Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ASKEB IV PATOLOGI

PERDARAHAN DI LUAR HAID

KELOMPOK 4

IKA AGUS SETIA NINGRUM

LIDYA M TONGKU

SALVIA RAHMA

SRIMARSITA PANTALO

NENENG

POLTEKKES KEMENKES PALU

JURUSAN KEBIDANAN

2012/2013
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini

dengan baik. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang

ASKEB IV PATOLOGI. Dalam kesempatan ini kami akan mambahas tentang

PERDARAHAN DI LUAR HAID.

Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang

datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh

kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat

terselesaikan.

Tak ada gading yang tak retak demikian pula dengan makalah ini, untuk itu

penulis mengharapakan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah

ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Palu, April 2013

Penyusun

Kelompok 4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perdarahan diluar haid adalah perdarahan yang terjadi dalam masa antara 2 haid.
Ada dua macam perdarahan di luar haid yaitu metroragia dan menoragia.
1. Metroragia adalah perdarahan dari vagina yang tidak berhubungan dengan

siklus haid. Perdarahan ovulatoir terjadi pada pertengahan siklus sebagai

suatu spotting dan dapat lebih diyakinkan dengan pengukuran suhu basal

tubuh.
2. Menoragia adalah Perdarahan siklik yang berlangsung lebih dari 7 hari

dengan jumlah darah kadang-kadang cukup banyak. Penyebab dan

pengobatan kasus ini sama dengan hipermenorea.

Beberapa Penyebab Dari perdarahan diluar haid yaitu :

Polip serviks
Erosi portio
Ulkus portio

Penyebab fungsional. Perdarahan dari uterus yang tidak ada hubungannya dengan

sebab organik, dinamakan perdarahan disfungsional. Perdarahan diluar haid dapat

terjadi pada setiap umur antara menarche dan menopause. Tetapi kelainan ini

lebih sering dijumpai sewaktu masa permulaan dan masa akhir fungsi ovarium.

Dua pertiga wanita dari wanita-wanita yang dirawat di rumah sakit untuk

perdarahan diluar haid berumur diatas 40 tahun, dan 3 % dibawah 20 tahun.

Sebetulnya dalam praktek dijumpai pula perdarahan disfungsional dalam masa


pubertas, akan tetapi karena keadaan ini biasanya dapat sembuh sendiri, jarang

diperlukan perawatan di rumah sakit.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang menyebabkan perdarahan di luar haid?
2. Apa yang dimaksud dengan polip serviks, erosi portio, ulkus portio?
3. Apa saja tanda dan gejala dari polip serviks, erosi portio, dan ulkus portio?
4. Bagaimana penanganan dari polip serviks, erosi portio, dan ulkus portio?
1.3 Tujuan penulisan
Untuk mengetahui apa saja yang menyebabkan terjadinya perdarahan di luar haid.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 POLIP SERVIKS

2.1.1 Pengertian
Polip adalah tumor bertangkai yang kecil dan tumbuh dari permukaan

mukosa. Servikal polip adalah polip yang terdapat dalam kanalis servikalis

(Denise tiran:2005 )

2.1.2 Etiologi

Penyebab dari jenis kanker yang tidak sepenuhnya dipahami oleh para ahli.

Mungkin asil dari infeksi atau dari istilah atau peradangan kronis panjang,

respon abnormal untuk peningkatan tingkat estrogen, dan dalam kemacetan

pembuluh darah di saluran leher rahim.

2.1.3 Gejala umum bentuk abnormal tersebut, yaitu :

Tanpa gejala
Leukorea yang sulit disembuhkan ( sudah digunakan berbagai macam

obat, dan personal hygine telah dijaga tetapi leokorea belum juga

sembuh )
Terasa discomfort dalam vagina ( Yaitu perasaan tidak nyaman dalam

vagina, baik setelah buang air maupun dalam kondisi biasa).


Kontak berdarah (Misalnya, vagina selalu mengeluarkan darah setelah

melakukan hubungan seks. Perlu dijurigai adanya polip serviks).


