Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang


mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang
merupakan kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas,
dengan norma dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun dkk, 2006).
Misalnya di dalam kesehatan di kenal kelompok ibu hamil, kelompok
ibu menyusui, kelompok anak balita, kelompok lansia, kelompok
masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan lain sebagainya.
Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada masyarakat petani,
masyarakat pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan
sebagainya (Mubarak, 2006).

Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang


merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat
(public health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif
serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan
rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh
melalui proses keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan
fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri
dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2006).

Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan


keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan
berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien,
keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah seperti

1
pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan
(Wahyudi, 2010).

Pada perkembangannya ilmu keperawatan selalu mengikuti


perkembangan ilmu lain, mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu
terapan yang selalu berubah mengikuti perkembangan zaman. Sebagai
ilmu yang mulai berkembang, ilmu keperawatan banyak mendapat
tekanan, diantaranya adalah adanya tuntutan kebutuhan masyarakat dan
industri kesehatan yang senantiasa berkembang dimana keperawatan
harus mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara
profesional untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut,
keperawatan harus selalu mengembangkan ilmunya berdasarkan
pemahaman konsep model dan teori keperawatan yang sudah ada agar
tidak terjadi penyimpangan di dalam mengaplikasikan ilmu
keperawatan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana mengetahui perkembangan system model keperawatan ?


2. Bagaimana teori konseptual keperawatan menurut Betty Neuman ?
3. Bagamana model teori Betty Neuman dalam lingkup keperawatan
komunitas ?

C. Tujuan

1. Untuk memahami dengan benar teori model keperawatan Betty


Neuman
2. Mengetahui karakteristik teori keperawatan dan faktor-faktor yang
mempengaruhi teori keperawatan.
3. Mengetahui pandangan Betty Neuman tentang model konsep dan
teori keperawatan

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Perkembangan Sistem Model Neuman

Model sistem Neuman memberikan warisan baru tentang cara


pandang terhadap manusia sebagai makhluk holistik (memandang
manusia secara keseluruhan) meliputi aspek (variable) fisiologis,
psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual yang
berhubungan secara dinamis seiring dengan adanya respon-respon
sistem terhadap stressor baik dari lingkungan internal maupun
eksternal.

Komponen utama dari model ini adalah adanya stress dan reaksi
terhadap stress. Klien dipandang sebagai suatu sistem terbuka yang
memiliki siklus input, proses, output dan feedback sebagai suatu pola
organisasi yang dinamis. Dengan menggunakan perspektif sistem ini,
maka kliennya bisa meliputi individu, kelompok, keluarga, komunitas
atau kumpulan agregat lainnya dan dapat diterapkan oleh berbagai
disiplin keilmuan.

Tujuan ideal dari model ini adalah untuk mencapai stabilitas sistem
secara optimal. Apabila stabilitas tercapai maka akan terjadi revitalisasi
dan sebagai sistem terbuka maka klien selalu berupaya untuk
memperoleh, meningkatkan, dan mempertahankan keseimbangan
diantara berbagai faktor, baik didalam maupun diluar sistem yang
berupaya untuk mengusahakannya. Neuman menyebut
gangguan-gangguan tersebut sebagai stressor yang memiliki dampak
negatif atau positif. Reaksi terhadap stressor bisa potensial atau aktual
melalui respon dan gejala yang dapat diidentifikasi.

3
B. Konseptual Model Neuman

Neuman menyajikan aspek-aspek model sistemnya dalam suatu


diagram lingkaran konsentris, yang meliputi variabel fisiologi,
psikologis, sosio kultural, perkembangan dan spiritual, basic structure
dan energy resources, line of resistance, normal line of defense, fixible
line of defense, stressor, reaksi, pencegahan primer, sekunder, tertier,
faktor intra, inter dan ekstra personal, serta rekonstitusi. Adapun faktor
lingkungan, kesehatan, keperawatan dan manusia merupakan bagian
yang melekat pada model ini yang saling berhubungan dan mendukung
ke arah stabilitas sistem. Gambar sistem Neuman ada pada gambar
berikut ini :

