Anda di halaman 1dari 12

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Hasil mini project di wilayah kerja Puskesmas Sei Malang yang berjudul Gambaran
Pengetahuan dan Sikap Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Sei Malang tentang Sistem
Jaminan Kesehatan Nasionaldapat dilihat pada tabel dan diagram hasil tabulasi data. Sampel
adalah pasien yang datang untuk berkunjung ke Puskesmas Sei Malang periode 2-15 Juni -
2017 dan diperoleh 105 responden. Adapun hasil penelitian yang diperoleh dapat dikelompokan
sebagai berikut:

4.1.1. Identitas Responden

Identitas responden pada penelitian ini meliputi usia, jenis kelamin, pendidikan
terakhir dan pekerjaan. Berikut adalah distribusi identitas responden penelitian yang
didapat dari 105 responden

A. Distribusi Usia Responden


Dari jawaban responden yang disebarkan melalui kuesioner didapatkan usia
penderita didominasi kelompok usia 46 60 tahun dengan responden (35.24%),
kemudian usia 31 45 dengan 36 responden (34.30%), usia 15 30 dengan 26 responden
(24.76%) dan 60 75 dengan responden 4 orang (3.80%) dan diurutan terakhir yaitu < 15
tahun dan > 75 tahun dengan 1 responden (0.95%). Jadi distribusi tertinggi terdapat pada
kelompok umur 46 60 tahun yaitu sebesar 35,23% dan distribusi terendah pada
kelompok usia < 15 tahun dan >75 tahun yaitu sebesar 0.95%.
Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Usia

Usia (Tahun) Jumlah Responden (Orang) Persentase (%)


< 15 1 0.95
16 30 26 24.76
31 45 36 34.30
46 60 37 35.24
61 75 4 3.80
>75 1 0.95

B. Distribusi Jenis Kelamin


Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Responden (Orang) Persentase (%)

Laki laki 33 31.43


Perempuan 72 68.57

Dari Tabel 4.2 terlihat bahwa terdapat persebaran yang cukup jauh antara
responden yang berkunjung berdasarkan jenis kelamin, yaitu laki laki dengan 33 orang
(31.43%) dan perempuan 72 orang (68.57%).

C. Distribusi Pendidikan Terakhir


Pola persebaran responden berdarkan pendidikan terakhir terdapat perbedaan
dimana responden yang berlatar belakang pendidikan terakhir tidak sekolah berjumlah 2
responden (1.90%), responden dengan pendidikan terakhir SD sebanyak 16 responden
(15.24%), pendidikan terakhir SMP 15 responden (14.28%), SMA 23 responden
(21.91%), DIII S1 sebanyak 49 responden (46.67%).
Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan Terakhir Jumlah Responden (Orang) Persentase (%)


Tidak Sekolah 2 1.90
SD 16 15.24
SMP 15 14.28
SMA 23 21.91
DII S1 49 46.67

D. Distribusi Pekerjaan
Pada distribusi pekerjaan responden terdapat perbedaan pola persebaran dimana
yang bekerja sebagai PNS sebanyak 45 responden (42.86%), IRT sebanyak 23 responden
(21.91%), wiraswasta dengan 16 responden (15.24%), honorer dan tidak bekerja masing
masing 8 responden (7.62%), pedagang dan pelajar 2 responden (1.90%) dan petani 1
responden (0.95%). Dari distribusi jenis pekerjaan tertinggi responden bekerja sebagai
PNS (42.86%) dan terendah bekerja sebagai petani 1 responden (0.95%).

Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan

Jenis Pekerjaan Jumlah Responden (Orang) Persentase (%)


Tidak Bekerja 8 7.62
PNS 45 42.86
Pedagang 2 1.90
Petani 1 0.95
Ibu rumah tangga 23 21.91
Pelajar 2 1.90
Honorer 8 7.62
Wiraswasta 16 15.24

E. Distribusi Status Kepesertaan


Pada identitas status kepesertaan jaminan kesehatan didapatkan sebanyak 90
responden (85.72%) berstatus BPJS dan 15 responden (14.28%) memiliki KSA.

Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Status Kepesertaan

Status Kepesertaan Jumlah Responden (Orang) Persentase (%)


BPJS 90 85.72
KSA 15 14.28

Untuk kepesertaan BPJS dikategorikan dalam PBI (Penerima Bantuan Iuran) dan
Non PBI. Dari data yang diperoleh sebanyak 63 responden (60%)berstatus Non PBI dan
27 responden (25.72%)kepesertaan PBI.
Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Status Kepesertaan BPJS

Kepesertaan BPJS Jumlah Responden (Orang) Persentase (%)


PBI 27 25.72
Non PBI 63 60.00

4.1.2. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan

Tabel 4.7. Distribusi Pengetahuan Responden

Pengetahuan Jumlah Responden (Orang) Persentase (%)


Baik 78 74.29
Kurang 27 25.71
Dari tingkat pengetahuan didapatkan bahwa rata rata responden memiliki
pengetahuan baik dengan 78 orang (74.29%) sedangkan untuk pengetahuan kurang
sebanyak 27 orang (25.71%).

4.1.3. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap

Dari hasil wawancara dan kuesioner yang dibagikan sebanyak 98 (93.33%)


responden memiliki sikap yang positif tentang sistem jaminan kesehatan nasional yang
ada dan 7 (6.67%) responden yang memiliki sikap negatif.
Tabel 4.8. Distribusi Sikap Responden

Sikap Jumlah Responden Persentase (%)


Positif 98 93.33
Negatif 7 6.67

4.1.4. Hubungan Kepesertaan dengan Tingkat Pengetahuan

Tabel 4.8. Hubungan Status Kepesertaan dengan Tingkat Pengetahuan

Status Pengetahuan
Kepesertaan Baik Kurang Total
Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase
(%) (%) (%)
BPJS 69 76.67 21 23.33% 90 100
KSA 9 60 6 40 15 100
Total 78 27 105
Dari tabel terlihat bahwa peserta BPJS memiliki tingkat pengetahuan yang lebih
baik mengenai sistem jaminan kesehatan nasional dengan persentasi 76.67% (69
responden), sedangkan peserta KSA memiliki persentase 60% dengan 9 responden yang
berpengetahuan baik.

4.1.5. Hubungan Status Kepesertaan BPJS dengan Tingkat Pengetahuan

Tabel 4.9. Hubungan Status Kepesertaan BPJS dengan Tingkat Pengetahuan

Status Pengetahuan
Kepesertaan Baik Kurang Total
BPJS
Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase
(%) (%) (%)
PBI 15 55.56 12 44.44 27 100
Non PBI 54 85.71 9 14.29 63 100
Total 78 21 90
Dari pendistribusian status kepesertaan BPJS diperoleh bahwa peserta Non PBI
rata-rata lebih baik tingkat pengetahuannya dengan 54 responden (85.71%) dan PBI
sebanyak 15 responden (55.56%).

4.1.6. Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap

Tabel 4.10. Hubungan Pengetahuan dengan Sikap

Pengetahuan Sikap
Total
Baik 75 96.15 3 3.85 78 100
Kurang 23 85.19 4 14.81 27 100
Total 98 7 105
Diperoleh hasil berdasarkan tabel di atas bahwa responden yang memiliki
pengetahuan baik dan kurang sama sama menunjukkan sikap yang positif terhadap
penyelenggaraan sistem jaminan kesehatan nasional. Ada pun hasil yang diperoleh
mereka yang berpengetahuan baik sebanyak 75 responden (96.15%) menanggapi positif
tentang JKN, sebanyak 3 responden (3.85%) menanggapi baik terhadap penyelenggaraan
JKN. Kategori pengetahuan kurang sebanyak 23 responden (85.19%) mendukung positif
pelaksanaan JKN dan 4 responden (14.81%) menanggapi negative JKN.

4.1.7. Hubungan Status Kepesertaan Dengan Sikap

Tabel 4.11. Hubungan Status Kepesertaan dengan Sikap

Status Sikap
Kepesertaan Positif Negatif Total
Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase
(%) (%) (%)
BPJS 84 93.33 6 6.67 90 100
KSA 14 93.33 1 6.67 15 100
Total 98 7 105
Tabel di atas memperlihatkan bahwa baik peserta BPJS maupun KSA menunjukkan sikap yang
positif terhadap penyelenggaraan sistem JKN. Responden dengan status kepesertaan BPJS
sebanyak 84 orang (93.33%) memiliki sikap positif dan peserta KSA sebanyak 14 (93.33%)
orang memiliki sikap positif.

4.1.8. Hubungan Status Kepesertaan BPJS Dengan Sikap

Tabel 4.12. Hubungan Status Kepesertaan BPJS dengan Sikap

Status Sikap
Kepesertaan Positif Negatif Total
BPJS
Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase
(%) (%) (%)
PBI 23 85.19 4 14.81 27 100
Non PBI 61 96.83 2 3.17 63 100
Total 84 6 90
Peserta BPJS yang PBI dan Non PBI memiliki sikap yang positif terhadap sistem
JKN dengan masing-masing persentase yaitu 85.19% (23 responden) dan 96.83% (61
responden).

4.2. Pembahasan

4.2.1. Demografi

A. Usia

40.00%
34.30% 35.24%
35.00%
30.00%
24.76%
25.00%
20.00%
Series 1
15.00%
10.00%
5.00% 3.80%
0.95% 0.95%
0.00%
< 15 tahun 16-30 Tahun 31-45 Tahun 46-60 Tahun 61-75 Tahun > 75 Tahun
Diagra
m 4.1. Karakteristik Usia Responden

Diagram 4.1. diketahui bahwa responden paling banyak pada usia antara 46-60 tahun,
yaitu sebanyak 37 orang (35.24%) dan jumlah responden yang paling sedikit berumur < 15
tahun dan > 75 tahun yaitu sebanyak 1 orang (0,95%).Usia dapat didefinisikan sebagai jumlah
waktu kehidupan yang telah dijalani oleh seseorang. Usia sering dihubungkan dengan
kemungkinan terjangkit penyakit. Kelompok umur usia muda (anak-anak) ternyata lebih rentan
terhadap penyakit infeksi (diare, infeksi saluran pernafasan). Usia-usia produktif lebih cenderung
berhadapan dengan masalah kecelakaan lalu-lintas, kecelakaan kerja dan penyakit akibat gaya
hidup (life style). Usia yang relative lebih tua sangat rentan dengan penyakit-penyakit kronis
(hipertensi, jantung koroner atau kanker) (Notoatmodjo, 2005). Resiko kesakitan akibat faktor
usia ini menyebabkan tingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan juga sangat dipengaruhi oleh
usia. Menurut Feldstein (2004) semakin bertambah umur seseorang, maka semakin bertambah
pula permintaannya terhadap pelayanan kesehatan.
Peserta Jaminan Kesehatan Nasional BPJS dan KSA yang memanfaatkan pelayanan
kesehatan adalah usia relative tua. Kesadaran untuk ikut serta dalam Jaminan Kesehatan
Nasional karena beberapa hal, diantaranya yaitu usia tua merupakan usia yang rentan terhadap
penyakit kronis, usia dimana produktivitas tubuh menurun dan sistem kekebalan tubuh menurun
(Maryam R, 2008).

Angka kesakitan penduduk lansia tahun 2012 sebesar 26,93%, artinya bahwa dari setiap
100 orang lansia terdapat 27 orang diantaranya mengalami sakit. Bila dilihat perkembangannya
dari tahun 2005-2012, derajat kesehatan penduduk lansia mengalami peningkatan yang ditandai
dengan menurunnya angka kesakitan pada lansia (Kemenkes, 2013). Hasil penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Yusika (2014) menunjukkan bahwa responden paling banyak pada usia
antara 61-70 tahun, yaitu sebanyak 383 orang (22,7%) dimana ini merupakan usia lanjut.

B. Jenis Kelamin

68.57%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
31.43%
Series 1
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Laki-Laki Perempuan

Diagram 4.2. Karakteristik Jenis Kelamin Responden


Diagram di atas menggambarkan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin,
diperoleh responden terbanyak yaitu perempuan 72 orang (68.57%) dan pria sebanyak 33 orang
(31.43%).
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin adalah sebagian besar perempuan
yaitu sebanyak 73 orang (68.57%), hal ini menunjukan tingkat kesadaran perempuan terhadap
program jaminan kesehatan nasional seperti mendapat pelayanan KB, pemeriksaan kehamilan
dan deteksi kanker serviks. Ada juga ibu-ibu yang berkunjung ke Puskesmas Sei Malang karena
membawa anaknya untuk pelayanan posyandu dan berobat di poli MTBS. Hal ini menyebabkan
meningkatknya kunjungan pasien perempuan di Puskesmas Sei Malang

C. Tingkat Pendidikan

15.24%
1.90%

46.67% Tidak Sekolah


14.28%
SD
SMP
SMA
DIII - S1
21.91%

Diagram 4.3. Karakteristik Tingkat Pendidikan

Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa responden berasal dari tingkat pendidikan
tinggi, yaitu DIII S1 dengan 49 orang (46.67%) dan SMA sebanyak 23 orang (21.91%).

Hal ini tidak sesuai dengan data demografis Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2014
bahwa jumlah terbesar pendidikan terakhir masyarakat adalah SMP atau sederajat, ditambah
letak geografis yang jauh dari pusat kota dan sebagian besar penduduk yang masih digaris
kemiskinan sehingga pendidikan sulit tercapai.

Menurut Lukito (2003), pemanfaatan masyarakat terhadap berbagai fasilitas pelayanan


kesehatan sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan, maka
akan semakin mudah seseorang untuk memahami sebuah perubahan dan manfaat sebuah
perubahan, khususnya dalam bidang kesehatan. Menurut asumsi penulis, tingginya responden
yang berasal dari tingkat pendidikan DIII S1 dikarenakan pemahaman tentang kesehatan sangat
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan.

D. Jenis Pekerjaan
15.39%
7.61% 7.61%
Tidak Bekerja
PNS
1.90% Pedagang
Petani
42.78% Ibu Rumah Tangga
0.95% 1.90% Pelajar
Honorer
21.87% Wiraswasta

Diagram 4.4. Karakteristik Jenis Pekerjaan

Berdasarkan pekerjaan sebagian besar responden bekerja sebagai PNS sebanyak 45 orang
(42.86%). Hal ini tidak sesuai dengan data demografis Puskesmas Sei Malang dimana 35% mata
pencaharian penduduk usia produktif pada wilayah kerja nya merupakan pedagang. Menurut
asumsi penulis, tingkat pendidikan dan pekerjaan yang baik sangat berpengaruh akan kepedulian
masyarakat tentang kesehatan.

E. Status Kepesertaan BPJS


30.00%

PBI
Non PBI

70.00%

Diagram 4.5. Karakteristik Status Kepesertaan BPJS

Dalam hal kepesertaan sebagian responden memiliki status Non PBI sebanyak 63 orang
(60%). Hal ini dikarenakan sebagian besar responden bekerja sebagai PNS. Hal ini membuat
peserta dengan kepesertaan Non PBI menjadi responden terbanyak.

F. Pengetahuan
80.00%
74.29%
70.00%

60.00%

50.00%

40.00%
Series 1

30.00% 25.71%
20.00%

10.00%

0.00%
Baik Kurang

Diagram 4.6. Tingkat Pengetahuan Responden Tentan Jaminan Kesehatan Nasional

Diagram di atas menggambarkan penilaian ketepatan responden untuk menjawab


kuesioner yaitu kategori baik 78 orang (74.29%) dan kategori kurang 27 orang (25.71%).
Sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan dalam kategori baik, hal ini dikarenakan
karena responden memiliki tingkat pendidikan yang cukup sehingga mampu menerima informasi
mengenai JKN yang diperoleh sebagian besar melalui internet dan media elektronik seperti
televisi.

G. Sikap
100.00%
93.33%
90.00%

80.00%

70.00%

60.00%

50.00%
Series 1
40.00%

30.00% 25.71%
20.00%

10.00%

0.00%
Positif Negatif
Diagram 4.7. Sikap Responden Terhadap Jaminan Kesehatan Nasional

Sikap kepesertaan JKN baik BPJS maupun KSA termasuk dalam kategori baik sebanyak
98 orang (93.33%) dan negative sebanyak 7 orang (6.67%). Dalam hal sikap para peserta sangat
mendukung terselenggaranya sistem jaminan kesehatan nasional. Menurut Azwar (2011) dampak
yang diharapkan apabila pengetahuan tentang JKN baik adalah ia suka atau memiliki sikap yang
positif yaitu sikap yang menunjukkan atau memperlihatkan, menerima, mengakui, menyutujui,
serta melaksanakan norma-norma yang berlaku dimana individu tersebut berada.

H. Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap

Pengetahuan Sikap
Positif Negatif Total
Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase
(%) (%) (%)
Baik 75 96.15 3 3.85 78 100
Kurang 23 85.19 4 14.81 27 100
Berdasarkan hasil analisa tentang pengetahuan dan sikap pada penelitian kali ini, dapat
disimpulkan bahwa pengetahuan yang baik akan member pengaruh terhadap sikap yang baik
pula tentang sistem jaminan kesehatan nasional. Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan
Notoatmodjo (2007) bahwa tindakan seseorang terhadap masalah kesehatan pada dasarnya akan
dipengaruhi oleh pengetahuan seseorang tentang masalah tersebut.

Hasil penelitian yang sama oleh Puspadewi (2014), ada hubungan pengetahuan ibu bersalin
pengguna Jampersal dengan sikap tentang program Jampersak di unit pelaksana teknis kesehatan
Ubud I.

Anda mungkin juga menyukai