Anda di halaman 1dari 5

76 Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 8, No.

2, September 2004; 76-80


LEMBAR METODOLOGI

MENDESAIN INSTRUMEN PENGUKURAN SIKAP


Dewi Gayatri *

Abstrak
Pembuatan instrumen penelitian untuk mengukur sikap tidaklah mudah. Cara mengukur sikap seseorang tidak semudah mengukur
variabel obyektif yang mudah diukur, seperti mengukur tekanan darah. Tulisan ini bertujuan menuntun peneliti pemula dalam
membuat desain instrumen pengukuran sikap serta pengukuran validitas dan reliabilitasnya. Uraian langkah-langkah penyusunan
instrumen pengukuran sikap yang disusun secara sistematis dan mudah diikuti.

Kata kunci: instrumen, penelitian, sikap

Abstract

It is not easy to design research instruments on how to measure attitudes. To measure a persons attitude is not as simple as
measuring objective variables for example like measuring blood pressure. The purpose of this article is to give guidance to
beginner researchers on how to design instrument to measure attitudes, the validity and reliability of the instruments. The steps on
how to design the instruments to measure attitudes are very systematically explained and are easily understood.

Key words: attitude, instrument, research

PENDAHULUAN Penelitian dalam keperawatan seringkali


Sikap, secara umum didefinisikan sebagai mengukur variabel-variabel yang agak sulit diukur,
pengaruh atau penolakan, penilaian, suka atau tidak misalnya mengukur sikap, persepsi, motivasi, dll.
suka, atau kepositifan atau kenegatifan terhadap Pengukuran variabel-variabel tersebut memang
suatu obyek psikologis (Muller, 1992). Sikap tidak mudah terutama dalam penyusunan
merupakan komponen penting dalam jiwa manusia instrumennya. Tulisan ini bertujuan untuk menuntun
yang akan mempengaruhi perilaku seseorang. Sikap para peneliti pemula tentang cara mendesain
mempengaruhi segala keputusan yang kita ambil instrumen pengukuran sikap serta pengukuran
maupun yang kita pilih. Sikap kit a akan validitas dan reliabilitasnya. Uraian meliputi cara
mempengaruhi siapa teman hidup yang kita pilih, pengukuran sikap, langkah, skala likert serta cara
baju kita sukai, hobi yang akan kita tekuni. mengukur validitas dan reliabilitas pengukuran
Singkatnya, sikap mempengaruhi kehidupan kita sikap.
sehari-hari.
PENGUKURAN SIKAP
Pengaruh sikap yang kuat dalam kehidupan
sehari-hari manusia mendorong banyak peneliti dan Pada umumnya pengukuran sikap dapat dibagi
praktisi dalam pendidikan dan ilmu sosial meneliti dalam tiga cara, yaitu wawancara, observasi, dan
tentang sikap, baik pembentukan dan perubahannya kuesioner. Setiap cara memiliki keuntungan dan
maupun pengaruh sikap terhadap perilaku manusia keterbat asan sehingga peneliti perlu
(Muller, 1992). Penelitian tentang sikap memang mempertimbangkan cara yang sesuai dengan
tidak mudah, karena sikap merupakan variabel yang tujuan penelitian sikap.
abstrak (Henerson,dkk, 1986). Pengukuran sikap Wawancara langsung dilakukan dengan
seseorang tentu berbeda dengan pengukuran menggunakan daftar pertanyaan yang ditanyakan
tekanan darah, di mana pengukuran tekanan darah langsung kepada responden. Kelemahan metoda
dapat secara obyektif diukur dan mudah dilakukan. ini adalah responden seringkali merasa ragu-ragu
Mendesain intrumen pengukuran sikap (Dewi Gayatri) 77

