Citra Aaa
Citra Aaa
STRATEGI PEMBELAJARAN
DOSEN PENGAMPU :
Prof. Dr. H. KARWONO, M.Pd
RISWANTO, M.Pd.Si
Disusun Oleh
Kelompok 4
Maratus Sholikhah 15330002
Novita Intan Kusuma Dewi 15330004
Citra Dewi Anggraeni 15330017
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
Strategi Pembelajaran tentang Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah dan Upaya
Pemecahannya. Dan juga kami berterima kasih kepada Bapak Prof. Dr. H.
Karwono, M.Pd. / Riswanto, M.Pd yang telah memberi tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman Sampul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah 3
2.2 Karakteristik Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah 4
2.3 Dasar Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah 5
2.4 Langkah-Langkah Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah 8
2.5 Kelebihan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah 9
2.6 Upaya Pemecahan Kasus Pembelajaran Dikelas 11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 12
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah.
2. Mengetahui Karakteristik Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah.
3. Mengtahui Dasar Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran.
4. Mengetahui Langkah Pelaksanaan Strategi Pembelajaran.
5. Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Strategi Pembelajaran Berbasis
Masalah.
6. Mengetahui Upaya Pemecahan Kasus Pembelajarannya.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
diperlakukan sebagai penerima pengetahuan yang diberikan secara terstruktur oleh
seorang guru.
Pembelajaran berbasis masalah (Problem-based learning), selanjutnya
disingkat PBL, merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat
memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa. PBL adalah suatu model
pembelajaran vang, nielibatknn siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui
tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang
berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki ketrampilan untuk
memecahkan masalah.
Untuk mencapai hasil pembelajaran secara optimal, pembelajaran dengan
pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah perlu dirancang dengan baik mulai dari
penyiapan masalah yang yang sesuai dengan kurikulum yang akan dikembangkan
di kelas, memunculkan masalah dari siswa, peralatan yang mungkin diperlukan, dan
penilaian yang digunakan. Pengajar yang menerapkan pendekatan ini harus
mengembangkan diri melalui pengalaman mengelola di kelasnya, melalui pendidikan
pelatihan atau pendidikan formal yang berkelanjutan.
Oleh karena itu, pengajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan
yang efektif untuk pengajaran proses berfikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini
membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan
menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya.
Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun
kompleks.
7
c. Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir
secara ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir
deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris,
sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu,
sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan
fakta yang jelas.
8
bersifat psikis seperti aktivitas mental. Guru sering lupa dengan hal ini. Banyak guru
yang terkecoh oleh sikap siswa yang pura-pura aktif padahal tidak.
c. Individualitas
Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu siswa. Walaupun
mengajar pada sekelompok siswa, namun pada hakikatnya yang ingin dicapai
adalah perubahan perilaku setiap siswa. Oleh karena itu, dilihat dari segi jumlah
siswa sebaiknya standar keberhasilan guru ditentukan setinggi-tingginya. Semakin
tinggi standar keberhasilan ditentukan, maka semakin berkualitas proses
pembelajaran.
d. Integritas
Mengajar harus dipandang sebagai usaha mengembangkan seluruh siswa.
Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, akan juga
meliputi pengembangan aspek afektif dan aspek psikomotorik. Oleh karena itu,
strategi pembelajaran harus dapat mengembangkan seluruh aspek kepribadian
siswa secara terintegrasi. Penggunaan metode diskusi misalnya, guru harus dapat
merancang strategi pelaksanaan diskusi tak hanya terbatas pada pengembangan
aspek intelektual saja, tetapi harus mendorong siswa agar mereka bisa berkembang
secara keseluruhan, seperti mendorong agar siswa dapat menghargai pendapat
orang lain, berani mengeluarkan gagasan atau ide orisinil, bersikap jujur, dan lain-
lain. Disamping itu, bab IV pasal 19 peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005
dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik.
Sesuai dengan isi peraturan pemerintah diatas, maka ada sejumlah prinsip
khusus dalam pengelolaan pembelajaran, sebagai berikut :
1) Interaktif
Prinsip interaktif mengandung makna bahwa mengajar bukan hanya sekadar
menyampaikan pengetahuan dari guru ke siswa akan tetapi mengajar dianggap
sebagai proses mengatur lingkungan yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
Melalui proses interaksi, memunggkinkan kemampuan siswa akan berkembang baik
mental maupun intelektual.
9
2) Inspiratif
Proses pembelajaran adalah proses inspiratif, yang memungkinkan siswa untuk
mencoba dan melakukan sesuatu.berbagai macam informasi dan proses
pemecahan masalah dalam pembelajaran bukan harga mati yang bersifat mutlak,
tetapi merupakan hipotesis yang merangsang siswa untuk mau dan mencobanya.