1. Manusia menurut Neuman

Neuman memandang manusia atau klien secara keseluruhan


(holistic) yang terdiri dari faktor fisiologis, psikologis, sosial
budaya, faktor perkembangan, dan faktor spiritual.

a. Faktor Fisiologis meliputi struktur dan fungsi tubuh.

b. Faktor psikologis terdiri dari proses dan hubungan mental.

c. Faktor sosial budaya meliputi fungsi sistem yang


menghubungkan sosial dan ekspektasi kultural dan aktivasi.

d. Faktor perkembangan sepanjang hidup.

e. Faktor spiritual pengaruh kepercayaan spiritual. Faktor-faktor


ini berhubungan secara dinamis dan tidak dapat
dipisah-pisahkan.

Klien juga dipandang mengalami kondisi yang bervariasi,sesuai


stress yang dialami. Ketika stressor terjadi individu banyak
membutuhkan informasi atau bantuan untuk mengatasi stressor.
Pemberian motivasi merupakan rencana tindakan perawat untuk
membantu perkembangan klien.

4
Sistem klien diartikan dalam struktur dasar dan
lingkaran-lingkaran konsentrik yang saling berkaitan . Struktur
dasar meliputi faktor dasar kelangsungan hidup yang lebih umum
dari karakter sehat dan sakit yang merupakan gambaran yang unik
dari system klien. Secara umum gambaran keunikan sistem klien
dari Neuman adalah range temperatur normal, struktur genetik ,
pola respon, kekuatan dan kelemahan organ, struktr ego dan
pengetahuan atau kebiasaan.

Neuman selanjutnya menyatakan bahwa Normal Lines of


Defense adalah :

a. Merupakan lingkaran utuh yang mencerminkan suatu keadaan


stabil untuk individu, sistem atau kondisi yang menyertai
pengaturan karena adanya stressor yang disebut keadaan
wellness normal dan digunakan sebagai dasar untuk
menentukan adanya deviasi dari keadaan wellness untuk sistem
klien.

b. Berbagai stressor dapat menginvasi normal line defense jika


flexible lines of defense tidak dapat melindungi secara
adekuat. Jika itu terjadi maka sistem klien akan bereaksi yang
akan tampak pada adanya gejala ketidakstabilan atau sakit dan
akan mengurangi kemampuan sistem untuk mengatasi stressor
tambahan.

c. Normal lines of defense terbentuk dari beberapa variabel dan


perilaku seperti pola koping individu, gaya hidup dan tahap
perkembangan.

2. Lingkungan menurut Neuman

Menurut Neuman lingkungan adalah seluruh faktor-faktor


internal dan eksternal yang berada di sekitar klien . Neuman
mengatakan baik lingkungan internal maupun ekternal pada

5
manusia memiliki hubungan yang harmonis dan keduanya
mempunyai keseimbangan yang bervariasi, dimana keseimbangan
atau keharmonisan antara lingkungan internal dan eksternal
tersebut dipertahankan. Pengaruh lingkungan terhadap klien atau
sebaliknya bias berdampak positif atau negative. Stressor yang
berasal dari lingkungan meliputi 3 hal yaitu intrapersonal,
interpersonal dan extrapersonal.

Neuman membagi lingkungan menjadi 3 yaitu :

a. Lingkungan internal yaitu lingkungan intrapersonal yang ada


dalam system klien.

b. Lingkungan eksternal adalah lingkungan yang berada diluar


system klien.Kekuatan-kekuatan dan pengaruh interaksi yang
berada di luar sistem klien.

c. Lingkungan yang diciptakan merupakan pertukaran energi


dalam system terbuka dengan lingkungan internal dan eksternal
yang bersifat dinamis.Lingkungan ini tujuannya adalah untuk
memberikan stimulus positif kearah kesehatan klien.

Stressor adalah kekuatan lingkungan yang menghasilkan


ketegangan dan berpotensial untuk menyebabkan sistem tidak stabil.
Neuman mengklasifikasi stressor sebagai berikut : Stressor
intrapersonal : terjadi dalam diri individu/keluarga dan berhubungan
dengan lingkungan internal.

