Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM SATUAN OPERASI II

PENGUKURAN LAJU VISKOSITAS

Erna Yusnina Eka Putri


05031281621030

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2017
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Zat cair maupun gas mempunyai viskositas hanya saja zat cair lebih kental
(viscous) daripada gas. Salah satu macam alat untuk mengukur viscositas zat-cair
adalah viscometer (Chang, 2011). Cairan yang mudah mengalir, misalnya air atau
minyak tanah, tegangan luncur itu relatif kecil untuk cepat perubahan regangan
luncur tertentu, dan viskositasnya juga relatif kecil, dan begitu pula sebaliknya
(Lutfy, 2011). Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul bergerak karena
adanya gesekan antar lapisan material. Karenanya viskositas menunjukkan tingkat
ketahanan suatu cairan untuk mengalir. Suatu jenis cairan yang mudah mengalir
dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya bahan-bahan
yang sulit mengair dikatakan memiliki viskositas yang tinggi (Milama, 2014).
Semakin besar viskositas maka aliran akan semakin lambat. Besarnya viskositas
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti temperatur, gaya tarik antar molekul dan
ukuran serta jumlah molekul terlarut (Atkins, 2014).
Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik
menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan
oleh tumbukan antara molekul. Hubungan fluida dan viskositas adalah dalam
fluida yang terdapat aktivitas molekuler antara bagian-bagian lapisannya. Salah
satu akibat dari adanya aktivitas ini adalah timbulnya gesekan internal antara
bagian-bagian tersebut, yang dapat digambarkan sebagai gaya luncur diantara
lapisan-lapisan fluida tadi. Bila pengamatan dilakukan, aliran fluida makin
mengecil di tempat yang jarak terhadap dinding pipa yang semakin kecil, dan
praktis tidak bergerak pada tempat di dinding pipa. Sedangkan kecepatan terbesar
terdapat ditengah-tengah pipa aliran.

1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengetahui laju viskositas
pada sampel.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Viscometer Brookfield


Viskometer Brookfield adalah jenis viskometer putar (rotasi) terdapat
dalam berbagai model berdasarkan rentang viskositasnya yaitu model : LV, RV,
HA, dan HB. Viskometer ini mengukur tenaga putaran (torque) yang diperlukan
untuk memutarkan (spindle) yang dicelupkan dalam cairan. Spindle digerakan
oleh motor sinkron melalui pegas yang terkalibrasi; refleksi pegas di tunjukan
jarum penunjuk atau angka (peragaan digital). Viskositas berbanding lurus dengan
kecepatan spindle berotasi dan berkaitan dengan ukuran dan bentuk (geometri)
dari spindle. (Martin, 2013).
Viscometer Brookfield merupakan salah satu viscometer yang
menggunakan gasing atau7 kumparan yang dicelupkan kedalam zat uji dan
mengukur tekanan gerak dari bagian yang berputar. Terrsedia kumparan yang
berbeda untuk rentang kekientalan tertentu, dan umumnya dilengkapi dengan
kecepatan rotasio (FI IV, 1038). Prinsip kerja dari viscometer Brookfield ini
adalah Semakin kuat putaran semakin tinggi viskositasnya sehingga hambatannya
semakin besar.

2.2. Viscometer Ostwald


Penetapan viskometer ini dilakukan dengan jalan mengukur waktu yang
diperlukan untuk mengalirnya cairan dalam pipa kapiler dari garis a ke garis b.
Oleh sebab itu, dengan menggunakan prinsip yang sama seperti pada pipa kapiler
kita dapat merancang viskometer ostwald yang lebih sederhana dan lebih mudah
digunakan dengan memanfaatkan barang-barang yang ada pada kehidupan sehari-
hari untuk mengukur indeks viskositas cairan (Tri, 2014). Pada viscometer
Ostwald yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah tertentu cairan
untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat
cairan itu sendiri. Pada percobaan sebenarnya, sejumlah tertentu cairan (misalnya
10 cm3, bergantung pada ukuran viscometer) dipipet kedalam viscometer. Cairan
kemudian dihisap melalui labu pengukur dari viscometer sampai permukaan
cairan lebih tinggi daripada batas a. cairan kemudian dibiarkan turun ketika
permukaan cairan turun melewati batas a, stopwatch mulai dinyalakan dan ketika
cairan melewati tanda batas b, stopwatch dimatikan. Jadi waktu yang dibutuhkan
cairan untuk melalui jarak antara a dan b dapat ditentukan. Tekanan merupakan
perbedaan antara kedua ujung pipa U dan besarnya disesuaikan sebanding dengan
berat jenis cairan.

2.3. Piknometer
Massa jenis suatu zat dapat ditentukan dengan berbagai alat, salah satunya
adalah dengan menggunakan piknometer. Piknometer adalah suatu alat yang
terbuat dari kaca, bentuknya menyerupai botol parfum atau sejenisnya. Jadi dapat
diartikan disini, piknometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur nilai
massa jenis atau densitas fluida. Terdapat beberapa macam ukuran dari
piknometer, tetapi biasanya volume piknometer yang banyak digunakan adalah 10
ml dan 25 ml, dimana nilai volume ini valid pada temperature yang tertera pada
piknometer tersebut. Berikut contoh gambar dari piknometer: Bagian-bagian
Piknometer, Adapun jenis atau bentuk piknometer yang kita ketahui itu terdiri dari
tiga bagian, yaitu:
1.Tutup piknometer, untuk mempertahankan suhu di dalam piknometer.
2. Lubang
3.Gelas atau tabung ukur, untuk mengukur volume cairan yang
dimasukkan dalam piknometer

2.4. Minyak Goreng


Minyak goreng merupakan salah satu bahan yang termasuk dalam lemak,
baik yang berasal dari lemak tumbuhan maupun dari lemak hewan.
Penggunaan minyak goreng berfungsi sebagai medium penghantar panas,
menambah rasa gurih, menambah nilai gizi dan kalori dalam makanan. Minyak
goreng tersusun dari beberapa senyawa seperti asam lemak dan trigliserida
(Ketaren, 2015)
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN

3.1.Waktu dan Tempat


Praktikum dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 15 September 2017
dimulai pada pukul 10.00 WIB, di Laboratorium Kimia Hasil Pertanian Fakultas
Pertanian Universitas Sriwijaya.

