Anda di halaman 1dari 54

TES PADA BUC MENGGUNAKAN COMMAND

PROMPT (CMD) DI PT METRASAT BOGOR

LAPORAN KERJA PRAKTIK

BENNY PANDAPOTAN SIREGAR


5150721003

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA

YOGYAKARTA
2016
TES PADA BUC MENGGUNAKAN COMMAND
PROMPT (CMD) DI PT METRASAT BOGOR

LAPORAN KERJA PRAKTIK

Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

BENNY PANDAPOTAN SIREGAR


5150721003

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA

YOGYAKARTA
2016

ii
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN KERJA PRAKTIK

TES PADA BUC MENGGUNAKAN COMMAND


PROMPT (CMD) DI PT METRASAT BOGOR

Disusun oleh:
BENNY PANDAPOTAN SIREGAR
5150721003

Telah dipertahankan di depan Penguji


Pada

PENGUJI

Nama Tanda
Jabatan Tanggal
Tangan
Zulkhairi, S.T.
Pembimbing

Laporan Kerja Praktik ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk
memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Teknik Elektro

Yogyakarta,..
Ketua Program Studi Teknik Elektro

Satyo Nuryadi, S.T., M.Eng.


NIK.100205023

iii
PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:

Nama : Benny Pandapotan Siregar


NIM : 5150721003
Program Studi : Teknik Elektro
Fakultas : Sains dan Teknologi

Menyatakan bahwa laporan kerja praktik dengan judul: Tes pada BUC
menggunakan Command Prompt (CMD) di PT Metrasat Bogor ini adalah hasil
karya saya sendiri, tidak mengandung plagiat dan sumber baik yang dikutip
maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan mengikuti cara dan etika penulisan
karya ilmiah yang benar. Segala sesuatu yang berkaitan dengan pelanggaran
seperti yang dinyatakan diatas sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.

Yogyakarta, 20 September 2016


Penulis,

Benny Pandapotan Siregar


5150721003

iv
KATA PENGANTAR

Salam Sejahtera Bagi Kita Semua.


Puji Tuhan dengan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME,
karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kerja
praktik dengan baik dan benar. Penulisan laporan kerja praktik ini merupakan
tahapan guna memenuhi syarat pencapaian gelar Sarjana Teknik Elektro pada
program studi Teknik Elektro, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas
Teknologi Yogyakarta.
Laporan ini merupakan hasil dari kerja praktik yang dilaksanakan di PT
Metrasat Bogor. Dalam melaksanakan Kerja Praktik dan penulisan laporan Kerja
Praktik ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Bambang Moertono Setiawan, MM., Akt., CA. selaku
Rektor Universitas Teknologi Yogyakarta.
2. Bapak Suhirman, S.Kom., M.Eng., PhD. Selaku dekan Fakultas Sains
dan Teknologi Universitas Teknologi Yogyakarta.
3. Bapak Satyo Nuryadi, S.T., M.Eng. Selaku Ketua Program Studi
Teknik Elektro, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Teknologi
Yogyakarta.
4. Bapak Zulkhairi S.T. Selaku Pembimbing penulisan laporan kerja
praktik.
5. Bapak Tri Wibowo selaku The Power Of Engineering sekaligus
selaku pembimbing lapangan kerja praktik di PT Metrasat, atas ilmu
yang diberikan ketika melaksanakan kerja praktik.
6. Mas Hanif Tri Setya, Bapak I Putu, Bapak Bowo, Bapak Doni, Mas
Rifky, Mas Windu, Mas Arif, Mas Singgih, Mba Riska, Mas Asep,
Pak Nana dan semua karyawan dan staff di Metrasat yang tidak dapat
kami sebutkan satu persatu, terimakasih atas keramahan, bantuan,
nasehat, dan bimbingannya selama ini.
7. Mas Hanif Tri Setya, Bapak Happy Tristianto, selaku The Power Of
Engineering sekaligus teman tempat berbagi selama kerja praktik di

v
PT Metrasat, terimakasih atas bantuan, keramahan, dan dukungannya
selama ini.
8. Ayah dan Ibu tercinta yang telah memberikan Doa, Semangat, dan
dukungan materilal dan moral.
9. Serta berbagai pihak yang telah memberikan bantuan dalam
penyusunan laporan Kerja Praktik ini.
10. Teman-teman seperjuangan selama kerja praktik di PT Metrasat.
11. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang baik
secara langsung maupun tidak langsung turut membantu penyusunan
laporan ini.
Penulis banyak berterima kasih dan semoga Tuhan YME membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Penulis juga memomhon maaf atas
segala kekurangan dalam penyusunan laporan kera praktik ini, Selain itu, penulis
juga membuka diri terhadap kritik dan saran yang membangun dengan harapan
untuk memperoleh hasil yang lebih baik di kemudian hari. Akhir kata semoga
laporan kerja praktik ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Syaloom

Yogyakarta, 20 September 2016

Penulis

vi
ABSTRAK

PT Metrasat merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang komunikasi


data pada satelit. Satelit yang digunakan untuk layanan komunikasi yang telah mengalami
perkembangan yang cukup signifikan sejak ditemukan pada tahun 1965. Perkembangan
tersebut ditunjukkan oleh semakin kecilnya ukuran stasiun bumi yang digunakan dan
semakin banyaknya pengguna layanan komunikasi satelit. Stasiun-stasiun kecil dengan
ukuran antena yang hanya berkisar antara 1.2 m-1.8 m, telah menjadi semakin populer
yang biasa disebut dengan Very Small Aperture Terminal (VSAT). Karakteristik dari
komunikasi satelit adalah tidak menggunakan kabel, hanya menggunakan antena sebagai
transmitter dan receiver memiliki cakupan wilayah yang luas.
Dengan menggunakan VSAT, PT Metrasat membutuhkan beberapa antena yang
akan menangkap sinyal pada satelit. Proses Tes pada BUC menghubungkan laptop dan
Modem HX dengan menggunakan kabel LAN, keluaran dari Modem HX masuk ke BUC
menggunakan kabel Coaxial. Keluaran dari Power Sensor yang berfungsi untuk
mendeteksi sinyal yang kemudian dikonversikan masuk ke Power Meter yang berguna
untuk menampilkan daya yang dihasilkan pada BUC.
Output pada Power Meter lebih dari 2.0 mW, maka Block Up Converter (BUC)
sudah tidak layak digunakan atau bisa dikatakan error atau rusak. Jika BUC sudah rusak,
maka BUC tersebut tidak bisa diperbaiki. Tegangan pada BUC dan LNB 20 VDC,
maka BUC dan LNB normal. Sedangkan, tegangan pada BUC dan LNB 20 VDC, maka
BUC dan LNB kurang bagus dan harus diganti.

Kata kunci : VSAT, Transmitter, Receiver, BUC

vii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul ....................................................................................... i


Halaman Judul........................................................................................... ii
Halaman Pengesahan ................................................................................ iii
Halaman Penyataan Keaslian Penulisan ................................................... iv
Kata Pengantar .......................................................................................... v
Abstrak ...................................................................................................... vii
Daftar Isi.................................................................................................... viii
Daftar Gambar ........................................................................................... x
Daftar Tabel .............................................................................................. xi

BAB 1. PENDAHULUAN ...................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 3
1.3 Batasan Masalah ............................................................................. 3
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................ 3
1.5 Manfaat Penelitian .......................................................................... 4
1.6 Sistematika Penulisan ..................................................................... 4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 6


2.1 Tinjauan Instansi ............................................................................ 6
2.1.1 Sejarah PT Metrasat ............................................................. 6
2.1.2 Visi dan Misi PT Metrasat ................................................... 8
2.1.3 Penghargaan PT Metrasat ..................................................... 8
2.1.4 Lokasi PT Metrasat .............................................................. 9
2.1.5 Struktur Organisasi PT Metrasat .......................................... 11
2.1.6 Bidang Usaha atau Produk Instansi ...................................... 11
2.2 Tinjauan Pustaka ............................................................................ 12
2.3 Landasan Teori ............................................................................... 13
2.3.1 Definisi VSAT...................................................................... 13
2.3.2 Sejarah VSAT ...................................................................... 13
2.3.3 Topologi VSAT .................................................................... 14
2.3.4 Cara Kerja VSAT ................................................................. 16
2.3.5 Jenis-Jenis VSAT ................................................................. 17
2.3.6 Konfigurasi Jaringan VSAT ................................................. 17
2.3.7 Karakteristik VSAT.............................................................. 18
2.3.8 Komponen-Komponen pada VSAT ..................................... 18

