Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
YOGYAKARTA
2016
TES PADA BUC MENGGUNAKAN COMMAND
PROMPT (CMD) DI PT METRASAT BOGOR
YOGYAKARTA
2016
ii
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN KERJA PRAKTIK
Disusun oleh:
BENNY PANDAPOTAN SIREGAR
5150721003
PENGUJI
Nama Tanda
Jabatan Tanggal
Tangan
Zulkhairi, S.T.
Pembimbing
Laporan Kerja Praktik ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk
memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Teknik Elektro
Yogyakarta,..
Ketua Program Studi Teknik Elektro
iii
PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN
Menyatakan bahwa laporan kerja praktik dengan judul: Tes pada BUC
menggunakan Command Prompt (CMD) di PT Metrasat Bogor ini adalah hasil
karya saya sendiri, tidak mengandung plagiat dan sumber baik yang dikutip
maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan mengikuti cara dan etika penulisan
karya ilmiah yang benar. Segala sesuatu yang berkaitan dengan pelanggaran
seperti yang dinyatakan diatas sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.
iv
KATA PENGANTAR
v
PT Metrasat, terimakasih atas bantuan, keramahan, dan dukungannya
selama ini.
8. Ayah dan Ibu tercinta yang telah memberikan Doa, Semangat, dan
dukungan materilal dan moral.
9. Serta berbagai pihak yang telah memberikan bantuan dalam
penyusunan laporan Kerja Praktik ini.
10. Teman-teman seperjuangan selama kerja praktik di PT Metrasat.
11. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang baik
secara langsung maupun tidak langsung turut membantu penyusunan
laporan ini.
Penulis banyak berterima kasih dan semoga Tuhan YME membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Penulis juga memomhon maaf atas
segala kekurangan dalam penyusunan laporan kera praktik ini, Selain itu, penulis
juga membuka diri terhadap kritik dan saran yang membangun dengan harapan
untuk memperoleh hasil yang lebih baik di kemudian hari. Akhir kata semoga
laporan kerja praktik ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Syaloom
Penulis
vi
ABSTRAK
vii
DAFTAR ISI
viii
3.2.1.3 Studi Dokumentasi ................................................... 27
3.2.2 Analisis ................................................................................. 27
3.2.3 Penyusunan Laporan ............................................................ 27
3.3 Kesulitan Yang Dihadapi ............................................................... 27
BAB 5. PENUTUP................................................................................... 43
5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 43
5.2 Saran ............................................................................................... 43
ix
DAFTAR GAMBAR
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
Salah satu aplikasi pada jaringan VSAT adalah untuk komunikasi data dan
teknologi VSAT merupakan salah satu solusi untuk menjangkau wilayah
Indonesia yang berbentuk kepulauan. VSAT memiliki dua unit bagian, yaitu
Indoor Unit dan Outdoor Unit. Indoor Unit terdiri dari Modem dan Interface yang
menghubungkan ke peralatan pelanggan. Sedangkan, Outdoor Unit terdiri dari
antena, Low Noise Block (LNB), Block Up Converter (BUC).
Fungsi LNB pada teknologi VSAT adalah untuk menerima sinyal satelit yang
dikumpulkan pada satu titik fokus antena, atau sering disebut juga sebagai
Receiver. Sedangkan fungsi BUC adalah menghantarkan sinyal informasi ke
sebuah satelit, atau sering disebut juga sebagai Transmitter.
Antena yang dipakai dalam komunikasi VSAT yaitu sebuah solid dish antena
yang memiliki bentuk parabola. Fungsi antena pada komunikasi VSAT adalah
untuk memancarkan gelombang radio RF dari stasiun bumi ke satelit, dan
menerima gelombang radio RF dari satelit ke stasiun bumi. Antena digunakan
untuk transmisi energi gelombang radio melalui medium alami (udara, bumi, air,
dan lain-lain) untuk komunikasi dari titik yang satu ke titik yang lain.
