Anda di halaman 1dari 8

Bakteri Rhizobium Leguminaceae sebagai Penyubur Tanah

dengan Fiksasi Nitrogen

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Mikrobiologi
Yang dibina oleh Prof. Dr. H. Subandi, M.Si

Oleh kelompok V Offering I


Dewi Yuliani (160332605832)
Dinda Farrah Firdaus (160332605882)
Faula Khoirun Nisak (160332605845)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


JURUSAN KIMIA
MARET 2017
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehidupan manusia tidak lepas oleh adanya bakteri. Dimanapun dan


kapanpun, selalu ada bakteri disekitar kita. Kebanyakan manusia menganggap
bakteri merupakan suatu mikroorganisme yang merugikan. Nyatanya tidak
semua bakteri memiliki dampak buruk terhadap makhluk hidup lainnya. Salah
satunya yaitu bakteri seperti Rhizobium Leguminaceae. Bakteri ini berperan
dalam kesuburan tanah dengan fiksasi nitrogen sehingga dapat dimanfaatkan
tumbuhan sebagai penyusun protoplasma, molekul klorofil, asam nukleat, dan
asam amino yang merupakan penyusun protein (Sari dan Prayudyaningsih,
2015). Nitrogen yang terdapat pada udara sekitar 78% dalam bentuk N2 dan
belum bisa dimanfaatkan oleh tumbuhan. Sehingga peran bakteri ini sangat
diperlukan untuk pertumbuhan tanaman, terutama pada tanaman legum (kacang-
kacangan).

Kesuburan tanah mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan. Menurut Badan


Pusat Statistik (BPS), produksi kacang tanah pada tahun 2012 sekitar 712.857
ton, dimana mengalami penurunan produksi terus-menerus hingga tahun 2015
sekitar 605.449 ton. Produksi yang kian menurun, menyebabkan para petani
mencari pupuk sintetis yang dapat menyuburkan tanah. Banyaknya permintaan
tidak sebanding dengan ketersediaan pupuk sintetis. Sehingga peran bakteri ini
dapat membantu para petani dalam peningkatan hasil produksi dengan
menyuburkan tanah.

B. Tujuan
1. Dapat mengetahui karakteristik Rhizobium Leguminaceae
2. Dapat memahami Mekanisme penambatan nitrogen
3. Dapat mengetahui gambar mikroskopik dan makroskopik bakteri Rhizobium
Leguminaceae
4. Dapat mengetahui pentingnya bakteri Rhizobium Leguminaceae
PEMBAHASAN
A. Karakteristik bakteri Rhizobium Leguminaceae
i. Taksonomi bakteri Rhizobium Leguminaceae
Kingdom : Monera
Filum :
Divisi : Protophyta
Kela : Psilopsida
Ordo : Psilotales
Famili : Psilotaceae
Genus : Rhizobium
Spesies : Rhizobium Leguminaceae

ii. Mekanisme Penambatan Nitrogen oleh Rhizobium


Bakteri Rhizobium merupakan mikroba yang mampu mengikat nitrogen
bebas yang berada di udara menjadi ammonia (NH3) dan akan diubah menjadi
asam amino yang selanjutnya menjadi senyawa nitrogen yang diperlukan
tanaman untuk tumbuh dan berkembang. Rhizobium sendiri memperoleh
karbohidrat sebagai sumber energi dari tanaman inang. (Sari dan
Prayudyaningsih, 2015).
Mikroorganisme penambat N2 yaitu rhizobium pada tanaman legum,
langkah awal adalah pembentukan koloni rhizobium pada akar legum sebagai
pengenalan terhadap inangnya. Spesies rhizobium yang berbeda, berbeda pula
inangnya. Proses infeksi dimulai dengan cara penetrasi bakteri ke dalam sel
rambut akar. Infeksi dimulai dari rambut akar menyebabkan pertumbuhan
rambut akar menjadi keriting akibat dari adanya auksin yang dihasilkan oleh
bakteri. Benang infeksi terus berkembang hingga kortek dan mengadakan
percabangan. Percabangan ini menyebabkan jaringan kortek membesar dan
dapat dilihat sebaga bintil akar. Sampai proses ini infeksi bakteri sensitif
terhadap lingkungan yang tidak menguntungkan, seperti kemasaman atau
kegaraman (salinitas). Pertumbuhan bintil akar tidak selalu di pangkal akar, ada
juga yang tumbuh di ujung-ujung akar. Bintil akar yang efektif bila dibelah
melintang akan memperlihatkan warna merah muda hingga kecoklatan di
bagian tengahnya. Pigmen merah leghemeglobin ini yang paling berperan
dalam memfiksasi N. Jumlah leghemeglobin di dalam bintil akar memiliki
hubungan langsung dengan jumlah nitrogen yang difiksasi. Korelasinya positif,
semakin banyak jumlah pigmen, semakin besar nitrogen yang diikat (Rao, 1994)
dalam Novriani, 2011.
Waktu antara infeksi sampai dengan bakteri mampu memfiksasi N2
sekitar 3-5 minggu. Selama periode tersebut kebutuhan karbohidrat, nutrien
mineral dan asam amino yang disediakan oleh inang tidak memperoleh
keuntungan (bersifat parasit). Bentuk bakteri (rhizobia) dalam satu sel akar yang
mengandung nodul aktif (bila dibelah, berwarna merah muda) disebut bakteroid.
Bakteroid membutuhkan oksigen yang diperlukan untuk membentuk
energi tingkat tinggi, yaitu ATP yang akan digunakan untuk menambat nitrogen
bebas di udara melalui pembentukan enzim nitrogenase (protein yang
mengandung Fe dan Mo yang memerlukan Co sebagai aktivatornya). Enzim
nitrogenase (protein MoFe) ini labil terhadap oksigen, sehingga untuk mengatasi
hal ini, oksigen dikontrol oleh fe-heme-protein berwarna jingga yang disebut
leghemoglobin di mana enzim ini akan menambat gas nitrogen di udara dan
merubahnya menjadi gas amoniak di dalam nodul bakteroid rhizobium. Sejak
saat itu mekanisme penambatan nitrogen bebas di udara mulai berlangsung
dengan melibatkan enzim nitrogenase dan energi pemutusan ikatan rangkap tiga
dari dua atom nitrogen yaitu ATP (Adenosin Tri Phosphate). Bakteroid
menerima nutrisi (unsur hara dan karbon) dari inang untuk mereduksi nitrogen
menjadi amonium dan kemudian melepas N hasil fiksasi ke tanah. Amonium ini
diubah oleh senyawa-senyawa nitrogen yang dapat dimanfaatkan tanaman
(Handayanto dan Hairiah, 2007) dalam Novriani , 2011.
Reaksi yang umum terjadi pada proses penambatan nitrogen oleh bakteri
legumenaceae adalah:
N2 + 8H+ + 8e- + 16 ATP 2NH3 + 16 ADP + H2
Untuk mereduksi 1 molekul N2 diperlukan 15 30 ATP yang 30 60 %
dari energi ATP ini terbuang dalam bentuk gas H2 (Hanafiah, 2007) dalam
Novriani, 2011.
(1) (2)