Misalnya : respon autoimun. Stressor interpersonal : yang terjadi


pada satu individu/keluarga atau lebih yang memiliki pengaruh pada
sistem.

Misalnya : ekspektasi peran. Stressor ekstrapersonal : juga terjadi


diluar lingkup sistem atau individu/keluarga tetapi lebih jauh
jaraknya dari sistem dari pada stressor interpersonal.

6
Misalnya : sosial politik. Stressor interpersonal dan extrapersonal
berhubungan dengan lingkungan eksternal. Created environment
mencakup ketiga jenis stressor ini.

3. Sehat menurut Neuman

Definisi sehat digambarkan dengan model komponen. Sehat


adalah kondisi dimana bagian dan sub bagian keseluruhan manusia
yang selalu harmoni.Kesehatan manusia dalam status baik atau sakit,
selalu berubah dalam lima variable: fisiologi, psikologi,
sosiobudaya, spiritual dan perkembangan. Sehat relative dan
dinamik dengan stabilitas yang bervariasi. Garis normal sebagai
parameter status sehat. Sehat adalah individual kadang seimbang
atau stabilitas klien atau berubah.

Garis pertahanan manusia dapat permiabel, berbeda dengan


individu lain dan menghasilkan status kesehatan yaitu garis
pertahanan normal.Sehat untuk individu lain mungkin berarti retensi
komponen yang tercontitusi, contoh penggunaan protesa setelah
amputasi dapat menghasilkan garis normal. Sehat untuk individu
adalah hubungan antara faktor genetik dan pengalaman.Tipe
definisi sehat mengikuti individu ,tidak ada standart absolute. Status
yang terbaik adalah status optimal untuk klien bervariasi dari
beberapa poin dalam hubungannya dengan konsep dasar

4. Keperawatan menurut Neuman

Neuman menyatakan bahwa keperawatan memperhatikan


manusia secara utuh dan keperawatan adalah sebuah profesi yang
unik yang mempertahankan semua variabel yang mempengaruhi
respon klien terhadap stressor. Melalui penggunaan model
keperawatan dapat membantu individu, keluarga dan kelompok
untuk mencapai dan mempertahankan level maksimum dari total
wellness. Keunikan keperawatan adalah berhubungan dengan
integrasi dari semua variabel yang mana mendapat perhatian dari

7
keperawatan . Neuman (1981) menyatakan bahwa dia memandang
model sebagai sesuatu yang berguna untuk semua profesi kesehatan
dimana mereka dan keperawatan mungkin berbagi bahasa umum
dari suatu pengertian. Neuman juga percaya bahwa keperawatan
dengan perspektif yang luas dapat dan seharusnya mengkoordinasi
pelayanan kesehatan untuk pasien supaya fragmentasi pelayanan
dapat dicegah.

C. Aktivitas Keperawatan

Perawat dalam model Neuman dipandang sebagai aktor atau


pemberi intervensi yang mempunyai tujuan mengurangi pertemuan
individu dengan stressor yang jelas atau meminimalkan efeknya.
Perawat mungkin memilih untuk mengintervensi dengan cara
menguatkan kemampuan klien untuk berespon terhadap stressor. Jadi
tanpa memperhatikan apakah pertemuan dengan stressor itu
menghasilkan hasil yang positif atau negatif, perawat memberikan
pelayanan sebagai peserta yang aktif dalam mendukung pertahanan
klien dengan membantu klien berespon yang sesuai terhadap stressor
yang datang. Partisipasi aktif dari klien membenarkan arti dari
pengalamannya dengan perawat.