Modem VSAT merupakan perangkat indoor yang berfungsi sebagai
modulator dan demodulator. Modulator adalah proses penumpangan sinyal
informasi kedalam sinyal Intermediate Frequency (IF). Sedangkan, demodulator
adalah bagian yang memisahkan sinyal informasi (yang berisi data atau pesan)
dari sinyal pembawa (carrier) yang diterima, sehingga informasi tersebut dapat
diterima dengan baik. Modem merupakan penggabungan kedua-duanya, artinya
modem adalah alat komunikasi dua arah.
Modem HX memerlukan adanya tegangan dan arus, namun modem tersebut
tidak bisa menggunakan tegangan dan arus langsung dari PLN. Modem HX
memerlukan sebuah alat yang bernama power adaptor. Power adaptor adalah
sebuah perangkat yang bertujuan untuk menurunkan tegangan tinggi dari PLN
menjadi tegangan rendah, dan bertugas untuk mengubah VAC menjadi VDC agar
dapat digunakan pada modem HX. Untuk menghubungkan laptop dengan modem
HX agar saling terkoneksi pada komunikasi VSAT, menggunakan kabel LAN.
Kabel LAN adalah media transmisi Ethernet yang menghubungkan piranti dua
jaringan di dalam komputer.
2
Kabel yang digunakan untuk saling terkoneksi antara BUC to Modem HX
dan LNB to Modem HX pada komunikasi VSAT adalah sebagai media
penghubung. Kabel RG6 adalah jenis kabel Coaxial yang memiliki diameter rata-
rata 12 mm, dan biasa disebut sebagai standard Ethernet atau thick Ethernet,
disingkat ThickNet.
Berdasarkan alat yang digunakan pada teknologi VSAT, penulis mengambil
contoh dalam kehidupan sehari-hari yaitu pada Automated Teller Machine
(ATM). Maka, penulis mengambil sebuah judul dari latar belakang ini dengan
judul Tes pada BUC menggunakan Command Prompt.
3
2. Memahami secara mendasat cara melakukan tes pada BUC.
3. Menambah wawasan dan pengalaman dalam dunia kerja di bidang
komunikasi data.
4
penelitian, alat, jalan penelitian, dan kesulitan-kesulitan dalam penelitian serta
pemecahannya.
BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai hasil penelitian dan pembahasan
secara terpadu tentang tes pada BUC menggunakan Command Prompt yang
digunakan pada PT Metrasat, serta peralatan apa saja yang dilakukan untuk
memaksimalkan kerja.
BAB V. PENUTUP
Dalam bab ini merupakan penutup serangkaian pembuatan laporan kerja
praktik yang berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan saran yang
diberikan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
kontribusi pendapatan sebesar kurang lebih 400 M dan mengembangkan salah
satu visinya yaitu menjadi Market Leader di Indonesia sebagai Satelite Service
Provider.
Pada tahun 2012, Metrasat telah menjadi salah satu Satelite Service Provider
yang terkemuka dengan pembangunan lebih dari 8.000 titik di Indonesia dan telah
memasuki pasar VSAT di Myanmar, Singapore, dan sebagainya.
Ketika memasuki tahun 2013, yaitu tahun puncak kesuksesan Metrasat dan
sukses menargetkan pendapatan sebesar 1 T. Pembangunan lebih dari 10.000 titik
di seluruh Indonesia dan di Myanmar, Singapore, dan sebagainya. Metrasat
memiliki 5 (lima) anak perusahaan yaitu: PT Finnet Indonesia, PT Sigma Cipta
Caraka, PT Indonusa Telemedia, dan PT Infomedia Nusantara.
Metrasat telah tumbuh menjadi salah satu penyelenggara jaringan berbasis
satelit yang telah dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan dan
pemerataan infrastruktur telekomunikasi nasional. Pelayanan yang cepat,
responsif, dan berkualitas menjadi prioritas utama dalam bekerja, sehingga dalam
waktu yang singkat Metrasat telah dapat menjangkau ke seluruh pelosok
Indonesia dan mancanegara.
