Anda di halaman 1dari 37



STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTERMI PADA An. R

DENGAN DEMAM THYPOID DI BANGSAL

ANGGREK RSUD Dr. SOEHADI

PRIJONEGORO

SRAGEN

DI SUSUN OLEH:

SRI SUNARTI
NIM. P.10055

DISUSUN OLEH :

SRI SUNARTI
NIM. P.10055

PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2013






STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTERMI PADA An. R


DENGAN DEMAM THYPOID DI BANGSAL
ANGGREK RSUD Dr. SOEHADI
PRIJONEGORO
SRAGEN

Karya Tulis Ilmiah


Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan program Diploma III Keperawatan

DI SUSUN OLEH
SRI SUNARTI
NIM. P.10055

PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2013






SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : SRI SUNARTI

Nim : P. 10055

Program studi : D III KEPERAWATAN

Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTERMI PADA

An.R DENGAN DEMAM THYPOID DI BANGSAL

ANGGREK RSUD Dr. SOEHADI PRIJONEGORO

SRAGEN

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini

benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan

atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat di buktikan bahwa tugas akhir ini adalah

hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai

dengan ketentuan akademik yang berlaku.

Surakarta, 27 April 2013

Yang membuat pernyataan

SRI SUNARTI
P.10055






LEMBAR PERSETUJUAN

Karya tulis ilmiah ini di ajukan oleh :

Nama : SRI SUNARTI

Nim : P. 10055

Program studi : D III KEPERAWATAN

Judul : ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTERMI PADA An. R

DENGAN DEMAM THYPOID DI BANGSAL ANGGREK

RSUD Dr. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN

Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah

Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Ditetapkan di : Surakarta

Hari/ Tanggal : Jumat / 7 Juni 2013

Pembimbing : NOOR FITRIYANI, S. Kep., Ns (.....................................)


NIK. 201187085











KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan Tuhan yang Maha Esa karena berkat rahmat

dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaiakan karya tulis ilmiah

dengan judul Asuhan Keperawatan Hipertermi Pada An. R Dengan Demam

Thypoid Di Bangsal Anggrek RSUD Dr. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN.

Dalam penyussunan karya tulis ilmiah ini penulis banyak mendapatkan

bimbingan dan dukunga dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada yang terhormat :

1. Bapak Setiyawan, S.Kep.,Ns selaku ketua Program Studi DIII Keperawatan

yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes

Kusuma Husada Surakarta.

2. Ibu Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns selaku sekretaris ketua Program Studi DIII

Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu

di STIKes Kusuma Husada Surakarta.

3. Ibu Noor Fitriyani, S.Kep.,Ns selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai

penguji I yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan,

inspirasi kepada penulis.

4. Ibu Siti Mardiyah, S.Kep.,Ns selaku dosen penguji II yang telah membimbing

dengan cermat, memberikan masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam

bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.






5. Tyas Ardi Suminarsis S.Kep., Ns, selaku penguji III yang telah membing

dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman

dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

6. Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan semangat, perhatian,

kasih sayang, dukungan pada penulis serta bantuan baik secara moril, materi

maupun spiritual sehingga laporan karya tulis ilmiah dapat terselesaikan.

7. Kepada teman-teman mahasiswa STIKes Kusuma Husada Surakarta yang

saya sayangi, yang telah memberikan dukungan, semangat dan membantu

dalam penyusunan karya tulis ilmiah guna memenuhi tugas akhir.

Pada penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis menyadari bahwa masih

banyak kekurangan, karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis,

maka dari itu penulis mohon saran dan kritik yang bersifat membangun penulis

harapkan guna kebaikan dalam penulisan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat

bagi pembaca khususnya mahasiswa STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Surakarta, April 2012

Penulis






DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................ v

DAFTAR ISI .............................................................................................. vii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................... 1

B. Tujuan Penulisan ................................................................. 3

C. Manfaat Penulisan ............................................................... 4

BAB II LAPORAN KASUS

A. Identitas Pasien .................................................................... 6

B. Pengkajian ........................................................................... 6

C. Perumusan Masalah Keperwatan ......................................... 10

D. Perencanaan Keperawatan ................................................... 10

E. Implementasi Keperawatan .................................................. 11

F. Evaluasi Keperawatan.......................................................... 13






BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan ......................................................................... 15

B. Simpulan dan Saran ............................................................. 23

Daftar Pustaka

Lampiran

Daftar Riwayat Hidup






DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran1 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 2 Log Book

Lampiran 3 Format Pendelegasian Pasien

Lampiran 4 Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data

Lampiran 5 Asuhan Keperawatan





BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Demam thypoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik. Demam

thypoid dijumpai secara luas di berbagai Negara berkembang terutama terletak

di daerah tropis dan subtropis. Data dari World Health Organization (WHO)

tahun 2003, memperkirakan terdapat 600.000 dari 17 juta kasus demam thypoid

di seluruh dunia menyebabkan kematian tiap tahunnya. Kasus demam thypoid

secara merata tersebar di seluruh propinsi di Indonesia dengan insiden di daerah

pedesaan 358 per 100.000 penduduk tiap tahunnya dan di daerah perkotaan 760

per 100.000 penduduk tiap tahunnya. Insiden tertinggi demam thypoid terdapat

pada anak-anak kelompok umur 5 tahun (Handini, 2009).

Demam thypoid merupakan suatu penyakit infeksi pada usus halus yang

disebabkan oleh salmonella typoid, dimana penularanya terjadi melalui

makanan, minuman dan mulut yang terkontaminasi oleh kuman salmonella

thyposa. Gejala yang timbul pada kasus demam thypoid sangat bervariasi, dalam

minggu pertama keluhan dan gejala serupa dengan penyakit infeksi akut seperti

muncul gejala demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual muntah,

obstipasi atau diare, perasaan tidak enak di perut dan batuk. Pada minggu kedua

gejala timbul lebih jelas, berupa demam, bradikardi relatif, lidah kotor,

hepatomegali, splenomegali, gangguan kesadaran bahkan menyebabkan

kematian ( Riyadi dan Suharsono, 2010).