Terdapat infeksi
2.1.4 Faktor Risiko dan Tindakan Pencegahan
Faktor risiko memiliki polip serviks meningkat pada wanita dengan

diabetes mellitus dan vaginitis berulang dan servisitis. Polip serviks

tidak pernah benar-benar terjadi sebelum onset menstruasi. Hal ini

biasanya terlihat pada wanita usia reproduksi. Yang paling rentan

terhadap penyakit ini adalah perempuan usia 40 sampai 50 tahun. Hal ini
juga mengatakan bahwa polip serviks dapat ditemukan pada insiden

yang memicu produksi hormon. Wanita hamil memiliki risiko yang lebih

tinggi karena perubahan tingkat hormon, mungkin dari peningkatan

produksi hormon beredar juga. Ada beberapa langkah yang dapat

membantu mencegah infeksi dan ini: Pakai celana katun atau stoking

dengan selangkangan kapas. Ini membantu mencegah akumulasi

kelebihan panas dan kelembaban. Panas dan kelembaban membuat

seorang wanita rentan terhadap infeksi vagina dan leher rahim.


2.1.5 Dasar diagnosis
Berdasarkan keluhan yang dikemukakan.
Diagnosis karena kebetulan memeriksakan.
Pada pemeriksaan inspekulum dijumpai : Jaringan bertambah,

mudah berdarah, terdapat pada vagina bagian atas


2.1.6 Penatalaksanaannya
Polip hanya dipelintir sampai putus, kemudian tangkainya di

kuret. Tindakan dilakukan dalam pembiusan umum (general

anasthesia). Selanjutnya jaringan polip dikirim ke laboratorium

patologi guna memastikan bahwa histologis-nya jinak/sesuai dengan

gambaran jaringan polip serviks. Kemungkinan ganasnya kecil


2.2 EROSI PORSIO
2.2.1 Pengertian Erosi Porsio
Erosio porsiones (EP) adalah suatu proses peradangan atau suatu

luka yang terjadi pada daerah porsio serviks uteri (mulut rahim).

Penyebabnya bisa karena infeksi dengan kuman-kuman atau virus,

bisa juga karena rangsangan zat kimia /alat tertentu; umumnya

disebabkan oleh infeksi. Erosi porsio atau disebut juga dengan erosi
serviks adalah hilangnya sebagian / seluruh permukaan epitel

squamous dari serviks. Jaringan yang normal pada permukaan dan

atau mulut serviks digantikan oleh jaringan yang mengalami inflamasi

dari kanalis serviks. Jaringan endoserviks ini berwarna merah dan

granuler, sehingga serviks akan tampak merah, erosi dan terinfeksi.

Erosi serviks dapat menjadi tanda awal dari kanker serviks.


Erosi serviks dapat dibagi menjadi 3:
1. Erosi ringan : meliputi 1/3 total area serviks
2. Erosi sedang : meliputi 1/3-2/3 total area serviks
3. Erosi berat : meliputi 2/3 total area serviks.
2.2.2 Penyebab erosi serviks :
1. Level estrogen : erosi serviks merupakan respons terhadap

sirkulasi estrogen dalam tubuh.


a. Dalam kehamilan : erosi serviks sangat umum ditemukan

dalam kehamilan karena level estrogen yang tinggi. Erosi

serviks dapat menyebabkan perdarahan minimal selama

kehamilan, biasanya saat berhubungan seksual ketika penis

menyentuh serviks. Erosi akan menghilang spontan 3-6

bulan setelah melahirkan.


b. Pada wanita yang mengkonsumsi pil KB : erosi serviks

lebih umum terjadi pada wanita yang mengkonsumsi pil KB

dengan level estrogen yang tinggi.


c. Pada bayi baru lahir : erosi serviks ditemukan pada 1/3 dari

bayi wanita dan akan menghilang pada masa anak-anak oleh

karena respon maternal saat bayi berada di dalam Rahim


d. Wanita yang menjalani Hormon Replacement Therapy

(HRT): karena penggunaan estrogen pengganti dalam tubuh

berupa pil, krim , dll.


