PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
2
BAB 2. PEMBAHASAN
3
Ambisi imperialisme, melibatkan Jepang dalam peperangan dan dalam setiap
peperangan Jepang selalu mendapatkan kemenangan.
2.2 Latar Belakang Terjadinya Perang Cina Jepang tahun 1894 1895
Daerah Korea adalah daerah yang sangat subur sehingga menjadi rebutan
bagi Negara-negara imprealis. Korea merupakan jalan yang terbaik atau sebagai
batu loncatan untuk Manchuria dan Negara Cina serta daratan asia lainnya. Korea
juga banyak mengandung bahan mentah seperti mineral, batu bara, besi, emas,
tembaga, wolfram dan perak. Secara umum Korea banyak mengandung bahan-
bahan yang penting bagi kepentingan industri (Agung, 1992:42).
Perhatian Jepang terhadap Korea ini timbul setelah Jepang berhasil dalam
retorasi meiji pada tahun 1868. sebelumnya Jepang mengadakan ekspansi ke
Korea dan Cina pada akhir abad ke-16 di bawah pemimpin Toyoni Hidoyoshi tapi
gagal.
4
termasuk Busan, mengijinkan pembangunan perumahan bagi masyarakat Jepang
setempat, membebasan kegiatan transaksi dagang oleh orang Jepang.
Membolehkan hak yudikatif konsuler Jepang terhadap tindak criminal orang
Jepang.Sejak persetujuan kanghwa 1878 Jepang berusaha untuk memperbesar
pengaruhnya di Korea untuk mengimbangi pengaruh Cina di Korea.
1. Sebab Umum
a. Korea merupakan batu loncatan untuk memasuki Manchuria dan Cina
serta daratan Asia yang lain. Cina harus dihancurkan karena Cina telah
merampas kemerdekaan Korea dan menutup Korea bagi Jepang;
b. Korea akan dijadikan sebagai tempat pemindahan/penampungan
sebagian penduduk Jepang yang telah padat;
c. Korea kaya akan bahan mentah untuk industri, sehingga menjadi daya
penarik bagi Jepang untuk menguasainya.
2. Sebab Khusus
5
Pada waktu itu di Korea terjadi pemberontakan Tonghak. Tonghak
merupakan partai konservatif yang berideologi campuran antara
Konfusianisme, Taoisme dan Buddhisme. Pemberontakan Tonghak
merupakan peperangan antara golongan Konservatif (disebut kaum
Tonghak) melawan golongan progresif. Dalam hal ini golongan
konservatif minta bantuan kepada Jepang. Dengan alasan tersebut, maka
baik Cina maupun Jepang mengirimkan pasukannya ke Korea. Berkat
bantuan itu maka, maka pemberontakan Tonghak berhasil dipadamkan.
Tapi ternyata kedua belah pihak mempertahankan pendiriannya masing-
masing. Hubungan antara keduanya menjadi tegang.
Di dalam kawasan Asia Timur, Jepang hadir sebagai kekuatan baru yang
mengancam kekuasaan Cina, di mana Cina merupakan sebuah bangsa yang besar
dan memiliki wilayah yang besar pula. Ketidakcocokan antara Cina Jepang
membawa kepada suatu perseteruan yang berlanjut pada perang yang dikarenakan
posisi Korea. Korea merupakan wilayah yang penting bagi kedua negara tersebut
(Cina dan Jepang).
6
digunakan dalam invansi untuk memperluas wilayah Jepang. Tahun 1873 ini
dipimpin oleh Saigo, Itagaki, dan Goto, ingin menginvasi Korea.
Pada tahun 1875 terjadi penembakan sebuah kapal perang milik Jepang di
pantai laut Korea. Atas perbuatan Korea tersebut pemerintah Jepang mengirimkan
utusannya ke Peking dan Korea, yang didukung dengan kekuatan bersenjata untuk
meminta ganti rugi dan melakukan sebuah perjanjian (Nio Joe Lan, 1962). Pada
tanggal 26 Februari 1876, ditandatangani sebuah perjanjian Kanghwa yang
menetapkan bahwa Jepang mengakui kemerdekaan Korea dan persamaan
statusnya dengan Jepang. Korea dan Jepang melakukan hubungan diplomatiknya,
Korea membuka tiga kota pelabuhannya yaitu: Fusan, Jensan, dan Genson,
kemudian Jerpang menempatkan dutanya di Seoul dan melaksanakan kegiatan
dagang di pelabuhanpelabuhan tersebut (Kamidjan, 1983).
7
menuntut ganti rugi kepada Korea. Pada tanggal 30 Agustus 1882 dicapailah
persetujuan Chempulo, yang menetapkan bahwa Jepang mendapat hak istimewa
dan menempatkan tentaranya di Seoul, serta mendapat ganti 400.000 Yen dari
Korea.
Pada tahun 1894 terjadi kekacauan dalam negeri Korea. Sekte Tonghak
lahir dari di Korea tahun 1859, sekte ini merupakan penggabungan dari aliran
Konfusianistis, Taoistis, dan Budhistis. Sekte ini telah dinyatakan terlarang oleh
pemerintah Korea. Jeon Bong Jun selaku pemimpin Tonghak melakukan
pemberontakan melawan pemerintah Dinasti Joseon dengan cara menghimpun
kekuatan pengikutnya di seluruh Korea. Kekuatan pengikut Tonghak berhasil
mengalahkan pasukan pemerintahan di berbagai wilayah.
Pada musim semi tahun 1894 raja Korea meminta bantuan militer dari
Cina untuk memadamkan pemberontakan yang dipimpin oleh Jeon Bong Jun
selaku pemimpin dari sekte Tonghak. Cina mengirimkan angkatan perangnya
sekitar 1500 personil ke daerah Asan dari Weihaiwei. Jepang pun ikut campur
tangan dalam masalah ini, Jepang pun ikut campur tangan dalam masalah ini,
Jepang mendatangkan juga prajuritnya ke Seoul melalui Chemulpo.