1



Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal antara

36C-37C. Terjadinya peningkatan suhu tubuh pada penderita dengan demam

thypoid disebabkan oleh adanya reaksi kuman salmonella yang masuk ke dalam

tubuh, kemudian kuman berkembang biak dan masuk ke peredaran darah

kembali. Pada minggu pertama dapat terjadi hiperflasi plak peyer, kemudian

minggu kedua dapat menyebabkan terjadinya nekrosis. Pada minggu ketiga

dapat terjadi ulserasi dan pada minggu ke empat dapat menyebabkan terjadinya

perdarahan hingga perforasi (Hidayat, 2005).

Manusia mempunyai kebutuhan tertentu yang harus dipenuhi secara

memuaskan melalui proses homeostatis, baik fisiologis maupun psikologis.

Kebutuhan merupakan suatu hal yang sangat penting, bermanfaat, diperlukan

untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Proses pemenuhan

kebutuhan yang terganggu akan menimbulkan kondisi patologis, sehingga

nantinya dapat mengancam homeostatis fisiologis maupun fisiologis seseorang

khususnya pada anak (Mubaraq dan Sayeti, 2005).

Kebutuhan pengaturan suhu tubuh merupakan kebutuhan dasar secara

fisiologis. Kebutuhan dasar manusia secara fisiologis merupakan kebutuhan

yang paling dasar atau paling utama untuk diprioritaskan, dibandingkan

kebutuhan dasar lainya, meliputi kebutuhan keselamatan dan keamanan,

kebutuhan cinta dan rasa memiliki, kebutuhan rasa berharga dan harga diri serta

aktualisasi diri. Pada dasarnya kebutuhan fisiologis merupakan hal yang perlu

dan penting untuk bertahan hidup, manusia memiliki 8 macam kebutuhan salah

satunya temperatur. Temperatur tubuh di luar rentang normal dapat





menimbulkan kerusakan efek yang permanen seperti kerusakan otak sehingga

menimbulkan kematian (Potter dan Perry, 2005)

Hasil pengkajian yang dilakukan penulis di Bangsal Anggrek RSUD Dr.

Soehadi Prijonegoro Sragen pada Ibu An.R dengan Demam Thypoid didapatkan

Data subyektifnya Ibu An.R mengatakan anaknya panas. Data objektif hasil

pemeriksaan suhu An.R 38C, pasien tampak rewel, akral tubuh teraba hangat,

warna kulit tampak kemerahan, nadi 80 kali per menit, dengan irama tidak

teratur dan teraba lemah, lidah tampak kotor. Hasil pemeriksaan lab ditemukan

pada tanggal 25 April 2013 didapatkan data adanya salmonella typi O positif.

Berdasarkan kasus di atas, maka penulis tertarik menyusun karya tulis

ilmiah dengan judul Asuhan Keperawatan Hipertermi pada An.R dengan

Demam Thypoid di Bangsal Anggrek RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Penulis dapat melaporkan kasus Asuhan Keperawatan Hipertermi

pada An.R dengan Demam Thypoid di Bangsal Anggrek RSUD Dr. Soehadi

Prijonegorob Sragen.

2. Tujuan khusus

a) Penulis dapat melakukan pengkajian Hipertermi pada An.R dengan

Demam Thypoid di Ruang Anggrek RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro

Sragen.





b) Penulis dapat merumuskan diagnosa keperawatan Hipertermi pada

An.R dengan Demam Thypoid di Ruang Anggrek RSUD Dr. Soehadi

Prijonegoro Sragen.

c) Penulis dapat menyusun rencana Asuhan Keperawatan Hipertermi pada

An.R dengan Demam Thypoid di Ruang Sragen RSUD Dr. Soehadi

Prijonegoro Sragen.

d) Penulis dapat melakukan tindakan keperawatan Hipertermi pada An.R

dengan Demam Thypoid di Ruang Anggrek RSUD Dr. Soehadi

Prijonegoro Sragen.

e) Penulis dapat melakukan evaluasi asuhan keperawatan Hipertermi

pada An.R dengan Demam Thypoid di Ruang Anggrek RSUD Dr.

Soehadi Prijonegoro Sragen.

f) Penulis mampu menganalisa masalah keperawatan hipertermi pada

An.R dengan Demam Thypoid di Ruang Anggrek RSUD Dr. Soehadi

Prijonegoro Sragen.

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi penulis

Diharapkan penulis dapat menambah pengetahuan dan pengalaman

yang lebih mendalam dan upaya dalam memberikan asuhan keperawatan

khususnya pada pasien hipertermi dengan dengan thypoid





2. Bagi Institusi :

a. Pendidikan

Menjadi wacana dan bahan masukan dalam proses belajar mengajar

terhadap pemberian asuhan keperawatan pada pasien suhu tubuh

meningkat pada thypoid.

b. Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan dan menambah referensi untuk lebih

meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan pada pasien dengan

pemenuhan kebutuhan keamanan atau perlindungan : hipertermi di

RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen

3. Bagi pembaca

Meningkatkan pengetahuan kepada pembaca tentang gangguan

kebutuhan keamanan atau perlindungan : hipertermi dengan thypoid dan

perawatan pada pasien.




BAB II

LAPORAN KASUS

Pada bab ini penulis menjelaskan tentang laporan asuhan keperawatan yang

dilakukan pada An. R dengan Demam thypoid, di Bangsal Anggrek RSUD Dr.

Soehadi Prijonegoro. Pengelolaan asuhan keperawatan dilakukan pada tanggal 25

sampai 27 April 2013. Proses asuhan keperawatan ini dimulai dari tahap pengkajian,

penegakan diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi

keperawatan.