Selanjutnya pembuatan tujuan kolaborasi dan kemajuannya adalah


istilah yang digunakan Neuman untuk menjelaskan aktivitas antara
perawat dan klien. Neuman menyatakan bahwa sekali masalah utama
telah didefinisikan dan diklasifikasikan satu keputusan harus dibuat
sebagai bentuk intervensi apa yang harus diambil sebagai prioritas.Yang
membuat keputusan adalah proses kolaborasi antara perawat dan klien
terlibat dalam merundingkan tujuan kolaborasi yang sesuai. Perawat
membantu klien berbeda tergantung pencegahan primer, sekunder atau
tersier yang diperlukan. Dalam situasi perawatan tiap klien perawat
mengkaji dan mengintervensi secara berbeda. Contoh jika stressor ada

8
di lingkungan klien tapi tidak merusak garis pertahanan normal (tingkat
pencegahan primer), perawat mungkin mengkaji faktor-faktor resiko
dan mencari kemungkinan untuk mengajari atau membantu klien sesuai
dengan kebutuhannya. Jika stressor telah menembus garis pertahanan
normal (tingkat pencegahan sekunder perawat mungkin bertindak untuk
menentukan sifat dari proses penyakit dan mulai berurusan dengan
respon maladaptif. Jika stressor dihasilkan dalam gejala-gejala sisa
(tingkat pencegahan tertier) perawat berusaha untuk membatasi atau
mengurangi efek, barangkali dengan menggunakan sumber-sumber
rehabilitasi.

Ringkasnya perawat atau profesi kesehatan lain menggunakan


model Neuman adalah pengevaluasi aktif dan pemberi intervensi aktif.
Klien dipandang sebagai aktif tetapi lebih rendah dibanding perawat
berhubungan beberapa perubahan status kesehatan. Keperawatan
digambarkan sebagai profesi yang unik, keunikannya dihubungkan
dengan sifat holistic manusia dan pengaruh dari variable yang
berinteraksi dalam lingkungan internal maupun eksternal. Perawat
mengkaji semua factor yang berpengaruh pada klien..Contoh Neuman
menyatakan bahwa lapang persepsi pemberi pelayanan professional dan
klien harus dikaji karena persepsi klien dan caregiver mungkin
bervariasi. Dengan demikian hal ini akan mempengaruhi tindakan
caregiver.

Pengkajian persepsi berarti bahwa perawat mengkaji prasangka,


kebutuhan dan nilai-nilai yang dimiliki klien yang berhubungan dengan
kondisi klien sebelum membuat keputusan. Hal ini penting bahwa
pengkajian persepsi harus menjadi aspek yang dimuat karena ini akan
sangat berguna pada format proses perawatan yang selanjutnya dibuat
oleh Neuman.

D. Hubungan antara keempat konsep sentral.

9
Perawat dilihat sebagai parsitipan yang aktif dan sebagai faktor
dalam lingkungan interpersonal yang mempengaruhi klien. Kesehatan
adalah keadaan dinamis yang dipengaruhi oleh waktu dimana individu
tersebut mencari cara untuk memepertahankan beberapa bentuk
stabilitas. Keadaan ini merupakan keadaan yang harmonis pada semua
aspek mausia, keadaan yang tidak harmonis akan menyebabkan keadaan
kesehatan berkurang. Stressor didapat dari lingkungan internal dan
eksternal dimana keduanya ada dalam system klien.Sifat dari stressor
kebutuhan klien harus dikaji oleh perawat sebelum menetapkan
perencanaan. Salah satu kekuatan dalam model ini terletak pada
hubungan antara variabel klien dengan konsep yang termasuk dalam
system.

Kegunaan dari model ini adalah :

1. Dapat mengkonseptualisasikan klien/system klien dalam keadaan


kesehatan berubah ubah

2. Lingkungan internal dan ekternal adalah system yang dinamis untuk


klien

3. Perawat melakukan pengkajian , pencegahan dan intervensi pada


klien/system klien. Empat meta paradigma konsep keperawatan saat
ini dan semuanya digunakan dalam fungsi keperawatan

E. Garis Pertahanan flexible/-Flexible Lines of Defense :

1. Digambarkan sebagai lingkaran putus-putus paling luar yang


berperan memberikan respon awal atau perlindungan pada
sistem dari stressor.

2. Diibaratkan sebagai suatu accordion yang bisa menjauh atau


mendekat pada normal line of defense. Bila jarak antara flexible
lines of defense dan normal lines of defense meningkat maka
tingkat proteksipun meningkat.

