Lap Diaklin 1

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN DIAGNOSA KLINIK VETERINER

PEMERIKSAAN FISIK PADA KUCING

OLEH :

NAMA : Eka Wulandari

NIM : 155130100111003

KELAS : B/2015
Oleh:
KELOMPOK : B1

ASISTEN :

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

LABORATORIUM DIAGNOSA KLINIK VETERINER


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
PEMBAHASAN

Praktikum pemeriksaan fisik pada kucing dilakukan pada tanggal 19 September 2017
terhadap kucing persia medium berwarna putih. Berdasarkan anamnesa yang dilakukan
diperoleh informasi antara lain makan normal, nafsu makan baik, diberikan makanan 2 kali
sehari, konsistensi feses baik, keadaan kucing baik tidak batuk batuk.
Berdasarkan pemeriksaan fisik diperoleh hasil sebagai berikut. Berat badan kucing 3,45
kg yang masuk dalam skor ideal. Pengukurang temperatur rektal yang dilakukan dengan
memasukkan termometer ke bagian rektum dan diperoleh temperatur normal yakni sebesar 38
derajat celcius. Pemeriksaan frekuensi pulsus diperoleh hasil yang tergolong normal untuk
kucing dewasa yakni 120 per menit. Pemeriksaan frekuensi nafas cenderung cepat yakni 72
kali per menit yang di duga karena kucing stress sehingga nafasnya menjadi jauh lebih cepat
dari normal.
Kondisi umum
Pemeriksaan kondisi umum dilakukan dengan menimbang berat badan dan mengamati
cara berjalan. Setelah ditimbang diketahui berat kucing 3,45 kg yang tergolong berat
badan ideal untuk kucing, dan setelah memperhatikan cara berjalan didapat bahwa cara
berjalannya normal, tidak pincang dan tidak cacat.
Kulit, rambut
Pemeriksaan kulit dan rambut dilakukan dengan melakukan palpasi dan
memperhatikan ada atau tidaknya alopecia, dehidrasi, lesi, tumor atau ektoparasit.
Setelah dilakukan pemeriksaan diperoleh hasil bahwa kucing yang periksa normal yang
ditandai denga rambut yang bersih hanya saja sedikit rontok yang disebabkan karena
kucing sedang stress.
Membran mukosa
Pemeriksaan membran mukosa dilakukan dengan melihat pada bagian oral
konjungtiva, pada pemeriksaan ini diperoleh hasil normal yang ditandai dengan
membran mukosa yang berwarna pink.
Kelenjar limfa
Pemeriksaan kelanjar limfa dilakukan dengan melakukan palpasi pada bagian cervical,
axilarris, popliteal, dan meseterika. Hasil pemeriksaan diperoleh bahwa kelenjar limfa
normal yang ditandai dengan ukuran yang sama, dan tidak terasa bengkak.
Musculoskeletal
Pemeriksaan muskuloskeletal dilakukan dengan melihat posisi kepala leher, melakukan
palpasi sendi kepala-leher dan diperoleh hasil bahwa muskuloskeletat normal.
Sistem sirkulasi
Pemeriksaan sistem sirkulasi dilakukan dengan mendengarkan detak jantung
menggunakan stetoskop dan diperoleh detak jantung normal, tidak aritmis, tachicardi,
bradichardi ataupun murmur.
Sistem respirasi
Pemeriksaan sistem respirasi dilalukan dengan mendengarkan suara paru paru
menggunakan stetoskop, setelah pemeriksaan diperoroleh bahwa sistem respirasi
normal tidak dypsnea ataupun takypnea, kucing juga tidak batuk, hanya saja nafsanya
terlalu cepat yakni 72 kali permenit yang diduga karena kucing stress. Tipe pernafasan
kucing adalah thoracalis.
Sistem digesti
Pemeriksaan sistem digesti dimulai dari mulut, gigi, tonsil, palpasi abdomen dan
pengamatan lainya seperti muntah, diare, dan konsistensi feses. Dari pemeriksaaan
yang dilakukan didapat bahwa sistem digesti normal, dilihat dari mulut yang besih dan
berbau normal tidak ada muntah dan diare, serta konsistensi fese normal atau bagus.
Sistem urogenital
Pemeriksaan sistem urogenital dilakukan dengan menamati saluran urogenital juga
memperhatika frekuensi minum dan urin. Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa
sistem urogenital normal dilihat dari frekuensi minum, ginjal 2 buah, testis, vagina
normal dan urin normal. Kucing yang diperiksa sedang mengalami estrus dan belum
pernah kawin sebelumnya.
Sistem syaraf
Pemeriksaan sistem syaraf dilakukan dengan mengevaluasi fungsi sistema syaraf pusat
yang meliputi 12 nervus yakni nervus olfactorius, nervus opticus, oculomotorius,
trochlearis, trigeminus, abducens, facialis, vstibulococlearis, glossopharyngealis,
vagus, accesorius, dan hypoglosus. Dari pemeriksaan yang dilakukan diperoleh hasil
bahwa sitem saraf normal yang ditandai dengan pendengaran kucin yang baik, kucing
menanggapi respos dengan baik, pupil mengecil dan membesar saat terkena cahaya.
Mata dan telinga
Pemeriksaan pada mata dan telinga dilakukan dengan mengamati keduanya. Dan
diperoleh hasil normal yakni mata dan telinga dalam kondisi yang baik tidak terjadi
kecacatan, entropion, ektropion, ulcer, lesi, ataupun infeksi.

