Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH AUDIT II

AUDIT TERHADAP SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG USAHA

DISUSUN OLEH:
1. AISYAH (0113U)
2. NERISSA A. (0113U)
3. BAYU DWI BHASKARA (0113U)
4. MIRZA MARUF (0113U451)
KELAS :

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah
melimpahkan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
auditing II yang membahas mengenai Audit terhadap siklus pendapatan dan piutang usaha.
Dengan penyajian ini diharapkan para pembaca dapat mengetahui tata cara atau prosedur
pemeriksaan kas dan bank yang mudah mudahan akan berguna bagi kehidupan para pembaca di
waktu yang akan datang.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang mendukung tugas
ini hingga dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Semoga tugas ini bisa memberi manfaat yang optimal kepada para pembaca di waktu
yang akan datang.

Bandung, September 2015

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

Latar belakang

Dalam PSAK 23 (Rev 2009) disebutkan: Pendapatan adalah penghasilan yang timbul
selama dalam aktivitas normal perusahaan. Pendapatan dikenal dengan bermacam-macam
sebutan yang berbeda seperti: penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen dan royalti.

Dalam PSAK 23, disebutkan:

Pendapatan diakui bila kemungkinan besar manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke
perusahaan dan manfaat ini dapat diukur dengan andal.

PSAK 23 jelas menyebutkan bahwa, pendapatan hanya diakui bila timbul sebagai akibat dari 3
jenis transaksi berikut ini:

1. Penjualan barang Barang yang dimaksudkan di sini meliputi barang yang diproduksi oleh
perusahaan untuk dijual dan barang yang dibeli untuk dijual kembali, seperti barang dagang yang
dibeli pengecer atau tanah dan properti lain yang dimiliki untuk dijual kembali.

2. Penjualan jasa Biasanya terkait dengan kinerja perusahaan atas tugas yang telah disepakati
secara kontraktual untuk dilaksanakan selama suatu periode waktu. Jasa tersebut dapat
diserahkan dalam satu periode atau lebih dari satu periode. (Catatan: Beberapa kontrak untuk
penjualan jasa secara langsung terkait dengan kontrak konstruksi, misalnya kontrak penjualan
jasa dari manajer proyek dan arsitek, diatur sesuai dengan persyaratan kontrak konstruksi
sebagaimana diatur dalam PSAK 34)

3. Penggunaan aset perusahaan oleh pihak lain Yang menimbulkan pendapatan dalam
bentuk:

bunga yaitu pembebanan untuk penggunaan kas atau setara kas, atau jumlah terutang
kepada perusahaan;
royalti yaitu pembebanan untuk penggunaan aset jangka panjang perusahaan, misalnya
paten, merek dagang, hak cipta, dan peranti lunak komputer; dan
dividen yaitu distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas sesuai dengan proporsi
kepemilikan mereka atas kelompok modal tertentu.

Dalam perusahaan, seperti halnya kas, piutang merupakan akun yang tergolong
penting.Karena piutang berkaitan langsung dengan pendapatan atau hasil yang diperoleh atas
produk ataupun jasa yang dihasilkan. Secara umum piutang dapat diartikan sebagai ha katas
uang, barang dan jasa kepada orang lain. Pada umumnya piutang timbul akibat dari penjualan
yang dilakukan perusahaan secara kredit kepada pelanggan.
BAB II
PEMBAHASAN

PRINSIP SIKLUS PENDAPATAN


Siklus pendapatan terdiri dari transaksi penjualan barang atau jasa, baik secara kredit
maupun secara tunai, retur penjualan, pencadangan kerugian piuang, dan penghapusan
piutang.Dalam transaksi penjualan kredit, jika order dari kostumer telah dipenuhi dengan
pengiriman barang atau penyerahan jasa, untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki
piutang kepada kostumernya.
Pendapatan perusahaan dapat berkurang karena barang yang dijual dikembalikan oleh
kostumer ke penjual dan pencadangan kerugian akibat tidak tertagihnya piutang usaha.Piutang
yang dimiliki oleh perusahaan dapat berkurang karena debitur tidak mampu melunasi utangnya.

Sistem Informasi Akuntansi yang Membentuk Siklus Pendapatan


Siklus pendapatan yang terdiri dari berbagai sistem informasi akuntansi berikut ini:
1. Sistem penjualan kredit, yang terdiri dari berbagai prosedur berikut ini:
Prosedur order penjualan.
Prosedur persetujuan kredit.
Prosedur pengiriman barang.
Prosedur Penagihan.
Prosedur pencatatan piutang.
Prosedur pencatatan pendapatan penjualan kredit.
Prosedur pencatatan kos produk jadi yang dijual.
2. Sistem penjualan tunai yang terdiri dari jaringan prosedur berikut ini:
Prosedur order penjualan.
Prosedur penerimaan kas.
prosedur penyerahan barang.
Prosedur pencatatan penerimaan kas.
Prosedur pencatatan penjualan tunai.
Prosedur pencatatan kos produk jadi yang dijual
3. Sistem retur penjualan, yang terdiri dari prosedur berikut ini;
Prosedur penerimaan barang.
Prosedur pencatatan piutang usaha.
Prosedur pencatatan retur penjualan.
4. Sistem pencadangan kerugian piutang yang terdiri dari prosedur berikut ini:
Prosedur pembuatan bukti memorial.
Prosedur pencatatan cadangan kerugian piutang.
5. Sistem penghapusan piutang yang terdiri dari prosedur berikut ini:
Prosedur pembuatan bukti memorial.
Prosedur pencatatan penghapusan piutang.