10
3. Melindungi normal line of defense dan bertindak sebagai buffer
untuk mempertahankan keadaan stabil dari sistem klien.

4. Bersifat dinamis dan dapat berubah dalam waktu yang relatif


singkat.

Lines of Resistance Merupakan serangkaian lingkaran putus-putus


yang mengelilingi struktur dasar. Artinya garis resisten ini melindungi
struktur dasar dan akan teraktivasi jika ada invasi dari stressor
lingkungan melalui garis normal pertahanan (normal line of defense).

Misalnya adalah mekanisme sistem immun tubuh.Jika lines of


resistance efektif dalam merespon stressor tersebut, maka sistem depan
berkonstitusi, jika tidak efektif maka energi berkurang dan bisa timbul
kematian. Hubungan dari berbagai variabel (fisiologi, psikologis,
sosiokultur, perkembangan dan spiritual) dapat mempengaruhi tingkat
penggunaan flexible lines of defense terhadap berbagai reaksi terhadap
stressor.

F. Model Teori Betty Neuman Dalam Lingkungan Komunitas

Keperawatan memperhatikan semua hal dan stressor-stressor


pontensial kaitannya dengan penggunaan pengaruh dan potensial
dampak stressor lingkungan. Tujuan Keperawatan adalah menjaga
stabilitas system klien, membantu klien untuk mengurus diri yang mana
hal hal sebagai persyaratan untuk mencapai tahap kesehatan yang
optimum. Memfasilitasi kesehatan yang optimum untuk pasien melalui
memperkuat atau memelihara stabilitas system klien.

Sehat adalah keadaan baik. Sehat adalah suatu titik yang bergerak
pada rentang negentrophy paling besar ke entrophy maksimum. Saat
semua bagian pada klien berada dalam keadaan harmonis atau seimbang
ketika semua dibutuhkan untuk bertemu, kesehatan optimal tercapai.
kesehatan adalah juga energi. Manusia terdiri dari fisiologi, psikologis,

11
sosio kultural, perkembangan dan spiritual. Diwakili untuk struktur
sentral, garis pertahanan dan garis perlawanan.

Klien adalah manusia yang diancam atau diserang oleh stressor


lingkungan. Lingkungan adalah semua faktor internal dan eksternal
yang mempengaruhi klien dan system klien. Tiga type lingkungan yang
telah diidentifikasi ; internal, eksternal dan , lingkungan yang diciptakan.
Stressor adalah bagian dari lingkungan, lingkungan internal berisi dalam
batas system klien. Lingkungan eksternal berisi kekuatan-kekuatan
diluar system klien.

Lingkungan yang diciptakan merupakan mobilisasi yang tidak


disadari klien terdiri dari struktur komponen-komponen sebagai faktor
energi, stabilitas dan integritas.

Komunitas dilihat sebagai klien yang dipengaruhi oleh dua faktor


utama komunitas yang merupakan klien dan penggunaan proses
keperawatan sebagai pendekatan yang terdiri dari 5 tahapan :

1. Pengkajian

Dalam situasi perawatan tiap klien perawat mengkaji dan


mengintervensi secara berbeda. Contoh jika stressor ada di
lingkungan klien tapi tidak merusak garis pertahanan normal
(tingkat pencegahan primer), perawat mungkin mengkaji
faktor-faktor resiko dan mencari kemungkinan untuk mengajari atau
membantu klien sesuai dengan kebutuhannya. Jika stressor telah
menembus garis pertahanan normal (tingkat pencegahan sekunder
perawat mungkin bertindak untuk menentukan sifat dari proses
penyakit dan mulai berurusan dengan respon maladaptive. Jika
stressor dihasilkan dalam gejala-gejala sisa (tingkat pencegahan
tertier) perawat berusaha untuk membatasi atau mengurangi efek,
barangkali dengan menggunakan sumber-sumber rehabilitasi.