Gambar (1) Akar dari Pisum sativum dengan nodula yang dibentuk oleh
Rhizobium. (2) Nodula akar berkembang sebagai hasil dari simbiosis antara bakteri
Rhizobium dengan rambut akar tanaman. (a) Bakteri mengenal rambut akar dan
mulai membelah, (b) Masuknya rhizobia ke akar melalui infeksi sehingga bakteri
masuk ke dalam sel akar, (c) Membelah menjadi bentuk nodula (Dewi, 2007) dalam
Novriani, 2011 .

iii. Gambar mikroskopik bakteri Rhizobium Leguminaceae

Secara mikroskopis sel bakteri Rhizobium berbentuk batang, aerobik,


Gram negatif dengan ukuran 0,5 - 0,9 x 1,2 - 3 m, bersifat motil pada media
cair, umumnya memiliki satu flagella polar atau subpolar. Pertumbuhan
optimum pada temperatur 25-30C, pH 6-7. Bakteri Rhizobium bersifat
kemoorganotropik, yaitu dapat menggunakan berbagai karbohidrat dan garam-
garam asam organik sebagai sumber karbonnya. Organisme ini memiliki ciri
khas yaitu dapat menyerang rambut akar tanaman kacang-kacangan di daerah
beriklim sedang atau beberapa daerah tropis dan mendorong memproduksi
bintil-bintil akar yang menjadikan bakteri sebagai simbiosis intraseluler.
iv. Gambar makroskopik bakteri Rhizobium Leguminaceae
S

Surtiningsih, et al. (2009) dalam Sari dan Prayudyaningsih, 2011


menjelaskan karakteristik bakteri Rhizobium secara makroskopis adalah warna
koloni putih susu, tidak transparan, bentuk koloni sirkuler, konveks,
semitranslusen, diameter 2 - 4 mm dalam waktu 3 - 5 hari pada agar khamir-
manitol-garam mineral.
B. Pentingnya bakteri Rhizobium Leguminaceae
Bakteri Rhizobium Leguminaceae penting untuk diketahui dan dipelajari,
karena memiliki peran yang menguntungkan dalam pertumbuhan tanaman
legum (kacang-kacangan). Menurut Soesanto (2013) tanaman yang kekurangan
nitrogen akan menunjukkan pertumbuhan yang kurus, daunnya menguning,
jaringan daun mati, dan bentuk biji menjadi tidak sempurna, kerdil, kecil, dan
cepat masak. Tidak hanya kekurangan nitrogen saja yang dapat menyebabkan
ketidaksempurnaan pertumbuhan tanaman, kekurangan nitrogen juga dapat
tanaman menghasilkan tunas muda yang lembek dan vegetatif, kurang
menghasilkan bebijian, terlambatnya pemasakan atau penuaan buah, dan pH
tanah menurun.
KESIMPULAN
Bakteri Rhizobium Leguminaceae memiliki dampak positif terhadap
kesuburan tanah dan proses kimiawi pada tumbuhan, khususnya penyerapan
unsur nitrogen. Nitrogen berperan dalam pembentukan klorofil, lemak, protein
dan mendukung pertumbuhan vegetatif. Kadar nitrogen yang dibutuhkan
tumbuhan sudah diatur oleh bakteri Rhizobium Leguminaceae sehingga
pertumbuhan tumbuhan dapat efisien dan menghasilkan produk yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik
(https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/874) (Online),
diakses pada 28 Maret 2017 pukul 06:54.
Soesanto, Loekas. 2013. Penyakit karena Bakteri, Virus, Nematoda dan
Kahat Hara. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Sari, R & Prayudyaningsih., R. 2015. Rhizobium : Pemanfaatannya sebagai
Bakteri Penambat Nitrogen. Info Teknis EBONI, 12 (1) (Online),
(http://balithutmakassar.org), diakses pada 27 Maret 2017 pukul
12:24.
Novriani. 2011. Peranan Rhizobium dalam Meningkatkan Ketersediaan
Nitrogen bagi Tanaman Kedelai. AgronobiS, 3 (5). (Online),
(http://agrobisnisunbara.file.wordpress.com), diakses pada 27 Maret
2017 pukul 12:36

Anda mungkin juga menyukai