Hasil dan pemeriksaaan yang dilakukan pada praktikum sudah sesuai dengan literatur yang
dijelaskan dibawah ini.
Pemeriksaan Fisik pada Kucing
A. Umum
Setelah dilakukan sinyalemen atau registrasi dan anamnesa maka selanjutnya dilakukan
pemeriksaan umum yang meliputi; Inspeksi diantaranya melihat, membau, dan
mendengarkan tanpa alat bantu. Diusahakan agar hewan tenang dan tidak curiga kepada
pemeriksa. Inspeksi dari jauh dan dekat terhadap pasien secara menyeluruh dari segala arah
dan keadaan sekitarnya. Diperhatikan pula ekspresi muka, kondisi tubuh, pernafasan,
keadaan abdomen, posisi berdiri, keadaan lubang alami, aksi dan suara hewan. (Fowler. 2008).
Pulsus, temperatur dan nafas
Pulsus diperiksa pada bagian arteri femoralis yaitu sebelah medial femur (normal: 92-
150/menit). Nafas diperiksa dengan cara menghitung frekuensi dan memperhatikan kualitasnya
dengan cara melihat kembang-kempisnya daerah thoraco-abdominal dan menempelkan
telapak tangan di depan cuping bagian hidung (normal: 26-48/menit). Temperatur diperiksa
pada rectum dengan menggunakan termometer (normal: 37,6-39,4). (Fowler. 2008).
Selaput lendir
Conjunctiva diperiksa dengan cara menekan dan menggeser sedikit saja kelopak mata
bawah. Penampakan conjunctiva pada kucing tampak pucat. Membran mukosa yang
tampak anemia (warna pucat) dan lembek merupakan indikasi anemia. Intensitas
warna conjunctiva dapat menunjukkan kondisi peradangan akut
sepertienteritis, encephalonitis dan kongesti pulmo akut. Cyanosis (warna abu- abu kebiruan)
dikarenakan kekurangan oksigen dalam darah, kasusnya berhubungan dengan pulmo atau
sistem respirasi. Jaundice (warna kuning) karena terdapatnya pigmen bilirubin yang
menandakan terdapatnya gangguan pada hepar. Hiperemi (warna pink terang)
adanya hemoragi petechial menyebabkan hemoragi purpura (Fowler. 2008).