unt uk menjawab pert anyaan yang diajukan telah ditulis para ahli. Bila sudah ada definisi yang
sehingga hasil wawancara yang diperoleh dapat cukup operasional untuk dituangkan ke dalam alat
tidak sesuai dengan kenyataannya. pengukur maka kita dapat menggunakan langsung
Observasi lang sung dilakuk an melalui definisi tersebut.
pengamatan langsung tingkah laku individu Jika di dalam kepustakaan tidak diperoleh
terhadap suatu obyek sikap. Secara umum, definisi konsep yang ingin kita ukur secara
met o da ini su lit d ilak ukan karena adanya operasional, maka kita harus mendefinisikan
kecenderungan untuk memanipulasi tingkah laku sendiri dengan menggunakan pemikiran kita
yang terlihat apabila responden mengetahui sendiri. Unt uk lebih memant apkan definisi
bahwa dirinya sedang diamati. Selain itu, peneliti o p erasio nal t ersebut , sebaiknya definisi
juga akan merasa kesulitan untuk menafsirkan operasional tersebut didiskusikan dengan para
sikap responden berdasarkan perilaku yang ahli. Cara lainnya yang dapat digunakan adalah
tampak. Hasil yang diperoleh dari individu dapat menanyakan langsung kepada responden untuk
memberikan hasil sesuai fakta pada individu mendapatkan gambaran yang lebih jelas, barulah
namun akan mengurangi obyektifitas apabila kemudian didiskusikan kepada yang ahli.
jumlah pengamatan semakin besar. Konsep/ variabel yang telah ditentukan dipecah
Kuesioner sikap digunakan dengan mengukur ke dalam beberapa sub variabel yang lebih kecil.
nilai tert ent u dalam o byek sikap di setiap Sebagai contoh, dalam penelitian tentang sikap
pernyataan. Di sini, setiap responden mengisi mahasiswa terhadap mata ajar biostatistika maka sub
langsung tingkat kesetujuan atau ketidaksetujuan variabel antara lain tentang BPKM, staf pengajar,
terhadap pernyataan yang dibuat. pelaksanaan mata ajar, latihan, dan evaluasi.
Untuk memudahkan penyusunan instrumen Sebelum membuat bulir-bulir pertanyaan dari
sikap, maka di bawah ini akan diuraikan tentang faktor yang ditetapkan, maka dimensi-dimensi dalam
langkah-langkah penyusunannya. Contoh-contoh pengukuran sikap terlebih dahulu dimengerti. Muller
yang dikemukakan dalam tulisan ini diambil dari (1992) menyatakan bahwa mengukur sikap
penelitian tentang sikap mahasiswa fakultas seseorang adalah mencoba untuk menempatkan
keperawatan terhadap mata ajar biostatistika yang posisi orang tersebut dalam suatu kontinum afektif
dilakukan penulis beserta tim. yang berkisar dari sangat positif hingga ke sangat
negatif terhadap suatu obyek sikap.
LANGKAH-LANGKAH Pengukuran sikap sering dibedakan antara
PENYUSUNAN KUESIONER dimensi kepercayaan atau kognitif, perasaan atau
PENGUKURAN SIKAP afektif, dan kecenderungan perilaku atau konatif. Bulir
kognitif adalah pernyataan kepercayaan terhadap
Penyusunan kuesioner sikap meliputi langkah
obyek sikap, misalnya mata ajar biostatistika kurang
penyusunan definisi operasional variabel yang
penting untuk menjadi seorang perawat profesional.
akan diukur, memecah variabel menjadi beberapa
Bulir afektif adalah menyusun pernyataan perasaan
sub variabel, membedakan pernyataan sikap, serta
yang sangat langsung terhadap obyek sikap, misalnya
mengulas, dan meneliti pernyataan yang dibuat.
saya kurang suka mengerjakan latihan yang diberikan.
Langkah pert ama yang harus dilakukan Sedangkan bulir konatif menyatakan kecenderungan
adalah mend efinisik an variabel secara berperilaku dengan memperhatikan obyek, misalnya
operasional. Cara yang dapat dilakukan untuk belajar mata ajar ini membuat saya tertekan.
mengoperasionalkan suatu definisi (Ancok, 1997)
Peneliti harus menentukan bahwa orang yang
adalah dengan mencari definisi tentang konsep
diteliti mempunyai sikap positif atau negatif
yang bersangkutan melalui kepustakaan yang
78 Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 8, No. 2, September 2004; 76-80

