Anda di halaman 1dari 5

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)

Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

Pengaruh Variasi Laju Solidifikasi


terhadap Struktur Mikro, Sifat Mekanis dan Akustik Perunggu

*
I Ketut Gede Sugita1, Ketut Astawa1, I G N Priambadi1
1
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Udayana
e-mail : sgita_03@yahoo.com
Abstrak

Perunggu khusunya perunggu timah putih banyak digunakan sebagai bahan instrumen musik
tradisional seperti gamelan, lonceng maupun gong. Proses pengecoran berpengaruh terhadap sifat
mekanik maupun akustik hasil coran. Penelitian ini dirancang untuk mengetahui pengaruh laju
pembekuan proses pengecoran terhadap struktur mikro, sifat mekanis dan akustik paduan perunggu
20% wt. Sn. Perunggu yang merupakan paduan tembaga dan timah putih murni komersial dilebur
pada dapur peleburan hingga mencapai temperatur 1000 oC. Logam yang telah mencair dituang ke
dalam cetakan yang memiliki variasi temperatur 200 oC, 300 oC and 400 oC. Grafik laju pembekuan
direkap dengan mengunakan termokopel tipe K yang dilengkapi dengan data aqusisi. Material coran
dipotong-potong dan dimachining untuk pengujian kekerasan dan damping capacity. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penggunaan temperatur cetakan yang rendah mempercepat
pembekuan yang terjadi. Variasi laju solidifikasi berpengaruh pada morphologi mikrostruktur.
Ukuran dendrite arm spacing (DAS), menurun dengan meningkatnya laju solidifikasi, yang
mengakibatkan kekuatan impact menurun namun kekerasan material meningkat. Damping capacity
material semakin rendah terjadi pada material yang semakin keras.

Kata kunci : tin bronze, dendrite, DAS, laju pembekuan

I. Pendahuluan struktur pada paduan Cu-Sn [4][5]. Laju


pembekuan (solidification rate) berpengaruh
Perunggu merupakan material yang
pada bentuk stuktur mikro seperti grain size
memiliki sifat mekanik dan akustik yang baik
dan dendrite arm spacing (DAS). Variasi
sehingga material ini banyak digunakan
bentuk struktur mikro berpengaruh langsung
sebagai bahan instrumen musik seperti bel
terhadap sifat mekanis hasil coran. [6]
maupun gamelan. Biasanya perunggu yang
Penelitian tentang variasi laju
digunakan sebagai bahan gamelan adalah
solidifikasi terhadap sifat akustik material
perunggu timah putih (tin bronze). Proses
sangat terbatas keberadaannya. Penelitian
pembuatan gamelan menggunakan metode
solidifikasi material perunggu sebagai
yang masih tradisional ynag bertmpu pada
instrumen musik, keberadaannya sangat
proses pengecoran. Proses pembekuan
terbatas. Cacat coran yang terjadi pada
menjadi pertimbangan yang sangat penting
material berkontribiusi terhadap
dalam mempengaruhi sifat mekanik
meningkatnya damping capacity material
perunggu. Variasi laju pembekuan
tersebut. Damping capacity yang tinggi
(solidification) sangat berpengaruh pada
dihindari pada material yang diperuntukkan
perubahan struktur mikro berpengaruh
sebagai bahan istrumen musik khususnya
langsung terhadap sifat mekanik hasil coran.
gamelan. Penelitian ini menitik beratkan pada
Penelitian tentang pembekuan perunggu
variasi laju solidifikasi terhadap struktur
belum banyak yang melakukan. Beberapa
mikro dan cacat coran terhadap akutik hasil
penelitian pembekuan yang telah dilakukan
coran.
adalah: pembekuan paduan perunggu Cu-
8%Sn [1], pembekuan pada cetakan permanen
[2], paduan peritectic Cu-Sn [3] dan evolusi II. Metodologi

