebesar 1/16 inchi
atau kebersihan hasil pengelasan dari
(1,6 mm)
cacat. Gambar 7 di atas merupakan
Spesimen Nick Break harus patah
specimen benda uji dari nick break, dengan
pada daerah lasan dengan metode
kriteria sebagai berikut:
diantaranya tarik, bending, atau stricking
1. Gambar 7a. merupakan spesimen uji
(ini tidak mengecualikan metode pengujian
nick break yang umum digunakan,
lainnya) Daerah patahan lebarnya harus
dengan panjangnya harus sekitar 9
paling sedikit 1/4 inchi (19 mm).
inchi (230 mm) dan lebarnya sekitar 1
inchi (25 mm). Pemotongan spesimen

42
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 4

Gambar 7. Spesimen Uji Nick Break

Standar keberterimaan dari hasil pengujian 3. Slag Inclusion, dalamnya tidak boleh
nick break adalah: lebih dari 1/32 inchi (0,8 mm) secara
1. Permukaan pengelasan yang telah dan panjangnya tidak boleh lebih dari
dibuat takik pada setiap specimen nick 1/8 inchi (3 mm) atau 1,5 ketebalan
break harus menunjukkan complete dinding yang ditentukan, mana yang
penetration and fusion. lebih kecil. Jarak antara slag inclusion
2. Dimensi terbesar dari setiap gas pocket (dari berbagai ukuran) yang berdekatan
tidak melebihi 1/16 inchi (1,6 mm), dan serendah-rendahnya 1/2 inchi (13 mm),
gabungan dari semua gas pocket tidak seperti yang ditunjukkan gambar 8 di
melebihi 2% dari luas permukaan bawah ini
patahan yang terjadi.

Gambar 8. Dimensi dari cacat-cacat pada permukaan lasan

43
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 4

4. Untuk diameter pipa yang dilas lebih Spesimen uji bending panjangnya
besar dari 12 3/4 inchi (323,9 mm), jika harus sekitar 9 inchi (230 mm) dan
hanya satu spesimen nick break yang lebarnya sekitar (13 mm), bagian tepi dari
gagal, maka spesimen dapat diganti spesimen harus dibuat radius. Pemotongan
dengan dua specimen nick break baru. dapat dilakukan dengan mesin potong atau
Spesimen baru diambil dari lokasi dekat cutting oxygen.
ke spesimen gagal. Jika salah satu Bagian root dan capping dari lasan
spesimen pengganti gagal, las harus diratakan dengan permukaan
dianggap tidak dapat diterima. spesimen. Permukaan spesimen harus
halus.
5. Pengujian Bending

Gambar 9. Specimen uji Root and Face specimen uji sehingga specimen berubah
Bend menjadi bentuk U.
Spesimen uji bending dapat dikatakan
diterima jika tidak ada retak atau cacat
lainnya melebihi 1/8 inchi (3 mm) atau 1,5
kali ketebalan dinding dari material, mana
yang lebih kecil, untuk segala arah
permukaan daerah lasan dan zona fusi
setelah diuji. Retak yang terjadi pada
sepanjang sisi spesimen selama pengujian
dan ukuran retaknya kurang dari 1/4 inchi
Gambar 10. Jig untuk guide bend test
(6 mm), diukur dalam segala arah, tidak
dianggap sebuah cacat.
Spesimen root and face bending harus Untuk diameter tes las lebih besar dari
ditekan sampai melengkung dengan 12 3/4 inchi (323,9 mm), jika hanya satu
menggunakan guide bend test jig seperti spesimen uji yang gagal, spesimen dapat
yang ditunjukkan pada Gambar 11. diganti dengan dua spesimen tambahan
Setiap specimen harus ditempatkan dari lokasi yang berdekatan dengan
pada dies dengan bagian lasan ada di spesimen yang gagal. Jika salah satu
bagian tengah. Spesimen face bend harus spesimen uji pengganti gagal, las
ditempatkan dengan bagian face dianggap tidak dapat diterima.
menghadap ke bawah, sedangkan Untuk material coupon dengan
spesimen root bend harus ditempatkan ketebalan lebih besar dari 0,5 inchi (12,7
dengan bagian root menghadap ke bawah. mm), juga dilakukan pengujian side
Plunger memberikan tekanan kepada bending, dengan standar

44
FORUM TEKNOLOGI Vol. 05 No. 4

keberterimaannya sama dengan pengujian seperti terlihat gambar 11. di bawah ini.
root and face band. Spesimen uji side bend

Gambar 11. Spesimen uji side bending

D. PENUTUP parameter pengelasan untuk memberikan


Dari pembahasan mengenai arahan kepada welder dalam membuat
kualifikasi Welding Procedure Spesification lasan produksi (production weld) harus
(WPS) dan kualifikasi juru las (welder) dilakukan kualifikasi berdasarkan
dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa acuannya. Dan hasil pengujian terhadap
pekerjaan pengelasan (welding) dalam WPS yang dikualifikasi dituangkan ke
industri migas harus dilakukan oleh juru las dalam Procedure Qualification Record
(welder) yang kompeten dan sudah (PQR). DanWPS yang sudah terkualifikasi
terkualifikasi berdasarkan persyaratan sesuai standar yang diacu dapat digunakan
yang diacu. WPS merupakan prosedur untuk prodution weld dan kualifikasi welder.
pengelasan tertulis yang berisi parameter-

DAFTAR PUSTAKA

Welding, Brazing, and Soldering, Volume 6, ASM Handbook, ASM International, 1993.
BS EN 288 : Part 1. Specification and Approval of Welding Procedure for Metallic Materials
Part 1. General Rules for Fusion Welding. CEN, 1992.
API 1104 Welding of Pipeline and Related Facilites
ASME Section IX. Welding, Brazing, and Fusing Qualifications. ASME International, 2013
ASTM A 790/A 790M. Standard Specification for Seamless and Welded Ferritic/Austenitic
Stainless Steel Pipe. ASTM International, 2005.
ASME B31.3. Process Piping. ASME International, 2008.

*) Penulis adalah pejabat fungsional Widyaiswara Muda Pusdiklat Migas

45

Anda mungkin juga menyukai