TUJUAN AUDIT TERHADAP SIKLUS PENDAPATAN

Kelompok Tujuan Audit terhadap Saldo


Tujuan audit terhadap Golongan Transaksi
Asersi Akun
Keberadaan Transaksi penjualan kredit dan tunai Piutang usaha mencerminkan
atau mencerminkan produk yang diserahkan jumlah yang terutang oleh
keterjadian kepada customer selama periode yang costumer yang ada pada
diaudit. tanggal neraca.
Transaksi adjustment penjualan
mencerminkan pengurangan penjualan
karena retur penjualan, pencadangan
kerugian piutang, dan penghapusan piutang
yang diotorisasi selama periode yang
diaudit.
Kelengkapan Semua transaksi penjualan dan adjustment Piutang usaha mencakup
terhadap penjualan yang terjadi selama semua klaim kepada
periode yang diaudit telah dicatat. costumer pada tanggal
neraca.
Hak dan Entitas memiliki hak atas piutang usaha dan Piutang usaha pada tanggal
kewajiban kas sebagai hasil dari transaksi dalam siklus neraca mencerminkan klaim
pendapatan. resmi entitas kepada
costumer.
Penilaian atau Semua transaksi penjualan dan adjustment Piutang usaha mencerminkan
alokasi penjualan telah dicatat dalam jurnal, klaim yang baik pada tanggal
diringkas, dan diposting ke dalam akun neraca dan sesuai dengan
dengan benar. jumlah buku pembatu
piutang.
Cadangan kerugian piutang
mencerminkan estimasi yang
masuk akal beda antara
jumlah piutang bruto dengan
nilai piutang usaha bersih
yang dapat direalisasikan.
Penyajian dan Rincian transaksi penjualan dan adjustment Piutand usaha diidentifikasi
pengunkapane penjualan mendukung penyajian angka dan diklasifikasi dengan
penjualan dan piutang usaha dalam laporan semestinya dalam neraca.
keuangan, baik klasifikasinya maupun Pengungkapan memadai
pengungkapannya. telah dibuat berkaitan dengan
piutang usaha yang
digadaikan atau dianjakkan.

Surat pengakuan (acknowledgment copy). Dokumen ini dikirim oleh fungsi penjualan kepa
costumer untuk memberi tahu bahwa ordernya telah diterima dan dalam proses pengiriman.
Surat muat (bill of lading). Tembusan surat muat ini merupakan dokumen yang digunakan
sebagai bukti penyerahan barang dari perusahaan kepada perusahaan angkutan umum. Slip
pembungkus (packing slip). Dokumen ini ditempelkan pada pembungkus barang untuk
memudahkan fungsi penerimaan customer mengidentifikasi barang-barang yang
diterimanya.Tembusan gudang (warehouse copy). Merupakan tembusan surat order pengiriman
yang dikirim ke fungsi gudang untuk menyiapkan jennis barang dengan jumlah seperti yang
tercantum di dalamnya. Arsip pengewasan pengiriman (saless order follow- up copy).
Merupakan tembusan surat order pengiriman yang diarsipkan oleh fungsi penjualan menurut
tanggal pengiriman yang dijanjikan. Arsip indeks silang (cross-index file copy). Merupakan
tembusan surat order pengiriman yang diarsipkan secara alfabetik menurut nama costumer untuk
memudahkan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari costumer.
Faktur penjualan merupakan dokumen yang dipakai sebagai dasar untuk mencatat timbulnya
piutang. Berbagai tembusan faktur penjualan terdiri dari:
1. Faktur penjualan (customers copies)
Dokumen ini merupakan lembar pertama yang dikirim kepada customer.
2. Tembusan piutang (account receivable copy)
Merupakan tembusan faktur penjualan yang dikirim ke fungsi pencatat piutang sebagai
dasar untuk mencatat piutang dalam buku pembantu piutang.
3. Tembusan jurnal penjualan (sale journal copy)
Merupakan tembusan yang dikirim ke fungsi akuntansi umum sebagai dasar untuk
mencatat transaksi penjualan ke dalam jurnal penjualan.
4. Tembusan analisis (analyis copy)
Merupakan tembusan yang dikirim ke fungsi akuntansi biaya sebagai dasar untuk
menghitung kos produk yang dijual yang dicatat dalam buku pembantu sadiaan, untuk
analisis, dan untuk perhitungan komisi wiraniaga.
5. Tembusan wiraniaga (salesperson copy)
Dikirim kepada wiraniaga untuk memberitahu bahwa order dari costumer yang lewat di
tangannya telah dipenuhi sehingga memungkinkannya menghitung komisi penjualan
yang menjadi haknya.
Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penjualan kredit adalah:jurnal penjualan,
jurnal umum, buku pembantu piutang, buku pembantu sediaan, dan buku besar.
Jurnal penjualan.Dalam transaksi penjualan kredit, catatan ini digunakan untuk mencatat
transaksi penjualan kredit berdasarkan dokumen sumber faktur penjualan. Jurnalnya yaitu:
Piutang Usaha xx
Pendapatan Penjualan xx
Jurnal umum. Dalam transaksi penjualan kredit, catatan ini digunakan untuk mencatat kos
produk yang dijual berdsarkan dokumen bukti memorial. Jurnalnya yaitu:
Kos Produk yang Dijual xx
Sediaan Produk Jadi xx
Buku pembantu piutang.Dalam transaksi penjualan kredit, catatan ini berfungsi sebagai buku
pembantu yang digunakan untuk mencatat bertambahnya piutang kepada debitur tertentu
berdasarkan dokumen sumber faktur penjualan.Buku pembantu sediaan. Dalam transaksi
penjualan kredit, catatan ini berfungsi sebagai buku pembantu yang digunakan untuk mencatat
kos produk jadi tertentu yang dijual berdasarkandokumen sumber faktur penjualan. Buku besar.
Akun buku besar yang terkait dalam siklus pendapatan adalah: piutang usaha, pendapatan
penjualan, kos produk yang dijual, dan sediaan produk jadi
Aktivitas Pengendalian dalam Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit
Aktivitas pengendalian yang dapat mencegah dan mendeteksi salah saji dalam transaksi
penjualan kredit mencakup:
1. Penggunaan surat order penjualan yang diotorisasi untuk setiap penjualan.
2. Fungsi pemberi otorisasi kredit mengecek semua customer baru.
3. Penentuan bahwa customer berada dalam daftar customer yang telah disetujui.
4. Pengecekan batas kredit sebelum penjualan kredit dilaksanakan.
5. Barang dikeluarkan dari gudang hanya atas dasar surat order pengiriman yang telah
diotorisasi.
6. Pengecekan barang yang dikirim dengan surat order pengiriman.
7. Pemisahan fungsi pengiriman barang dan penjualan barang.
8. Pembuatan dokumen pengiriman untuk setiap pengiriman barang.
9. Seiap faktur penjualan harus dilampiri dengan surat order pengiriman yang telah diotorisasi.
10. Pencocokan faktur penjualan dengan dokumen pengiriman.
11. Pertanggungjawaban secara periodik dokumen pengiriman.
12. Pengecekan independen terhadap pemberian harga dalam faktur penjualan.
13. Setiap pencatatan harus dilandasi dokumen sumber faktur penjualan dan dokumen
pendukung yang lengkap.
14. Pengecekan secara independen posting ke dalam buku pembantu piutang dengan akun
control piutang dalam buku besar.
15. Pertanggungjawaban semua faktur penjualan secara periodic.
16. Panduan akun dan review terhadap pemberian kode akun.
17. Pengiriman pernyataan piutang bulanan kepada debitur.