A. Identitas Pasien

Pasien dengan inisial An. R, berumur 4 tahun 2 bulan 20 hari, pasien

berjenis kelamin laki-laki, dan bertempat tinggal di Driyan Sragen. Tanggal

lahir An. R 12 Februari 2010 . Penanggung jawab An. R adalah Tn. Y, hubungan

dengan klien orang tua, dan tinggal satu rumah dengan An. R, penulis

mendapatkan informasi dari Ny. S yaitu ibu pasien.

B. Pengkajian

Pengkajian pada An. R dilakukan pada tanggal 25 April jam 09.00 WIB,

dengan metode autoanamnesa dan alloanamnesa. Keluhan utama, Ibu pasien

mengatakan An. R, badanya panas kurang lebih 1 minggu yang lalu.

Riwayat kesehatan sekarang ibu pasien mengatakan sejak 1 minggu yang

lalu sebelum masuk rumah sakit An. R badannya panas, disertai muntah dan

6



nyeri perut, oleh keluarga pasien dibawa ke dokter terdekat, oleh dokter pasien

diberi obat dan dianjurkan untuk istirahat di rumah, selang beberapa hari

kemudian panas tidak turun, oleh keluarga An. R dibawa ke RSUD Dr. Soehadi

Prijonegoro Sragen. Di IGD An. R dicek darah, dan dokter mendiagnosa bahwa

An. R menderita Demam thypoid dan boleh rawat jalan. Setelah itu An.R

dibawa pulang untuk istirahat di rumah, tetapi saat malam hari panasnya tidak

turun, muntah-muntah, pasien juga rewel dan akral tubuh hangat, warna kulit

kemerahan, lalu An. R dibawa ke RSUD Sragen. Saat di IGD Dokter

menganjurkan untuk rawat inap dan selanjutnya An.R di pindah ke Bangsal

Anggrek RSUD Sragen.

Riwayat kesehatan masa lalu, ibu An. R mengatakan An. R sebelumnya

sakit batuk, panas, dan pilek. Ibu pasien mengatakan, pasien belum pernah di

operasi, cidera, maupun mempunyai riwayat alergi terhadap makanan ,minuman,

dan obat obatan. Ibu An. R mengatakan An. R lahir dengan kehamilan cukup

bulan. An. R lahir dengan persalinan sectio caesaria di RSUD Dr. Soehadi

Prijonegoro Sragen atas indikasi ketuban pecah dini (KPD) dengan berat badan

lahir 3300 gram. Kondisi An. R saat lahir sehat dan tidak ada kelainan.

Ibu An. R mengatakan An. R sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap,

yaitu BCG, DPT, Polio, Campak dan Hepatitis sesuai dengan umur dan jadwal

imunisasi. Pertumbuhan dan perkembangan An. R, berat badan sekarang 14 kg,

lingkar lengan 14 cm, lingkar kepala 52 cm, lingkar dada 55 cm An. R tidak

mempunyai kebiasaan seperti menghisap jari, dan lain-lain.





Status nutrisi : Ibu An .R mengatakan bahwa An. R di berikan ASI mulai dari

lahir sampai dengan umur 6 bulan. Selanjutnya di berikan susu formula dan

makanan sereal mulai dari umur 6 bulan sampai umur 2 tahun. Sebelum sakit

nafsu makan An. R baik, makan 3 kali sehari dengan menu makanan nasi, sayur

,lauk, buah dan susu. Selama sakit An. R nafsu makanya menurun. Makan hanya

mau 1 sampai 2 sendok saja dari menu yang di hidangkan dari RS. Status gizi

An. R berdasarkan berat badan menurut umur didapatkan hasil nilai WAZ = 1,42

(Gizi Normal)

Pola eliminasi: Ibu pasien mengatakan biasanya An. R buang air besar

sehari satu kali tiap pagi hari. Konsistensi lembek, warna kuning, bau khas

feses. Buang air kecil kurang lebih 5 sampai 6 kali dalam sehari dengan jumlah

kurang lebih 500 cc, warna kuning jernih. Pola eliminasi selama sakit pada An.

R buang air besar sehari kurang lebih 2 kali sehari, dengan konsistensi lembek,

warna kuning, bau khas feses. Buang air kecil kurang lebih 5 sampai 6 kali

sehari dengan jumlah kurang lebih 500 cc, warna kuning jernih, bau amoniak.

Hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan penulis pada An. R adalah

keadaan pasien lemah dengan tingkat kesadaran sadar penuh, nilai Glascow

Coma Scale : 15 Eyes= 4, Verbal= 6, Motorik= 5. Hasil pemeriksaan suhu tubuh

pasien 38C, pernafasan 20 kali per menit dengan irama teratur, nadi 80 kali per

menit dengan irama tidak teratur dan teraba lemah

Bentuk kepala mesochepal dengan kulit kepala bersih. Mata simetris

kanan-kiri, sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis. Telinga ada serumen

, simetris. Hidung simetris dan terdapat secret. Pada Mulut mukosa bibir





kering. Warna gusi kemerahan. Tekstur lidah terlihat putih kotor. Leher

simetris, tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid. Hasil pemeriksaan Paru-Paru

didapatkan hasil Inspeksi : ekspansi dada simetris kanan-kiri. Palpasi : vocal

fremitus kanan-kiri sama. Perkusi: sonor. Auskultasi : bunyi nafas vesikuler di

semua lapang paru tidak ada suara tambahan. Hasil pemeriksaan Jantung

didapatkan hasil Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak. Palpasi : Ictus cordis

teraba kuat di SIC V. Perkusi : Suara pekak. Auskultasi : Bj 1 dan Bj 2 tidak

terdapat bunyi atau suara tambahan. Hasil pemeriksaan Abdomen didapatkan

hasil. Inspeksi : perut datar, umbilicus tidak menonjol, tidak ada lesi. Auskultasi

: bising usus 30 kali per menit. Palpasi : nyeri tekan pada perut kuadran kanan

bagian bawah di sic 4. Perkusi : tympani. Genetalia : keadaaan genetalia An. R

bersih dan tidak ada kelainan.