BAB 3. METODE PENELITIAN .......................................................... 21


3.1 Peralatan yang Digunakan .............................................................. 21
3.2 Jalan Penelitian ............................................................................... 26
3.2.1 Metode Pengumpulan Data ................................................... 26
3.2.1.1 Wawancara............................................................... 26
3.2.1.2 Observasi ................................................................. 26

viii
3.2.1.3 Studi Dokumentasi ................................................... 27
3.2.2 Analisis ................................................................................. 27
3.2.3 Penyusunan Laporan ............................................................ 27
3.3 Kesulitan Yang Dihadapi ............................................................... 27

BAB 4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................... 29


4.1 Proses Tes pada BUC ..................................................................... 29
4.2 Konfigurasi Modem HX ................................................................. 30
4.3 Pengujian pada BUC ...................................................................... 36
4.4 Analisis terhadap Output pada Power Meter ................................. 41

BAB 5. PENUTUP................................................................................... 43
5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 43
5.2 Saran ............................................................................................... 43

Daftar Pustaka ........................................................................................... 44

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Lokasi PT Metrasat ................................................................. 9


Gambar 2.2 Gedung NOC (Network Operating Center) ............................ 10
Gambar 2.3 Gedung B................................................................................. 10
Gambar 2.4 Struktur Organisasi PT Metrasat ............................................. 11
Gambar 2.5 Topologi Jaringan Mesh VSAT .............................................. 14
Gambar 2.6 Topologi Jaringan Star VSAT satu arah ................................. 15
Gambar 2.7 Topologi Jaringan Star VSAT dua arah .................................. 16
Gambar 2.8 Definisi Uplink dan Downlink ................................................. 17
Gambar 2.9 Satelit Geostasioner ................................................................. 18
Gamnar 2.10 LNB (Low Noise Block).......................................................... 19
Gambar 2.11 BUC (Block Up Converter) ..................................................... 20
Gambar 2.12 Modem HX-50 ........................................................................ 21
Gambar 3.1 Tang Kombinasi ...................................................................... 21
Gambar 3.2 Tang Kupas ............................................................................. 21
Gambar 3.3 Isolasi ...................................................................................... 22
Gambar 3.4 Power Sensor .......................................................................... 22
Gambar 3.5 Power Meter ............................................................................ 23
Gambar 3.6 Kabel RG6 dengan Konektor F ............................................... 24
Gambar 3.7 Urutan Kabel LAN Straight Through ..................................... 25
Gambar 3.8 Urutan Kabel LAN Cross Over ............................................... 25
Gambar 4.1 Local Area Connection di Enable ........................................... 29
Gambar 4.2 Wireless Network Connection di Disable................................ 29
Gambar 4.3 Proses Tes pada BUC .............................................................. 30
Gambar 4.4 Tampilan Set Ethernet LAN Laptop ....................................... 30
Gambar 4.5 Hasil dan Tampilan PING ....................................................... 31
Gambar 4.6 Telnet ke Modem HX.............................................................. 31
Gambar 4.7 Tampilan Halaman depan Main Menu pada Modem HX ....... 32
Gambar 4.8 Tampilan Main Menu pada Modem HX ................................. 32
Gambar 4.9 Tampilan Serial Number pada Modem HX ............................ 33
Gambar 4.10 Setting Modem HX ................................................................. 33
Gambar 4.11 Tampilan Konfigurasi Modem HX ......................................... 36
Gambar 4.12 Tampilan Fitur Telnet.............................................................. 37
Gambar 4.13 Set IP Address pada Laptop ..................................................... 38
Gambar 4.14 Hasil dan Tampilan ipconfig ................................................... 38
Gambar 4.15 Hasil dan Tampilan PING ....................................................... 39
Gambar 4.16 Saat akan melakukan Telnet .................................................... 39
Gambar 4.17 Hasil dan Tampilan Telnet ...................................................... 40
Gambar 4.18 Tampilan ouput I pada Power Meter....................................... 40
Gambar 4.19 Tampilan ouput II pada Power Meter ..................................... 41

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Semenjak tahun 1990, teknologi satelit dipandang sebagai salah satu
teknologi yang sesuai sebagai solusi yang memadai di beberapa negara. Pada
waktu lampau, aplikasi-aplikasi satelit kebanyakan digunakan untuk komunikasi
jarak jauh dan sejak tahun 1990 sistem-sistem aplikasi satelit telah mampu
diperbaiki secara dramatik seiring kemajuan teknologi satelit, yang mendorong
perubahan situasi bisnis satelit. Perubahan tersebut didorong oleh meningkatnya
permintaan konsumen akan kualitas hidup yang lebih baik dan lebih praktis. Saat
ini, teknologi satelit komunikasi menyediakan kapasitas yang sangat besar, baik
untuk percakapan telepon maupun untuk transmisi video. Stasiun bumi telah
berkurang dalam hal ukuran maupun harga sehingga memungkinkan untuk
ditempatkan di tempat pelanggan.
Dengan perkembangan teknologi dalam bidang komunikasi, memungkinkan
adanya penyediaan sarana telekomunikasi dengan cara meminimalisir biaya yang
relatif lebih rendah, mutu pelayanan yang tinggi, cepat, aman, serta ditunjang oleh
kapasitas yang besar dalam pengiriman informasi. Dalam prosedur transmisi
sinyal informasi, ada dua aspek mendasar yang harus dipenuhi, yaitu ketepatan
waktu penerimaan dan penerimaan informasi dengan benar. Dengan
menggunakan sistem komunikasi satelit, syarat mendasar dari transmisi dapat
terpenuhi. Karakteristik dari komunikasi satelit tersebut adalah tidak
menggunakan kabel, menggunakan antena sebagai transmitter dan receiver,
memiliki cakupan wilayah yang sangat luas.
Dalam melakukan transmisi dari stasiun bumi menuju satelit terdapat
beberapa teknologi. Teknologi yang digunakan adalah teknologi Very Small
Aperture Terminal berbasis Internet Protocol (VSAT IP). Teknologi ini
merupakan teknologi yang umum digunakan pada PT. Multimedia Nusantara
(Metra).

1
Salah satu aplikasi pada jaringan VSAT adalah untuk komunikasi data dan
teknologi VSAT merupakan salah satu solusi untuk menjangkau wilayah
Indonesia yang berbentuk kepulauan. VSAT memiliki dua unit bagian, yaitu
Indoor Unit dan Outdoor Unit. Indoor Unit terdiri dari Modem dan Interface yang
menghubungkan ke peralatan pelanggan. Sedangkan, Outdoor Unit terdiri dari
antena, Low Noise Block (LNB), Block Up Converter (BUC).
Fungsi LNB pada teknologi VSAT adalah untuk menerima sinyal satelit yang
dikumpulkan pada satu titik fokus antena, atau sering disebut juga sebagai
Receiver. Sedangkan fungsi BUC adalah menghantarkan sinyal informasi ke
sebuah satelit, atau sering disebut juga sebagai Transmitter.
Antena yang dipakai dalam komunikasi VSAT yaitu sebuah solid dish antena
yang memiliki bentuk parabola. Fungsi antena pada komunikasi VSAT adalah
untuk memancarkan gelombang radio RF dari stasiun bumi ke satelit, dan
menerima gelombang radio RF dari satelit ke stasiun bumi. Antena digunakan
untuk transmisi energi gelombang radio melalui medium alami (udara, bumi, air,
dan lain-lain) untuk komunikasi dari titik yang satu ke titik yang lain.
Modem VSAT merupakan perangkat indoor yang berfungsi sebagai
modulator dan demodulator. Modulator adalah proses penumpangan sinyal
informasi kedalam sinyal Intermediate Frequency (IF). Sedangkan, demodulator
adalah bagian yang memisahkan sinyal informasi (yang berisi data atau pesan)
dari sinyal pembawa (carrier) yang diterima, sehingga informasi tersebut dapat
diterima dengan baik. Modem merupakan penggabungan kedua-duanya, artinya
modem adalah alat komunikasi dua arah.
Modem HX memerlukan adanya tegangan dan arus, namun modem tersebut
tidak bisa menggunakan tegangan dan arus langsung dari PLN. Modem HX
memerlukan sebuah alat yang bernama power adaptor. Power adaptor adalah
sebuah perangkat yang bertujuan untuk menurunkan tegangan tinggi dari PLN
menjadi tegangan rendah, dan bertugas untuk mengubah VAC menjadi VDC agar
dapat digunakan pada modem HX. Untuk menghubungkan laptop dengan modem
HX agar saling terkoneksi pada komunikasi VSAT, menggunakan kabel LAN.
Kabel LAN adalah media transmisi Ethernet yang menghubungkan piranti dua
jaringan di dalam komputer.

