Kelas Amphibia
Oleh
Elly Diniarti
NIM.13222034
Dosen Pembimbing:
IKE APRIANI, M.Si
A. Latar Belakang
Vertebrata pertama di darat adalah anggota kelas Amphibia. Saat ini
kelas tersebut diwakili oleh kurang lebih 4000 spesies katak, salamander, dan
caecilian (makhluk tak bertungkai yang membuat lubang untuk sarang di hutan
tropis dandanau air tawar. Terdapat tiga ordo Kelas Amphibia yang masih
hidup saat ini, yaitu Urodela (berekor kurang salamander), Anura (tidak
berekor kurang lebih katak, termasuk bangkong) dan Apoda (tak berkaki
kurang lebih caecilian). Hanya ada sekitar 400 spesies dari ordo Urodela.
Beberapa di antaranya hanya hidup di air, tetapi yang lain hidup di darat
sebagai hewan dewasa atau bahkan sepanjang masa kehidupan. Sebagian besar
salamander yang hidup di darat berjalan dengan pembengkokan badan dari sisi
kesisi yang mirip dengan cara berjalan tetrapoda awal (Campbell, 2003).
Katak adalah satu anggota dari classic amphibia. Amphibia berasal dari
kata amphi artinya rangkap dan bios artinya kehidupan, karena Amphibia ialah
hewan yag hidup dengan dua bentuk kehidupan, mula-mula di dalam air tawar
kemudian di darat. Kulit harus selalu basah apabila hewan berada di luar air
untuk memyngkinkan terjadinya pernapasan melalui kulit. Kulit dilengkapi
dengan kelenjar-kelenjar yang menghasilkan lendir untuk mempertahankan
keadaan agar selalu basah. Setiap kelenjar berbentuk piala, terdapat tepat di
bawah epidermis dan salurannya melelui epidermis bermuara di permukaan
kulit. Mekanisme pernapasannya meliputi dua fase, yaiu inspirasi dan ekspirasi
(Kimball, 1983).
Menurut Kimball (1983), Paru-paru dan tulang anggota tubuh, yang
mereka warisi dari moyang krosopterigia, memberikan sarana untuk lokomosi
dan bernafas di udara. Atrium kedua dalam jantung memungkinkan darah yang
mengandung oksigen dengan darah yang kurang mengandung oksigen terjadi
dalam vertikel tunggal, jantung yang beruang tiga itu agaknya memberikan
peningkatan yang berarti dalam efisiensi peredaran dan dengan demikian
meningkatkan kemampuan untuk mengatasi lingkungan daratan yang keras dan
lebih banyak berubah-ubah. Pada pengamatan yang dilakukan untuk
mengetahui ciri-ciri kulit menujukan organ-organ tubuh, system skeleton dan
otot pada katak dan mengetahui bagian-bagian morfologi dan anatomi pada
katak.
B. Tujuan Praktikum
Melalui pengamatan morfologi katak, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Mengamati ciri-ciri integument dari katak
2. Menyebutkan bagian-bagian tubuh katak, yaitu kepala (caput) dan organ-
organ yang ada di dalamnya , leher (servix), badan (truncus) dan anggota
badan (extrimitas).
3. Menujukan system rangka pada katak.
4. Menunjukan topografi organ-organ visceral pada katak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Amphibia
Amphibia berasal dari kata Amphi yang artinya rangkap, dan bios yang
artinya kehidupan. Amphibia adalah hewan yang hidup dengan dua bentuk
kehidupan, mula-mula dalam air tawar kemudian dilanjutkan didarat. Fase
kehidupan di dalam air berlangsung sebelum alat reproduksinya masak,
keadaan ini merupakan fase larva atau biasa disebut beruduh. Hewan dewasa
memiliki columna vertebralis dan biasa extremitates dengan digiti atau jari-jari
yang berbeda-beda, sedang kulitnya lembut dan tidak berambut, tidak bersisik
atau tidak berbulu (Radiopoetro, 1996).