Hasil Pemeriksaan penunjang dan pemeriksaan laboratorium pada An R, .

Pada tanggal 25 April 2013 dengan hasil HB 14,9 103/UL (Nomal: 11,5-

15,5g/ul) Eritrost 5,25jt/UL (Normal: 4,0-,4,2jt/ul) Hematokrit 43,6% ( Normal:

35-45%) Leukosit 18,2ribu/ul (Normal:4,5-15,5 ribu/ul) MCV 83,0 fl (Normal

:80-90 ul) , MCH 28,4 pg (Normal: 21-31 pg) MCHC 34,2 % (Normal: 35-

37g/ul) lymfosit 39,2 % (Normal: 19-48%) , monosit 3,0 % (Normal:1-6%)

trombosit 369 ribu/ul (Normal: 150-450 ribu/ul). Dari hasil uji widal pada

tanggal 25 April 2013 yaitu: Salmonella thypi O didapatkan hasil 1/320 dengan

nilai (positif).

Terapi yang didapatkan oleh An. R pada tanggal 25 April 2013 yaitu,

infuse Ringer Laktat 12 tetes per menit makro, injeksi Intra vena cefotaxime





3x300 mg, injeksi Intra vena ondansentron 3x300 mg, Paracetamol syirup 2 mg

per 4 jam per harinya jika panas. Tanggal 26 April, infus Ringer Laktat 12 tetes

per menit makro, injeksi intravena Cefotaxime 3x300 mg, injeksi intravena

ondansentron 3x300 mg,, Paracetamol syirup 2 mg per 4 jam per hari jika

panas.

C. Perumusan Masalah

Hasil pengkajian, didapatkan analisa data. Data subjektif: Ibu pasien

mengatakan anaknya panas. Data objektif: akral tubuh teraba hangat, kulit

tampak kemerahan, suhu 38C, mukosa bibir kering, turgor kulit cukup, pasien

tampak rewel, nadi 80 kali per menit dengan irama tidak teratur, dan teraba

lemah, pernafasan 20 kali permenit dengan irama teratur, dan teraba kuat.

Berdasarkan analisa data di atas, maka penulis menegakkan diagnosa

keperawatan hipertermi berhubungan dengan penyakit Demam Thypoid.

D. Perencanaan Keperawatan

Berdasarkan masalah keperawatan hipertermi. Maka penulis membuat

tujuan. Setelah dilakukan tindakan 3x24 jam diharapkan masalah keperawatan

hipertermi teratasi dengan kriteria hasil: diharapkan suhu tubuh dalam rentang

normal (36C-37C) dan stabil, nadi dalam rentang normal 60 sampai 140 kali

per menit dengan irama teratur dan teraba kuat. Respirasi dalam rentang normal

20 sampai 30 kali per menit dengan irama teratur dan teraba kuat. Temperatur

kulit sesuai dengan rentang yang diharapkan: suhu tubuh dalam rentang normal,





akral tubuh teraba tidak hangat, kulit tidak tampak kemerahan, pasien tidak

rewel. Intervensi keperawatan yang penulis buat tentang masalah hipertermi

yaitu: observasi Tanda-tanda vital tiap 4 jam sekali dengan rasional tanda-tanda

vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien. Berikan

penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang peningkatan suhu tubuh dengan

rasional agar pasien dan keluarga mengetahui suhu dan membantu mengurangi

kecemasan yang timbul. Anjurkan keluarga pasien untuk menggunakan pakaian

tipis dan menyerap keringat pada pasien dengan rasional untuk menjaga agar

pasien merasa nyaman pakaian tipis akan membantu mengurangi penguapan

tubuh. Anjurkkan keluarga pasien untuk memberikan makanan yang

mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi protein, serta susu 2 gelas sehari,

dan tidak boleh mengandung serat seperti tahu, labu siam, wortel dengan

rasional peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh meningkat

sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan banyak. Berikan kompres hangat

dengan rasional untuk membantu menurunkan suhu tubuh. Kolaborasi

pemberian terapi antibiotik dan antipiretik sesuai dengan advis dokter

parasetamol 2 mg per 4 jam bila panas dengan rasional antibiotik untuk

mengurangi atau mencegah terjadinya infeksi dan anpiretik untuk menurunkan

panas.

E. Implementasi Keperawatan

Tindakan keperawatan yang dilakukan penulis pada hari Kamis 25 April

2013 jam 09.00. Memonitor suhu tubuh. Respon subyektif pasien yaitu keluarga

pasien mengatakan suhu tubuh masih panas. Obyektifnya yaitu badan teraba





panas dengan suhu 38C. Memberikan kompres hangat. Respon subyektif dari

pasien yaitu pasien bersedia saat dikompres dengan air hangat. Respon

obyektifnya suhu 37C. Menganjurkan keluarga untuk anaknya memakai

pakaian tipis menyerap keringat. Respon subyektif ibu pasien mengerti dan

pasien bersedia. Respon obyektifnya pasien bersedia memakainya. Memberikan

penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang peningkatan suhu respon

subyektifnya ibu pasien mau mendengarkan. Respon obyektifnya peningkatan

suhu dari 37,5C sampai 38,5C. Pemberian antipiretik (paracetamol syr, 2 mg

per 4 jam). Respon subyektifnya pasien bersedia minum obat. Respon

obyektifnya paracetamol masuk satu sendok makan melalui oral.