2
Kabel yang digunakan untuk saling terkoneksi antara BUC to Modem HX
dan LNB to Modem HX pada komunikasi VSAT adalah sebagai media
penghubung. Kabel RG6 adalah jenis kabel Coaxial yang memiliki diameter rata-
rata 12 mm, dan biasa disebut sebagai standard Ethernet atau thick Ethernet,
disingkat ThickNet.
Berdasarkan alat yang digunakan pada teknologi VSAT, penulis mengambil
contoh dalam kehidupan sehari-hari yaitu pada Automated Teller Machine
(ATM). Maka, penulis mengambil sebuah judul dari latar belakang ini dengan
judul Tes pada BUC menggunakan Command Prompt.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Dari latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka didapat beberapa
rumusan masalah, agar nantinya pembahasan yang tersaji sesuai dengan rumusan
masalah yang telah ditetapkan. Rumusan masalah tersebut diantaranya:
1. Bagaimana cara tes pada BUC dengan menggunakan Command Prompt
(CMD) yang lebih akurat tanpa adanya gangguan dari Intern maupun Ekstern

1.3 BATASAN MASALAH


Dalam laporan kerja praktik ini terdapat batasan masalah, hal ini bertujuan
untuk mempermudah dalam sistematika penulisan laporan. sehingga pembahasan
yang nantinya tersaji dapat dengan mudah untuk dipahami. Adapun pokok
permasalahan yang akan dibahas dalam laporan kerja praktik ini adalah:
1. Menjelaskan cara tes pada BUC menggunakan CMD dan tidak melakukan
perawatan serta perbaikan pada alat.
2. Komponen yang digunakan hanya Modem HX, BUC, LNB, Antena, Kabel
Coaxial, dan Kabel LAN.

1.4 TUJUAN PENELITIAN


Dalam melaksanakan kerja praktik di PT Metrasat ini, penulis mempunyai
beberapa tujuan yang dicapai. Tujuan penelitian tersebut adalah:
1. Mengetahui peralatan atau komponen yang diperlukan saat melakukan tes
pada BUC.

3
2. Memahami secara mendasat cara melakukan tes pada BUC.
3. Menambah wawasan dan pengalaman dalam dunia kerja di bidang
komunikasi data.

1.5 MANFAAT KERJA PRAKTIK


Pada laporan kerja praktik yang dilaksanakan di PT Metrasat penulis berharap
nantinya pembaca dapat mengambil manfaat. Manfaat yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
1. Memberikan pengetahuan mengenai proses cara melakukan tes pada BUC.
2. Diharapkan dapat menambah pengetahuan yang tidak ada di bangku kuliah
terkait komunikasi data pada jaringan VSAT.
3. Memberikan informasi mengenai peralatan atau komponen yang diperlukan
saat melakukan tes pada BUC.
4. Memberikan informasi khususnya kepada penulis dan para pembaca
mengenai cara melakukan tes pada BUC.

1.6 SISTEMATIKA PENULISAN


Untuk penyusunan laporan kerja praktik ini memaparkan penjelasan secara
jelas dan detail tentang penelitian yang dilaksanakan. Penulis menusun laporan
kerja praktik ini dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, perumusan masalah yang
akan dihadapi, batasan masalah yang akan diambil, tujuan, manfaat penelitian
dan sistematika penelitian.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Berisikan profil PT Metrasat Bogor terkait diantaranya visi misi dan
wilayah kerja. Selain itu juga terdapat penjelasan mengenai tinjauan pustaka
dan landasan teori yang digunakan pada penelitian ini.
BAB III. METODE PENELITIAN
Pada bab ini menjelaskan tentang proses demi proses penelitian kerja
praktik yang telah dilakukan. Berisi uraian rinci tentang bahan atau materi

4
penelitian, alat, jalan penelitian, dan kesulitan-kesulitan dalam penelitian serta
pemecahannya.
BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai hasil penelitian dan pembahasan
secara terpadu tentang tes pada BUC menggunakan Command Prompt yang
digunakan pada PT Metrasat, serta peralatan apa saja yang dilakukan untuk
memaksimalkan kerja.
BAB V. PENUTUP
Dalam bab ini merupakan penutup serangkaian pembuatan laporan kerja
praktik yang berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan saran yang
diberikan.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TINJAUAN INSTANSI


2.1.1 Sejarah PT Metrasat
PT Multimedia Nusantara (Metra) adalah Strategic Investment Holding
Company yang diposisikan oleh PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom)
untuk melakukan ekspansi usaha di bidang nya.
Metra didirikan pada tanggal 28 Mei 1997 sebagai Operating Company
dengan Portfolio Business Pay TV. Pada tahun 2003, Telkom mengakuisisi
99,99% saham Metra dan mulai mengembangkan portfolio bisnis Calling Card
berbasis Switch dan VoIP. Kemudian tahun 2005, Metra mulai melakukan
ekspansi usaha dibidang satelit data Communication Services menggunakan Very
Small Aperture Terminal (VSAT).
Metrasat diposisikan oleh TELKOM sebagai Strategic Investment Company
dengan tujuan untuk memperkuat pilar bisnis New Wave TELKOM yang fokus
pada industri Informasi, dan Media. Posisi ini menjadikan Metrasat menerapkan
strategi bertumbuh dengan cara Capture dan Nurture. Strategi Capture dilakukan
untuk mempersingkat waktu penyediaan portfolio dan strategi Nurture dilakukan
dengan pertimbangan bahwa tidak ada perusahaan sejenis di pasar dan Metrasat
Group memiliki sumber daya yang dibutuhkan untuk mengembangkan bisnis
tersebut.
Strategi Capture dan Nurture serta transformasi menjadi perusahaan Holding
dilakukan untuk memperkuat pilar organisasi dan bisnis dalam menjalankan posisi
sebagai Strategic Investment Company.
Pada tahun 2008, Metrasat melakukan transformasi struktur pengelolaan
usaha dari Operating Company menjadi Holding Company, sehingga pengelolaan
satelit data Communication Services (VSAT) diposisikan menjadi Strategic
Business Unit (SBU) dengan sebutan Metrasat.
Pada tahun 2010, bisnis Metrasat mulai melesat hingga ke seluruh Indonesia
dan mampu membangun lebih dari 5.000 titik di seluruh Indonesia, memberikan

6
kontribusi pendapatan sebesar kurang lebih 400 M dan mengembangkan salah
satu visinya yaitu menjadi Market Leader di Indonesia sebagai Satelite Service
Provider.
Pada tahun 2012, Metrasat telah menjadi salah satu Satelite Service Provider
yang terkemuka dengan pembangunan lebih dari 8.000 titik di Indonesia dan telah
memasuki pasar VSAT di Myanmar, Singapore, dan sebagainya.
Ketika memasuki tahun 2013, yaitu tahun puncak kesuksesan Metrasat dan
sukses menargetkan pendapatan sebesar 1 T. Pembangunan lebih dari 10.000 titik
di seluruh Indonesia dan di Myanmar, Singapore, dan sebagainya. Metrasat
memiliki 5 (lima) anak perusahaan yaitu: PT Finnet Indonesia, PT Sigma Cipta
Caraka, PT Indonusa Telemedia, dan PT Infomedia Nusantara.
Metrasat telah tumbuh menjadi salah satu penyelenggara jaringan berbasis
satelit yang telah dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan dan
pemerataan infrastruktur telekomunikasi nasional. Pelayanan yang cepat,
responsif, dan berkualitas menjadi prioritas utama dalam bekerja, sehingga dalam
waktu yang singkat Metrasat telah dapat menjangkau ke seluruh pelosok
Indonesia dan mancanegara.
Jangkauan layanan Metrasat dibagi dalam 14 Area yang tersebar di seluruh
nusantara dan telah berhasil membangun hingga lebih dari 10.000 titik dalam
wilayah NKRI serta beberapa titik di mancanegara.
Dalam mengemban misi untuk ikut di dalam pembangunan telekomunikasi
nasional, Metrasat akan terus berupaya untuk menjadi industri telekomunikasi
pendukung yang dinamis, fleksibel serta berkualitas.
Metrasat telah menjadi salah satu perusahaan yang bergerak dalam
penyediaan jaringan VSAT terkemuka di Indonesia. Dengan dukungan
infrastruktur yang memadai, cakupan layanan berskala nasional, sumber daya
manusia yang kompeten, pengetahuan yang mendalam serta pengalaman yang
dimiliki sebagai operator. Metrasat yakin akan terus berkembang dalam
menciptakan nilai lebih di tengah kondisi pasar yang lebih kompetitif.