terhadap obyek. Oleh sebab itu dalam membuat Kesalahan: Kata penampilan mempunyai
pernyataan sikap harus secara jelas membedakan makna gand a, d apat diart ik an
bulir positif dan negatif dan tidak memasukkan penampilan fisik dapat pula penampilan
bulir netral dalam susunan pernyataan. Berikut pengajaran.
adalah contoh dari bulir positif, netral, dan negatif d. Hindari pernyataan yang tidak relevan
Positif : Mata ajar ini sangat menarik dengan obyek psikologis yang sedang
Netral : MA Biostat istika merupakan dibahas
salah satu mata ajar wajib di FIK- Conto h: Saya tidak menyukai sikap
UI pengajar mata ajar biostatistika.
Negatif : Latihan yang diberikan tidak Kesalahan: Sikap pengajar tidak termasuk
memacu saya untuk belajar. pada bagian dari sub variabel pengajar
Buatlah bulir-bulir pernyataan sebanyak-
e. Hindar i pernyat an yang cenderu ng
banyaknya mengenai obyek sikap (berdasarkan
didukung atau ditolak semua orang.
masing-masing sub variabel yang dipilih). Ingat
bahwa semua bulir tersebut harus menyatakan Contoh: Belajar mata ajar Biostatistika
sesuatu yang positif atau negatif tentang obyek sikap. sama seperti mempelajari matematika
Ulas dan teliti satu per satu pernyataan yang Kesalahan: Sebagian besar responden
dibuat untuk melihat apakah telah memenuhi tentu akan menjawab setuju terhadap
persyaratan dalam penulisannya. Pernyataan yang pernyataan di atas.
dibuat harus memenuhi 14 kriteria informal (Ancok,
f. Pilih pernyataan dengan bahasa yang
1997), yaitu :
sederhana, jelas, dan langsung.
a. Hindari pernyataan yang berhubungan
Contoh: Saya mampu mengerjakan soal
dengan masa lampau
ujian dengan baik
Contoh: Pada tahun 1992, semua staf
g. Pernyataan harus pendek, tidak lebih dari
pengajar mata ajar biostatistika berasal
20 kata.
dari Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Co nt o h: Pengad aan kuis t id ak ada
gunanya.
Kesalahan: Tidak semua responden tahu
tentang kejadian tahun 1992 h. Setiap pernyataan harus memuat hanya
satu topik pikiran.
b. Hindari pernyatan faktual atau dapat
diinterpretasikan sebagai sesuatu yang Co nt o h: Tek nik peng ajar an yang
faktual diberikan terasa membosankan
Contoh: Mata ajar biostatistika terdiri i. Hindari pernyatan dengan kat a-kata
dari 3 SKS selalu, semua, tidak pernah, dan tidak.
Kesalahan: Mata ajar Biostatistika terdiri Contoh: Pengajar tidak pernah bersedia
dari 3 sks merupakan sesuat u yang bila dihubungi di luar jam kuliah
faktual Kesalahan: Tidak semua pengajar (dalam
c. Hindari per nyat aan yang dap at tim) menyatakan tidak bersedia dihubungi
diinterpretasikan lebih dari satu arti at au t idak selalu pengajar tersebut
(pengajar tunggal) tidak bersedia bila
Contoh: Penampilan staf pengajar mata
dihubungi.
ajar biostastistika sangat menarik
Mendesain intrumen pengukuran sikap (Dewi Gayatri) 79