Material 13
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

Penelitian ini menggunakan paduan


perunggu timah putih timah putih 20% wt. Sn.
Komposisi kimia paduan ditunjukkan pada
Tabel 1. Paduan murni (pure commercial)
dilebur pada dapur peleburan hingga
temperatur 1000 oC. Logam cair dituang pada
cetakan logam dengan ukuran 250 x 55 x 15
mm yang mendapat pemanasan awal
(preheat) pada temperatur 200 oC, 300 oC,
400 oC. Bilet hasil coran dimachining untuk
spesimen kekerasan dan damping capacity
dan struktur mikro. Pengujian damping Gambar 1 Karateristik pembekuan
capacity menggunakan metode getaran bebas paduan perunggu
batang. Perhitungan damping capacity
menggunakan metode logarithmic decrement. 3.2 Struktur Mikro
Tabel 1. Komposisi kimia paduan Gambar 2 a-c menunjukkan bentuk
Unsur Komposisi kimia wt% struktur mikro paduan perunggu 20% wt. Sn
Cu 79,18 akibat variasi laju solidifikasi dalam
Sn 19,1 pembesaran 200x. Bentuk struktur dendrite
Pb 1,18 berbeda untuk laju pendinginan yang berbeda.
Zn 0,505 Bentuk unjung dendrite relatif runcing terjadi
Mn 0,0008 pada laju solidifikasi 13.112oC/dt (Gambar
S 0,014 2a), kemudian ujung dendrite semakin bulat
As 0,015 dan semakin membesar seiring dengan
menurunnya laju solidifikasi (Gambar 2b-c).
III Data Tidak ada perubahan fase yang terjadi akibat
3.1 Karateristik Pembekuan perbedaan laju pembekuan. Hubungan ukuran
secondary dendrite arm spacing (SDAS) dan
Gambar 1 menunjukkan karateristik laju solidifikasi ditunjukkan pada Gambar 3.
pembekuaan paduan Cu-20 % wt. Sn pada Ukuran SDAS semakin menurun seiiring
variasi temperatur cetakan. Temperatur awal dengan meningkatnya laju solidifikasi.
cetakan bervariasi pada setiap proses
pengecoran yaitu temperatur 200 oC, 300 oC,
400 oC. Variasi temperatur cetakan
mempengaruhi kurva laju pembekuan. Laju
pembekuan pengecoran pada penggunaan
cetakan bertemperatur 200 oC yaitu 13.112
o
C/dt, paling tinggi dibandingkan dengan
penggunaan temperatur cetakan 300 oC yaitu
10.206 oC/dt dan 400 oC yaitu 7.722 oC/dt.
Makin tinggi laju pembekuan, waktu yang
diperlukan dalam pembekuan secara komplit
makin singkat dibandingkan dengan laju
pembekuan yang lebih rendah.

Material 13
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

Gambar 4. Pengaruh solidfikasi terhadap


kekerasan Vickers.
.
Kekerasan rata-rata paduan adalah: 192,25
VHN, 193,75 VHN, dan 202,71 VHN secara
berurutan untuk variasi temperatur tuang
7.722, 10.206 dan 13.112 oC/dt

3.4 Damping capacity

Gambar 2 Struktur mikro pada variasi laju


solidifikasi, a). 13.112 oC/dt, b).10.206
o
C/dt.dan c).7.722 oC/dt.

Gambar 3 Pengaruh laju solidifikasi dengan


SDAS Gambar 5 Time domain respons paduan
3.3 Sifat Mekanis Gambar 5 menunjukkan time domain
respons bilah perunggu ketika bilah tersebut
Gambar 4 menunjukkan pengaruh laju digetarkan. Gambar tersebut menunjukkan
solidifikasi terhadap kekerasan Vickers hasil besaran damping capacity masing-masing
coran. Kecendrungan nilai rata-rata kekerasan paduan dan perlakuannya. Damping capacity
menngkat seiiring dengan meningkatnya laju merupakan ukuran kemampuan paduan untuk
solidifikasi melepaskan energi selama benda tersebut
bergetar.