Jangkauan layanan Metrasat dibagi dalam 14 Area yang tersebar di seluruh
nusantara dan telah berhasil membangun hingga lebih dari 10.000 titik dalam
wilayah NKRI serta beberapa titik di mancanegara.
Dalam mengemban misi untuk ikut di dalam pembangunan telekomunikasi
nasional, Metrasat akan terus berupaya untuk menjadi industri telekomunikasi
pendukung yang dinamis, fleksibel serta berkualitas.
Metrasat telah menjadi salah satu perusahaan yang bergerak dalam
penyediaan jaringan VSAT terkemuka di Indonesia. Dengan dukungan
infrastruktur yang memadai, cakupan layanan berskala nasional, sumber daya
manusia yang kompeten, pengetahuan yang mendalam serta pengalaman yang
dimiliki sebagai operator. Metrasat yakin akan terus berkembang dalam
menciptakan nilai lebih di tengah kondisi pasar yang lebih kompetitif.
7
2.1.2 Visi dan Misi PT Metrasat
Metrasat telah menjadi salah satu perusahaan yang bergerak dalam
penyediaan jaringan VSAT terkemuka di Indonesia. Dengan dukungan
infrastruktur yang memadai, cakupan layanan berskala nasional, Sumber Daya
Manusia yang kompeten, pengetahuan yang mendalam serta pengalaman yang
dimiliki sebagai Incumbent operator, Metrasat yakin akan terus berkembang
dalam menciptakan nilai lebih di tengah kondisi pasar yang lebih kompetitif.
1. Visi Perusahaan
a. Menjadi Perusahaan Multimedia terkemuka di Indonesia.
b. Menjadi Market Leader di Indonesia sebagai Satellite Service Provider.
2. Misi Perusahaan
a. Memaksimalkan nilai perusahaan dengan mengembangkan dan
memperkaya portofolio bisnis di industri Informasi, Media dan
Edutainment (IME)
b. Menjadi Strategic Guidance Holding Company guna memastikan
pertumbuhan dan sinergi yang maksimal di antara anak perusahaan.
c. Memberikan kontribusi pendapatan dan profit yang maksimal bagi Metra
Group.
d. Menjadi kontributor pendapatan utama bagi pemegang saham.
e. Menjadi suatu Business Entity yang mandiri.
8
3. Telkom Enterprise Best of The Best Partner 2012
Penghargaan yang diberikan oleh PT Telkom Indonesia kepada Metrasat
sebagai mitra terbaik 2012.
Gambar 2.1 Lokasi PT Metrasat terletak di Jalan KH. Sholeh Iskandar KM6,
Tanah Sareal, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
9
Gambar 2.2 Gedung A atau Gedung Utama yang dinamakan gedung Network
Operating Center (NOC).
Gambar 2.3 Gedung B atau Gedung Kedua yaitu gudang, workshop, dan lain-lain.
10
2.1.5 Struktur Organisasi PT Metrasat
11
2. Brainware (Training)
Metrasat juga dapat memberikan layanan pengembangan sumber daya
manusia berupa berbagai kegiatan pelatihan menyeluruh dengan orientasi
praktis maupun lapangan yang berhubungan dengan komunikasi satelit dan
related RF (Radio Frequency). Sehingga mampu memahami, dan
mempelajari secara mendasar komunikasi satelit melalui pemahaman teori,
operasi, integrasi, instalasi, dan Commissioning dari berbagai jenis sistem
komunikasi satelit dan jaringan.
3. Internet Access
Internet access Metrasat adalah layanan akses ke global internet yang dapat
menghubungkan lokasi customer ke global internet dengan kecepatan mulai
dari 64 Kbps sampai dengan 20 Mbps. Fasilitas ini dapat digunakan untuk
akses internet secara Dedicated (available 24 hours) dengan menggunakan
beragam fasilitas saluran akses yang tersedia.