Penggunaan surat order penjualan yang diotorisasi untuk setiap penjualan. Sebagai awal
kegiatan penjualan, fungsi penjualan mengisi formulir surat order pengiriman untuk
memungkinkan berbagai pihak pemberi otorisasi kredit, fungsi penyimpanan barang, fungsi
pengiriman barang, dan fungsi pencatatan penjualan melaksanakan pemenuhan order yang
diterima dari customer.
Fungsi pemberi otorisasi kredit mengecek semua customer baru.Semua customer baru harus
dicek kelayakannya untuk dapat diberi kredit dengan cara mencari ninformasi yang berkaitan
dengan kemampuan dan keandalannya untuk dapat diberi kredit.

Penentuan bahwa customer berada dalam daftar customeryang telah disetujui.Penjualan


kredit mengandung resiko tidak tertagihnya piutang.Untuk berada didalam daftar, customer harus
memenuhi kriteria tertentu misalnya kemampuan dan keandalan keuangan customer yang
ditetapkan fungsi pemberi otorisasi kredit.

Penjualan batas kredit sebelum batas kredit dilaksanakan bagi customer lama, untuk
mengurangi resiko tidak tertagihnya piutang, penjualan kredit hanya dapat dilaksanakan jika
fungsi pemberi otorisasi kredit telah melakukan pengecekan apakah bats kredit maksimum untuk
customer tertentu telah dilampaui.

Barang dikeluarkan dari gudang hanya atas dasar surat order pengiriman yang telah
diotorisasi. Fungsi ini hanya dapat melakukan pengeluaran barang jika mendapat perintah dari
fungsi penjualan dalam surat order pengiriman barang yang diotorisasi oleh fungsi penjualan
tersebut.

Pengecekan barang yang dikirim dengan surat order pengiriman. Kecermatan jenis,
spesifikasi, kualitas, dan kuantitas barang yang dikirim kepada customer dapat dijamin dengan
melakukan kegiatan pengecekan barang yang dkirim dengan informasi mengenai jenis,
spesifikasi, kualitas, dan kuantitas barang sebagaimana yang tercantum dalam surat order
pengiriman.

Pemisahan fungsi pengiriman barang dari fungsi penjualan.Dalam transaksi penjualan,


fungsi penjualan mempunyai kecenderungan untuk menjual barang sebanyak-banyaknya, yang
seringkali mengabaikan dapat ditagih tidaknya piutang yang timbul dari transaksi
tersebut.Dengan dipisahkannya fungsi penjualan dari fungsi pemberi otorisasi kredit, risiko tidak
tertagihnya pituang dapat dikurangi.

Pembuatan dokumen pengiriman untuk setiap pengiriman barang.Sebagai bukti telah


dilaksanakannya pengiriman barang, fungsi pengiriman membubuhkan tanda tangan otorisasi
dan cap sudah dikirim pada copy surat order pengiriman.
Setiap faktur penjualan harus dilampiri dengan surat order pengiriman yang telah
diotorisasi dan dokumen pengiriman. Agar menjadi dokumen sumber yang andal. Dokumen
sumber ini harus dilampiri dengan dokumen pendukung: (1) surat order pengiriman yang telah
diotorisasi oleh fungsi penjualan dan (2) dokumen pengiriman (berupa copy surat order
pengiriman yang telah dibubuhi cap sudah dikirim dan tanda tangan fungsi pengiriman serta
surat muat).

Pencocokan faktur penjualan dengan dokumen pengiriman.Untuk menjamin kelengkapan


informasi yang dicantumkan dalam faktur penjualan, perlu ada aktivitas pencocokan informasi
yang dicantumkan dalam faktur penjualan dengan informasi yang tercantum dalam copy surat
order pengiriman dan surat muat (bill of lading).

Pertanggungjawaban secara periodik dokumen pengiriman.Untuk menjamin bahwa semua


barang yang telah dikirim ke customer telah dibuatkan penagihan melallui pembuatan dan
pengiriman faktur penjualan, secara periodik perlu diadakan pertanggungjawaban dokumen
pengiriman dengan mencocokkan jumlah barang yang telah dikirim dengan yang telah dibuatkan
faktur penjualannya.

Pengecekan independen terhadap pemberian harga dalam faktur penjualan.Kebenaran


jumlah piutang yang ditagihkan kepadacustomer ditagihkan kepada customer dan harga per
satuan yang resmi berlaku. Oleh karena itu, untuk menjamin keakuratan jumlah rupiah yang
ditagihkan kepada customer, perlu dilakukan pengecekan independen terhadap pemberian harga
satuan dalam faktur penjualan.