F. Sistem Pernafasan
Katak mengalami metamorfosa. Awal hidupnya, katak berupa berudu
yang hidup di air dan bernafas menggunakan insang. Lalu setelah dewasa,
katak bernafas menggunakan paru-paru. Katak dewasa melakukan pertukaran
gas pernafasan melalui kulit dan paru-paru, sehingga larva harus timbul ke
permukaan air untuk menghirup udara. Paru-paru pada katak berbentuk
kantung dan luas permukaan internalnya agak diperluas oleh lipatan seperti
saku. Tetapi luas permukaan itu jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan
vertebrata tingkat tinggi. Paru-paru diventilasi dengan pompa tekan.
Kelenturan paru-paru itulah yang menyebabkan udara keluar. Amphibi
menambah respirasi paru-paru ini dengan pertukaran udara melalui kulitnya
yang tipis dan selalu basah (Kanna, 2005).
G. Sistem Pencernaan
Sistem digestorium pada katak terdiri atas saluran pencernaan dan
kelenjar-kelenjarnya. Saluran pencernaan atau tractus digestorius terdiri atas
cavum oris, faring, esophagus, ventricles, intestinum tengue, intestinum
crassum, rectum, dan kloaka (Kanna, 2005).
Saluran pencernaan dimulai dari rongga mulut, faring, kerongkongan,
lambung,usus dua belas jari (duodenum), usus halus (intestinum), usus besar,
dan kloaka. Pada rongga mulut makanan dikoyak hingga berbentuk kecil-kecil
dengan bantuan gigi maxilla dan gigi vermer. Memalui bantuan ludah,
makanan masuk ke faring dilanjutkan ke dalam kerongkongan yang
didalamnya terdapat gerakan peristaltik yang menyebabkan makanan masuk ke
lambung. Di dalam lambung terdapat enzim. Enzim-enzim tersebut berasal dari
kelenjar hati dan pankreas (Tjitrosoepomo, 1979).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
C. Cara Kerja
1. Pengamatan permukaan katak.
a. Sampel di letakan di baki paraffin. Raba permukaan tubuh katak,
bagaimana permukaan kulit katak? (kering, kasar, lembab, belendir,
licin). Apakah terdapat struktur pelindung di permukaan kulitnya? Bila
terasa licin apakah sebanya? Ada struktur apa di dalam lapisan apa?
Jelaskan.
b. Di wilayah kepalah terdapat struktur apa saja? Tuliskan dan jelaskan
fungsinya.
c. Warna apa sajakah yang tampak? Jelaskan struktur apakah yang
menimbulkan warna tersebut?
d. Tubuh katak dapat dibedakan atas bagian apa saja? Perhatikan Gambar 1.
e. Anggota gerak (tungkai) anterior dan tungkai posterior,terdiri atas bagian
apa saja,perhatikan ciri kaki. (Gambar 2)
2. Pengamatan wilayah rongga katak.
Setelah katak di matikan, lakukan pengamatan sebagai berikut dengan
pedoman Gambar 4:
a. Buka rongga mulutnya, perhatikan posisi (letak) gigi ada di bagian mana
saja. Berdasarkan cara pendekatan gigi termasuk gigi jenis apa?
b. Rabalah lidahnya, perhatikan di mana lidah melekat (wilayah glotiss atau
premaksila), dan bagaimana ujungnya (bercabang atau tidak).
c. Perhatikan lubang masuk ke esophagus, apa cirinya jelaskan.
d. Pada wilayah gigi vomer terdapat nares internal yang tembus dengan
nares eksternal melalui rongga hidung ke rongga mulut, mengapa
demikian? Apa sebab antara rongga hidung dan rongga mulut harus di
hubungkan?
e. Lubang glottis di bentuk oleh sepasang rawa, jelaskan strukturnya dan
fungsinya.