4. METRO Ethernet (Metro-E)
Merupakan layanan yang menyediakan akses internet dan komunikasi data
yang berbasis IP dalam satu kota dengan kecepatan dan kehandalan tinggi.
Seperti, satu perusahaan yang kantornya tersebar namun masih dalam satu
kota dapat saling terhubung seolah-olah dalam satu jaringan LAN (Local
Area Network) dengan Metro-E ini. Layanan Metro-E Metrasat digunakan
sebagai backhaul VSAT yang menghubungkan antara lokasi remote dengan
kantor pusat pelanggan yang memiliki kemampuan pengiriman data yang
tidak terbatas, fleksibel dan efektif serta QoS (Quality of Service) bagi
pelanggan.
12
Multiple Access (FDMA), Time Division Multiple Access (TDMA), dan Code
Division Multiple Access (CDMA). Sedangkan, metode transmisi jaringan VSAT
ada dua, yaitu Mode Continous, dan Mode Burst.
Penelitian selanjutnya tentang jaringan VSAT oleh Tinaningrum Ari Susanti
(2010) dalam penelitiannya yang berjudul Analisa Kehandalan Jaringan VSAT
IP Ditinjau dari Delay, Data Rate, dan Service Level. Dalam jurnalnya ini berisi
tentang Parameter Kinerja Jaringan VSAT. Kehandalan komunikasi VSAT dapat
dilihat dari sejauh mana sistem komunikasi VSAT dapat melayani komunikasi
baik pada trafik rendah maupun tinggi. Dalam menilai kehandalan VSAT,
terdapat beberapa parameter diantaranya yaitu: Delay, Data Rate, dan Service
Level.
13
sangat terbatas untuk kapasitas besar saja, sehingga biayanya sangat mahal dan
hanya digunakan untuk keperluan tertentu seperti untuk operator telekomunikasi,
microwave back up, dan pelayanan telekomunikasi pada daerah terpencil.
VSAT masuk pertama kali ke Indonesia tahun 1989 seiring dengan
bermunculannya bank-bank swasta yang sangat membutuhkan sistem komunikasi
online seperti ATM (Automated Teller Machine).
Teknologi VSAT merupakan solusi dengan cost efektif untuk hubungan
jaringan komunikasi independen dengan jumlah besar dengan site yang tersebar
luas. VSAT menawarkan value added service berbasis satelit seperti: LAN (Local
Area Network), voice dan dapat menyediakan jaringan komunikasi private atau
public serta layanan multimedia. (R. Sengkey, 2012)
14
2. Topologi Star
Ada dua jenis topologi Star, yaitu:
a. Topologi Star Satu Arah
Pada jaringan VSAT Star Satu arah hanya bisa menerima data saja,
tetapi tidak dapat mengirim data. Jaringan ini biasanya digunakan dalam
kehidupan sehari-hari seperti pemancar luas berita, harga saham, pendidikan
jarak jauh, penyebaran analisa keuangan, dan lain sebagainya. (George Maral,
2003)
15
Gambar 2.7 Topologi Jaringan Star VSAT
Dua Arah
(George Maral, 2003)
16
2.3.5 Jenis-Jenis VSAT
Berdasarkan teknologi komunikasi yang digunakan, VSAT dibagi menjadi
tiga jenis, yaitu:
1. VSAT Net
Pada VSAT Net, menggunakan antena parabola yang memiliki diameter
sekitar 1,8 meter. Stasiun induk mengendalikan VSAT Net sepenuhnya.
2. VSAT Link
VSAT Link memberikan bandwidth pribadi yang memerlukan komunikasi
dalam jumlah besar dan terus menerus dengan lokasi yang tidak tercakup oleh
kabel. Layanan ini dapat digunakan untuk komunikasi data, suara, maupun video.
3. VSAT IP
VSAT IP merupakan layanan komunikasi data dengan menggunakan media
akses satelit dengan teknologi Time Division Multiple Access (TDMA) yang
berbasis pada standar Internet Protocol (IP).