Setiap pencatatan harus dilandasi dokumen sumber faktur penjualan dan dokumen
pendukung yang lengkap.Transaksi penjualan kredit yang diacatat dalam jurnal penjualan dan
buku pembantu piutang harus didasarkan pada faktur penjualan yang telah diotorisasi oleh
fungsi penagihan dan dilampiri dengan copy surat order pengiriman yang telah diotorisasi oleh
fungsi pengiriman dan surat muat (bill of lading) jiika barang dikirimkan kepada customer
dengan menggunakan jasa angkutan luar.

Pengecekan secara independen posting ke dalam buku pembantu piutang dengan akun
kontrol piutang dalam buku besar.Dalam pencatatan piutang, dokumen sumber yang
digunakan sebagai dasar pencatatan piutang adalah faktur penjualan, bukti kas masuk, memo
kredit, dan bukti memorial. Data dari dokumen sumber ini dicatat melalui dua jalur : (1) dicatat
kedalam jurnal dan kemudian diringkas ke dalam akun control piutang dalam buku besar, (2)
dicatat dalam buku pembantu piutang sebagai rincian akun kontrol piutang yang tercantum
dalam buku besar. Dengan demikian untuk mengecek ketelitian data akuntansi yang dicatat di
akun kontrol piutang di dalam buku besar, aktivitas pengendalian mengharuskan secara periodic
diadakan rekonsiliasi antara buku pembantu piutang dengan akun kontrol piutang dalam buku
besar.

Pertanggungjawaban semua faktur penjualan secara periodik.Untuk menjamin bahwa


semua faktur penjualan yang dibuat selama periode akuntansi tertentu telah dicatat ke dalam
jurnal penjualan dan buku pembantu piutang, secara periodik fungsi penagihan harus
mempertanggungjawabkan semua faktur penjualan yang dibuat selama periode akuntansi
tertentu dan memeriksa apakah semua faktur penjualan tersebut telah dicatat ke dalam catatan
akuntansi semestinya.

Panduan akun dan review terhadap pemberian kode akun. Ketersediaan buku panduan kode
akun dan review terhadap pemberian kode akun pada saat pembuatan dokumen sumber
menjamin keakuratan posting sehingga asersi penyajian dan pengungkapan menjadi andal.

Pengiriman pernyataan piutang bulanan kepada debitur.Aktivitas pengendalian ini


diciptakan dengan cara pengecekan secara periodik ketelitian catatan akuntansi yang
diselenggarakan oleh perusahaan dengan catatan akuntansi yang diselenggarakan oleh pihak luar
yang bebas. Untuk mengecek ketelitian catatan piutang entitas, secara periodik fungsi pencatatan
piutang diharuskan membuat pernyataan piutang dan mengirimkannya kepada debitur yang
bersangkutan. Dengan cara ini data yagn dicatat dalam buku pembantu piutang dicek
ketelitiannya oleh debitur yang bersangkutan, sehingga pengiriman secara periodik pernyataan
putang ini akan menjamin ketelitian data akuntansi yang dicatat oleh perusahaan.

Penyusunan Program Audit untuk Pengujian Pengendalian terhadap Transaksi Penjualan


Kredit
Berdasarkan daftar prosedur audit yang dapat digunakan oleh auditor untuk melakukan
pengujian pengendalian terhadap transaksi penjualan kredit, dapat disusun program audit untuk
pengujian pengendalian terhadap transaksi penjualan kredit. Berbagai prosedur audit
diklasifikasikan kembali menurut asersi yang dituju: keberadaan atau keterjadian, kelengkapan,
dan penilaian atau alokasi.

Penjelasan Program Audit untuk Pengujian Pengendalian terhadap Transaksi Penjualan


Kredit
Lakukan pengamatan terhadap prosedur persetujuan penjualan, pengiriman barang, penagihan,
dan pengiriman pernyataan piutang. Pengamatan ini ditujukan untuk membuktikan: (1) adanya
pemisahan tiga fungsi pokok: fungsi operasi, fungsi penyimpanan, dan fungsi akuntansi dalam
penanganan system penjualan kredit, (2) setiap transaksi penjualan kredit dilaksanakan oleh lebih
dari unit organisasi sehingga tercipta adanya pengecekan intern dalam setiap pelaksanaan
transaksi tersebut. Dalam pengamatan terhadap pelaksanaan transaksi penjualan kredit ini auditor
melakukan pengamatan terhadap:
1. Persetujuan surat order pengiriman yang dilaksanakan oleh fungsi penjualan.
2. Pengiriman barang yang dilaksanakan oleh fungsi pengiriman barang.
3. Penagihan customer yang dilaksanakan oleh fungsi.
4. Pengiriman pernyataan piutang bulanan dan penindaklanjutan keluhan dari customer yang
dilaksanakan oleh fungsi pencatatan piutang.

Dalam memeriksa bukti dikirimkannya secara periodik surat pernyataan piutang kepada debitur
auditor dapat memperoleh informasi dengan cara:
1. Memeriksa arsip tembusan surat pernyataan piutang, jika arsip semacam ini diselenggarakan
oleh klien.
2. Memeriksa arsip korespondensi antara klien dengan debiturnya.
Ambil sampel transaksi penjualan dari jurnal penjualan dan lakukan pemeriksaan terhadap
dokumen pendukung. Aktivitas pengendalian yang diperiksa oleh auditor dalam pemeriksaan
terhadap faktur penjualan tersebut adalah :
1. Penggunaan formulir faktur penjualan yang bernomor urut tercetak.
2. Adanya pertanggungjawaban penggunaan formulir faktur penjualan yang bernomor urut
tercetak tersebut.
3. Tanda tangan atas faktur penjualan dari yang berwenang.
4. Kesesuaian informasi yang dicantumkan dalam faktur penjualan dengan informasi yang
tercantum dalam dokumen pendukungnya (misalnya informasi nama customer, nama dan
spesifikasi barang, kuantitas yang dikirmkan, dan susunan barang)
5. Kelengkapan dokumen pendukung faktur penjualan (surat order pengiriman dan surat muat)
6. Tanda tangan otorisasi atas dokumen pendukung dari yang berwenang.
7. Kesesuaian harga jual, syarat penjualan, dan potongan yang tercantum dalam faktur
penjualan dengan peraturan yang berlaku mengenai hal tersebut.
8. Ketelitian pencatatan informasi yang tercantum dalam faktur ke dalam buku pembantu
piutang dan jurnal penjualan.
Gambaran Umum Piutang