B. Sistemik
Sistem Pencernaan
Pakan atau minum diberikan untuk melihat nafsu makan dan minum. Kemudian dilihat
juga keadaan abdomenantara sebelah kanan dan kiri. Mulut, dubur, kulit sekitar dubur dan kaki
belakang juga diamati, serta cara defekasidan fesesnya. (Fowler. 2008).
1) Mulut, Pharynx, dan Oesophagus
Mulut kucing dibuka dengan menekan bibir kebawah gigi atau ke dalam mulut, dan
dilakukan inspeksi. Bila perlu, tekan lidah dengan spatel agar dapat dilakukan inspeksi dengan
leluasa seperti bau, mulut, selaput lendir mulut, pharynx, lidah, gusi, dan gigi-geligih serta
kemungkinan adanaya lesi, benda asing, perubahan warna, dan anomali
lainnya. Oesophagus dipalpasi dari luar sebelah kiri dan pharynx. (Fowler. 2008).
2) Abdomen
Inspeksi dilakukan pada abdomen bagian kiri dan kanandengan memperhatikan
isi abdomen yang teraba serta dilakukan auskultasi dari sebelah kanan ke kiri untuk
mengetahui peristaltik usus. Lakukan pula eksplorasi dengan jari kelingking, perhatikan
kemungkinan adanya rasa nyeri pada anus atau rektum, adanya benda asing atau feses yang
keras. (Fowler. 2008).
Sistem Pernafasan
Adanya aksi-aksi atau pengeluaran seperti batuk, bersin hick-up, frekuensi dan tipe
nafasnya perlu diperhatikan. (Fowler. 2008).
1) Hidung
Perhatikan keadaan hidung dan leleran yang keluar, rabalah suhu lokal dengan
menempelkan jari tangan pada dinding luar hidung. Serta lakukanlah perkusi pada
daerah sinusfrontalis. (Fowler. 2008).
2) Pharynx,Larinx, Trakea
Dilakukan palpasi dari luar dengan memperhatikan reaksi dan suhunya, perhatikan
pula limfoglandula regional, suhu, konsistensi, dan besarnya, lalu bandingkan
antara limfoglandula kanan dan kiri. (Fowler. 2008).
3) Rongga dada
Perkusi digital dilakukan dengan membaringkan kucing pada alas yang kompak, dan
diperhatikan suara perkusi yang dihasilkan. Palpasi pada intercostae lalu perhatikan adanya
rasa nyeri pada pleura dan edeme subcutis. (Boddie. 1962). (Fowler. 2008).
Sistem Sirkulasi
Diperhatikan adanya kelainan alat peredaran darah
seperti anemia, sianosis, edema atau ascites, pulsus venosus, kelainan pada denyut nadi, dan
sikap atau langkah hewan.Periksa frekuensi, irama dan kualitas pulsus atau nadi, kerjakan
pemeriksaan secara inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi pada daerah jantung (sebelah
kiri). Perhatikan pula adanya pulsasi di daerah vena jugularis dengan memeriksa pada 1/3
bawah leher. (Boddie. 1962).
Sistem Limphatica
Dilakukan inspeksi, untuk mengetahui kemungkinan adanya kebengkakan
padalimfoglandula. Limfoglandulayang dapat dipalpasi pada kucing yaitu; lgl.
submaxillaris, lgl. parotidea, lgl. retropharyngealis, lgl. cervicalis anterior, lgl. cervicalis
medius, lgl. cervicalis caudalis, lgl. prescapularis, lgl. axillaris (dapat teraba jika kaki
diabduksikan), lgl. inguinalis, lgl. superficialis (pada betina disebut lgl. supramammaria), lgl.
poplitea, lgl. mesenterialis. Palpasi dilakukan di daerah limfoglandula, dengan cara
memperhatikan reaksi, panas, besar dan konsistensinya serta simetrinya kanan dan kiri
(Boddie. 1962).
Sistem Lokomotor
Perhatikanlah posisi, cara berdiri dan berjalan hewan. Periksalah musculi dengan
membandingkan ekstremitaskanan dan kiri. Serta melakukan palpasi. Perhatikan pula suhu,
kontur, adanya rasa nyeri dan pengerasan. Pemeriksaan tulang seperti musculi diperhatikan
bentuk, panjang dan keadaan. Persendian diperiksa dengan cara inspeksi cara berjalan dan
keadaan persendian, lakukanlah palpasi apakah ada penebalan, cairan (pada
kantongsynovial ataukah pada vagina tendinea) (Boddie. 1962).
Organ Uropoetica
Perhatikanlah sikap pada waktu kencing. Amati air seni (kemih) yang keluar, warnanya,
baunya dan adanya anomali (darah, jonjot, kekeruhan dan lain sebagainya). (Boddie. 1962).

FOTO

Anda mungkin juga menyukai