j. Kata-kata hanya, cuma, dan kata lainnya jawaban berkisar sangat setuju hingga sangat tidak
dengan art i mir ip harus dig unak an setuju. Peneliti dapat menggunakan 5 kategori
dengan hati-hati. tingkat persetujuan (sangat setuju, setuju, ragu-
Contoh: Hanya mahasiswa yang pandai ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju). Selain
saja yang mampu mendapatkan nilai baik itu peneliti dapat menggunakan 7 kategori namun
pada mata ajar ini. ada pula peneliti yang memakai empat atau enam
kategori jawaban dengan alasan menghindari
Kesalahan: Banyak fakt o r yang kategori tengah. Karena pada variabel sikap harus
menentukan seseo rang mendapatkan ditentukan apakah responden bersikap positif atau
nilai yang baik atau tidak baik. negatif oleh sebab itu biasanya digunakan skala
k. Bila memung kink an, pernyat aan dengan kategori jawaban genap.
disamp aikan dalam bent uk k alimat Berapa pun kategori jawaban yang dipilih oleh
sederhana, tidak dalam bentuk kalimat peneliti tidak menjadi masalah. Namun hal yang
kompleks. harus diingat bahwa semakin sedikit kategori
Contoh: Belajar biostatistika tidak ada jawaban yang diberikan maka akan mengurangi
gunanya untuk saya. penyebaran skor (varian berkurang) sehingga akan
mengurangi pula reliabilitas jawaban.
l. Hindari menggunakan kata-kata dalam
per nyat aan yang mungkin t id ak VALIDITAS DAN RELIABILITAS
dimengerti oleh semua target personal.
Co nt o h: Pengajar ku rang mampu Sebuah inst rumen penguk uran sik ap
membuat MA ini menarik sebaiknya tidak cukup hanya reliabel melainkan
juga harus valid. Validitas adalah pengukuran
Kesalahan: singkatan MA belum tentu yang benar-benar mengukur hal yang ingin kita
dimengerti oleh semua orang kecuali arti ukur (LoBiondo-Wood & Haber, 1990), contohnya
singkat an ini t elah dijelaskan pada adalah apabila kita ingin mengukur sikap maka
pernyataan sebelumnya. pertanyaan yang diajukan adalah hal-hal yang
m. Hindari menggunakan kalimat negatif berkaitan dengan sikapnya dan bukan kinerjanya
ganda. atau motivasi dalam bekerja. Contoh sederhana
Contoh: Kurangnya koreksi pada latihan adalah apabila kita ingin mengetahui berat badan
yang t elah dikerjakan, menurunkan seseorang maka pengukuran yang valid adalah
semangat belajar saya. menimbang berat badannya dengan menggunakan
timbangan berat badan dan bukanlah pengukuran
Kesalahan: t erdapat kalimat negat if
yang valid apabila kita hanya menanyakan berapa
ganda
berat badan orang tersebut.
Langkah terakhir adalah menentukan skor Reliabilitas merupakan kekonsistensian atau
pada setiap bulir pernyataan. Untuk bulir positif keajegan seseorang dalam menjawab pertanyaan.
kontinum sangat setuju nilainya paling tinggi Inst rumen yang reliabilit asnya t ing gi akan
sedangkan pada bulir negatif prosedur pemberian menghasilkan hasil yang sama apabila diukur lagi
skornya terbalik. di lain waktu dengan skala yang sama (LoBiondo-
Wo o d &Haber, 1 990) . Reliabilit as sebu ah
SKALA SIKAP LIKERT inst ru men dapat dit ingkat kan deng an
Skala Likert merupakan salah satu skala memperbanyak bulir-bulir pernyataan. Contoh
favorit atau sering digunakan dalam pengukuran sederhana adalah sebuah timbangan berat badan
sikap. Skala Likert menggunakan kat egori dikatakan mempunyai reliabilitas yang tinggi
80 Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 8, No. 2, September 2004; 76-80