Piutang adalah tuntutan (claims) terhadap pihak tertentu yang penyelesaiannya diharapkan
dalam bentuk Kas selama kegiatan normal perusahaan. Klaim timbul karena berbagai
sebab.misalnya penjualan secara kredit, pemberian pinjaman kepada karyawan, porsekot dalam
kontrak pembelian, porsekot kepada karyawan, dll.
Piutang usaha timbul karena adanya penyerahan barang atau jasa dalam rangka
menjalankan kegiatan usaha normal perusahaan.

Dalam siklus pendapatan seperti yang kita ketahui, transaksi yang mempengaruhi piutang
usaha adalah :
1. Transaksi penjualan kredit barang dan jasa kepada customer
2. Transaksi retur penjualan
3. Transaksi penerimaan kas dari debitur
4. Transaksi penghapusan piutang
PRINSIP AKUNTANSI BERTERIMA UMUM DALAM PENYAJIAN PIUTANG USAHA
DI NERACA
Sebelum membahas pengujian substantif terhadap piutang, perlu diketahui terlebih dahulu
prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian piutang di neraca berikut ini:
1. Piutang usaha harus disajikan di neraca sebesar jumlah yang diperkirakan dapat ditagih
dari debitur pada tanggal neraca.
2. Jika perusahaan tidak membentuk cadangan kerugian piutang usaha, harus dicantumkan
pengungkapannya di neraca bahwa saldo piutang usaha tersebut adalah jumlah berseih
(neto).
3. Jika piutang usaha bersaldo material pada tanggal neraca, harus disajikan rinciannya di
neraca.
4. Piutang usaha yang bersaldo kredit (terdapat di dalam kartu piutang) pada tanggal neraca
harus disajikan dalam kelompok utang lancar.
5. Jika jumlahnya material, piutang nonusaha harus disajikan terpisah dari piutang usaha.
TUJUAN PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP PIUTANG USAHA
Tujuan pengujian substantif terhadap piutang usaha adalah:
1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan caccatan akuntansi yang bersangkutan dengan
piutang usaha.
2. Membuktikan keberadaan piutang usaha dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan
piutang usaha yang dicantumkan dineraca.
3. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam cacatan akuntansi dan
kelengkapan saldo piutang udsaha yang disajikan dalam neraca.
4. Membuktikan hak kepemilikan klien atas piutang usaha yang dicantumkan di neraca.
5. Membuktikan kewajaran penilaian piutang usaha yang dicantumkan di neraca.
6. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan piutang usaha di neraca.
Piutang Usaha: yang merupakan akun yang digunakan untuk menampung transaksi timbulnya
piutang usaha dari transaksi penjualan kredit, penerimaan kas dari debitur, dan penghapusan
piutang usaha.

Piutang Nonusaha: yang terdiri dari akun-akunpiutang kepada karyawan, piutang penjualan
saham,piutang klien ansuransi, piutang pengambilan pajak, piutang deviden dan bungadan lain-
lain akun piutang yang timbul bukan dari transaksi penjualan barang dan jasa yang dihasilkan
oleh perusahaan.

Cadangan Kerugian Piutang Usaha:yang merupakan akun penilai, untuk mengurangi saldo
piutang usaha bruto menjadi saldo piutang usaha bersih yang diperkirakan dapat ditagih dari
debitur.

Hitung Kembali SaldoAkun Piutang didalam Buku Besar

Untukmemperoleh keyakinan mengenai ketelitian perhitungan saldoakun piutang usaha,auditor


menhitung kembali saldoakun Piutang Usaha dan Piutang Nonusaha, dengan cara menambah
saldo awal dengan jumlah pendebitan dan menguranginya dengan jumlah pengreditan akun
tersebut.

Lakukan Review terhadap mUtasi Luar Biasa dalam Jumlah dan Sumber Posting dalam
Akun Piutang Usah dan Akun Cadangan Kerugian Piutang Usaha

Kecurangan dalam transaksi penjualan kredit dan transaksi yang mengurangi piutang usaha
(retur penjualan dan penghapusan piutang) dapat ditemukan melalui review atas mutasiluar
biasa, baik dalam jumlah maupun sumber posting dalam akun piutang usaha dan akun Cadangan
Kerugian Usaha

Usut Saldo Awal Akun Piutang Usahadan Akun Cadangan Kerugian Piutang Usaha
Kkertas Kerja Tahun yang Lalu

Sebelum auditormelakukan pengujian terhadap transaksi rinci yang menyangkut Akun Piutang
Usaha dan Cadangan Kerugian Piutang,ia perlu memperoleh keyakinan atas kebenaran saldo
awal kwdua akun tersebut. Untuk mencapai tujuan ini, auditor melakukan pengusutan saldo awal
akun Piutang Usaha dan Akun Cadangan Kerugian Piutang Usaha kekertas kerja tahun
lalu.Kertas kerja tahun lalu dapat menyediakan informasi tentang berbagai koreksi yang diajukan
oleh auditor dalam audit tahun yang lalu, sehingga auditor dapat mengevaluasi tindak lanjut
yang telah ditempuh oleh klien dalam menanggapi koreksi yang diajukan oleh auditor tersebut.