Material 13
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

tersedia untuk pembekuan secara komplit


semakin lama. Penelitian laju solidifikasi
pada material bukan perunggu juga diamati
bahwa variasi bentuk struktur dendrite
dipengaruhi oleh variasi kecepatan
solidifikasi dari dinding cetakan hingga ke
dalam cetakan.[9][10]. Kecepatan solidifikasi
juga berpengaruh pada radius ujung dendrite
yang terbentuk. Makin tinggi laju
pendinginan (cooling rate), struktur mikro
yang terbentuk semakin halus dan radius
Gambar 6 Hubungan laju solidifikasi
ujung dendrite akan semakin runcing [11].
dengan damping capacity
Kekerasan paduan perunggu cenderung
meningkat seiring dengan meningkatnya laju
Damping capacity rendah berarti
pembekuan (Gambar 4). Laju pembekuan
kemampuan paduan tersebut melepaskan
yang tinggi menghasilkan struktur yang lebih
energi mekanis/getaran rendah yang ditandai
halus. Butiran halus ini akan membentuk
oleh material tersebut lebih lama bergetar
banyak batas butir yang mampu menghambat
dibandingkan dengan material yang memiliki
gerakan dislokasi sehingga meningkatkan
damping capacity yang lebih tinggi.
kekuatan paduan [7]. Butiran yang halus
Perhitungan damping capacity menggunakan
memberi sifat yang baik pada sifat akustik
metode logarithmic decrement. Hasil
material dimana struktur yang halus
perhitungan damping capacity diplot dalam
memperkecil adanya porositas. Porositas pada
grafik pada Gambar 6. Laju solidifikasi
material berdampak pada damping capacity
berpengaruh pada damping capacity paduan
yang material. Semakin banyak porositas
perunggu. Damping capacity memiliki
damping capacity material akan semakin
kecenderungan menurun seiring dengan
meningkat [12]. Material yang memiliki
meningkatnya laju solidifikasi.
damping capacity yang tinggi dihindari untuk
digunakan sebagai bahan instrumen musik
IV Pembahasan
seperti perunggu.
Laju solidifikasi dipengaruhi oleh variasi
gradien temperatur antara logam cair dengan
temperatur cetakan. Semakin besar selisih VI Kesimpulan
temperatur antara logam cair dengan
Laju pembekuan pada proses pengecoran
temperatur cetakan, maka laju solidifikasi
berpengaruh pada srutur mikro. Struktur
akan meningkat dengan menurunkan waktu
mikro yang lebih halus dan SDAS yang
solidifikasi. Perbedaan laju solidifikasi
semakin kecil berpengaruh terhadap
berpengaruh pada bentuk struktur mikro yang
peningkatan sifat mekanik yaitu kekerasan
dihasilkan. Bentuk DAS yang dihasilkan
material meningkat. Peningkatan kekerasan
bertambah besar diakibatkan oleh laju
material berpengaruh pada penurunan
solidifikasi yang semakin rendah. Ukuran
damping capacity perunggu. Material dengan
SDAS memiliki kecendrungan menurun
damping capacity material yang kecil sangat
seiring dengan meningkatnya laju pembekuan
baik digunakan untuk material instrumen
yang disebabkan karena sedikit waktu yang
musik (gamelan)
tersedia untuk difusi partikel inti [7][8].
Selama proses pembekuan temperatur cetakan
meningkat akibat transfer panas dari logam Ucapan Terimakasih
Ucapan terimakasih yang sangat dalam
cair ke cetakan. Cetakan menyerap panas
penulis sampaikan kepada DIKTI melalui
yang dilepas oleh logam cair kemudian
LPPM Universitas Udayana yang telah
melepaskan ke sekeliling. Peningkatan panas
membiayai penelitian ini. Ucapan terimakasih
pada cetakan menurunkan gradien temperatur
juga penulis sampaikan kepada segenap pihak
logam cair dengan interface sehingga laju
yang membantu kelancaran penelitian ini
pembekuan terhambat dan waktu yang
Material 13
Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV)
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015

[6] Hemanth, J, Effect of Cooling Rate on


Dendrite Arm Spacing (DAS), Eutectic
Referensi Cell Count (ECC) and Ultimate Tensile
Strength (UTS) of Austempered Chilled
[1] Lee, S.L. and Tzong, R., Y., Latent Heat Ductile iron, Materials and Design 21 pp
Method for Solidification Process of a 1-8,2000.
Binary Alloy System, Journal of Heat and [7] Askeland, D.R., 1984, The Science and
Mass Transfer, Vol. 38, No. 7, pp. 1237- Engineering of Materials, University of
1247, Misouri-Rolla, California, USA.
[2] Martorano, M.,A. and Capocchi, J., D.,T., [8] Campbell, J., 2000, The Concept of Net
Heat Transfer Coefficient at the Metal- Shape for Casting, Material Design, 21,
Mould Interface in the Unidirectional pp. 373 380
Solidification of Cu-8%Sn Alloys, [9] Halvaee, A.dan Talebi, A., 2001, Effect
Journal of Heat and Mass Transfer vol. of Process Variables on Microstructure
43 pp.2541-2552, 2000. and Segregation in Centrifugal Casting of
[3] Halvaee, A. and Talebi, A., Effect of C92200 Alloy, Journal of Materials
Process Variables on Microstructure and Processing Technology 118, pp 123127.
Segregation in Centrifugal Casting of [10] I KetutGedesugitar Soekrisnor l Made
C92200 Alloy, Journal of Materials Miasa,Suyitno,The Effect of
Processing Technology 118, pp 123127, Solidification Rate on Morphology
2001. Microstructures and Mechanical
[4] Kohler, F., Germond L, Wagniere J-D., Properties of 80%Cu-20%Sn Bronze
Rappaz M., 2008, Peritectic Alloys, Material Science Research India,
Solidification of CuSn Alloys: Vol 07 No 01, 2010.
Microstructural Competition at Low [11] Stefanescu, D.M.and Ruxanda, R., 2004,
Speed, Acta Materialia 57 pp 5668. Fundamentals of Solidification,
[5] Zhao, Y., Bian, X., Qin, J, Qin, X., Hou, Metallography and Microstructures,
X., Structural Evolution in the ASM Handbook Vol 9, pp. 7192.
Solidification Process of CuSn Alloys De Silva, C. W., 1999, Vibration
Journal of Non-Crystalline Solids, vol. Fundamental and Practice, Boca Raton
353, pp 48454848, 2007. London, CRC Press.

Material 13

Anda mungkin juga menyukai