7
2.1.2 Visi dan Misi PT Metrasat
Metrasat telah menjadi salah satu perusahaan yang bergerak dalam
penyediaan jaringan VSAT terkemuka di Indonesia. Dengan dukungan
infrastruktur yang memadai, cakupan layanan berskala nasional, Sumber Daya
Manusia yang kompeten, pengetahuan yang mendalam serta pengalaman yang
dimiliki sebagai Incumbent operator, Metrasat yakin akan terus berkembang
dalam menciptakan nilai lebih di tengah kondisi pasar yang lebih kompetitif.
1. Visi Perusahaan
a. Menjadi Perusahaan Multimedia terkemuka di Indonesia.
b. Menjadi Market Leader di Indonesia sebagai Satellite Service Provider.
2. Misi Perusahaan
a. Memaksimalkan nilai perusahaan dengan mengembangkan dan
memperkaya portofolio bisnis di industri Informasi, Media dan
Edutainment (IME)
b. Menjadi Strategic Guidance Holding Company guna memastikan
pertumbuhan dan sinergi yang maksimal di antara anak perusahaan.
c. Memberikan kontribusi pendapatan dan profit yang maksimal bagi Metra
Group.
d. Menjadi kontributor pendapatan utama bagi pemegang saham.
e. Menjadi suatu Business Entity yang mandiri.

2.1.3 Penghargaan Metrasat


Penghargaan yang pernah didapat oleh PT Metrasat adalah sebagai berikut:
1. Best Partner 2012 Category Network and Service
Metrasat mendapatkan penghargaan sebagai partner terbaik dalam layanan
jaringan pada tahun 2012. Penghargaan ini sangat membanggakan bagi
Metrasat.
2. Best Availability and Performance High Capacity Link Satellite Leased Line
Provider 2012
Penghargaan yang didapatkan dari Telkomsel ini menjadikan Metrasat terus
berinovasi dalam pengembangan layanan. Metrasat sangat bangga
mendapatkan penghargaan terbaik dalam penyedia layanan jaringan satelit.

8
3. Telkom Enterprise Best of The Best Partner 2012
Penghargaan yang diberikan oleh PT Telkom Indonesia kepada Metrasat
sebagai mitra terbaik 2012.

2.1.4 Lokasi PT Metrasat


Lokasi PT Metrasat terletak di Jalan KH. Sholeh Iskandar KM6, Tanah
Sareal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dan workshop PT Metrasat sebagai sarana
perbaikan, training, dan perawatan.

Gambar 2.1 Lokasi PT Metrasat terletak di Jalan KH. Sholeh Iskandar KM6,
Tanah Sareal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

9
Gambar 2.2 Gedung A atau Gedung Utama yang dinamakan gedung Network
Operating Center (NOC).

Gambar 2.3 Gedung B atau Gedung Kedua yaitu gudang, workshop, dan lain-lain.

10
2.1.5 Struktur Organisasi PT Metrasat

Gambar 2.4 Struktur Organisasi PT Metrasat

2.1.6 Bidang Usaha atau Produk Instansi


Bidang Usaha atau Produk Instansi yang dimiliki oleh Metrasat adalah
sebagai berikut:
1. Consultancy
Metrasat memberikan konsultansi seperti layanan untuk dasar perencanaan,
studi kelayakan, desain jaringan, arsitektur, spesifikasi teknis, dan
memberikan solusi pembangunan jaringan komunikasi satelit sehingga dapat
mencapai Low Cost namun High Reliability.

11
2. Brainware (Training)
Metrasat juga dapat memberikan layanan pengembangan sumber daya
manusia berupa berbagai kegiatan pelatihan menyeluruh dengan orientasi
praktis maupun lapangan yang berhubungan dengan komunikasi satelit dan
related RF (Radio Frequency). Sehingga mampu memahami, dan
mempelajari secara mendasar komunikasi satelit melalui pemahaman teori,
operasi, integrasi, instalasi, dan Commissioning dari berbagai jenis sistem
komunikasi satelit dan jaringan.
3. Internet Access
Internet access Metrasat adalah layanan akses ke global internet yang dapat
menghubungkan lokasi customer ke global internet dengan kecepatan mulai
dari 64 Kbps sampai dengan 20 Mbps. Fasilitas ini dapat digunakan untuk
akses internet secara Dedicated (available 24 hours) dengan menggunakan
beragam fasilitas saluran akses yang tersedia.
4. METRO Ethernet (Metro-E)
Merupakan layanan yang menyediakan akses internet dan komunikasi data
yang berbasis IP dalam satu kota dengan kecepatan dan kehandalan tinggi.
Seperti, satu perusahaan yang kantornya tersebar namun masih dalam satu
kota dapat saling terhubung seolah-olah dalam satu jaringan LAN (Local
Area Network) dengan Metro-E ini. Layanan Metro-E Metrasat digunakan
sebagai backhaul VSAT yang menghubungkan antara lokasi remote dengan
kantor pusat pelanggan yang memiliki kemampuan pengiriman data yang
tidak terbatas, fleksibel dan efektif serta QoS (Quality of Service) bagi
pelanggan.

2.2 TINJAUAN PUSTAKA


Jurnal mengenai jaringan VSAT dengan banyak dikumpas tuntas dengan
praktik lapangan langsung Rangga Ranggasukma (2014) dalam jurnalnya
Analisis Kinerja Jaringan VSAT Pada Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika. Dalam jurnalnya ini berisi tentang Metode
Transmisi Jaringan VSAT dan Metode Akses Data pada VSAT. Ada tiga multiple
access yang digunakan untuk komunikasi satelit, yaitu: Frequency Division

12
Multiple Access (FDMA), Time Division Multiple Access (TDMA), dan Code
Division Multiple Access (CDMA). Sedangkan, metode transmisi jaringan VSAT
ada dua, yaitu Mode Continous, dan Mode Burst.
Penelitian selanjutnya tentang jaringan VSAT oleh Tinaningrum Ari Susanti
(2010) dalam penelitiannya yang berjudul Analisa Kehandalan Jaringan VSAT
IP Ditinjau dari Delay, Data Rate, dan Service Level. Dalam jurnalnya ini berisi
tentang Parameter Kinerja Jaringan VSAT. Kehandalan komunikasi VSAT dapat
dilihat dari sejauh mana sistem komunikasi VSAT dapat melayani komunikasi
baik pada trafik rendah maupun tinggi. Dalam menilai kehandalan VSAT,
terdapat beberapa parameter diantaranya yaitu: Delay, Data Rate, dan Service
Level.