Usut Posting Pendebitan dan Pengkreditan Akun Piutang dalam Jurnal yang
Bersangkutan

Pendebitan didalam Akun Piutabg Usah diusut dalam jurnal penjuualan dan penghreditan ke
akun tersebut diusut kejurnal penerimaan kas dan jurnal umum.Pendebitan dalam akun Piutang
Nonusaha diusut kejurnal pengeluaran kas dan jrnal umum serta pengkreditan keakun tersebut
diusut kejurnal penerimaan kas dan jurnal umum. Pengusutan inidilakukan oleh auditor untuk
memperoleh keyakinan bahwa mutasi penambahan dan pengurangan piutang usaha berasaldari
jurnal-jurnal bersangkutan

Lakukan Rekonsiliasi Akun Kontrol Piutang didalam Buku Besar keBuku Pembantu
Piutang yang Bersqangkutan

Saldoakun control (controlling akun)piutang usaha didalam buku besar tersebut kemudian
dicocockan dengan jurnal saldo akun pembantu(subsidiary accounts)piutang usaha untuk
memperoleh keyakianan bahwa catatan akuntasi klien yang bersangkuatan dengan piutang usaha
dapat dipercaya ketelitiannya. Jika piutang nonusaha jumlah material,biasanya klien
menyelenggarakan buku pembantu untuk itu .Jika demikian audito menempuh nprosedur
rekonsiliasi pula terhadap nonusaha tersebut.

Prosedur Analitika

Pada tahap awal pengujian subtansi terhadap piutang usaha,pengujian analitika dimaksudkan
untuk membantuauditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang
memerlukan audit lebih intenbsif. Untuk itu.Auditor melakukan perhitungan berbagai ratoberikut
ini

Ratio formal

Tingkat perputan piutang usaha pendapat penjualan bersih =Rerata piutang uasha

Ratio piutang usaha dengan aktif lancer Saldo piutang usaha+Aktif lancer
Rate of return on net seles Laba bersih +Pendapat penjualan bersih

Ratio kerugian piutang usaha Kerugian piutang usaha +Pendapatan penjualan

Dengan pendaptan penjualan

Bersih

Ratio kerugian piutang usaha

Dengan piutang usaha sesungguhnya Kerugian piutang usaha+Piutang yang usaha


sesungguhnya tidak tertagih

Tidak tertagih

Ratio yang telah terhitung tersebut kemudian dibandingan dengan harapan auditor
,misalnya ratio tahun lalu ,rerata ratio industry,atau ratio yang dianggarkan. Pembandingan
membantu auditor untuk mengungkapkan (1)peristiwa atau transaksi yang tidak
biasa,(2)perubahan akuntasi,(3)perubahan usah,(4)fluktuasi acak atau,(5)salah saji,

2. Memeriksa kelengkapan dokumen yang mendukung bukti kas masuk dan memo kredit

3. Memeriksa kesesuain data yang tercantum dalam bukti kas masuk dan memo kredit dan
dokumen pendukungnya

4. Memeriksa kebenaran data yang di_posting kedalam akun debitur berdasarkan bukti kas
masuk dan memo kredit

5. Memastikan bahwa semua bukti kas masuk dan memo kredit yang disampel telah dicatat
sebelah kredit akun debitur

Lakukan Vertifikasi Pisah Batas(Cuffot)Transaksi Penjualan dan Retur Penjualan

Vertifikasi pisah batas dimasukan untuk membuktikan untuk apakah klien menggunakan
pisah batas yang konsisten dalam memperhitungkan transaksi penjualan yang termasuk dalam
tahunyang diaudit dibandingkan dengan tahun yang disebelumnya .Jika klien tidak menggunakan
tanggalpisah batas yang konsisten ,akaibat adalah transaksi penjualan yang seharusnya diakui
sebagai pendapat transaksi penjualan tahun yang diaudit dapat diakui oleh klien sebagai
pendapatan klien berikutnya. Dengan demikian klien tidak konsisten dalam mengguanakan
tanggal pisah batas,perhitungan rugi laba tahun yang audit akan terpengaruh langsung.Oleh
karan itu auditor melakuakan pemeriksaan terhadap transaski penjualan,returpenjualan,dan
penerimaan kas dari debitur yang terjadi didalam beberepa minggu dsebelumnya dan sesudah
tanggal neraca, untuk menentukan perlakuan yang tepat terhadap pengakuan pendapatan dan
pencatatan transaksi penguranag piutang usaha.

Periksa dokumen yang mendukung piutang usaha dalam minggu terakhir tahun yang
diaudit dan minggu oertama setelah neraca. Untuk membuktikan bahwa klien menggunakan
pisah batas yang kosisten terhadap transaksipenjualan,auditor memeriksa fakturpenjuala dan
dokumen pendukung yang dibuat dan dicatat oleh klien dalam periode sebelum dan sesudah
tanggal neraca. Dengan membanding tanggal faktur,tanggal laporan mengirim barang dan syarat
penjualan yang digunakan,auditor dapat membuktikan apakah transaksi penjualan dan
pertambahan piutang usah yang terjadi dalam periode sebelum dan sesudah tanggalneraca, telah
dicata dalam periode akuntansi seharusnya.

Periksa dokumen yang mendukung berkurangnya piutang usahs dalam minggu terakhir
tahun yang diaudit dan minggu pertama setelah tanggal neraca.Untuk membuktikan
kecepatan pisah batas dalam transaksi berkurangnya piutang usaha karena penerimaan kas dari
debitur,auditor memeriksa dokumen buku kas masuk dan surat pemberitahuan(remittance
advice)dari debitur yang dipakai sebagai dasar pencatatan didalam kartu piutang .Dari ini
pemeriksaan auditor dapat membuktikan kecepatan pisah batas yang dipakai oleh klien dalam
pencatatan penguranag piutang usah dari penguarangan kas dari debitur.
Lakukan Verifikasi Pisah Batas (Cutoff) Transaksi Penerimaan Kas.Auditor melakukan
observasi terhadap semua kas yang diterima pada hari terakhir tahun yang diaudit untuk
membuktikan apakah penerimaan kas tersebut telah dimasukkan ke dalam kas di tangan atau
setoran dalam perjalanan dan penerimaan kas dalam tahun berikutnya tidak dimasukkan sebagai
penerimaan kas tahun yang diaudit.