17
Jaringan VSAT menggunakan Satelit Geostasioner, yang memiliki orbit pada
bidang equator dengan ketinggian 35.786 km di atas permukaan bumi.
2. Kerugian VSAT:
a. Sensitivitas terhadap interferensi.
b. Penyadapan.
c. Kehilangan jaringan.
d. Delay. (Supriyatna, 2011)
18
1. LNB (Low Noise Block)
Fungsi utama LNB adalah untuk menerima sinyal satelit yang sangat
lemah yang dikumpulkan pada titik fokus antena. LNB merupakan jantung
dari antena satelit.
Pada dasarnya, merupakan sebuah rongga resonator yang menerima
sinyal satelit yang difokuskan dari pantulan antena dan memproses sinyal
tersebut. Sebuah switch elektronik yang memperkuat sinyal ini sebelum
dikirim ke kabel coaxial dan mengubahnya menjadi frekuensi yang lebih
rendah untuk mengurangi kehilangan sinyal di kabel.
19
Gambar 2.11 BUC (Block Up Converter)
3. Modem
Modem VSAT merupakan perangkat indoor yang berfungsi sebagai
modulator dan demodulator. Modulator adalah proses penumpangan sinyal
informasi kedalam sinyal IF (Intermediate Frequency). Frekuensi IF besarnya
mulai dari 52 MHz sampai dengan 88 MHz dengan frekuensi pusat 70 MHz.
Sedangkan demodulator adalah bagian yang memisahkan sinyal
informasi (yang berisi data atau pesan) dari sinyal pembawa (carrier) yang
diterima, sehingga informasi tersebut dapat diterima dengan baik. Modem
merupakan penggabungan kedua-duanya, artinya modem adalah alat
komunikasi dua arah. (Giant, 2014)
20
BAB III
METODE PENELITIAN
2. Tang Kupas
Tang ini berfungsi sebagai pengupas kabel mulai dari yang kecil sampai yang
besar.
21
3. Isolasi
Isolasi digunakan untuk membungkus kabel yang terkelupas dan juga sebagai
penutup sambungan kabel. Isolasi yang digunakan adalah isolasi khusus listrik
dengan bahan khusus sehingga aman dari kebocoran listrik.
4. Power Sensor
Power Sensor yang dilengkapi dengan USB yang memiliki High
performance, Microwave Pulse Profiling, Pulse (Modulation). Dan juga alat
pengukuran RF (Radio Frequency) ideal untuk:
a. Pengembangan Penelitian
b. Layanan manufaktur jaminan kualitas
c. Bidang aplikasi termasuk instalasi, pemeliharaan, layanan dan
pemantauan.
d. Skalar tujuan umum pengukuran termasuk Modulated and Pulse Signal
Fungsi dari power sensor adalah mendeteksi sinyal yang kemudian di
konversikan. Lalu power sensor tersebut merupakan matching device agar sinyal
yang kita masukan dapat terukur pada alat ukur kita, yaitu Power Meter.
22
5. Power Meter
Power Meter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur daya, satuan
yang di tampilkan yaitu dalam dBm dan watt, serta untuk mengetahui daya
maksimum suatu pemancar, baik itu untuk radio komunikasi ataupun pemancar
data. Alat yang digunakan yaitu Power Meter Hewlett Packard (HP) 437B yang
mempunyai spesifikasi output sebagai berikut :
a. Range Level : +13 dBm (-127 dBm)
b. Resolusi : 0.1 dB
c. Level Akurasi : +1.0 dB
d. Reverse Power Protection : 25 W (max), 25V (max)
6. Kabel RG6
Kabel RG6 adalah jenis kabel coaxial yang memiliki diameter rata-rata 12
mm, dan biasa disebut sebagai standard ethernet atau thick Ethernet, atau hanya
disingkat ThickNet. Coaxial atau kabel coax adalah kabel yang paling umum
digunakan untuk transmisi sinyal video. Dalam kabel coaxial terdapat tembaga
padat di pusatnya yang berfungsi sebagai konduktor. Konduktor ini dibungkus
oleh lapisan insulator, kemudian oleh foil dan lapisan metal shielded sebagai
konduktor luar dan akhirnya dibungkus lagi dengan lapisan paling luar yaitu PVC
jaket.