8
Jepang bersedia untuk menarik diri dari Korea. Pemerintah Korea dengan segera
melakukan pembicaraan dengan kedua negara tersebut (Jepang dan Cina)
mengenai penarikan masing masing pasukan dari tanah Korea. Pembicaraan
tersebut tidak memberikan hasil, bahkan selama dilakukan perundingan, kedua
negara (Jepang dan Cina) telah menambah pasukan mereka di Korea. Pasukan
Jepang dan Cina menolak menarik pasukannya dari Korea, akhirnya perang
Jepang Cina meletus.
9
Li Hung Chang selaku perwakilan dari Cina dan Perdana Mentri Ito
Hirobumi selaku perwakilan dari Jepang daang ke Shimonoseki, Jepang Selatan
untuk menandatangani dan menyetujui perjanjian Shimonos. Perjanjian
Shimonoseki adalah perjanjian yang sangat merugikan Cina pada abad ke 19.
Perjanjian Shimonoseki ditandatangani dan disetujui oleh Jepang dan Cina.
10
Puluh Satu Tuntutan terhadap Cina untuk menambah kepentingan dalam bidang
politik dan perdagangan dengan Cina.
11
kepada Liga Bangsa. Investigasi liga ini menerbitkan Laporan Lytton, yang
mengutuk Jepang karena telah menyerang Manchuria, dan mengakibatkan Jepang
mengundurkan diri dari Liga Bangsa. Sejak akhir tahun 1920-an dan selama tahun
1930-an, ketenangan adalah dasar dari komunitas internasional dan tidak ada satu
negara pun yang ingin menunjukkan pendirian secara aktif, melainkan hanya
mengeluarkan kecaman-kecaman kecil. Jepang menganggap Manchuria sebagai
sebuah sumber bahan baku yang tidak terbatas dan juga sebagai sebuah negara
penyangga terhadap ancaman Uni Soviet.
Konflik yang terjadi menyusul Insiden Mukden tidak terhenti. Pada tahun
1932, tentara Cina dan Jepang bertempur dalam sebuah pertempuran singkat pada
Insiden 28 Januari di Shanghai. Pertempuran ini menghasilkan demiliterisasi
Shanghai, yang melarang Cina untuk menempatkan tentara di kota mereka sendiri.
Di Manchukuo, terdapat sebuah kampanye yang sedang berlangsung untuk
mengalahkan tentara sukarelawan yang bangkit karena kekecewaan terhadap
kebijakan yang tidak menentang Jepang. Pada tahun 1933, Jepang menyerang
wilayah Tembok Besar, dan setelah itu, Gencatan Senjata Tanggu ditandatangani,
yang memberi Jepang kendali atas provinsi Rehe dan sebuah zona demiliterisasi
antara Tembok Besar dan wilayah Beiping-Tianjin. Jepang bertujuan untuk
membuat wilayah penyangga yang lain, kali ini antara Manchukuo dan
pemerintah Nasionalis Cina yang saat itu beribukota di Nanjing.
12
sering diketahui sebagai Gerakan Otonomi Cina Utara. Provinsi bagian utara yang
terlibat dalam kebijakan ini adalah Chahar, Suiyuan, Hebei, Shanxi, dan
Shandong.
Diketahui bahwa pada saat itu bangsa-bangsa Barat telah aktif melakukan
kegiatan baik di Korea maupun di Cina seperti: Rusia, Inggris, Prancis dan
Jerman. Di depan juga telah dijelaskan bahwa Rusia ikut intervensi dalam
masalah persengketaan antara Cina-Jepang tentang Korea. Bangsa Barat
khususnya Rusia merasa keberatan terhadap penyerahan Semenanjung Liaotung
kepada Jepang. Maka dengan diprakarsai oleh Rusia mereka memprotes
keputusan tersebut. Rusia sebenarnya juga berambisi untuk menguasai Manchuria
dan Korea, sehingga mereka memprotes penyerahan Semenanjung Liaotung
kepada Jepang dengan alasan melanggar kedaulatan Cina. Oleh karena kekuatan
mereka terlalu besar, maka Jepang tidak berbuat apa-apa selain menuruti
kehendak mereka.
13
Pada 1897, Jerman mengambil keuntungan dari terbunuhnya dua orang
misionaris di Shantung dengan tuntutan ganti rugi, berupa penyewaan pelabuhan
Tsingtao di teluk Kiaochow selama 99 tahun. Inggris tidak ketinggalan juga
memperoleh Wei-hai-wei. Lebih jauh Inggris juga mendapatkan daerah Kowloon
di seberang Hongkong yang disewa untuk jangka waktu 99 tahun. Demikian juga
Prancis mendapatkan bagian di daerah selatan yakni daerah Kwangtung.
Dengan demikian jelas bahwa sejak Cina dapat dikalahkan oleh Jepang
pada 1895 M, sebagian besar daerah Cina terbagi-bagi di bawah pengaruh bangsa-
bangsa Barat dengan hak ekstrateritorialnya.
14
BAB 3. PENUTUP
1.1 Simpulan
15
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Sri Handayani, Gema Budiarto, S.Pd. 2013. Dinamika Kepemimpinan Jepang
Tahun 1568-1945.
Drs. Leo Agung S., M.Pd. 2012. Sejarah Asia Timur 1. Yogyakarta: Penerbit
Ombak.
https://rohmanf2.wordpress.com/2011/06/24/politik-ekspansi-dan-imperialisme-
Jepang-1894-1945/ [19 April 2015]
16