Hari Jumat, 26 April 2013 jam 10.00 WIB tindakan keperawatan yang

dilakukan: Memonitor suhu sesering mungkin respon subyektif pasien yaitu

keluarga pasien mengatakan suhu tubuh masih panas, obyektifnya yaitu badan

teraba panas dengan suhu 37C. Menganjurkan ibu pasien memberi pasien,

makanan yang mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi protein, serta susu 2

gelas sehari, dan tidak boleh mengandung serat seperti tahu, labu siam, wortel,

respon subyektif pasien bersedia. Respon obyektifnya pasien tampak minum

susu 2 gelas sehari dan makan yang mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi

protein, dan tidak boleh mengandung serat seperti tahu, labu siam, wortel.

Menganjurkan ibu pasien untuk memberikan kompres hangat pada An. R.

Respon subyektifnya ibu pasien bersedia, respon obyektifnya pasien tampak

dikompres hangat pada dahi. Kolaborasi dengan dokter pemberian terapi





antipiretik, respon subyektifnya pasien bersedia minum obat. Respon

obyektifnya paracetamol masuk satu sendok teh melalui oral.

Pada sabtu, 27 April 20113 jam 13.00. Memonitor suhu tubuh. Respon

subyektif pasien yaitu keluarga pasien mengatakan suhu tubuh masih panas.

Respon obyektifnya yaitu badan teraba panas dengan suhu 38C. Memberikan

kompres hangat. Respon subyektif dari pasien yaitu pasien bersedia. Respon

obyektifnya suhu 38C, akral tubuh teraba hangat. Menganjurkan keluarga

untuk anaknya memakai pakaian tipis menyerap keringat. Respon subyektif ibu

pasien mengerti dan pasien bersedia. Respon obyektifnya pasien bersedia

memakainya. Memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang

peningkatan suhu. Respon subyektifnya ibu pasien mau mendengarkan. Respon

obyektifnya peningkatan suhu dari 37,5C sampai 38,5C. Berkolaborasi dengan

dokter pemberian antipiretik (paracetamol syr, 2 mg per 4 jam). Respon

subyektifnya pasien bersedia minum obat. Respon obyektifnya paracetamol

masuk satu sendok makan melalui oral.

F. Evaluasi

Evaluasi dilakukan dengan metode SOAP yaitu S=subjektif (pasien

mengatakan) O=objektif (pasien terlihat) A=Analisa (masalah apakah sudah

teratasi apakah belum ) P=(intervensi di lanjutkan apakah di hentikan). Evaluasi

pada hari Kamis 25 April 2013 adalah Data subyektif: keluarga pasien

mengatakan suhu tubuh pasien masih panas. Obyektif: pengukuran suhu 38C,

nadi : 80 kali per menit, pernafasan 20 kali per menit. Analisis: masalah belum





teratasi. Perencanaan: intervensi dilanjutkan: monitor tanda-tanda vital.

Anjurkan Ibu pasien memberi pasien makanan yang mengandung cukup cairan,

kalori dan tinggi protein serta susu 2 gelas sehari, dan tidak boleh mengandung

serat seperti tahu, labu siam, wortel. Berikan kompres hangat, anjurkan memakai

pakaian tipis dan menyerap keringat, kolaborasi dengan dokter pemberian terapi

parasetamol jika badan An R panas.

Evaluasi hari kedua, jumat, 26 April 2013 jam 12.00. Subyektif: keluarga

pasien mengatakan suhu tubuh pasien sudah mulai turun. Obyektif: pengukuran

suhu 37C. Nadi: 80 kali per menit, pernafasan: 20 kali per menit. Analisis:

masalah teratasi. Perencanaan: intervensi dilanjutkan.

Evaluasi hari ketiga Sabtu 27 April 2013 jam 13.00. Subyektif: keluarga

pasien mengatakan badan An.R panas. Tanda-tanda vitalnya: suhu 385C, nadi

80 kali per menit. Analisis: masalah belum teratasi. Monitor tanda-tanda vital.

Anjurkan Ibu pasien memberi pasien makanan yang mengandung cukup cairan,

kalori dan tinggi protein serta susu 2 gelas sehari., dan tidak boleh mengandung

serat seperti tahu, labu siam, wortel. Berikan kompres hangat, anjurkan memakai

pakaian tipis dan menyerap keringat, kolaborasi dengan dokter pemberian terapi.





BAB III

PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan

Bab ini penulis akan membahas tentang studi kasus asuhan keperawatan

pada An. R dengan demam thypoid di ruang Anggrek RSUD Dr. Soehadi

Prijonegoro Sragen. Penulis akan membahas kesesuain maupun kesenjangan

antara kasus dengan ruang lingkup pembahasan mencakup asuhan

keperawatan berdasarkan prioritas diagnosa keperawatan melalui proses

keperawatan yang meliputi tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana

keperawatan, implementasi dan evaluasi, serta berfokus pada pemenuhan

kebutuhan dasar manusia.

1. Pengkajian

Pengkajian keperawatan adalah pemikiran dasar dari proses

keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data

tentang klien, agar dapat mengidentifikasi atau mengenali masalah-

masalah yang dialami klien, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien

baik fisik, mental, sosial dan lingkungan (Hutahean, 2010).

Demam thypoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya

terdapat pada saluran cerna dengan tanda dan gejala demam lebih dari

satu minggu, lemah, lesu, nyeri kepala, gangguan pada saluran cerna

seperti bibir kering dan pecah-pecah, lidah tampak putih dan kotor, nafsu

 15



makan menurun.

(Suriadi dan Yuliani, 2010).

Pengumpulan data yang dilakukan penulis saat pengambilan kasus

dengan wawancara dan observasi langsung serta melakukan pemeriksaan

fisik pada An R. Keluhan utama, ibu pasien mengatakan badan An. R

panas sejak 1 minggu yang lalu.

