Makalah Kelas Kata2
Makalah Kelas Kata2
BAHASA INDONESIA
Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia
Disusun Oleh :
Nama : a. Efi Lestari (021400388)
YOGYAKARTA
2017
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam realita yang ada, telah kita ketahui bersama bahwa perbedaan adalah
warna dari sebuah kehidupan, maka dari itu sudah tentu dan lazim dalam realita
kehidupan secara efektifitas manusia saling berhubungan satu antara lainnya. Dari
perbedaan daerah di dunia, Indonesia khususnya, sudah tentu beda daerah maka beda
bahasa atau cara berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Seperti kata pepatah lain
lalang lain belalang.
Untuk mengatasi perbedaan agar menjadi sebuah variasi hidup yang ideal,
Indonesia yang terdiri dari beberapa pulau atau daerah menetapkan bahasa pemersatu
Indonesia yang di gunakan dan sudah di sepakati adalah bahasa Indonesia. Seperti
yang telah tertuang dalam sumpah pemuda. Akan tetapi tidak semua/minoritas
masyakatnya tidak bisa mengklasifikasikan kata yang sering di ucapkan dalam
berbahasa Indonesia, maka dari itu kami mencoba mengurai tantang kelas
kata/kategori kata dalam bahasa Indonesia.
2. Rumusan Masalah
a. Apa penting pengklasifikasian kata dalam bahasa Indonesia?
b. Seberapa penting menguasai kelas kata dalam bahasa Indonesia?
3. Tujuan Penulisan
a. Agar bisa mengklasifikasikan kata dalam bahasa Indonesia
b. Agar bisa menguasai kelas kata dalam bahasa Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
Prinsip yang harus dipegang bahwa kelas kata atau kategori kata adalah
sebuah solusi untuk menjaga kita dari keteledoran atau kesalahan dalam berbahasa
Indonesia. Bahasa Indonesia mengenal pengelompokan kosa dalam bentuk kelas kata.
Tata bahasa Indonesia banyak pendapat mengenai jumlah dan jenis kelas kata. Kelas
kata terdiri dari seperangkat kategori morfologis yang tersusun dalam kerangka sistem
tertentu yang berbeda dan sistem kategori morfologis kelas kata lain.
Kategori morfologis adalah sederetan kata yang memiliki bentuk gramatikal
dan makna gramatikal yang sama. Setiap kategori morfologis itu terbentuk oleh prosede
morfologis tertentu. Prosede morfologis adalah pembentukan kata secara sinkronis.
Prosede morfologis itu ada dua macam yaitu derivasi dan intleksi. Derivasi adalah
prosede morfologis yang menghasilkan kata-kata yang makna leksikalnya berbeda dari
kata pangkal pembentuknya. Sebaliknya, infleksi menghasilkan kata-kata yang bentuk
gramatikalnya berbeda-beda, tetapi leksemnya tetap seperti pada kata pangkalnya.
Verba asal : berdiri sendiri tanpa afiks. Contoh, ada, datang, mandi, pergi,
tinggal,tiba, turun.
Verba turunan dibagi lagi menjadi 5 kategori, yaitu :
a. Dasar bebas afiks wajib, seperti mendarat, melebar, mongering, membesar,
berlayar, bersepeda.
b. Dasar bebas afiks manasuka, seperti membaca, membeli, mengambil,
mendengar, berjalan, bekerja.
c. Dasar terikat afiks wajib, seperti bertemu, bersua, menyelnggarakan,
berjuang, mengungsi.
d. Redeuplikasi, seperti berjalan jalan, memukul mukul, makan makan
e. Majemuk, seperti naik haji, cuci muka, mempertanggungjawabkan.
B. Nomina, pronominal, dan numerelia (Kata benda, kata ganti, dan kata bilangan).
1. Nomina (kata benda)
Kata benda adalah kata atau kelompok kata yang menyatakan suatu nama.Kata
benda merupakan nama orang, binatang, tempat, benda, aktivitas, sifat , atau
gagasan. Fungsi dasar kata benda adalah menamai sesuatu (seseorang, tempat,
benda, ide, binatang, sifat, atau perbuatan). Contohnya :Saya senang menonton
badminton.
- Ciri ciri nomina :
Sebagai subjek dalam kalimat yang predikatnya verba,
Dapat diingkari dengan kata tidak,
Dapat diikuti adjektiva.
- Nomina dilihat dari bentuk dan makna :
Nomina dasar, seperti gambar, meja, rumah, pisau
Nomina turunan, seperti perbuatanm pembelian, kekuatan
2. Pronomina (Kata ganti)
Kata ganti adalah kata yang digunakan sebagai kata benda atau frase kata benda.
Kata ganti menunjuk orang atau benda tanpa memberi/ menyebut nama orang atau
benda yang sesungguhnya. Kata ganti mengambil posisi kata benda dan berfungsi
seperti kata benda. Contoh: Rony absen karena ia sakit", kata ia di sini
menunjukkan promina.