3. Pengamatan organ internal katak
a. Posisikan ventral, lihat Gambar 3. Perhatikan cara membedah.
b. Bedakanlah mulai dari lubang kloaka, kea rah lateral dan kanan, lalu ke
arah anterior sampai batas rahang bawah, kemudian ke kiri dan kanan.
c. Gunakan gambar 4 sebagai pedoman pada langkah 4-9.
d. Amati organ dalam di dalam wilayah leher, catat nama cirinya.
e. Amati organ dalam di wilayah toraks, tulis nama cirinya.
f. Perhatikan organ-organ yang membangun saluran pernafasan, amatilah
cirri khas paru-paru kiri dan kanan.
g. Perhatikan lubang masuk ke esophagus, lalu telusuri terus saluran
pencernaannya sampai lubang kloaka (di wilayah posterior-dorsal).
h. Amati kelenjar dan saluran yang berhubungan dengan system
pencernaan, hati (ada beberapa gelembir) dan kantung empedu, serta
pancreas.
i. Organ di wilayah pelvic, organ urogenital. Organ ekresi : amati
ginjalnya, tulis ciri khasnya. Organ reproduksi internal : amati, tulis
nama dan cirinya. Berdasarkan cirri organ reproduksinya, tentukan jenis
kelamin katak.
4. Pengamatan rangka katak
Amati dan tuliskan nama-nama tulang yang anda pelajari secara
langsung dari rangka tubuh katak. Bandingkan dengan gambar 5.
a. Rangka tubuh utama terdiri dari : tengkorak, rangkaian ruas belakang,
tulang rusuk, tulang dada.
b. Rangka alat gerak terdiri dari : tulang-tulang gelang pektroral dan tulang-
tulang alat gerak anterior, tulang-tulang gelang pelvik dan tulang-tulang
alat gerak posterior.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel I. Pengamatan Morfologi pada Katak (Rana sp.)
No Gambar Keterangan
1 1. Kepala (caput)
2. Mata (eyes)
3. Punggung (back)
4. Dubur (anal)
5. Kaki belakang
6. Perut (stomach)
7. Kaki depan
8. Gendang telinga
9. Mulut (mouth)
10. Lubang hidung
Dari hasil diatas maka dapat dibahas Menurut Jasin (1992), yaitu
Cavum oris ( rongga mulut), di dalam rongga mulut terdapat alat- alat :
Maxilla (rahang atas), mempunyai dentes (gigi-gigi) berbentuk conus.
Dentes berguna untuk memegang mangsanya, tidak untuk mengunyah,
Mandibula ( rahang bawah) : tidak berdentes, Palatum (atap mulut). Lingua
(lidah), berpangkal di cranial mandibula, bersifat biftida (bercabang), Ostium
tubae auditivae, di kanan kiri lingua terdapat lubang yang menuju ke
kantung suara.
Kaki anterior
1. Branchium (lengan atas)
2. Antibranchium (lengan
bawah)
3. Carpus (pergelangan
tangan)
4. Menus (telapak tangan)
Kaki posterior
1. Femur (paha)
2. Tarsus (pergelangan
kaki)
3. Pes (telapak kaki)
4. Digity (jari-jari)
Dari hasil diatas maka dapat dibahas menurut Jasin (1992), bahwa pada
kaki katak ada posterior dan anterior. Dan pada anterior terdapat beberapa
bagian diantaranya yaitu : Branchium (lengan atas), Antibranchium (lengan
bawah), Carpus (pergelangan tangan), Menus (telapak tangan). Sedangkan
pada posterior bagian-bagiannya yaitu Femur (paha), Tarsus (pergelangan
kaki), Pes (telapak kaki), Digity (jari-jari).
Dari hasil diatas dapat diabahas yaitu pada Sistem Rangka, rangka
katak tersusun atas endoskeleton yang disokong oleh bagian-bagian yang
lunak. Fungsi rangka adalah untuk melindungi bagian-bagian tubuh yang
vital, melekatnya otot daging berguna untuk gerak dan berjalan. Pada fase
cebong (berudu) tulang-tulang masih lunak. Kemudian pada fase dewasa
menjadi keras. Tapi pada sambungan-sambungan tulang masih tetap lunak
dengan permukaan yang licin. Tempurung kepala, vertebrae dan sternum
merupakan skeleton axiale sedang kaki merupakan skeleton appendiculare
(Brotowidjoyo, 1994)
5. Sistem Muscular / otot dorsal Keterangan
1. Tempolaris
2. Depressor mandibularis
3. Deltoid
4. Trieeps
5. Dorsal scacolaris
6. Longismu dorsi
7. Oral saalaris
8. Latisi dorsal
9. Dorsal scasularis
10. Cxternal isous
11. Reetus liaous
12. Sami membanaos
13. Gartracnalmius
Sistem Muscular / otot ventral Keterangan
1. Coraco radialik
2. Submaxibary
3. Vectoralis
4. Rectur abdomens
5. Vestac internus
6. Sddictor magnus
7. Gracias major
8. Antorros tarsaus
9. Antorros tibialis
10. Porterior tibius
11. Ddorteid
12. Tarcam
Dari tabel diatas maka dapat dibahas sistem Sistem otot pada ampibi,
seperti sistem-sistem organ yang lain, sebagai transisi antara ikan dan reptil.