12
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan perawat kesehatan
masyarakat dalam mengkaji masalah kesehatan baik di tingkat
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat adalah:

a. Pengumpulan Data

Kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah


kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok khusus
dan masyarakat melalui wawancara, observasi, studi
dokumentasi dengan menggunakan instrumen pengumpulan
data dalam menghimpun informasi.

Pengkajian yang diperlukan adalah inti komunitas beserta


faktor lingkungannya.Elemen pengkajian komunitas terdiri dari
inti komunitas, yaitu meliputi demografi; populasi; nilai-nilai
keyakinan dan riwayat individu termasuk riwayat kesehatan.
Sedangkan faktor lingkungan adalah lingkungan fisik;
pendidikan; keamanan dan transportasi; politik dan
pemerintahan; pelayanan kesehatan dan sosial; komunikasi;
ekonomi dan rekreasi. Hal diatas perlu dikaji untuk menetapkan
tindakan yang sesuai dan efektif dalam langkah-langkah
selanjutnya.

b. Analisa Data

Analisa data dilaksanakan berdasarkan data yang telah


diperoleh dan disusun dalam suatu format yang sistematis.
Dalam menganalisa data memerlukan pemikiran yang kritis.

Data yang terkumpul kemudian dianalisa seberapa besar


faktor stressor yang mengancam dan seberapa berat reaksi yang
timbul di komunitas. Selanjutnya dirumuskan masalah atau
diagnosa keperawatan. Menurut Mueke (1987) masalah tersebut
terdiri dari:

1) Masalah sehat sakit

13
2) Karakteristik populasi

3) Karakteristik lingkungan

2. Diagnosis keperawatan komunitas

Kegiatan ini dilakukan diberbagai tingkat sesuai dengan urutan


prioritasnya. Diagnosa keperawtan yang dirumuskan dapat aktual,
ancaman resiko atau wellness.

Dasar penentuan masalah keperawatan kesehatan masyarakat


antara lain:

a. Masalah yang ditetapkan dari data umum

b. Masalah yang dianalisa dari hasil kessenjangan pelayanan


kesehatan

Menetapkan skala prioritas dilakukan untuk menentukan


tindakan yang lebih dahulu ditanggulangi karena dianggap dapat
mengancam kehidupan masyarakat secara keseluruhan dengan
mempertimbangkan:

a. Masalah spesifik yang mempengaruhi kesehatan masyarakat

b. Kebijaksanaan nasional dan wilayah setempat

c. Kemampuan dan sumber daya masyarakat

d. Keterlibatan, partisipasi dan peran serta masyarakat

Kriteria skala prioritas:

a. Perhatian masyarakat meliputi: pengetahuan, sikap, keterlibatan


emosi masyarakat terhadap masalah kesehatan yang dihadapi
dan urgensinya untuk segera ditanggulangi.

b. Prevalensi menunjukkan jumlah kasus yang ditemukan pada


suatu kurun waktu tertentu

14
c. Besarnya masalah adalah seberapa jauh masalah tersebut dapat
menimbulkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat
Kemungkinan masalah untuk dapat dikelola dengan mempertim
bangkan berbagai alternatif dalam cara-cara pengelolaan
masalah yang menyangkut biaya, sumber daya, srana yang
tersedia dan kesulitan yangmungkin timbul.

3. Perencanaan (Intervensi)

Neuman menyatakan bahwa sekali masalah utama telah


didefinisikan dan diklasifikasikan satu keputusan harus dibuat
sebagai bentuk intervensi apa yang harus diambil sebagai
prioritas.Yang membuat keputusan adalah proses kolaborasi antara
perawat dan klien terlibat dalam merundingkan tujuan kolaborasi
yang sesuai.

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:

a. Menetapkan tujuan dan sasaran pelayanan

b. Menetapkan rencana kegiatan untuk mengatasi masalah


kesehatan dan keperawatan

c. Menetapkan kriteria keberhasilan dari rencana tindakan yang


akan dilakukan.