2.3 LANDASAN TEORI

2.3.1 Definisi VSAT


VSAT merupakan singkatan dari Very Small Aperture Terminal, awalnya
merupakan suatu trademark untuk stasiun bumi kecil yang dipasarkan sekitar
tahun 1980 oleh Telcom General di Amerika. Dalam terjemahan bebasnya, VSAT
dapat diartikan sebagai suatu terminal pemancar dan penerima transmisi satelit
yang tersebar di banyak lokasi dan terhubung ke hub sentral melalui satelit dengan
menggunakan antena parabola berdiameter tertentu. VSAT merupakan salah satu
kemajuan dalam trend untuk mereduksi ukuran stasiun bumi pada komunikasi
satelit.
VSAT terletak di akhir jalur komunikasi satelit dimana VSAT ini
menawarkan berbagai macam layanan komunikasi. VSAT merupakan stasiun
kecil berdiameter tidak lebih dari 2.4 meter (jika dibanding stasiun bumi lain),
VSAT tidak dapat mendukung link satelit dengan kapasitas yang besar. Namun,
VSAT memiliki kelebihan ditinjau dari segi ekonomi. (George Maral, 2003)

2.3.2 Sejarah VSAT


Pada awalnya, teknologi satelit memerlukan antena-antena besar dan hanya
dapat menghubungkan point to point. Komunikasi satelit pada saat itu masih

13
sangat terbatas untuk kapasitas besar saja, sehingga biayanya sangat mahal dan
hanya digunakan untuk keperluan tertentu seperti untuk operator telekomunikasi,
microwave back up, dan pelayanan telekomunikasi pada daerah terpencil.
VSAT masuk pertama kali ke Indonesia tahun 1989 seiring dengan
bermunculannya bank-bank swasta yang sangat membutuhkan sistem komunikasi
online seperti ATM (Automated Teller Machine).
Teknologi VSAT merupakan solusi dengan cost efektif untuk hubungan
jaringan komunikasi independen dengan jumlah besar dengan site yang tersebar
luas. VSAT menawarkan value added service berbasis satelit seperti: LAN (Local
Area Network), voice dan dapat menyediakan jaringan komunikasi private atau
public serta layanan multimedia. (R. Sengkey, 2012)

2.3.3 Topologi VSAT


Terdapat dua topologi yang umum digunakan pada teknologi VSAT. Berikut
ini disajikan bentuk dan karakteristik dari dua jenis topologi tersebut.
1. Topologi Mesh
Topologi Mesh menghubungkan antar VSAT satu dengan yang lainnya tanpa
harus melalui sebuah hub. Topologi ini relatif mahal dalam pengoperasiannya
serta kurang ekonomis.

Gambar 2.5 Topologi Jaringan Mesh VSAT


(George Maral, 2003)

14
2. Topologi Star
Ada dua jenis topologi Star, yaitu:
a. Topologi Star Satu Arah
Pada jaringan VSAT Star Satu arah hanya bisa menerima data saja,
tetapi tidak dapat mengirim data. Jaringan ini biasanya digunakan dalam
kehidupan sehari-hari seperti pemancar luas berita, harga saham, pendidikan
jarak jauh, penyebaran analisa keuangan, dan lain sebagainya. (George Maral,
2003)

Gambar 2.6 Topologi Jaringan Star VSAT


Satu Arah
(George Maral, 2003)

b. Tolopogi Star Dua Arah


Pada jaringan VSAT Star Dua Arah, antar stasiun bisa saling bertukar
data, maka penggunaannya lebih luas dan leluasa. Pemanfaatan topologi ini
seperti sharing data, video conference, transaksi bank, komunikasi data,
suara, video, dan lain sebagainya.

15
Gambar 2.7 Topologi Jaringan Star VSAT
Dua Arah
(George Maral, 2003)

2.3.4 Cara Kerja VSAT


Secara umum, VSAT bekerja dengan cara sebagai berikut: Awalnya,
informasi yang akan dikirim dilewatkan ke hub kemudian ditransmisikan melalui
VSAT di bumi menuju satelit. Bagian satelit di angkasa bekerja sebagai repeater
frekuensi. Ketika VSAT mengirimkan informasi ke satelit, satelit akan menerima,
menguatkan kemudian melakukan retransmisi sinyal pada frekuensi yang lebih
tinggi.
Sinyal retransmisi memiliki tujuan penerima yang tak lain juga suatu VSAT.
Setelah informasi ditransmisikan, semua hub di bumi mengontrol dan
meregulasikan seluruh operasi dari jaringan komunikasi tersebut. (George Maral,
2003)

16
2.3.5 Jenis-Jenis VSAT
Berdasarkan teknologi komunikasi yang digunakan, VSAT dibagi menjadi
tiga jenis, yaitu:
1. VSAT Net
Pada VSAT Net, menggunakan antena parabola yang memiliki diameter
sekitar 1,8 meter. Stasiun induk mengendalikan VSAT Net sepenuhnya.
2. VSAT Link
VSAT Link memberikan bandwidth pribadi yang memerlukan komunikasi
dalam jumlah besar dan terus menerus dengan lokasi yang tidak tercakup oleh
kabel. Layanan ini dapat digunakan untuk komunikasi data, suara, maupun video.
3. VSAT IP
VSAT IP merupakan layanan komunikasi data dengan menggunakan media
akses satelit dengan teknologi Time Division Multiple Access (TDMA) yang
berbasis pada standar Internet Protocol (IP).

Time Division Multiple Access (TDMA) penggunaan secara bersama sama


sebuah band frekuensi transponder satelit oleh beberapa sinyal carrier. Dimana
setiap carrier akan menduduki band frekuensi yang sama pada waktu yang
berlainan secara berurutan (antrian) waktunya. (Ranggasukma, 2014)

2.3.6 Konfigurasi Jaringan VSAT


Antar stasiun VSAT terhubung dengan satelit melalui Radio Frequency (RF).
Hubungan (link) dari stasiun VSAT ke satelit disebut uplink, sedangkan link dari
satelit ke stasiun VSAT disebut downlink, seperti pada Gambar 2.8

Gambar 2.8 Definisi Uplink dan Downlink


(George Maral, 2003)

17
Jaringan VSAT menggunakan Satelit Geostasioner, yang memiliki orbit pada
bidang equator dengan ketinggian 35.786 km di atas permukaan bumi.

Gambar 2.9 Satelit Geostasioner


(George Maral, 2003)

Digunakan Satelit Geostasioner menyebabkan jaringan komunikasi VSAT


mempunyai daerah jangkauan yang luas dan tidak perlu melacak arah pergerakan
satelit, sehingga biaya operasional dan perawatan menjadi rendah. Dengan
berbagai kelebihan, jaringan komunikasi VSAT dapat memberikan solusi pada
kebutuhan komunikasi data yang semakin meningkat. (Darwis, 2008)

2.3.7 Karakteristik VSAT


Ada dua karakteristik pada VSAT, yaitu:
1. Keuntungan VSAT:
a. Komunikasi Point To Point dan Point To Multipoint.
b. Data transfer cepat.
c. Fleksibilitas.
d. Biaya yang tidak sensitif terhadap jarak.

2. Kerugian VSAT:
a. Sensitivitas terhadap interferensi.
b. Penyadapan.
c. Kehilangan jaringan.
d. Delay. (Supriyatna, 2011)

2.3.8 Komponen pada VSAT


Komponen-komponen pada VSAT adalah sebagai berikut:

18
1. LNB (Low Noise Block)
Fungsi utama LNB adalah untuk menerima sinyal satelit yang sangat
lemah yang dikumpulkan pada titik fokus antena. LNB merupakan jantung
dari antena satelit.
Pada dasarnya, merupakan sebuah rongga resonator yang menerima
sinyal satelit yang difokuskan dari pantulan antena dan memproses sinyal
tersebut. Sebuah switch elektronik yang memperkuat sinyal ini sebelum
dikirim ke kabel coaxial dan mengubahnya menjadi frekuensi yang lebih
rendah untuk mengurangi kehilangan sinyal di kabel.

Gambar 2.10 LNB (Low Noise Block)

2. BUC (Block Up Converter)


BUC berfungsi sebagai penghantar sinyal informasi ke satelit, atau
sering disebut juga sebagai Transmitter. BUC mempunyai daya 2 Watt
sampai dengan 5 Watt.

