PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, terdapat beberapa macam kelainan dalam kehamilan, dan
yang paling sering terjadi adalah abortus. Abortus adalah keluarnya janin
minggu dan beratnya kurang dari 500gr (liewollyn, 2002). Terdapat beberapa
macam abortus, yaitu abortus spontan, abortus buatan, dan abortus terapeutik.
Abortus spontan terjadi karena kualitas sel telur dan sel sperma yang kurang
yang telah mati akan dikeluarkan dalam bentuk kantong amnion kosong dan
sebelah mata. Oleh karena itu, pandangan yang ada di dalam masyarakat tidak
boleh sama dengan pandangan yang dimiliki oleh tenaga kesehatan, dalam hal
terjadinya komplikasi serius yang dapat terjadi seiring dengan kejadian abortus.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Agar dapat melakukan dan menerapkan asuhan keperawatan pada ibu
imminens
d. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada pasien abortus
imminens
C. Manfaat penulisan
1. Manfaat bagi praktik keperawatan
Untuk menambah pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan pada
imminens.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian
Abortus adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada
kehamilan sebelum 20 minggu, di mana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan
(Saifuddin, 2007)
Abortus imminen adalah perdarahan bercak yang menunjukkan
B. Etiologi
Penyebab abortus merupakan gabungan dari beberapa faktor Umumnya
secara pasti, apakah janin yang menjadi terinfeksi ataukah toksin yang
Leukocyte Antigen)
h. Trauma
Kasusnya jarang terjadi, umumnya abortus terjadi segera setelah
hamil.
i. Kelainan Uterus
Hipoplasia uterus, mioma(terutama mioma submukosa),serviks
keguguran.
b. Obat-obatan
Antagonis asam folat,antikoagulan,dan lain-lain.Sebaiknya tidak
benzen.
C. Klasifikasi Abortus :
1. Abortus spontanea
Abortus spontanea adalah abortus yang terjadi tanpa tindakan atau
terjadi dengan sendirinya. Aborsi ini sebagian besar terjadi pada gestasi
bulan kedua dan ketiga. Abortus spontan terdiri dari beberapa jenis yaitu:
a. Abortus Imminens
Abortus Imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus
pembukaan.
15 menit bila perlu) atau misoprostol 400 mcg per oral (dapat
uterus.
2) Jika usia kehamilan lebih 16 minggu :
a) Tunggu ekspulsi spontan hasil konsepsi lalu evaluasi sisa-sisa
hasil konsepsi.
b) Jika perlu, lakukan infus 20 unit oksitosin dalam 500 ml cairan
konsepsi.
c) Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan
c. Abortus Inkompletus
Abortus Inkompletus merupakan pengeluaran sebagian hasil
berlangsung terus.
2) Servux sering tetap terbuka karena masih ada benda di dalam rahim
perlu).
3) Jika kehamilan lebih dari 16 minggu:
a) Berikan infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan intravena
ferrosus 600 mg perhari atau jika anemia berat maka perlu diberikan
transfusi darah.
2. Abortus provokatus (abortus yang sengaja dibuat)
Abortus provokatus adalah peristiwa menghentikan kehamilan
sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibu. Pada umumnya dianggap bayi
umur 28 minggu, atau berat badan bayi belum 1000 gram, walaupun
terdapat kasus bahwa bayi dibawah 1000 gram dapat terus hidup.
a. Missed abortion
Kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin yang telah mati
adalah :
1) Tanda-tanda abortus imminens yang kemudian menghilang secara
berlangsung terus.
mati dan besamya sesuai dengan usia kehamilan. Perlu diketahui pula
Hipofibrinogenemia dapat terjadi apabila janin yang mati lebih dari 1 bulan
mengandung janin yang telah mati, dan ingin supaya janin secepatnya
dikeluarkan.
b. Abortus Habitualis
Abortus habitualis adalah abortus spontan yang terjadi 3 kali
atau lebih berturut turut. Pada umumnya penderita tidak sukar menjadi
D. Patofisiologi
Patofisiologi terjadinya keguguran mulai dari terlepasnya sebagian atau
penyulit. Oleh karena itu keguguran memberikan gejala umum sakit perut,
daging.
2. Mola tuberosa: amnion berbenjol-benjol, karena terjadi hematoma antara
laksana kertas.
5. Blighted ovum: hasil konsepsi yang dikeluarkan tidak mengandung janin,
minggu. Bila keguguran pada umur lebih tua dan tidak segera dikeluarkan
(Manuaba,1998)
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Hasil USG Menunjukkan:
a. Buah kehamilan masih utuh,ada tanda kehidupan janin.
b. Meragukan
c. Buah kehamilan tidak baik, janin mati.
d. Tes kehamilan positif jika janin masih hidup dan negatif bila janin
sudah mati
e. pemeriksaan Dopler atau USG untuk menentukan apakah janin masih
hidup
f. pemeriksaan fibrinogen dalam darah pada missed abortion
2. Data laboratorium
a. Tes urine
b. hemoglobin dan hematokrit
c. menghitung trombosit
d. kultur darah dan urine
3. Pemeriksaan ginekologi :
a. Inspeksi Vulva : perdarahan pervaginam ada atau tidak jaringan hasil
sudahtertutup, ada atau tidak jaringan keluar dari ostium, ada atau tidak
tidak jaringan dalam cavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil
dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada
(Ratihrochmat, 2009)
F. Penatalaksanaan
Istirahat baring. Tidur berbaring merupakan unsur penting dalam
hidatitosa)
3. Pada fasilitas kesehatan dengan sarana terbatas , pemantauan hanya
dikatakan memuaskan.
b. Penenang penobarbital 3x30 gram valium
c. Anti pendarahan: Adona ,Transami
d. Vit B Komplek
e. Hormon progesteron
f. Penguat plasenta: gestanom,dhopaston
g. Anti kontraksi Rahim:Duadilan,papaverin
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas klien
medis. Ibu hamil pada usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
2. Keluhan utama
umumnya adalah rasa nyeri pada bagian abdomen. Tingkat nyeri yang
3. Riwayat kesehatan
4. Pemeriksaan Fisik
5. Pemeriksaan Laboraturium