Pengujian terhadap Saldo Akun Rinci

Pengujian terhadap saldo akun rinci dalam siklus pendapatan difokuskan ke saldo piutang
usaha dan akun penilainya (Cadangan Kerugian Piutang). Tujuan pengujian saldo akun piutang
usaha rinci adalah untuk memverifikasi :

a. Keberadaan atau keterjadian


b. Kelengkapan
c. Hak kepemilikan
d. Penilaian

Lakukan Konfirmasi Piutang

Ada tiga tahap yang harus ditempuh oleh auditor dalam mengirimkan surat konfirmasi kepada
debitur:

a. Tentukan metode, saat, dan luas konfirmasi yang akan dilaksanakan


b. Pilih debitur yang akan dikirimi surat konfirmasi, dan
c. Kirimkan surat konfirmasi

Kirimkan surat konfirmasi kepada debitur

Prosedur pengiriman surat konfirmasi kepada debitur dan penerimaan jawaban surat konfirmasi.

Periksa dokumen yang mendukung timbulnya piutang usaha

Untuk konfirmasi positif yang tidak diperoleh jawabannya, laksanakan prosedur alternative
berikut ini:

1. Periksa dokumen yang mendukung pencatatan penerimaan kas dari debitur yang terjadi
setelah tanggal neraca.
2. Periksa dokumen yang mendukung pendebitan dan pengkreditan akun piutang usaha
kepada debitur yang bersangkutan.

Dokumen sumber yang diperiksa oleh auditor untuk membuktikan keberadaan piutang
usaha yang dicantumkan di neraca adalah faktur penjualan, sedangkan dokumen
pendukungnya terdiri dari surat order pengiriman, laporan pengiriman barang, surat muat,
dan surat order dari pembeli atau kontrak penjualan. Jika hasil pengujian kepatuhan
terhadap siklus pendapatan menunjukkan bahwa pengendalian intern terhadap siklus
tersebut efektif, maka pemeriksaan terhadap dokumen sumber dan dokumen pendukung
transaksi penjualan akan memberikan bukti mengenai keberadaan piutang usaha yang
dicantumkan oleh klien di neraca. Prosedur audit ini merupakan prosedur audit
alternative jika jawaban surat konfirmasi yang dikirimkan kepada debitur tidak dapat
diperoleh auditor.

Periksa dokumen yang mendukung pencatatan penerimaan kas dari debitur yang terjadi
setelah tanggal neraca.

Pemeriksaan penerimaan kas dari debitur yang terjadi setelah tanggal neraca akan dapat
memberikan informasi kepada auditor mengenai keberadaan debitur yang saldo piutang
kepadanya dicantumkan di neraca klien. Prosedur audit ini juga merupakan prosedur audit
alternative, jika surat konfirmasi yang dikirimka kepada debitur tidak diperoleh jawaban.

Periksa dokumen pendukung timbulnya piutang usaha

Pemeriksaan terhadap dokumen pendukung transaksi timbulnya piutang usaha ini mempunyai
tujuan:

1. Untuk membuktikan keberadaan piutang usaha dan,


2. Untuk membuktikan hak milik atas piutang usaha yang dicantumkan di neraca.

Periksa jawaban konfirmasi bank

Dari jawaban konfirmasi bank ini auditor dapat mengetahui wesel tagih yang
didiskontokan ke bank dan piutang usaha yang dijaminkan dalam penarikan kredit dari bank.

Mintalah surat representasi piutang dari klien


Surat representasi digunakan oleh auditor untuk menyadarkan klien bahwa tanggung
jawab atas kewajaran informasi yang disajikan di dalam laporan keuangan berada di tangan
klien, bukan di tangan auditor.Surat representasi piutang berisi pernyataan klien mengenai
piutang usaha yang disajikan di neraca.

Lakukan evaluasi terhadap kecukupan cadangan kerugian piutang usaha yang dibuat oleh
klien

Prosedur ini ditempuh oleh auditor untuk memverifikasi penilaian piutang usaha yang
dicantumkan di neraca.Menurut prinsip akuntansi berterima diumum, piutang usaha disajikan
dalam neraca pada nilai bersih yang dapat ditagih dari debitur pada tanggal neraca.Oleh karena
itu, verifikasi penilaian dimaksudkan untuk menilai kewajaran penentuan jumlah cadangan
kerugian piutang usaha yang dibentuk oleh klien pada tanggal neraca.

Hitung kembali cadangan kerugian piutang usaha yang dibuat oleh klien

Auditor biasanya melakukan verifikasi penilaian piutang usaha dengan pertama kali
melakukan penghitungan kembali jumlah cadangan kerugian piutang usaha, dengan
menggunakna prosedur yang sama dengan yang digunakan oleh klien. Selanjutnya auditor
biasanya juga menghitung ratio berikut ini untuk beberapa tahun sebelumnya guna menilai
kewajaran jumlah cadangan kerugian piutang usaha:

a. Tingkat perputaran piutang usaha yang dihitung dengan rumus: pendapatan penjualan
dibagi rerata saldo piutang usaha,
b. Jumlah hari pengumpulan piutang usaha yang dihitung dengan rumus: 365 dibagi tingkat
perputaran piutang usaha.

Periksa penentuan umur piutang yang dibuat oleh klien


Langkah pertama dalam memverifikasi kewajaran penilaian piutang adalah meminta dari
klien daftar umur piutang usaha per tanggal neraca. Terhadap daftar umur piutang usaha tersebut
auditor melakukan prosedur audit berikut ini:
1. Lakukan footing dan cross footing terhadap daftar umur tersebut.
2. Bandingkan jumlah piutang usaha menurut daftar umur piutang ke akun Piutang Usaha di
dalam buku besar.
3. Usut saldo piutang usaha kepada setiap debitur ke dalam kartu piutang yang
bersangkutan.
4. Periksa penentuan umur piutang kepada setiap debitur dengan menggunakan informasi
berikut ini:
a. Periksa syarat penjualan yang berlaku.
b. Periksa tanggal faktur yang belum dibayar oleh debitur pada tanggal neraca.
c. Hitung kembali umur piutang kepada setiap debitur sejak tanggal faktur tersebut pada
butir 3b sampai dengan tanggal neraca.