3) Menyenangkan
Proses pembelajaran adalah proses yang dapat mengembangkan seluruh potensi
siswa yang dapat terwujud jika siswa terbebas dari rasa takut, dan menegangkan.
Proses pembelajaran yang menyenangkan dapat dilakukan dengan, pertama,
dengan menata ruangan yang apik dan menarik,yang memenuhi unsur kesehatan
seperti pengaturan cahaya, adanya ventilasi, serta memenuhi unsur keindahan
misalnya cat tembok yang bersih, bebas dari debu, dan sebagainya. Kedua, melalui
pengelolaan pembelajaran yang hidup dan bervariasi, yakni dengan menggunakan
pola dan model pembelajaran, media, dan sumber belajar yang relevan serta
gerakan-gerakan guru yang mampu memberikan motivasi belajar siswa.
Proses pembelajaran merupakan proses yang menantang bagi siswa untuk
mengembangkan kemampuan berfikir. Kemampuan tersebut dapat dikembangkan
melalui rasa ingin tahu siswa. Apapun yang dilakukan dan diberikan guru harus
dapat merangsang siswa untuk berfikir dan melakukan. Untuk itu dalam hal-hal
tertentu sebaiknya guru memberikann informasi yang meragukan sehingga karena
keraguan itulah siswa terangsang untuk membuktikannya.
4) Motivasi
Motivasi adalah aspek yang sangat penting untuk membelajarkan siswa. Tanpa
adanya motivasi, tidak mungkin siswa memiliki kemampuan untuk belajar. Oleh
karena itu, membangkitkan motivasi merupakan salah satu peran dan tugas guru
dalam setiap proses pembelajaran.
10
aktivitas siswa seperti pembelajaran berdasarkan pemecahan masalah, contohnya
diskusi dan lainnya.
11
Peran guru, siswa dan masalah dalam pembelajaran berbasis masalah dapat
digambarkan sebagai berikut:
Guru sebagai pelatih Siswa sebagai problem Masalah sebagai awal
solver tantangan dan motivasi
a. Asking about thinking a. Peserta yang aktif a. Menarik untuk
(bertanya tentang b. Terlibat langsung dipecahkan
pemikiran) dalam pembelajaran b. Menyediakan
b. Memonitor c. Membangun kebutuhan yang ada
pembelajaran pembelajaran hubungannya dengan
c. probbing ( menantang pelajaran yang
siswa untuk berfikir ) dipelajari
d. menjaga agar siswa
terlibat
e. mengatur dinamika
kelompok
f. menjaga
berlangsungnya proses
12
e. Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan
pengetahuan barunya dan bertanggungjawab dalam pembelajaran yang
mereka lakukan.
f. Melalui pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai
siswa.
g. Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk
berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan
dengan pengetahuan baru.
h. Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
i. Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus
menerus belajar.
13
2.6 Upaya Pemecahan Kasus Pembelajaran Dikelas
Upaya pemecahan kasus pembelajaran dalam strategi pembelajaran yang
berorientasi pada aktivitas siswa dapat pula disebut sebagai kegiatan yang dapat
diterapkan dalam kegiatan pembelajaran atau aplikasi strategi pembelajaran yang
berorientasi pada aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan-kegiatan
tersebut diantaranya yaitu :
a. Mendengarkan atau Diskusi
Diskusi berarti kegiatan pemecahan masalah dengan bertukar pikiran melalui
pendapat-pendapat dari setiap anggota kelompok. Dalam kegiatan diskusi sangat
ditentukan oleh keterampilan mendengarkan.
b. Pembelajaran dengan Metode Think Pair And Share
Dalam pembelajaran ini siswa dan guru saling memberi dan menerima pemikiran-
pemikiran melalui saran dan pendapat. Dalam pembelajaran ini juga
menggunakan metode diskusi.
c. Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Dalam kegiatan pembelajaran ini guru dan siswa memiliki peran yang sama
hanya tugasnya yang berbeda. Guru dan siswa bersama-sama menetukan tujuan
pembelajaran sampai dengan merumuskan kesimpulan.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas
pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang
dihadapi secara ilmiah. Model ini bercirikan penggunaan masalah kehidupan
nyata sebagai sesuatu dan meningkatkan keterampilan berpikirkritis.
Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) adalah suatu metode
pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks bagi
peserta didik yang menuntut aktivitasnya dalam menyelesaikan masalah secara
ilmiah serta memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensil dari pelajaran.
Model pembelajaran berbasis masalah lebih cocok diterapkan pada materi
yang bersifat teoritis, karena siswa lebih mudah mencari dan mempelajari materi
yang dijadikan masalah untuk diselesaikan. Sedangkan jika diterapkan pada
materi yang lebih menekankan pada logika dirasa siswa akan mengalami
kesulitan karena guru cenderung tidak memberi materi sehingga siswa kesulitan
untuk mencari solusi dari masalah yang disajikan.
15
DAFTAR PUSTAKA
16