23
Gambar 3.6 : Kabel RG6 dengan Konektor F
24
Gambar 3.7 Urutan Kabel LAN Straight Through
25
Kabel LAN Cross Over ini biasanya digunakan untuk
menghubungkan:
1) PC dengan PC
2) Switch dan Switch
3) HUB dengan HUB
4) Router dengan Router, dan sebagainya.
3.2.1.1 Wawancara
Narasumber yang pertama adalah bapak Happy Tristianto selaku The Power
Of Engineering sekaligus selaku pembimbing lapangan kerja praktik di PT
Metrasat bapak Happy Tristianto menjelaskan semua dasar VSAT dan peralatan
yang ada di PT Metrasat. Kemudian penulis diarahkan untuk mempelajari dasar
VSAT serta komponen apa saja yang diperlukan di PT Metrasat. Beliau juga
menjelaskan tentang peran besar workshop sebagai sarana pengecekan alat yang
digunakan dan pengenalan barang yang diperlukan.
Wawancara selanjutnya yaitu kepada bapak Hanif Tri Setya selaku
pembimbing lapangan kerja praktik di PT Metrasat. Kepada penulis beliau
menjelaskan secara langsung fungsi dari alat-alat yang digunakan di PT Metrasat.
3.2.1.2 Observasi
Observasi dilakukan dengan dipandu oleh pembimbing lapangan kerja praktik
di PT Metrasat untuk mengenal dan mengetahui fungsi dari alat-alat yang terdapat
di PT Metrasat. Setelah penulis mengetahui alat beserta fungsi dilakukan praktik
26
langsung ke gedung Network Operating Center (NOC) Metrasat Bogor. Gedung
NOC merupakan pusat pemantauan jaringan Metrasat. Di Gedung NOC Metrasat,
penulis melakukan pengamatan, memantau seluruh jaringan bisnis di Metrasat dan
melakukan pengamatan pemeliharaan jaringan.
3.2.1.4 Analisis
Analisis dilakukan terhadap bagaimana alat yang dipakai, bagaimana apabila
output pada Power Meter melebihi range diatas 2.0 mW.
27
bagi penelitian selanjutnya yang akan melakukan penelitian tentang tes pada BUC
menggunakan Command Prompt. Kesulitan yang dihadapi yaitu berupa:
1. Ketika terjadinya pemadaman listrik, sehingga tidak ada pasokan listrik yang
dibutuhkan. Itu mengakibatkan menurunnya kinerja pada komponen-
komponen VSAT.
2. Arah tiupan angin yang kencang tidak menentu mengakibatkan posisi pada
antena berubah, tidak mengarah ke posisi satelit, dan tidak bisa
berkomunikasi dengan satelit.
3. Cuaca yang tidak menentu dan adanya tanaman yang menghalangi arah
antena mengakibatkan tidak bisa berkomunikasi dengan satelit.
4. Lemahnya frekuensi sinyal yang disebabkan karena kurangnya power yang
dikeluarkan modem untuk memancarkan sinyal.
28
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
29
3. Langkah ketiga kita menyambungkan kabel LAN pada port Ethernet Laptop
dengan port Ethernet pada Modem HX.
4. Langkah keempat, kita menghubungkan Adaptor HX pada Modem HX agar
Modem HX dapat menyala dan mendapat sumber tegangan.
5. Langkah kelima, kabel Coaxial dihubungkan dari output Modem HX ke input
BUC.
6. Langkah terakhir, output dari BUC ke input Power Sensor dan output pada
Power Sensor ke input pada Power Meter.