4. Pelaksanaan (Implementasi)

Secara garis besar teori sistem model Neuman mengemukakan


bahwa dalam memberikan tindakan keperawatan terhadap klien
atau pasien yang mengalami stress (gangguan mental) perawatan
harus melaksanakan pendekatan-pendekatan perorangan secara
total.

Model konseptual dari Neuman memberikan penekanan pada


penurunan stress dengan cara memperkuat garis pertahanan diri

15
keperawatan ditujukan untuk mempertahankan keseimbangan
tersebut dengan terfokus pada empat intervensi yaitu :

a. Intervensi yang bersifat promosi

Dilakukan apabila gangguan yang terjadi pada garis pertahanan


yang bersifat fleksibel yang berupa :

1) Pendidikan kesehatan.

2) Mendemonstrasikan keterampilan keperawatan dasar yang


dapat dilakukan klien dirumah atau komonitas yang
bertujuan meningkatkan kesehatan.

b. Intervensi yang bersifat prevensi

Dilakukan apabila garis pertahanan normal terganggu :

1) Deteksi dini gangguan kesehatan Misalnya deteksi tumbuh


kembang balita, keluarga dan lain-lain

2) Memberikan zat kekebalan pada klien yang bersifat


individu misalnya : konseling pra nikah

c. Intervensi yang bersifat kuratif

Dilakukan apabila garis pertahanan terganggu.

d. Intervensi yang bersifat rehabilitatif

Dilakukan seperti pada upaya kuratif yaitu apabila garis


pertahanan resisten yang terganggu.

Pada tahap ini rencana yang telah disusun dilaksanakan dengan


melibatkan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
sepenuhnya dalam mengatasi masalah kesehatan dan keperawatan
yang dihadapi. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam
pelaksanaan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat adalah:

16
a. Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral
dengan instansi terkait

b. Mengikutsertakan partisipasi aktif individu, keluarga, kelompok


dan masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya

c. Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di


masyarakat

Level pencegahan dalam pelaksanaan praktik keperawatan


komunitas terdiri atas:

a. Pencegahan Primer

Pencegahan yang terjadi sebelum sakit atau ketidak fungsinya


dan diaplikasikannya ke dalam populasi sehat pada umumnya
dan perlindungan khusus terhadap penyakit.

b. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder menekankan diagnosa diri dan intervensi


yang tepat untuk menghambat proses patologis, sehingga
memprependek waktu sakit dan tingkat keparahan.

c. Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier dimulai pada saat cacat atau terjadi ketidak


mampuan sambil stabil atau menetap atau tidak dapat diperbaiki
sama sekali. Rehabilitasi sebagai pencegahan primer lebih dari
upaya menghambat proses penyakit sendiri, yaitu
mengembalikan individu kepada tingkat berfungsi yang optimal
dari ketidakmampuannya.

5. Evaluasi

Evaluasi dilakukan atas respon komunitas terhadap program


kesehatan. Hal-hal yang perlu dievaluasi adalah masukan (input),
pelaksanaan (proses) dan hasil akhir (output).

17
Penilaian yang dilakukan berkaitan dengan tujuan yang akan
dicapai, sesuai dengan perencanaan yang telah disusun semula. Ada
4 dimensi yang harus dipertimbangkan dalam melaksanakan
penilaian, yaitu:

a. Daya guna

b. Hasil guna

c. Kelayakan

d. Kecukupan

Fokus evaluasi adalah:

a. Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan


pelaksanaan

b. Perkembangan atau kemajuan proses

c. Efisiensi biaya

d. Efektifitas kerja

e. Dampak: apakah status kesehatan meningkat/menurun, dalam


rangka waktu berapa?

Tujuan akhir perawatan komunitas adalah kemandirian keluarga


yang terkait dengan lima tugas kesehatan, yaitu: mengenal masalah
kesehatan, mengambil keputusan tindakan kesehatan, merawat
anggota keluarga, menciptakan lingkungan yang dapat mendukung
upaya peningkatan kesehatan keluarga serta memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan yang tersedia, sedangkan pendekatan yang
digunakan adalah pemecahan masalah keperawatan yaitu melalui
proses keperawatan.

18

Anda mungkin juga menyukai