Sistem otot paada ikan berpusat pada gerakana tubuh ke lateral, membuka
dan menutup mulut serta gill apertura (celah insang) dan gerakan sirip yang
relatif sederhana. Kebutuhan hidup di darat mengubah susunan ini
(Brotowidjoyo, 1994).
Sistem otot pada ampibi masih metamerik seperti pada ikan, tetapai
tampak tanda-tanda perbedaan. Sekat horizontal membagi otot dorsal dan
ventral. Bagian dari otot epeksial atau dorsal mempengaruhi gerakan kepala.
Otot ventral adalah menjadi bukti dalam pembagian otot-otot setiap segmen
tubuh ampibi (Brotowidjoyo, 1994).
1. Cerebrum
2. Pineal Gland
3. Pineal Gland
4. Optic Loreebe
5. Cerebellum
6. Pacial Nerve
7. Medulla Oblongata
8. Vacus Nerve
Dari hasil diatas tentang sistem otak maka dapat dibahas yaitu pada amfibi
terdiri atas sistem saraf sentral dan sistem saraf periforium. Sistem saraf sentral
terdiri dari: encephalon (otak) dan medulla spinalis. Enchephalon terdapat
pada kotak otak (cranium). Pada sebelah dorsal akan tampak dua lobus
olfactorium menuju saccus nasalis, dua haemisperium cerebri atau cerebrum
kanan kiri yang berbentuk ooid yang dihubungkan dengan comisure anterior,
sedangkan bagian anteriornya bergabung dengan dienchepalon medialis.
Dibagian belakang ini terdapat dua bulatan lobus opticus yang ditumpuk otak
tengah (mesenchepalon) sebelah bawahnya merupakan cerebreum (otak kecil).
Dibelakang terdapat bagian terbuka sebelah atas yakni medulla oblongata yang
berhubungan dengan medulla spinalis dan berakhir disebelah felium
terminale (Jasin, 1984).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa struktur morfologinya terdiri dari mulut (rima oris), mata (organum
visus), hidung (nares eksterna), jari-jari (digity), paha (femur),betis (cruz)
kloaka. adapun struktur anatomi dari katak, terdiri atas kerongkongan
(oesophagus), empedu (vesica felea), hati (hepar), lambung (ventriculum), usus
halus (intestinum tenue), usus besar (intestinum erassum), rectum, kloaka, aorta
kiri, serambi kiri, pembulu nadi, bilik, serambi kanan, aorta kanan, larink,
parink, trakea, bronkus, bronkiolus, alveolus, oviduk, tuba valopi, ginjal,
ovarium, sel telur, testis, ureter, kantong kemih.
Dari laporan ini yang merujuk dari tujuan penyusunan laporan ini adalah
banyak sekali organ tubuh bagian luar (insectio) dan bagian dalam pada Rana
cancrivora. Bagian- bagiannya ada pada data hasil pengamatan untuk lebih
jelasnya.
B. Saran
Saran pada praktikum ini yaitu harus berhati-hati, lalu pastikan apakah
bahan yang digunakan sudah benar-benar mati atau belum. Dan pada saat
menggambar bahan harus sesuai dengan keterangan yang jelas. Saat
menggunakan alat-alat yang tajam seperti karter harus hati-hati.
DAFTAR PUSTAKA