Demam merupakan kenaikan suhu tubuh di atas normal, meskipun

tak semua kenaikan suhu disebut sebagai demam, kenaikan suhu tubuh

merupakan bagian dari biologis kompleks, yang diatur dan dikontrol oleh

susunan saraf pusat (Saraswati, 2010). Data pengkajian dan pemeriksaan

fisik diatas sesuai dengan referensi yang menyatakan bahwa hipertermi

adalah keadaan dimana suhu tubuh melebihi titik set yang biasanya

diakibatkan oleh kondisi tubuh atau eksternal yang menciptakan lebih

banyak panas yang dikeluarkan oleh tubuh seperti sengatan panas, kejang

atau hipertiroidisme (Brunner & Suddart, 2002).

Riwayat penyakit sekarang. Ibu An. R mengatakan kurang lebih 1

minggu yang lalu An. R badanya panas, disertai muntah dan nyeri perut.

Hasil pemeriksaan pada An. R suhu tubuh 38,5C, anak rewel, warna

kulit tampak kemerahan, akral tubuh hangat, serta lidah tampak putih

kotor.

Selama sakit pasien mengalami penurunan nafsu makan, makan

hanya habis 1 sampai 2 sendok saja dari menu yang dihidangkan RS.

Anak yang mengalami demam thypoid dalam pemenuhan kebutuhan





nutrisi biasanya mengalami penurunan hal ini disebabkan oleh adanya

reaksi kuman yang menginfeksi tubuh yang dapat menyebabkan

penurunan nafsu makan. (Ngastiyah, 2005).

Saat dilakukan pemeriksaan fisik keadaan umum An. R lemah,

suhu tubuh pasien 38,5C, irama nadi lemah dan dan tidak beraturan,

akral tubuh teraba hangat, warna kulit tampak kemerahan, tekstur lidah

tampak putih kotor (coated tongue), pasien tampak rewel.

Pada demam thypoid reaksi kuman salmonella thypi yang

menginfeksi tubuh yang dapat menyebabkan adanya tanda tanda infeksi

seperti suhu badan panas, warna kulit tampak kemerahan, akral tubuh

hangat (Sodikin, 2012). Suhu tubuh akan memproduksi panas dan

menyebabkan akral tubuh hangat dan kulit tampak kemerahan

(Purwanti, 2005).

Hasil pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada An. R

didapatkan hasil salmonella thypi O abnormal dengan hasil 1/320

(positif). Diagnosis pasti untuk demam thypoid selain tanda dan gejala

yang menunjukkan positif, disertai adanya keabnormalan nilai uji widal

yang dapat mengarah ke demam thypoid (Sodikin, 2012).

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan

respon aktual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan. Respon

aktual atau potensial klien didapatkan dari data dasar pengkajian dan

catatan medis klien, yang kesemuanya di kumpulkan selama pengkajian.





Diagnosa keperawatan memberikan dasar pemilihan intervensi untuk

mencapai hasil yang di harapkan (Potter dan Perry, 2005).

Berdasarkan analisa data tersebut dapat ditegakkan diagnosa

keperawatan hipertermi berhubungan dengan proses terjadinya penyakit.

Penegakkan diagnosa tersebut ditandai dengan, data subyektif, ibu

pasien mengatakan anaknya panas. Data yang dapat diobservasi atau data

obyektifnya yaitu pasien tampak lemah suhu 38,5C, kulit teraba hangat,

kulit tampak kemerahan, pasien tampak rewel. Pada pemeriksaan

laboratorium ditemukan adanya kuman salmonella typi O positif dengan

hasil ( 1/320 )

Hipertermi adalah keadaan dimana suhu tubuh melebihi atau di atas

kisaran normal antara (36C-37C), yang ditandai dengan kulit

kemerahan, peningkatan suhu tubuh, kejang, takipnea, takikardi dan

lainya (Pedtriacia, 2006).

3. Intervensi Keperawatan

Rencana keperawatan yang akan penulis rencanakan kepada klien

sesuai dengan diagnosa yang di tegakkan, sehingga masalah keperawatan

pada klien dapat teratasi (Wilkinson, 2006).

Berdasarkan diagnosa keperawatan yang sudah dirumuskan,

penulis menyusun kriteria hasil yang berpedoman pada SMART yaitu S

(specific) dimana tujuan harus spesifik dan tidak menimbulkan arti

ganda. M (measurable) dimana tujuan keperawatan harus dapat diukur,

khususnya tentang perilaku pasien: dapat dilihat, didengar, diraba,





dirasakan, dan dibau. A (achievable) dimana harus dapat dicapai. R

(reasonable) dimana tujuan harus dapat dipertanggungjawabkan secara

ilmiah. T (time) mempunyai batasan waktu yang jelas (Nursalam, 2008).

Tujuan dan kriteria hasil yang di buat penulis, setelah dilakukan

tindakan selama 3x24 jam diharapkan masalah hipertermi dapat teratasi

dengan kriteria hasil suhu tubuh pasien dalam keadaan normal antara (36

sampai 37 C), akral tubuh teraba tidak hangat, warna kulit tidak

kemerahan, pasien tidak rewel ( Nanda Internastional, 2010 ).

Rencana keperawatan yang dilakukan oleh penulis antara lain yaitu,

observasi suhu tubuh pasien setiap 4 jam sekali dengan rasional

mengukur suhu tubuh pasien merupakan acuan untuk mengetahui

keadaan umum pasien. Berikan penjelasan kepada pasien dan keluarga

tentang peningkatan suhu dengan rasional agar pasien dan keluarga

mengetahui suhu dan mengurangi kecemasan yang timbul. Anjurkan

pasien menggunakan pakaian tipis dan menyerap keringat dengan

rasional untuk menjaga agar pasien merasa nyaman dan pakaian tipis

akan membantu mengurangi penguapan tubuh. Anjurkan Ibu pasien

memberikan makanan yang mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi

protein, serta susu 2 gelas sehari, dan tidak boleh mengandung serat

seperti tahu, labu siam, wortel dengan rasional peningkatan suhu tubuh

mengakibatkan penguapan tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi

dengan asupan cairan banyak. Berikan kompres hangat dengan rasional

membantu menurunkan suhu tubuh. Memberikan antipiretik sesuai advis





dokter (Paracetamol syirup 1 sendok teh) jika panas, dengan rasional

bahwa Antipiretik merupakan obat penurun panas dan penghilang rasa

sakit.