19
Gambar 2.11 BUC (Block Up Converter)

3. Modem
Modem VSAT merupakan perangkat indoor yang berfungsi sebagai
modulator dan demodulator. Modulator adalah proses penumpangan sinyal
informasi kedalam sinyal IF (Intermediate Frequency). Frekuensi IF besarnya
mulai dari 52 MHz sampai dengan 88 MHz dengan frekuensi pusat 70 MHz.
Sedangkan demodulator adalah bagian yang memisahkan sinyal
informasi (yang berisi data atau pesan) dari sinyal pembawa (carrier) yang
diterima, sehingga informasi tersebut dapat diterima dengan baik. Modem
merupakan penggabungan kedua-duanya, artinya modem adalah alat
komunikasi dua arah. (Giant, 2014)

Gambar 2.12 Modem HX-5

20
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 PERALATAN YANG DIGUNAKAN


Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Tang Kombinasi
Ujung rahang yang bergerigi rapat, untuk menjepit kawat atau kabel. Di
tengahnya, bagian yang bergerigi renggang, untuk mengunci mur. Rahang tajam
sebagai pemotong kawat dan kabel.

Gambar 3.1 Tang Kombinasi


(Internet: dayad17.blogspot.co.id, 2016)

2. Tang Kupas
Tang ini berfungsi sebagai pengupas kabel mulai dari yang kecil sampai yang
besar.

Gambar 3.2 Tang Kupas

21
3. Isolasi
Isolasi digunakan untuk membungkus kabel yang terkelupas dan juga sebagai
penutup sambungan kabel. Isolasi yang digunakan adalah isolasi khusus listrik
dengan bahan khusus sehingga aman dari kebocoran listrik.

Gambar 3.3 Isolasi

4. Power Sensor
Power Sensor yang dilengkapi dengan USB yang memiliki High
performance, Microwave Pulse Profiling, Pulse (Modulation). Dan juga alat
pengukuran RF (Radio Frequency) ideal untuk:
a. Pengembangan Penelitian
b. Layanan manufaktur jaminan kualitas
c. Bidang aplikasi termasuk instalasi, pemeliharaan, layanan dan
pemantauan.
d. Skalar tujuan umum pengukuran termasuk Modulated and Pulse Signal
Fungsi dari power sensor adalah mendeteksi sinyal yang kemudian di
konversikan. Lalu power sensor tersebut merupakan matching device agar sinyal
yang kita masukan dapat terukur pada alat ukur kita, yaitu Power Meter.

Gambar 3.4 : Power Sensor

22
5. Power Meter
Power Meter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur daya, satuan
yang di tampilkan yaitu dalam dBm dan watt, serta untuk mengetahui daya
maksimum suatu pemancar, baik itu untuk radio komunikasi ataupun pemancar
data. Alat yang digunakan yaitu Power Meter Hewlett Packard (HP) 437B yang
mempunyai spesifikasi output sebagai berikut :
a. Range Level : +13 dBm (-127 dBm)
b. Resolusi : 0.1 dB
c. Level Akurasi : +1.0 dB
d. Reverse Power Protection : 25 W (max), 25V (max)

Gambar 3.5 : Power Meter


(Internet: radiomuseum.org)

6. Kabel RG6
Kabel RG6 adalah jenis kabel coaxial yang memiliki diameter rata-rata 12
mm, dan biasa disebut sebagai standard ethernet atau thick Ethernet, atau hanya
disingkat ThickNet. Coaxial atau kabel coax adalah kabel yang paling umum
digunakan untuk transmisi sinyal video. Dalam kabel coaxial terdapat tembaga
padat di pusatnya yang berfungsi sebagai konduktor. Konduktor ini dibungkus
oleh lapisan insulator, kemudian oleh foil dan lapisan metal shielded sebagai
konduktor luar dan akhirnya dibungkus lagi dengan lapisan paling luar yaitu PVC
jaket.

23
Gambar 3.6 : Kabel RG6 dengan Konektor F

7. Kabel LAN dan RJ-45


Kabel LAN adalah media transmisi Ethernet yang menghubungkan piranti 2
jaringan di dalam komputer. RJ-45 adalah konektor kabel Ethernet yang biasa
digunakan dalam topologi jaringan komputer LAN maupun jaringan komputer
lainnya.
Berikut ini jenis atau tipe penyusunan kabel LAN:
a. Kabel LAN Straight Through
Kabel LAN Straight Through merupakan kabel yang memiliki cara
pemasangan yang sama antara ujung satu dengan ujung yang lainnya.
Kabel straight biasa digunakan untuk menghubungkan 2 jenis device yang
berbeda.

24
Gambar 3.7 Urutan Kabel LAN Straight Through

Kabel LAN Straight Through ini biasanya digunakan untuk


menghubungkan:
1) PC dengan Switch
2) PC dengan HUB
3) Switch dengan HUB, dan sebagainya.

b. Kabel LAN Cross Over


Kabel LAN Cross Over merupakan kabel yang cara pemasangan nya
dengan susunan yang berbeda antara ujung yang satu dengan ujung yang
lain.

Gambar 3.8 Urutan Kabel LAN Cross Over

25
Kabel LAN Cross Over ini biasanya digunakan untuk
menghubungkan:
1) PC dengan PC
2) Switch dan Switch
3) HUB dengan HUB
4) Router dengan Router, dan sebagainya.

3.2 JALAN PENELITIAN


Penelitian dilakukan melalui beberapa tahapan saat kerja praktik di PT
Metrasat. Diawali dengan observasi di lapangan, studi dokumentasi, wawancara
pada narasumber mengenai VSAT, komponen VSAT, dan terakhir penyusunan
laporan. Maka penulis mengambil judul penelitian tentang Tes pada BUC
menggunakan Commannd Prompt.

3.2.1 Metode Pengumpulan Data

3.2.1.1 Wawancara
Narasumber yang pertama adalah bapak Happy Tristianto selaku The Power
Of Engineering sekaligus selaku pembimbing lapangan kerja praktik di PT
Metrasat bapak Happy Tristianto menjelaskan semua dasar VSAT dan peralatan
yang ada di PT Metrasat. Kemudian penulis diarahkan untuk mempelajari dasar
VSAT serta komponen apa saja yang diperlukan di PT Metrasat. Beliau juga
menjelaskan tentang peran besar workshop sebagai sarana pengecekan alat yang
digunakan dan pengenalan barang yang diperlukan.
Wawancara selanjutnya yaitu kepada bapak Hanif Tri Setya selaku
pembimbing lapangan kerja praktik di PT Metrasat. Kepada penulis beliau
menjelaskan secara langsung fungsi dari alat-alat yang digunakan di PT Metrasat.

3.2.1.2 Observasi
Observasi dilakukan dengan dipandu oleh pembimbing lapangan kerja praktik
di PT Metrasat untuk mengenal dan mengetahui fungsi dari alat-alat yang terdapat
di PT Metrasat. Setelah penulis mengetahui alat beserta fungsi dilakukan praktik

26
langsung ke gedung Network Operating Center (NOC) Metrasat Bogor. Gedung
NOC merupakan pusat pemantauan jaringan Metrasat. Di Gedung NOC Metrasat,
penulis melakukan pengamatan, memantau seluruh jaringan bisnis di Metrasat dan
melakukan pengamatan pemeliharaan jaringan.

3.2.1.3 Studi Dokumentasi


Studi dokumentasi yang pertama yaitu dengan mempelajari buku-buku dan
skema tentang PT Metrasat yang terdapat di Workshop PT Metrasat. Gambaran
skema sistem komunikasi satelit di PT Metrasat banyak terdapat di workshop
maupun di PTnya sendiri, karena banyaknya kunjungan dari institusi maupun
kalangan umum ke PT Metrasat.
Studi dokumentasi yang selanjutnya dilakukan dengan mempelajari tentang
konfigurasi jaringan VSAT dan pemanfaatannya dari buku VSAT Networks-
Second Edition dari Penulis Gerrard Maral. Penelitian tersebut membahas tentang
bagaimana konfigurasi jaringan VSAT yang benar dan tepat.
Studi dokumentasi yang terakhir yaitu dengan mempelajari komunikasi
VSAT dan juga sistem komunikasi satelit dari literatur yang ada di internet. Dan
juga dari buku-buku yang berkaitan dengan sistem distribusi listrik.

3.2.1.4 Analisis
Analisis dilakukan terhadap bagaimana alat yang dipakai, bagaimana apabila
output pada Power Meter melebihi range diatas 2.0 mW.

3.2.1.5 Penyusunan Laporan


Penyusunan laporan disusun berdasarkan kesimpulan terkait penelitian yang
dilakukan, menyusun laporan kerja praktik dilakukan setelah analisis dan
pengumpulan data telah selesai.

