PENGHAN4
PENGHAN4
2017
BAB 1
PEBDAHULUAN
1.2. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui struktur dan sifat fisik serealia
dan kacang-kacangan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kacang-Kacangan
Kacang-kacangan merupakan salah satu bahan makanan sumber protein
dengan nilai gizi yang tinggi (20 25 g/100 g), vitamin B (thiamin, riboflavin,
niacin, asam folat), mineral (Ca, Fe, P, K, Zn, Mg, dan lain-lain), dan serat. Nilai
dan mutu gizi kacang kacangnya menjadi lebih baik setelah dikecambahkan.
Selama pengecambahan komponen antigizi (tripsin inhibitor, asam pitat, pentosan,
tannin) menurun dan setelah pengecambahan terbentuk komponen fitokimia
(glokosinolates, antioksidan alami yang berperan untuk kesehatan (Winarno, F.G..
2004).
2.5. Padi
Padi merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun. Padi termasuk
dalam suku padi-padian atau Poaceae (Graminae atau Glumiflorae). Terna
semusim, berakar serabut, batang sangat pendek, struktur serupa batang terbentuk
dari rangkaian pelepah daun yang saling menopang daun sempurna dengan
pelepah tegak, daun berbentuk lanset, warna hijau muda hingga hijau tua, berurat
daun sejajar, tertutupi oleh rambut yang pendek dan jarang, bagian bunga tersusun
majemuk, tipe malai bercabang, satuan bunga disebut floret yang terletak pada satu
spikelet yang duduk pada panikula, bentuk hampir bulat hingga lonjong, ukuran 3
mm hingga 15mm serta tertutup oleh palea dan lemma yang dalam bahasa sehari-
hari disebut sekam (Faesal, 2013). Mutu gabah juga dipengaruhi oleh genetik
tanaman, cuaca, waktu pemanenan, dan penanganan pascapanen. Pemilihan beras
merupakan ungkapan selera pribadi konsumen, ditentukan oleh faktor subjektif
dan dipengaruhi oleh lokasi, suku bangsa atau etnis, lingkungan, pendidikan, status
sosial ekonomi, jenis pekerjaan, dan tingkat pendapatan. Secara tidak langsung,
faktor mutu beras diklasifikasikan berdasarkan nama atau jenis (brand name) beras
atau varietas padi.SNI untuk beras giling bertujuan untuk mengantisipasi
terjadinya manipulasi mutu beras di pasaran, terutama karena pengoplosan atau
pencampuran antarkualitas atau antar varietas (Silalahi, Jansen, (2006).
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA
4.1. Hasil
Adapun hasil yang didapat dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
4.1.1. Tabel 1. Hasil Pengamatan Serealia dan Kacang-kacangan.
Ukuran
Berat (g/100
No. Bahan Warna Bentuk Panjang
butir)
(mm)
Putih 3 g/100
1. Beras Lonjong 6,4 mm
kekuningan butir
39 g/100
2. Jagung Kuning terang Trapesium 7,75 cm
butir
Kacang 41 g/100
3. Coklat Oval 9,25 cm
tanah butir
Kacang 7 g/100
4. Hijau Lonjong 3,25 cm
Hijau butir
4.2. Pembahasan
Pada praktikum kali ini hal yang perlu dibahas secara deti dalam praktikum
kali ini adalah karakteristik dari masing masing bahan. Kacang-kacangan
merupakan sejenis tanaman pangan berupa perdu yang ditanam di sawah atau
ladang dengan bentuk polong-polongan sedangkan serealia merupakan sejenis
tanaman pangan berupa perdu yang ditanam di sawah atau ladang dengan bentuk
rumput-rumputan. Untuk kelompok empat, bahan yang dipergunakan adalah
kacang merah dan tepung maizena. Praktikum kali ini tidak hanya mengamati
struktur fisik dari serealia dan kacang-kacangan tersebut tetapi juga mengamati
daya serap air serta rasio pengembangan dari bahan-bahan tersebut.
Pada praktikum kali ini digunakan bahan jagung. Jagung dibagi atas lima
macam yaitu, pertama jagung brondong dengan ciri-ciri butirnya kecil dan pecah
apabila digoreng. Kedua yaitu jagung lekuk (dent) dengan ciri butirnya keras, dan
ujungnya melekuk. Ketiga yaitu jagung keras (flin) dengan ciri butirnya keras dan
ujungnya rata. Keempat yaitu jagung tepung yang khusus untuk menghasilkan
tepung dan yang terakhir yaitu jagung manis dengan ciri butirannya lemah,
berlekuk dan rasanya manis. Jagung yang dipakai pada praktikum kali ini yaitu
jagung manis.
Praktikum yang pertama yaitu mengamati berat dari bahan-bahan tersebut.
Bahan yang paling berat yaitu kacang tanah sebesar 35 gram yang diukur
menggunakan gelas ukur 100 ml sedangkan yang paling ringan yaitu beras
sebesar 2 gram. Pada aspek warna, terdapat persamaan warna antara gandum dan
tepung tapioka yaitu berwarna putih kekuningan. Untuk aspek bentuk, rata-rata
bentuk dari bahan-bahan tersebut yaitu lonjong kecuali gandum, tepung tapioka
dan tepung maizena yang berbentuk serbuk.
Pengukuran bahan-bahan kali ini menggunakan alat jangka sorong. Aspek
yang diukur adalah panjang, lebar dan ketebalan bahan. Untuk faktor panjang,
bahan yang terpanjang yaitu 11,4 mm sedangkan yang terpendek yaitu sebesar
5,125 mm. Bahan yang mempunyai kelebaran paling tinggi adalah jagung yaitu
sebesar 8,025 mm dan yang paling rendah adalah beras sebesar 1,2 mm. Untuk
faktor ketebalan, bahan yang paling tebal adalah kacang tanah yaitu sebesar 6,4
mm
BAB 5
KESIMPULAN
Muchtadi, Tien R dan Sugiyono. 1992. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Institut
Pertanian Bogor : Bogor.
Syarief, rizal dan I. Aniez. 1988. Pengetahuan Bahan Untuk Industri Pertanian.
Mediyatama Sarana Perkasa: Jakarta.
Winarno, F.G.. 2004. Kimia Pangan Dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama :
Jakarta.