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi merupakan komponen dari proses keperawatan, yaitu

kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan

untuk mencapai tujuan dan hasil yang di perkirakan dari asuhan

keperawatan yang dilakukan dan diselesaikan. Dalam teori, implementasi

dari rencana asuhan keperawatan mengikuti komponen perencanaan dari

proses keperawatan (Potter dan Perry, 2005)

Implementasi yang dilakukan berdasarkan intervensi keperawatan

yang sudah tetapkan selama tiga hari adalah, memonitor tanda-tanda vital

pasien. Memonitor suhu tubuh pasien yang dilakukan penulis bertujuan

untuk mengetahui tanda-tanda vital dan keadaan pasien. Hal ini di

sesuaikan untuk mengetahui perkembangan pasien setiap harinya selama

di rawat di RS, dan sebagai acuan untuk mengetahui keadaan umum

pasien yang mengalami demam thypoid (Ngastiyah, 2005).

Menurut penelitian Purwanti dan Ambarwati (2005), memberikan

kompres hangat pada pasien. Bertujuan untuk membantu menurunkan

panas. bahwa kompres hangat dapat menurunkan suhu tubuh melalui

proses evaporasi. Evaporasi itu sendiri merupakan hilangnya panas

dengan proses keluarnya keringat terjadi karena keringat di bagian kulit

tersebut menguap. Kompres hangat bisa dilakukan di dahi, lipatan paha,





axilla, bahkan di usapkan di seluruh tubuh dengan menggunakan handuk.

Sehingga mempercepat penguapan, karena pada daerah tersebut terdapat

pembuluh darah besar.

Memberikan penjelasan pada pasien dan keluarga tentang

peningkatan suhu. Memberikan penjelasan merupakan satu cara untuk

meningkatkan pengetahuan pada pasien maupun keluarga. Menurut

Notoatmodjo (2003) faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

adalah memberikan informasi. Informasi yang diperoleh baik dari

pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh

jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan

atau peningkatan pengetahuan. Seseorang yang mempunyai pengetahuan

baik akan mampu bersikap lebih baik terhadap penyakitnya.

Menganjurkan memakai pakaian tipis dan menyerap keringat.

Pemberian pakaian tipis bisa mengurangi penguapan dan melindungi

permukaan tubuh terhadap lingkungan panas. Menganjurkan ibu pasien

memberi makanan yang mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi

protein serta susu 2 gelas sehari, dan tidak boleh mengandung serat

seperti tahu, labu siam, wortel, dengan rasional peningkatan suhu tubuh

mengakibatkan penguapan tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi

dengan asupan cairan banyak (Ngastiyah, 2005).

Memberikan antipiretik sesuai advis dokter (Paracetamol syirup 1

sendok teh) jika panas. Menurut ISO (2012), bahwa Antipiretik

merupakan obat penurun panas dan penghilang rasa sakit.





5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah proses keperawatan mengukur respon klien

terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan klien kearah pencapaian

tujuan. Setelah penulis melakukan tindakan keperawatan selama tiga

hari, maka penulis melakukan evaluasi. Evaluasi ini penulis

menggunakan metode sesuai teori yaitu SOAP (Subyektif, Obyektif,

Assessment, Planning)

Pada tanggal 25 April 2013, jam 13.00, Subjektif: Keluarga

mengatakan suhu tubuh An. R masih panas. Objektif hasil pemeriksaan

suhu tubuh 38C, akral tubuh teraba hangat, kulit tampak kemerahan,

nadi dengan irama tidak teratur dan teraba lemah, pasien tampak rewel.

Assesment: masalah keperawatan hipertermi belum teratasi dan planning

yang dilakukan dengan memonitor tana-tanda vital, anjurkan Ibu pasien

memberi makanan yang mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi protein,

serta susu 2 gelas sehari, dan tidak boleh mengandung serat seperti tahu, labu

siam, wortel, berikan kompres hangat, anjurkan memakai pakaian tipis

menyerap keringat, berikan antibiotik dan antipiretik sesuai dengan advis

dokter.

Pada hari kedua tanggal 26 April 2013, jam 13.30, Subjektif :

keluarga pasien mengatakan suhu An. R sudah mulai menurun. Objektif:

suhu tubuh 37C pasien tampak rewel, nadi dengan irama tidak teratur

dan teraba lemah, akral tubuh teraba hangat. Assesment: masalah





keperawatan hipertermi belum teratasi. Planning yang dilakukan dengan

memonitor tanda- tanda vital, anjurkan Ibu pasien memberi makanan

yang mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi protein, serta susu 2

gelas sehari, dan tidak boleh mengandung serat seperti tahu, labu siam,

wortel, berikan kompres air hangat, berikan terapi sesuai advis dokter.

Pada hari ketiga tanggal 27 April 2013, jam 14.00. Subjektif:

keluarga pasien mengatakan An. R sudah tidak panas. Objektif: suhu

tubuh 36C pasien sudah tidak rewel, nadi dengan irama teratur, akral

tubuh tidak teraba hangat. Assesment: masalah keperawatan hipertermi

teratasi. Planning: Tetap mempertahankan intervensi ini dikarenakan

mencegah resiko demam berulang yaitu dengan cara. Memberikan

kompres hangat, menganjurkan keluarga untuk memakaikan pakaian tipis

pada An. R agar menyerap keringat, memberikan penjelasan pada

keluarga atau ibu pasien tentang peningkatan suhu tubuh, berkolaborasi

dengan dokter tentang pemberian paracetamol syr, 2 mg per 4 jam jika

panas. Tetap mempertahankan intervensi ini dikarenakan mencegah

resiko demam berulang.