3.3 KESULITAN YANG DIHADAPI


Dari penelitian ini penulis menemukan beberapa kesulitan yang dihadapi,
kesulitan dalam kerja praktik ini juga diharapkan dapat memberikan pandangan

27
bagi penelitian selanjutnya yang akan melakukan penelitian tentang tes pada BUC
menggunakan Command Prompt. Kesulitan yang dihadapi yaitu berupa:
1. Ketika terjadinya pemadaman listrik, sehingga tidak ada pasokan listrik yang
dibutuhkan. Itu mengakibatkan menurunnya kinerja pada komponen-
komponen VSAT.
2. Arah tiupan angin yang kencang tidak menentu mengakibatkan posisi pada
antena berubah, tidak mengarah ke posisi satelit, dan tidak bisa
berkomunikasi dengan satelit.
3. Cuaca yang tidak menentu dan adanya tanaman yang menghalangi arah
antena mengakibatkan tidak bisa berkomunikasi dengan satelit.
4. Lemahnya frekuensi sinyal yang disebabkan karena kurangnya power yang
dikeluarkan modem untuk memancarkan sinyal.

28
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 PROSES TES BUC


Alur proses tes pada BUC adalah sebagai berikut:
1. Langkah pertama kita menyiapkan Laptop, Modem HX, Adaptor HX, Power
Meter, Power Sensor, BUC, kabel LAN, dan kabel Coaxial.
2. Langkah kedua kita menghidupkan Laptop terlebih dahulu. Selanjutnya, buka
Control Panel\Network and Internet\Network Connections. Pada Local Area
Connection di ENABLE dengan cara klik kanan pada Local Area Connection,
pilih enable. Sedangkan, pada Wireless Network Connection di DISABLE
dengan cara klik kanan pada Wireless Network Connection dan pilih disable,
agar koneksi jaringan tidak saling bertabrakan.

Gambar 4.1 Local Area Connection di Enable

Gambar 4.2 Wireless Network Connection di Disable

29
3. Langkah ketiga kita menyambungkan kabel LAN pada port Ethernet Laptop
dengan port Ethernet pada Modem HX.
4. Langkah keempat, kita menghubungkan Adaptor HX pada Modem HX agar
Modem HX dapat menyala dan mendapat sumber tegangan.
5. Langkah kelima, kabel Coaxial dihubungkan dari output Modem HX ke input
BUC.
6. Langkah terakhir, output dari BUC ke input Power Sensor dan output pada
Power Sensor ke input pada Power Meter.

PC atau Modem
BUC
Laptop Kabel HX-50 Kabel
LAN Coaxial

Power Power
Meter Sensor
Gambar 4.3 Proses Tes pada BUC

4.2 KONFIGURASI MODEM HX


Sebelum melakukan pengujian pada BUC, sebaiknya kita harus
mengkonfigurasi Modem HX terlebih dahulu dengan membuka Command Prompt
pada laptop. Berikut cara mengkonfigurasi Modem HX:
1. Set Ethernet LAN Laptop dengan IP Address 192.168.0.2, Subnet Mask
255.255.255.252.

Gambar 4.4 Tampilan Set Ethernet LAN Laptop

30
2. Lakukan PING ke perangkat Modem HX dengan menggunakan Command
PING 192.168.0.1

Gambar 4.5 Hasil dan tampilan PING

3. Setelah PING berhasil, lakukanlah Telnet ke Modem HX agar kita bisa


configure Remote tersebut.

Gambar 4.6 Telnet ke Modem HX

Tekan Enter, maka akan masuk ke Main Menu Modem HX.

31
Gambar 4.7 Tampilan Halaman Depan Main Menu pada Modem HX

4. Tampilan Main Menu pada Modem HX.

Gambar 4.8 Tampilan Main Menu Pada Modem HX

32
5. Tampilan Serial Modem.
Berikut ini cara menampilkan Serial Number pada Modem HX:

Gambar 4.9 Tampilan Serial Number pada Modem HX

Informasikan serial tersebut ke Network Operating Centre (NOC) dan


kemudian mintalah VSAT Management IP Address Remote yang akan kita
pasang.

6. Mensetting Modem HX
Berikut ini adalah cara setting pada Modem HX, beserta langkah-langkahnya:

Gambar 4.10 Setting Modem HX

33
Main Menu:
(a) Configure Boot Parameters
(b) Display Current Configuration
(c) Display Satellite Interface Statistics
(d) Display Active Routing Table
(f) Run Software Download Monitor
(h) Display Reset History
(i) Installation

(pc) (Parameter Clear) Clear Configuration


(pw) (Parameter Write) Write Configuration
(rr) (Gateway Reset) Reset the Gateway
(rd) (Gateway Deconfigure) Force Download and Acquire New
Keys
(z) Logout

Main Menu (<?/CR> for options): a

Type\followed by <CR> at any time to return to the main menu


Type-followed by <CR> to go back one parameter

VSAT Return Path (1 = Receive Only, 2 = Inroute, 3 = LAN1, 4 =


LAN2) <2>: 2

Satellite Longitude degrees <99>: 118

Satellite Hemisphere (0 = East, 1 = West) <1>: 0

VSAT Longitude degrees <77>: 106

VSAT Longitude minutes <18>: 48

VSAT Longitude Hemisphere (0 = East, 1 = West) <1>: 0

VSAT Latitude degrees <39>: 6

VSAT Latitude minutes <8>: 38

VSAT Latitude Hemisphere (2 = North, 3 = South) <2>: 3


Satellite Channel Frequency <13300 x100Khz>: 10671

Receive Symbol Rate <22000000 Sps>: 1000000

Frequency Band / Modulation (? For Options) <1>: 4

Rx Polarization (0 = Vertical. 1 = Horizontal) <1>:

Tx Polarization (0 = Horizontal. 1 = Vertical) <0>:


LNB 22KHz Switch (0 = Off. 1 = On) <0>:

34
DVB Mode (1 = DVB-S, 2 = DVB-S2-CCM, 3 = DVB-S2-ACM) <1>: 3

DVB Program Num for user data <0>: 20500

DVB Program Num for DNCC data <0>: 40000

LAN1 IP Address <192.168.0.1>:

LAN1 Subnet Mask <255.255.255.252>:

LAN2 IP Address <0.0.0.0>:

LAN2 Subnet Mask <255.255.255.0>:

Number of Static Routes in Routing Table <0>:

IP Gateway IP Address <100.100.100.100>: 192.168.12.100

SDL Control Channel Multicast IP Address <224.0.1.4>: 224.0.1.6


VSAT Management IP Address <10.0.0.0>: 13.1.1.4 (dari NOC)

Default Gateway (meaningful for LAN return path only) <10.0.0.10>:

Main Menu (<?/CR> for options): pw


Writing the configuration file may reboot this VSAT

Write Configuration - Are you sure? (y/n): y

Main Menu (<?/CR> for options):

Setelah menyelesaikan setting pada Modem HX dengan cara console seperti


diatas, modem akan segera Reboot.

35
7. Tampilan konfigurasi yang telah di isi tadi.

Gambar 4.11 Tampilan Konfigurasi Modem HX

4.3 PENGUJIAN PADA BUC


Berikut pengujian pada BUC:
1. Mengaktifkan Fitur Telnet
Tujuan mengaktifkan fitur Telnet yaitu agar bisa melakukan Telnet pada
Command Prompt. Caranya adalah buka Control Panel-Uninstall Program-Turn
Windows features on or off-beri centang pada Telnet Client and Telnet Server.

36
Gambar 4.12 Tampilan Fitur Telnet

Alat yang digunakan adalah Laptop dan Modem HX. Cara agar Laptop dan
Modem HX dapat saling terhubung yaitu dengan cara menggunakan kabel LAN
dari Port Ethernet Laptop ke Port Ethernet Modem HX.