PC atau Modem
BUC
Laptop Kabel HX-50 Kabel
LAN Coaxial
Power Power
Meter Sensor
Gambar 4.3 Proses Tes pada BUC
30
2. Lakukan PING ke perangkat Modem HX dengan menggunakan Command
PING 192.168.0.1
31
Gambar 4.7 Tampilan Halaman Depan Main Menu pada Modem HX
32
5. Tampilan Serial Modem.
Berikut ini cara menampilkan Serial Number pada Modem HX:
6. Mensetting Modem HX
Berikut ini adalah cara setting pada Modem HX, beserta langkah-langkahnya:
33
Main Menu:
(a) Configure Boot Parameters
(b) Display Current Configuration
(c) Display Satellite Interface Statistics
(d) Display Active Routing Table
(f) Run Software Download Monitor
(h) Display Reset History
(i) Installation
34
DVB Mode (1 = DVB-S, 2 = DVB-S2-CCM, 3 = DVB-S2-ACM) <1>: 3
35
7. Tampilan konfigurasi yang telah di isi tadi.
36
Gambar 4.12 Tampilan Fitur Telnet
Alat yang digunakan adalah Laptop dan Modem HX. Cara agar Laptop dan
Modem HX dapat saling terhubung yaitu dengan cara menggunakan kabel LAN
dari Port Ethernet Laptop ke Port Ethernet Modem HX.
2. Melakukan PING
Setelah melakukan pengaktifkan fitur Telnet, langkah selanjutnya adalah
melakukan PING ke Modem HX dengan menggunakan Command PING
192.168.0.1. Tujuan dilakukannya PING yaitu untuk mengetahui apakah laptop
kita sudah terkoneksi dengan jaringan atau belum, serta mengetahui kecepatan
data nya.
Alat yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Modem HX
Pada Modem HX, IP Default untuk Modem HX adalah
192.168.0.1/255.255.255.252.
b. Laptop
Pada Laptop set Ethernet LAN dengan IP Address 192.168.0.2 Subnet
Mask 255.255.255.252, dengan Gateway 192.168.0.1 atau pada IP Address
37
pada Modem HX. Caranya adalah Control Panel-Network and Internet-
Network Connections-Click on Local Area Connection and Then right
click choose Properties-Double click on Internet Protocol Version 4
(TCP/IPv4)-Click Use the following IP Address-Fill on IP Address, Subnet
Mask, and Default Gateway according to set.
38
Gambar 4.15 Hasil dan tampilan PING
39
4. Lalu tekan Enter, maka akan masuk menu pada Telnet
Masuk menu Telnet. Pada bagian Network login kita isi brighton dan pada
bagian Password kita isi *********. Kenapa demikian? Supaya pada menu
Telnet bisa terjaga keamanannya karena adanya sebuah password.
Tampilan output I pada Power Meter menunjukkan angka 2.23 dBm, yang
artinya output tersebut memiliki range yang bagus. Satuan dBm adalah satuan
40
kekuatan sinyal atau daya. Range yang bagus adalah antara 2.0 dBm-3.0 dBm.
Jadi, power yang dihasilkan antara 1.6 mW-2.0 mW dengan rumus:
dBm=10*log(P/1 mW).
Tampilan output II pada Power Meter menunjukkan angka 2.45 dBm, yang
artinya output tersebut memiliki range yang bagus. Satuan dBm adalah satuan
kekuatan sinyal atau daya. Range yang bagus adalah antara 2.0 dBm-3.0 dBm.