- Jenis jenis prnomina :
Pronomina persona, seperti saya, engkau, dia, mereka, -nya.
Pronomina penunjuk, seperti ini, itu, sini, situ, sana.
Pronomina penanya, seperti apa, siapa, mana
3. Numerelia (Kata bilangan)
Numeralia adalah kata (frasa) yang menunjukkan bilangan atau kuantitas; kata
bilangan. Dalam istilah linguistik, numeralia menyatakan beberapa kali perbuatan
terjadi, misal sekali, dua kali, dan sebagainya.
- Jenis jenis numerelia :
Numerelia pokok, seperti dua, empat, delapan.
Numerelia pecahan, seperti seperdua, separuh, sebelah.
Numerelia tingkatan, seperti kesatu, kesepuluh
C. Adjectiva
Adjektiva atau kata sifat adalah kata yang digunakan untuk menggambarkan,
membatasi, memberi sifat, dan menambah suatu makna pada kata benda atau kata ganti.
Contohnya kata enam puluh dalam kalimat Ada enam puluh orang guru di sekolah ini.
- Ciri ciri :
Adjektiva dapat diberi keterangan pembanding, seperti lebih kurang, paling.
Adejktiva dapat diberi keterangan penguat, seperti sangat amat, terlalu.
Adjektiva dapat diinkari dengan kata tidak, seperti, tidak bodoh, tidak
benar.
Adektiva dapat diulang dengan awalan se-, seperti sejelek jeleknya
Adjektiva berakhir dengan akhiran tertentu, seperti duniawi, negative.
- Contoh :
Kata sifat (adjektiva) dapat ditambahkan atau diberikan dengan kata
keterangan pembanding yang menggunakan dari kata seperti berikut
dibawah ini :
a. Paling
Contohnya adalah paling cantik, paling indah, paling tampan dan lain
sebagainya.
b. Lebih
Contohnya adalah lebih cantik, lebih indah, lebih tampan dan lain
sebagainya.
c. Kurang
Contohnya adalah kurang cantik, kurang indah, kurang tampan dan lain
sebagainya.
Kata sifat (adjektiva) dapat ditambahkan atau diberikan dengan kata
keterangan penguat yang menggunakan dari kata seperti berikut dibawah ini
a. Benar
Contohnya adalah menawan benar, indah benar, dermawan benar dan
lain sebagainya.
b. Sekali
Contohnya adalah menawan sekali, indah sekali, dermawan sekali dan
lain sebagainya.
c. Terlalu
Contohnya adalah terlalu menawan, terlalu indah, terlalu dermawan dan
lain sebagainya.
d. Amat
Contohnya adalah amat menawan, amat indah, amat dermawan dan lain
sebagainya.
e. Sangat
Contohnya adalah sangat menawan, sangat indah, sangat dermawan dan
lain sebagainya.
Kata sifat (adjektiva) bisa diingkari/ditolak dengan kata tidak. Contohnya
adalah sebagai berikut :
a. Tidak pandai.
b. Tidak buruk.
c. Tidak benar.
d. Tidak tampan.
e. Tidak dermawan.
f. Tidak sabar.
g. Tidak ramah.
h. Tidak cantik dan lain sebagainya.
D. Adverbia
Adverbia atau kata keterangan adalah kata yang digunakan untuk membatasi dan
memberikan informasi lebih banyak tentang kata kerja, kata keterangan yang lain, atau
keseluruhan kalimat. Atau, kata yang digunakan untuk menerangkan bagaimana,
dimana, kapan, dan mengapa suatu perbuatan dilakukan atau terjadi. Contoh: Mereka
hidup dengan gembira.
- Ciri ciri :
Adverbia dalam bahasa Indonesia diklasifikasikan dengan mempertimbangkan
bentuk, sintaksis, dan makna.
Bentuk Adverbia :
Kelompok 1 : sangat, hanya, lebih, segera.
Kelompok 2 : Diam diam, lekas lekas, sedalam dalamnya, sekuat kuatnya,
agaknya, habis habisan,
Sebaiknya, sesungguhnya.
Bentuk sintaksis:
Kelompok 1: Lebih tinggi, sangat indah.
Kelompok 2 : Jelek benar, marah sekali.
Kelompok 3 : Jangan lekas lekas pulang
Kelompok 4 : Tinggi sekali, agak cantik
Kelompok 5 : Tiba tiba sekali, Kurang serempak
Kelompok 6 Hanya petani, Hanya guru.
Makna adverbia : agak, kuramg, sering, dan selalu.
- Cara penggolongan kata keterangan keterangan bermacam-macam tergantung dari
sumber rujukan yang digunakan. Berikut salah satu cara pembagian kata keterangan
E. Kata Tugas
Kata tugas adalah kata yang hanya memiliki arti gramatikal dan tidak memiliki makna
leksikal, sehingga maknanya bisa menjadi jelas jika dihubungkan dengan kata lain.
Kata tugas juga memiliki fungsi sebagai perubah kalimat yang minim hingga menjadi
kalimat transformasi. Pada umumnya bentuk kata tugas selalu tetap (tidak bisa
mengalami perubahan).
- Ciri-ciri :
hampir semua kata tugas tidak bisa berubah bentuk.
- Jenis-Jenis Kata Tugas :
Preposisi (kata depan)
Preposisi adalah yaitu kata tugas yang terletak di depan sebuah kata, terutama
pada kata benda, yang berfungsi untuk menentukan hubungan suatu kata.
Contoh :
o di Jakarta
o dari sekolah
o ke sawah, dsb
Konjungsi (kata hubung)
Konjungsi adalah jenis kata yang berfungsi untuk menghubungkan dua
satuan bahasa seperti kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan
klausa, kalimat dengan kalimat ataupun antar paragraf. Konjungsi
(kata hubung) terbagi menjadi empat. yaitu :
- Konjungsi Koordinatif
Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan yang
memiliki hubungan yang setara. contoh : dan, atau, serta
- Konjungsi korelatif
Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang menghubungkan kata, frasa
atau klausa yang memiliki status sintaksis yang sama.
Konjungsi korelatif rerdiri dari dua bagian yang dipisahkan oleh satu
frasa, kata atau klausa yang dihubungkan.
Contoh : baik saya maupun dia tidak menyukai hal itu
Bukannya aku tidak suka, tetapi sifatnya membuat orang muak.
- Konjungsi Antarkalimat
Konjungsi antarkalimat adalah konjungsi yang dipakai untuk
menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lainnya.
Contoh :
o Biapun begitu
o Akan tetapi
o Meskipun demikian, dsb
- Konjungsi Subordinatif
Konjungsi subordinatif yaitu konjungsi yang menghubungkan dua klausa
atau lebih yang merupakan anak kalimat.
Konjungsi ini terbagi lagi menjadi 12 kelompok, yaitu:
1. Konjungsi subordinatif waktu,
Contoh : sejak, semenjak, sedari, sewaktu.
2. Konjungsi subordinatif syarat,
Contoh : jika, jikalau, bila, kalau.
3. Konjungsi subordinatif pengandaian,
Contoh : seandainya, seumpama.
4. Konjungsi subordinatif konsesif,
Contoh : biarpun, sekalipun.
5. Konjungsi subordinatif pembandingan,
Contoh : seakan-akan, seperti.
6. Konjungsi subordinatif sebab,
Contoh : sebab, karena, oleh sebab.
7. Konjungsi subordinatif hasil,
Contoh : sehingga, sampai.
8. Konjungsi subordinatif alat,
Contoh : dengan, tanpa.
9. Konjungsi subordinatif cara,
contoh , contoh
10. Konjungsi subordinatif komplementasi
Contoh : bahwa.
11. Konjungsi subodinatif atribut,
Contoh : yang
12. Konjungsi subordinatif perbandingan,
Contoh : sama ... dengan, lebih ... dari.
Artikula (kata sandang)
Kata sandang adalah jenis kata yang mendampingi kata benda atau yang
membatasi makna jumlah orang atau benda. Kata sandang tidak
mengandung suatu arti tapi memiliki fungsi.
Fungsi kata sandang :
o untuk menentukan kata benda,
o mensubstansikan suatu kata.
Contoh kata sandang :
o yang,
o itu,
o nya,
o si,
o sang,
o hang,
o dang.
1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat di simpulkan bahwa kelas kata dapat di
kategorikan/diklasifikasikan berdasarkan makna, tujuan dan penempatan dengan
bervariasinya macam kata imbuhan dan kata sambung yang bisa kolaborasikan secara
tekstual dan pelafalan. Kelas kata atau ketegori kata dapat kita di bedakan sebagai
berikut:
a. Verba
b. Adjectiva
c. Kata Tugas
d. Adverbia
e. Nomina, pronominal, dan numerelia (Kata benda, kata ganti, dan kata bilangan).
Sejauh ini Kelas Kata/kategori Kata diketahui sebagai mana yang telah terurai,
namun sesuai perkembangan kata bisa jadi akan berubah sesuai dengan teori yang di
sepakati oleh ahli bahasa Indonesia.
2. Daftar Pustaka
1. http://web-bahasaindonesia.blogspot.co.id/2015/10/pengertian-kata-tugas-ciri ciri-
dan.html
2. https://id.wikipedia.org/wiki/Adverbia
3. http://www.materibelajar.id/2016/09/pengertian-ciri-ciri-kata-sifat.html \
4. http://gramedia.com