2. Melakukan PING
Setelah melakukan pengaktifkan fitur Telnet, langkah selanjutnya adalah
melakukan PING ke Modem HX dengan menggunakan Command PING
192.168.0.1. Tujuan dilakukannya PING yaitu untuk mengetahui apakah laptop
kita sudah terkoneksi dengan jaringan atau belum, serta mengetahui kecepatan
data nya.
Alat yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Modem HX
Pada Modem HX, IP Default untuk Modem HX adalah
192.168.0.1/255.255.255.252.
b. Laptop
Pada Laptop set Ethernet LAN dengan IP Address 192.168.0.2 Subnet
Mask 255.255.255.252, dengan Gateway 192.168.0.1 atau pada IP Address

37
pada Modem HX. Caranya adalah Control Panel-Network and Internet-
Network Connections-Click on Local Area Connection and Then right
click choose Properties-Double click on Internet Protocol Version 4
(TCP/IPv4)-Click Use the following IP Address-Fill on IP Address, Subnet
Mask, and Default Gateway according to set.

Gambar 4.13 Set IP Address pada Laptop

Selanjutnya buka ipconfig pada CMD. Lihat apakah settingan IP


sudah tersimpan dengan ipconfig pada CMD tersebut.

Gambar 4.14 Hasil dan tampilan ipconfig

Lalu, test koneksi dengan melakukan PING ke perangkat Modem HX.


Masukkan perintah PING: 192.168.0.1

38
Gambar 4.15 Hasil dan tampilan PING

Berdasarkan hasil dan tampilan PING diatas, bahwa Laptop telah


berhasil terkoneksi dengan jaringan pada Modem HX dan kecepatan waktu
rata-rata 1ms

3. Melakukan Telnet pada BUC


Setelah PING berhasil, lakukanlah Telnet ke perangkat melalui Modem HX
dengan tujuan agar kita bisa configure Remote tersebut dengan command: Telnet
192.168.0.1

Gambar 4.16 Saat akan melakukan Telnet

39
4. Lalu tekan Enter, maka akan masuk menu pada Telnet

Gambar 4.17 Hasil dan tampilan Telnet

Masuk menu Telnet. Pada bagian Network login kita isi brighton dan pada
bagian Password kita isi *********. Kenapa demikian? Supaya pada menu
Telnet bisa terjaga keamanannya karena adanya sebuah password.

5. Tampilan output I pada Power Meter

Gambar 4.18 Tampilan output I pada Power Meter

Tampilan output I pada Power Meter menunjukkan angka 2.23 dBm, yang
artinya output tersebut memiliki range yang bagus. Satuan dBm adalah satuan

40
kekuatan sinyal atau daya. Range yang bagus adalah antara 2.0 dBm-3.0 dBm.
Jadi, power yang dihasilkan antara 1.6 mW-2.0 mW dengan rumus:
dBm=10*log(P/1 mW).

6. Tampilan output II pada Power Meter

Gambar 4.19 Tampilan output II pada Power Meter

Tampilan output II pada Power Meter menunjukkan angka 2.45 dBm, yang
artinya output tersebut memiliki range yang bagus. Satuan dBm adalah satuan
kekuatan sinyal atau daya. Range yang bagus adalah antara 2.0 dBm-3.0 dBm.

4.4 ANALISA TERHADAP OUTPUT PADA POWER METER


Tampilan output I dan output II adalah 2.23 dBm dan 2.45 dBm, maka
memiliki range yang bagus dan power yang dihasilkan pada output I adalah 1.67
mW, power yang dihasilkan pada output II adalah 1.76 mW. Itulah mengapa
output I dan output II dikatakan memiliki range yang bagus, karena power yang
dihasilkan yaitu antara 1.6 mW-2.0 mW.
Apabila output pada Power Meter menampilkan diatas 2.0 mW, misal output
I adalah 3,11 dBm dan output II adalah 3.94 dBm, maka power yang dihasilkan
pada output I adalah 2.05 mW dan power yang dihasilkan pada output II adalah
adalah 2.48 mW. Apabila output pada Power Meter diatas 2.0 mW, maka Block
Up Converter (BUC) sudah tidak layak digunakan atau bisa dikatakan error atau
rusak. Jika BUC sudah rusak, BUC tersebut tidak bisa diperbaiki.

41
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan berdasarkan pembahasan pada
Bab IV, dapat ditarik beberapa kesimpulan pada laporan kerja praktik ini. yaitu:
1. Cara tes pada BUC dengan menggunakan CMD yang lebih akurat tanpa
adanya gangguan dari Ekstern yaitu:
a. Pasangkan konektor F pada kabel Coaxial yang untuk dipasang di LNB
dan di BUC. Setelah terpasang, lalu tutup kabel atau bungkus kabel
tersebut dengan menggunakan isolasi hitam untuk mencegah air masuk.
b. Kencangkan semua baut pada bodi antena, agar antena tidak goyang
ketika ada angin.
c. Kencangkan baut-baut yang ada di penyangga, lalu pasangkan konektor
yang telah dibuat tadi ke LNB dan BUC.
d. Arahkan antena kearah yang tidak ada bangunan tinggi maupun pohon
yang besar, agar antena bisa saling berkomunikasi dengan satelit.
e. Tempatkan alat-alat yang akan digunakan pada permukaan yang datar,
jangan menempatkan pada permukaan yang tidak datar. Karena akan
mengganggu pada proses jalannya pengetesan.
f. Rapikan alat-alat yang akan digunakan dan jauhkan benda atau alat-alat
yang tidak digunakan agar tidak mengganggu pada proses jalannya
pengetesan.
g. Modem harus ditempatkan pada suhu ruangan yang sejuk, tidak boleh
panas.
2. Cara tes pada BUC dengan menggunakan CMD yang lebih akurat tanpa
adanya gangguan dari Intern yaitu:
a. Tegangan listrik AC harus stabil yaitu 220 VAC, apabila tegangan listrik
tidak stabil harus menggunakan penstabil tegangan.

42
b. Tegangan pada BUC dan LNB 20 VDC, maka BUC dan LNB normal.
Sedangkan, tegangan pada BUC dan LNB 20 VDC, maka BUC dan
LNB kurang bagus dan harus diganti.
3. Apabila output pada Power Meter diatas 2.0 mW, maka Block Up Converter
(BUC) sudah tidak layak digunakan atau bisa dikatakan error atau rusak. Jika
BUC sudah rusak, maka BUC tersebut tidak bisa diperbaiki.
4. Sebelum melakukan pengetesan pada BUC menggunakan CMD, sebaiknya
melakukan seperti:
a. Langkah pertama, Setting Local Area Connection di Enable, dan
Wireless Network Connection di Disable.
b. Langkah kedua, mengkonfigurasikan dan mensetting terlebih dahulu
pada Modem HX.
c. Langkah ketiga, mengaktifkan Fitur Telnet.

5.2 SARAN
Penulis mengakui masih banyak kekurangan dalam penelitian ini, untuk
penelitian selanjutnya yang terkait dengan komunikasi VSAT ada beberapa saran
yang dapat digunakan sebagai bahan perbaikan:
1. Perlunya tata letak alat-alat supaya terkesan rapi dalam penataan letak alat.
2. Selalu semangat dan berusaha dalam mencari inovasi yang lebih maju.
3. Tingkat kedisiplinan dan keuletan terus dipertahankan agar perusahaan dapat
berkembang dengan baik.

43
DAFTAR PUSTAKA

Maral, George. (2003). VSAT Networks-Second Edition. London: John Wiley &
Sons, Ltd.
Gapo, La., Najoan, M E I., Sengkey, R., Robot, J R. (2012). Analisa Koneksi
Jaringan Komputer Di PTI (Pusat Teknologi Informasi) UNSRAT Dengan
VSAT (Very Small Aperture Terminal). Manado: FT UNSRAT.
Supriyatna, Erna. (2011). Teknologi Komunikasi Satelit VSAT IP di PT Telkom
Kandatel Solo. Semarang: FT Universitas Diponegoro.
Giant, Ragil Febrio., Darjat. (2014). Instalasi Antena 1.8m Prodelin Sebagai
Remote Dengan Teknologi VSAT IP. Semarang: Universitas Diponegoro.
Ranggasukma, Rama. (2014). Analisis Kinerja Jaringan VSAT Pada Stasiun
Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika. Semarang:
Fakultas Teknologi Informatika Universitas Dian Nuswantoro.
Darwis, Fajri. (2008). Analisis Performansi Ber Dengan Pengkodean
Concatenated Viterbi / Reed Solomon Dan Turbo Pada Jaringan VSAT
Untuk Hubungan Antar BTS Dan BSC. Depok: Fakultas Teknik Universitas
Indonesia.

44

Anda mungkin juga menyukai