Bandingkan cadangan kerugian piutang usaha yang tercantum di neraca tahun yang
diaudit dengan cadangan tersebut yang tercantum di neraca tahun sebelumnya
Untuk menilai cukup tidaknya cadangan kerugian piutang yang dicantumkan di neraca
klien di auditor membandingkan cadangan kerugian piutang usaha yang dibentuk oleh klien di
neraca sekarang dengan yang dibentuk di neraca tahun sebelumnya. Dengan membandingkan
pengelaman pengumpulan piutang tahun sebelumnya auditor akan memperoleh gambaran
mengenai cukup tidaknya cadangan kerugian piutang usaha yang dibentuk oleh klien di neraca
yang sekarang diaudit oleh auditor.

Periksa catatan kredit untuk debitur yang utangnya telah kadaluwarsa


Dari daftar umur piutang usaha, auditor daftar memperoleh informasi nama debitur yang
piutang kepadanya telah lama kadaluwarsa. Dari informasi ini kemudian auditor akan memeriksa
catatan kredit dan arsip korespondensi dengan debitur yang bersangkutan untuk memperoleh
gambaran mengenai kemungkinan dapat ditagih atau tidaknya piutang kepada para debitur
tersebut. Auditor juga mengajukan pertanyaan kepada klien mengenai kemungkinan dapat
ditagih atau tidaknya piutang yang telah lama kadaluwarsa.

Penyajian Dan Pengungkapan Akun Dalam Laporan Keuangan


Bandingkan Penyajian Piutang Usaha dengan Penyajian
Menurut Prinsip Akuntansi Berterima Umum

Piutang usaha harus disajikan dalam neraca sesuai dengan prinsip akuntansi berterima
umum.Auditor membandingkan penyajian dan pengungkapan piutang usaha yang
disajikan klien dalam neraca dengan prinsip akuntansi berterima umum. Prosedur audit
terhadap penyajian dan pengungkapan piutang usaha adalah: (1) memeriksa klasifikasi
piutang ke dalam kelompok aktiva lancar dan aktiva tidak lancar, (2) memeriksa
klasifikasi piutang ke dalam kelompok piutang usaha dan piutang nonusaha, (3)
menentukan kecukupan pengungkapan dan akuntansi untuk transaksi antarpihak yang
memiliki hubungan istimewa, piutang yang digadaikan, piutang yang telah dianjakkan
(factored account receivable) ke perusahaan anjak piutang.

Periksa klasifikasi piutang ke dalam kelompok aktiva lancar dan aktiva tidak
lancar.Piutang tipe tertentu tidak dapat dimasukkan dalam kelompok aktiva lancar,
seperti piutang kepada manajer perusahaan, direksi, dan perusahaan afiliasi yang laporan
keuangannya tidak dikonsolidasikan.Menurut prinsip akuntansi berterima umum, piutang
tersebut harus disajikan terpisah dari piutang usaha dan disajikan dalam kelompok aktiva
tidak lancar.

Periksa klasifikasi piutang ke dalam kelompok piutang usaha dan piutang


nonusaha.Seperti tercantum dalam prinsip akuntansi berterima umum, piutang nonusaha
harus disajikan di neraca terpisah dari piutang nonusaha. Piutang nonusaha yang
merupakan piutang yang timbul dari transaksi selain penjualan barang dan jasa kepada
pihak luar, seperti misalnya piutang kepada karyawan, piutang penjualan saham, piutang
klaim asuransi, piutang pengembalian pajak, piutang dividen dan bunga harus disajikan
terpisah dari piutang usaha.
Tentukan kecukupan pengungkapan dan akuntansi untuk transaksi antarpihak
yang memiliki hubungan istimewa, piutang yang digadaikan, piutang yang telah
dianjakkan (factored account receivable) ke perusahaan anjak piutang.Menurut
prinsip akuntansi berterima umum, transaksi antarpihak yang memiliki hubungan
istimewa harus diungkapkan memadai dalam neraca.Begitu pula, piutang yang
digadaikan dan yang dianjakkan harus diungkapkan memadai dalam neraca.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Siklus pendapatan terdiri dari sistem penjualan kredit, sistem penjualan tunai, sistem retur
penjualan dan sistem penghapusan piutang. Perancangan program audit untuk pengujian
pengendalian berbagai sistem informasi akuntansi yang membentuk siklus pendapatan
dilaksanakan melalui 5 tahap:
a. Pemahaman terhadap sistem informasi akuntansi untuk pelaksanaan transaksi
b. Penentuan kemungkinan salah saji potensial dalam setiap tahap pelaksanaan
transaksi
c. Penentuan aktivitas pengendalian yang diperlukan untuk mendeteksi dan
mencegah salah saji potensial dalam setiap tahap pelaksanaan transaksi
d. Penentuan prosedur audit untuk mendeteksi efektivitas aktivitas pengendalian
e. Penyusunan program audit untuk pengujian pengendalian terhadap transaksi

Pengujian substantif terhadap piutang usaha ditujukan untuk memperoleh keyakinan


tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan piutang usaha, membuktikan
keberadaan piutang usaha dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan piutang usaha yang
dicantumkan di neraca, membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan
akuntansi dalam catatan akuntansi dan kelengkapan saldo piutang usaha yang disajikan dalam
neraca, membuktikan hak kepemilikan klien atas piutang usaha yang dicantumkan di neraca,
membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan piutang usaha di neraca.

Anda mungkin juga menyukai