3.2. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain: 1. Penadah, 2.
Penggaris.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah 1. Air, 2. Botol Air
Mineral 1,5 L, 3. Minyak Goreng.

3.3. Cara Kerja


Cara kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut yaitu:
1. Lubangi botol sebanyak tiga lubang dengan jarak antar lubang 5 cm dari
dasar bawah botol.
2. Tutup semua lubang.
3. Masukkan air ke botol sampai melebihi lubang ketiga.
4. Hitung tinggi air dalam botol (h).
5. Semua lubang dibuka secara bersamaan.
6. Hitung jarak jatuh masing-masing lubang menggunakan penggaris.
7. Hitung waktu selama mengalir masing-masing lubang sampai berhenti
menggunakan stopwatch.
4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini membahas mengenai pengukuran laju viskositas pada
sampel berupa air dan minyak. Sampel satu berupa air dan sampel kedua berupa
minyak. Hasil yang didapatkan setelah cara kerja dilakukan adalah pada sampel
satu percobaan pertama dan kedua dengan tinggi keseluruhan air dalam botol
sebesar 20 cm, jarak lubang dari dasar sejauh 5 cm memakan waktu 4 menit 13
detik dan 4 menit 34 detik dengan jarak jatuh air 17 cm dan 17,5 cm. Pada jarak
lubang 10 cm dari dasar botol dapat memakan waktu 59,23 detik dan 1 menit 2
detik dengan jarak air jatuh sejauh 13,5 cm dan 13,5 cm. Selanjutnya pada jarak
lubang 15 cm dari dasar botol didapat waktu yang ditempuh sebesar 20 detik dan
22,15 detik dengan jarak jatuh air sejauh 13 cm dan 12,5 cm. Sampel kedua
berupa minyak juga dilakukan dengan dua kali ulangan serta perlalkuan yang
sama. Didapat hasil waktu tempuh selama 1 menit 50,7 detik dan 2 menit 5,25
detik dengan jarak jatuh air sejauh 14,5 cm dan 13,5 cm untuk lubang berjarak 5
cm dari dasar botol. Waktu tempuh selama 18,87 detik dan 15,14 detik dengan
jarak jatuh air sejauh 9 cm dan 9 cm untyuk lubang berjarak 10 cm dari dasar
botol. Lalu didapatkan hasil waktu tempuh selama 8,6 detik dan 8,52 detik dnegan
jarak jatuh air sejauh 7,5 cm dan 7 cm untuk lubang yang berjarak 15 cm dari
dasar botol. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut harusnya sudah dapat diambil
kesimpulan mana sampel yang viskositasnya tinggi. Jika berpandangan dengan
hasil pengamatan yang telah kami lakukan maka viskositas air tinggi dan
viskositas minyak rendah. Tetapi berdasarkan teori yang ada, viskositas minyak
lebih tinggi dari air. Semakin mudah suatu fluida mengalir maka semakin rendah
viskositasnya. Menurut saya terjadi kesalahapahaman antar praktikan yang
melakukan pengukuran laju viskositas minyak dan praktikan yang melakukan
pengukuran laju viskositas air. Praktikan yang mengukur laju viskositas air
menghitung waktu tempuhnya berdasarkan lama air melewati lubang satu menuju
lubang dua, lubang dua menuju lubang tiga. Menurut saya, praktikan yang
mengukur laju viskositas minyak hanya menghitung waktu tempuh dari awal air
keluar lubang hingga minyak melewati lubang satu saja, tidak menunggu sampai
minyak hampir melewati lubang dua dan seterusnya. Kesalahan yang terjadi
diakibatkan oleh human error.
BAB 5
KESIMPULAN

Kesimpulan yang didapat pada praktikum ini adalah:


1. Suatu jenis cairan yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki
viskositas yang rendah, dan sebaliknya bahan-bahan yang sulit mengair
dikatakan memiliki viskositas yang tinggi.
2. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik
menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas
disebabkan oleh tumbukan antara molekul.
3. Salah satu macam alat untuk mengukur viscositas zat-cair adalah
viscometer.
4. Semakin tinggi lubang tempat keluar air atau minyak maka semakin
rendah jarak jatuhnya.
5. Viskositas suatu fluida biasanya sudah diketahui dari referensi.
DAFTAR PUSTAKA

Atkins, P.W. 2014. Kimia Fisika Jilid II Edisi IV. Jakarta. Erlangga.

Chang, Raymond 2011. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti. Erlangga. Jakarta.

Lutfy, Stokes. 2011. Fisika Dasar I. Erlangga. Jakarta

Martin, Ganijanti Aby. 2006. Seri Fisika Dasar Mekanika. Salemba Teknika.
Jakarta

Milama, Burhanudin. 2014. Panduan Praktikum Kimia Fisika II . Jakarta: FITK


Press.
.
Tri, Rusdin. 2014. Metode Penentuan Koefisien Kekentalan Zat Cair dengan
Menggunakan Regresi Linear Hukum. Jurnal Agritech Vol. 35 No.3
(Agustus 2015): 324-330.

Anda mungkin juga menyukai