41
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan berdasarkan pembahasan pada
Bab IV, dapat ditarik beberapa kesimpulan pada laporan kerja praktik ini. yaitu:
1. Cara tes pada BUC dengan menggunakan CMD yang lebih akurat tanpa
adanya gangguan dari Ekstern yaitu:
a. Pasangkan konektor F pada kabel Coaxial yang untuk dipasang di LNB
dan di BUC. Setelah terpasang, lalu tutup kabel atau bungkus kabel
tersebut dengan menggunakan isolasi hitam untuk mencegah air masuk.
b. Kencangkan semua baut pada bodi antena, agar antena tidak goyang
ketika ada angin.
c. Kencangkan baut-baut yang ada di penyangga, lalu pasangkan konektor
yang telah dibuat tadi ke LNB dan BUC.
d. Arahkan antena kearah yang tidak ada bangunan tinggi maupun pohon
yang besar, agar antena bisa saling berkomunikasi dengan satelit.
e. Tempatkan alat-alat yang akan digunakan pada permukaan yang datar,
jangan menempatkan pada permukaan yang tidak datar. Karena akan
mengganggu pada proses jalannya pengetesan.
f. Rapikan alat-alat yang akan digunakan dan jauhkan benda atau alat-alat
yang tidak digunakan agar tidak mengganggu pada proses jalannya
pengetesan.
g. Modem harus ditempatkan pada suhu ruangan yang sejuk, tidak boleh
panas.
2. Cara tes pada BUC dengan menggunakan CMD yang lebih akurat tanpa
adanya gangguan dari Intern yaitu:
a. Tegangan listrik AC harus stabil yaitu 220 VAC, apabila tegangan listrik
tidak stabil harus menggunakan penstabil tegangan.
42
b. Tegangan pada BUC dan LNB 20 VDC, maka BUC dan LNB normal.
Sedangkan, tegangan pada BUC dan LNB 20 VDC, maka BUC dan
LNB kurang bagus dan harus diganti.
3. Apabila output pada Power Meter diatas 2.0 mW, maka Block Up Converter
(BUC) sudah tidak layak digunakan atau bisa dikatakan error atau rusak. Jika
BUC sudah rusak, maka BUC tersebut tidak bisa diperbaiki.
4. Sebelum melakukan pengetesan pada BUC menggunakan CMD, sebaiknya
melakukan seperti:
a. Langkah pertama, Setting Local Area Connection di Enable, dan
Wireless Network Connection di Disable.
b. Langkah kedua, mengkonfigurasikan dan mensetting terlebih dahulu
pada Modem HX.
c. Langkah ketiga, mengaktifkan Fitur Telnet.
5.2 SARAN
Penulis mengakui masih banyak kekurangan dalam penelitian ini, untuk
penelitian selanjutnya yang terkait dengan komunikasi VSAT ada beberapa saran
yang dapat digunakan sebagai bahan perbaikan:
1. Perlunya tata letak alat-alat supaya terkesan rapi dalam penataan letak alat.
2. Selalu semangat dan berusaha dalam mencari inovasi yang lebih maju.
3. Tingkat kedisiplinan dan keuletan terus dipertahankan agar perusahaan dapat
berkembang dengan baik.
43
DAFTAR PUSTAKA
Maral, George. (2003). VSAT Networks-Second Edition. London: John Wiley &
Sons, Ltd.
Gapo, La., Najoan, M E I., Sengkey, R., Robot, J R. (2012). Analisa Koneksi
Jaringan Komputer Di PTI (Pusat Teknologi Informasi) UNSRAT Dengan
VSAT (Very Small Aperture Terminal). Manado: FT UNSRAT.
Supriyatna, Erna. (2011). Teknologi Komunikasi Satelit VSAT IP di PT Telkom
Kandatel Solo. Semarang: FT Universitas Diponegoro.
Giant, Ragil Febrio., Darjat. (2014). Instalasi Antena 1.8m Prodelin Sebagai
Remote Dengan Teknologi VSAT IP. Semarang: Universitas Diponegoro.
Ranggasukma, Rama. (2014). Analisis Kinerja Jaringan VSAT Pada Stasiun
Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika. Semarang:
Fakultas Teknologi Informatika Universitas Dian Nuswantoro.
Darwis, Fajri. (2008). Analisis Performansi Ber Dengan Pengkodean
Concatenated Viterbi / Reed Solomon Dan Turbo Pada Jaringan VSAT
Untuk Hubungan Antar BTS Dan BSC. Depok: Fakultas Teknik Universitas
Indonesia.
44