apabila orang yang sama menimbang berat badan pernyataan yang diberikan. Dalam metoda ini,
beberapa kali namun tetap menunjukkan hasil tidak perlu dilakukan beberapa kali pengukuran
yang sama. Co nt o h lainnya adalah dalam (hanya satu kali), oleh sebab itu metoda ini sering
pengukuran sikap, sesorang yang diukur beberapa dipilih oleh peneliti. Apabila didapatkan koefisien
kali akan menghasilkan kecenderungan jawaban yang rendah dari pernyataan yang dibuat, maka
yang sama, yaitu kecenderungan bersikap positif sebaiknya pernyataan tersebut dieliminir saja
saja atau negatif saja. unt uk meningkat k an ko efisien reliabilit as.
Pengukuran validitas dan reliabilitas sebuah Ko nsekuensinya adalah sebaiknya membuat
instrumen saat ini telah banyak terbantu oleh banyak bulirbulir pernyataan tentang sikap.
program perangkat lunak komputer statistik.
Dalam program tersebut, validitas dapat diukur KESIMPULAN
langsung dengan menggunakan analisis faktor Pengukuran variabel sikap dapat dilakukan
sedangkan reliabilit as dapat diukur dengan dengan cara wawancara, observasi, dan kuesioner.
menggunakan analisis reliabilitas. Prinsip kerja Penyusunan inst rumen sikap sebaiknya
analisis faktor adalah pada bulir-bulir pernyataan melakukan langkah penyusunan kuesioner. Ada
yang berkorelasi kuat akan menyatakan satu pun penyusunan kuesioner sikap meliputi langkah
pemikiran atau lebih. Berdasarkan hal tersebut, penyusunan defenisi operasional variabel yang
maka jika antar bulir-bulir pernyataan tidak akan diukur, memecah variabel menjadi beberapa
berkorelasi maka tidak perlu dilakukan analisis sub variabel, membedakan pernyataan sikap, serta
lebih lanjut. mengulas dan meneliti pernyataan yang dibuat.
Analisis reliabilitas merupakan metoda yang Setelah menyusun instrumen maka pengukuran
mengukur reliabilitas instrumen. Terdapat dua validitas dan reliabilitas dari instrumen yang telah
metoda yang sering digunakan dalam mengukur dibuat perlu dilakukan. (HH).
reliabilitas, yaitu metoda test-retest dan metoda
konsistensi internal. Metoda pertama dapat * Dewi Gayatri, SKp, MKM: Staf Pengajar
dilakukan dengan cara memberikan instrumen Kelompok Keilmuan Dasar Keperawatan dan
kepada responden untuk diisi kemudian setelah Keperawatan Dasar Fakultas Ilmu Keperawatan
beberapa waktu (jarak waktu dimana diperkirakan Universitas Indonesia
responden telah lupa terhadap jawaban yang
diberikan) inst rumen yang sama diberikan
kembali pad a respo nden yang sama.
Kekonsistensian antara jawaban pertama dengan KEPUSTAKAAN
kedua meru pakan uk uran langsung dari
reliabilitas pertanyaan dengan jawaban. Koefisien Ancok, D. (1997). Tehnik penyusunan skala
korelasi antara kedua kelompok jawaban menjadi pengukur. Yogyakarta: Pusat penelitian
koefisien reliabilitas. kependudukan UGM
Met o da yang kedua adalah met o da Henerson, M.E., Morris, L.L. & Gibbon, CTF.
konsistensi internal di mana metoda ini mengukur (1986). How to measure attitudes. London: Sage
kekonsistensian responden dalam menjawab Publications
pertanyaan. Sebagai contoh, untuk mengukur Mueller, D.J. (19920, Mengukur sikap sosial:
sikap terhadap pengajar biostatistika terdapat 10 Pegangan untuk peneliti dan praktisi. (E.S.
pertanyaan. Apabila responden memiliki sikap Kartawidjaja). Jakarta: Radar Jaya Offset
yang negatif terhadap pengajar maka tentunya ia
akan memberikan skor yang rendah untuk sepuluh

Anda mungkin juga menyukai