B. Simpulan dan saran

1. Simpulan

a) Hasil pengkajian yang didapatkan antara lain data subyektif ibu

pasien mengatakan anaknya panas. Data Objektif pasien tampak





lemah, suhu tubuh 38C ,kulit teraba hangat, kulit tampak

kemerahan, pasien tampak rewel.

b) Diagnosa keperawatan yang muncul saat dilakukan pengkajian pada

An. R adalah hipertermi berhubungan dengan terjadinya penyakit.

c) Rencana keperawatan yang dilakukan penulis yaitu observasi suhu

tubuh pasien tiap 4 jam sekali, berikan penjelasan kepada pasien dan

keluarga tentang peningkatan suhu tubuh, anjurkan pasien

menggunakan pakaian tipis dan menyerap keringat, anjurkkan Ibu

pasien memberi makanan yang mengandung cukup cairan, kalori dan

tinggi protein, serta susu 2 gelas sehari dan tidak boleh mengandung

serat seperti tahu, labu siam, wortel, berikan kompres hangat dengan

rasional untuk membantu menurunkan suhu tubuh, kolaborasi

dengan dokter pemberian terapi antibiotik dan antipiretik.

d) Tindakan keperawatan yang dilakukan penulis selama tiga hari yaitu:

memonitor suhu tubuh, memberikan kompres hangat, menganjurkan

keluarga untuk anaknya memakai pakaian tipis menyerap keringat,

memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang

peningkatan suhu, berkolaborasi dengan dokter pemberian

Antipiretik (paracetamol syirup, 1 sendok teh). Pada hari Sabtu, 27

April 2013 dilakukan tindakan keperawatan memberikan kompres

dengan air hangat, memberikan pakaian yang tipis pada anak ketika

anak panas untuk mengurangi penguapan, menganjurkan Ibu pasien

memberi makanan yang mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi





protein, serta susu 2 gelas sehari dan tidak boleh mengandung serat

seperti tahu, labu siam, wortel.

e) Evaluasi tindakan yang dilakukan oleh penulis menggunakan metode

SOAP (Subyektif, Obyektif, Assesment, Planning). Subjektif:

keluarga pasien mengatakan An. R sudah tidak panas. Objektif: suhu

tubuh 36C pasien sudah tidak rewel, nadi dengan irama teratur,

akral tubuh tidak teraba hangat. Assesment: masalah keperawatan

hipertermi teratasi. Planning: tetap mempertahankan intervensi ini

dikarenakan mencegah resiko demam berulang yaitu dengan cara.

Memberikan kompres hangat, menganjurkan keluarga untuk

memakaikan pakaian tipis pada An. R agar menyerap keringat,

memberikan penjelasan pada keluarga atau ibu pasien tentang

peningkatan suhu tubuh, berkolaborasi dengan dokter tentang

pemberian paracetamol syr, 2 mg per 4 jam jika panas.

f) Hasil analisis kondisi An. R dengan hipertermi, setelah dilakukan

tindakan keperawatan selama 3x24 jam masalah keperawatan

hipertermi teratasi, sehingga intervensi di lanjutkan dengan catatan

sewaktu waktu pasien mengalami peningkatan suhu tubuh kembali.

2. Saran

a. Bagi Institusi

1) Rumah Sakit

Diharapkan memberikan pelayanan kepada pasien seoptimal

mungkin dan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.





2) Pendidikan

Memberikan kemudahan dalam pemakaian sarana prasarana

yang merupakan fasilitas bagi mahasiswa untuk

mengembangkan ilmu pengetahuan dan ketrampilannya dalam

melalui praktek klinik dan pembuatan laporan.

b. Bagi Penulis Selanjutnya

Diharapkan penulis dapat menggunakan atau memanfaatkan waktu

seefektif mungkin, sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan

pada pasien secara optimal.




DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Sri, Purwanti. (2008). Pengaruh Kompres Hangat terhadap


Perubahan Suhu Tubuh pada Pasien Anak Hipertermi di Ruang Rawat
Inap RSUD Dr. Moewardi Surakarta. UMS Surakarta.
http://journalanak.org/pdf. Di akses pada tanggal 10 April 2012.

Brunner & Suddarth. (2003). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Alih Bahasa:
Waluyo Agung Yasmin Asih, Kuncoro Juli, Karyasa I Made. Jakarta:
EGC.

Handini Sofiani (2009). Tingkat Pengetahuan Terhadap Demam Thypoid.


Universitas Islam Jakarta. http://www.pediatric.com/pkb/061022023336
.xvm.7143 Diakses pada tanggal 26 april 2013

Hidayat Aziz Alimul. (2005).Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta:


Salemba Medika

Hutahean. (2010) .Teori dan Praktik Keperawatan Alih Bahasa: Waluyo Agung,
Ester Monica. Jakarta: EGC.

Iqbal Wahid Mubarak. (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan
Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: EGC.

Ngastiyah. (2005). Perawatan Anak sakit, Edisi II. Jakarta:EGC.

Nursalam. (2003). Proses dan Dokumentasi Keperawatan, Edisi II. Jakarta:


Salemba Medika

Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses
dan Praktik. Edisi 4. Volume 1. Jakarta: EGC.

Saraswati, Yuliani. (2010). Menjadi Dokter bagi Anak Anda. Kalibayem.


Yogyakarta. Bahtera Buku

Sodikin.( 2012) .Prisip Perawatan Demam Pada anak. Jakarta. EGC

Sujono Riyadi dan Suharsono. (2010). Asuhan Keperawatan Pada Anak.Edisi


II.Jakarta: EGC.

Wilkinson, Judith M. (2006). Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan


Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai