Anda di halaman 1dari 4

PELATIHAN PETUGAS UNIT GAWAT DARURAT

No.
Dokumen
No.Revisi
KAK
Tanggal
PEMERINTAH KABUPATEN
Terbit
SERAM BAGIAN BARAT Halaman
DINAS KESEHATAN KRISTIAN SOHILAIT S.AP
UPTD PUSKESMAS PIRU
NIP 19670625199303 1 010

KERANGKA ACUAN KERJA


PELATIHAN PETUGAS UNIT GAWAT DARURAT
PUSKESMAS PIRU

1. PENDAHULUAN
Cedera bahkan kematian dapat terjadi kapan saja, dimana saja, dan dapat dialami
oleh siapa saja. Bencana nasional seperti gempa bumi di Kerinci, gempa bumi di Biak
sampai terakhir Tsunami di Nangroe Aceh Darusalam dan Sumatera Utara merupakan
contoh bagaimana musibah tidak dapat kita hindari, sehebat apapun upaya kita untuk
menghadapinya. Upaya rasional yang efektif adalah meminimalkan dampak yang
mungkin timbul akibat bencana/cedera. Kematian memangn milik Tuhan Yang Maha Esa,
akan tetapi kematian karena sumbatan jalan nafas, gangguan ventilasi paru, dan
perdarahan, seharusnya dapat kita cegah.
Sistem pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) menjadi solusi terpilih terbaik
untuk memberi bantuan bagi seseorang dengan kriteria gawat darurat. Pusponegoro
(2005) menyatakan bahwa suatu sistem yang baik akan tercermin dari waktu tanggap
(Respon Time) sesaat setelah cedera terjadi. Keberhasilan pertolongan terhadap
penderita gawat darurat itu tergantung kapada :
Kecepatan ditemukannya penderita
Kecepatan meminta bantuan pertolongan
Kecepatan dan ketepatan bantuan yang diberikan
Melihat ketiga faktor tersebut dapat dimengerti bahwa pertolongan pertama di
tempat kejadian (On The Spot) sebaiknya dilakukan oleh penolong yang memahami
prinsip resusitasi dan stabilisasi, ekstrikasi dan evakuasi, serta cara transportasi
penderita dengan benar.
Kedudukan tenaga kesehatan di dalam SPGDT memiliki posisi sangat strategis.
Kondisi penderita yang membutuhkan jalan nafas yang bersih, ventilasi paru adequat,
dan terhindar dari perdarahan lanjut serta terlindungi dari kecacatan menjadi poin penting
bahwa seoran penolong pertama harus mempunyai dasar keilmuan yang memadai
tentang keterampilan penanggulangan penderita gawat darurat (SPGDT). Kurikulum
Program Pendidikan Ners atau Bidan yang sekarang diterapkan, juga dapat
memudahkan mereka jika mengikuti pelatihan mengenai PPGD.
II. LATAR BELAKANG
Dengan meningkatnya kecelakaan yang terjadi dan berkunjung di puskesmas
Kanor perlu kiranya untuk memberikan suatu tindakan darurat, maka puskesmas kanor
harus mempersiapkan tenaga, fasilitas dan alat penunjang lainnya.
Untuk mengantisipasi kejadian tersebut maka perawat yang bertugas di unit
gawat darurat harus memahami tentang tindakan-tindakan yang harus di ambil. Untuk
itu perawat harus mengetahui dasar-dasar tentang kegawat daruratan.
Khususnya untuk pasien yang datang di unit gawat darurat (UGD) perawat
harus bisa dan menguasai tentang tindakan TRIASE.
Pengertian dan Definisi Triase
Triase adalah proses khusus memilih dan memilah pasien berdasarkan
beratnya penyakit menentukan prioritas perawatan gawat medik serta prioritas
trasportasi. Artinya memilih berdasarkan prioritas dan penyebab ancaman hidup.
Triase/Triage merupakan suatu sistem yang digunakan dalam mengidentifikasi
korban dengan cedera yang mengancam jiwa untuk kemudian diberikan prioritas untuk
dirawat atau dievakuasi ke fasilitas kesehatan.

III. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Menyelenggarakan pelatihan PPGD Triase secara profesional kepada perawat
khususnya di UGD supaya bisa menguasai dan terampil dalam mengambil
langkah-langkah tindakan kegawatdaruratan.
2. Tujuan Khusus
2.1 Perawat bisa mengidentifikasi secara cepat terhapap korban yang
memerlukan stabilisasi segera, ini lebih keperawatan yang dilakukan
dilapangan.
2.2 Identifikasi korban yang hanya dapat diselamatkan dengan pembedahan.
2.3 Untuk mengurangi jatuhnya korban jiwa dan kecacatan.
2.4 Menganalisa kebutuhan organisasi SPGDT dalam pelayanan gawat
darurat sehari-hari dan pelayanan gawat darurat dalam wilayah kerjanya.
2.5 Mempraktrkkan keterampilan dalam mengidentifikasi kebutuhan
penderita gawat darurat secara cepat, tepat dan akurat (initrial
assessment).
2.6 Mempraktekkan keterampilan dalam mengupayakan jalan nafas yang
bersih sekaligus memproteksi terhadap spinal (Airway Management).
2.7 Mempraktekkan keterampilan dalam mengupayakan ventilasi paru dan
perfusi jaringan yang adequat (Breathing and Ventilatory Management).
2.8 Mempraktekkan keterampilan dalam mengatasi syok dan mengontrol
perdarahan (Circulatory Management).
2.9 Mempraktekkan keterampilan Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Support-
Cardiopulmonal Rescucitation).
2.10 Mempraktekkan keterampilan dasar gawat darurat bagi penderita yang
mengalami trauma/injury/cedera.
2.11 Mempraktekkan keterampilan dasar gawat darurat jantung : EKG dan
Cardio Shock.
2.13 Mempraktekkan keterampilan pemasangan balutan dan pembidaian.
2.14 Mempraktekkan keterampilan ekstrikasi, evakuasi dan transportasi
dengan teknik yang benar.

VI. KEGIATAN POKOK


4.1 Kegiatan Pokok yang dilakukan perawat di UGD
Kegiatan Pokok yang dilaksanakan dalam rangka penanganan Triase Gawat
Darurat PPGD di unit Instalasi Gawat Darurat adalah :
a. Mengidentifikasi secara cepat terhadap korban yang memerlukan stabilisasi
segera.
b. Melakukan obserfasi terhadap 3 hal yaitu
- pernafasan (respiratory)
- sirkulasi ( perfusion)
- status mental ( mental state)
c. Mengelompokan triase berdasarkan tag label
- Prioritas Nol (Hitam)
Pasien meninggal atau cedera parah yang jelas tidak mungkin untuk
diselamatkan.
- Prioritas Pertama (Merah)
Penderita cedera berat dan memerlukan penilaian cepat dan tindakan
medik atau transport segera untuk menyelamatkan hidupnya. Misalnya,
penderita gagal nafas, henti jantung, luka bakar berat, pendarahan
parah dan cedera kepala berat.
- Prioritas Kedua (Kuning)
Pasien memerlukan bantuan, namun dengan cedera dan tingkat yang
kurang berat dan dipastikan tidak akan mengalami ancaman jiwa dalam
waktu dekat. Misalnya, cedera abdomen tanpa shok, luka bakar ringan,
fraktur atau patah tulang tanpa shok dan jenis-jenis penyakit lain.
- Prioritas Ketiga (Hijau)
Pasien dengan cedera minor dan tingkat penyakit yang tidak
membutuhkan pertolongan segera serta tidak mengancam nyawa dan
tidak menimbulkan kecacatan. Nah mungkin anda masuk dalam
kategori ini, jadi jangan marah-marah dan jangan heran kenapa anda
tidak langsung mendapatkan perawatan di ruang UGD sementara
mereka harus mneolong pasien lain yang lebih parah.

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Koordinasi dengan kepala puskesmas untuk pengajuan pengiriman salah satu
tenaga untuk mengikuti pelatihan.
Koordinasi dengan dinas kesehatan (PPSDK) untuk program pelatihan

VI. SASARAN
Semua petugas yang bertuags di Unit UGD

VII. JADAWAL PELAKSANAAN


Masaih dalam proses pengusulan

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN-KEGIATAN DAN PELAPORAN


-

IX. PENCATATAN DAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


-

Anda mungkin juga menyukai