2. Infeksi: teori bahwa infeksi menjadi penyebab erosi serviks

mulai menghilang. Bukti-bukti menunjukkan bahwa infeksi

tidak menyebabkan erosi, tapi kondisi erosi akan lebih mudah

terserang bakteri dan jamur sehingga mudah terserang infeksi.


3. Penyebab lain : infeksi kronis di vagina, douche dan kontrasepsi

kimia dapat mengubah level keasaman vagina dan sebabkan

erosi serviks. Erosi serviks juga dapat disebabkan karena trauma

(hubungan seksual, penggunaan tampon, benda asing di vagina,

atau terkena speculum)


2.2.3 Patofisiologi
Proses terjadinya erosi portio dapat disebabkan adanya rangsangan

dari luar misalnya IUD. IUD yang mengandung polyethilien yang sudah

berkarat membentuk ion Ca, kemudian bereaksi dengan ion sel sehat PO4

sehingga terjadi denaturasi / koalugasi membaran sel dan terjadilah erosi

portio.

Bisa juga dari gesekan benang IUD yang menyebabkan iritasi lokal

sehingga menyebabkan sel superfisialis terkelupas dan terjadilah erosi

portio. Dari posisi IUD yang tidak tepat menyebabkan reaksi radang non

spesifik sehingga menimbulkan sekresi sekret vagina yang meningkat dan

menyebabkan kerentanan sel superfisialis dan terjadilah erosi portio.


Dari semua kejadian erosi portio itu menyebabkan tumbuhnya bakteri

patogen, bila sampai kronis menyebabkan metastase keganasan leher

rahim.
Selain dan personal hygien yang kurang IUD juga dapat menyebabkan

bertambahnya volume dan lama haid darah merupakan medai subur untuk

masuknya kuman dan menyebabkan infeksi, dengan adanya infeksi dapat

masuknya kuman dan menyebabkan infeksi.


Dengan adanya infeksi dapat menyebabkan Epitel Portio menipis

sehingga mudah menggalami Erosi Portio, yang ditandai dengan sekret

bercampur darah, metrorrhagia, ostium uteri eksternum tampak

kemerahan, sekred juga bercampur dengan nanah, ditemukan ovulasi

nabathi. (Winkjosastro, hanifa. Ilmu kandungan jilid I, YBPS-SP, Jakarta :

2005).
2.2.4 Gejala erosi serviks:
1. Mayoritas tanpa gejala
2. Perdarahan vagina abnormal (yang tidak berhubungan dengan siklus

menstruasi) yang terjadi


Setelah berhubungan seksual (poscoital)
Diantara siklus menstruasi
Disertai keluarnya cairan mucus yang jernih/kekuningan, dapat

berbau jika disertai infeksi vagina


3. Erosi serviks disebabkan oleh inflamasi, sehingga sekresi serviks

meningkat secara signifikan, berbentuk mucus, mengandung banyak

sel darah putih, sehingga ketika sperma melewati serviks akan

mengurangi vitalitas sperma dan menyulitkan perjalanan sperma. Hal

ini dapat menyebabkan terjadinya infertilitas pada wanita.


2.2.5 Penanganan erosi porsio/erosi serviks
1. Memberikan albotyl di sekitar Erosio pada portio.
2. Melakukan penatalaksanaan pemberian obat.
Lyncopar 3 x 1 untuk infeksi berat yang disebabkan oleh bakteri

/streptokokus pneomokokus stafilokokus dan infeksi kulit dan

jaringan lunak.
Mefinal 3 x 1 berfungsi untuk menghilangkan rasa sakit
2.3 ULKUS PORSIO
2.3.1 Pengertian
Ulkus portio adalah suatu pendarahan dan luka pada portio berwarna merah

dengan batas tidak jelas pada ostium uteri eksternum .


2.3.2 Etiologi
Penggunaan IUD, pemakaian pil, perilaku seksual yang tidak sehat, trauma.

2.3.3 Patofisiologi
Proses terjadinya ulkus portio dapat disebabkan adanya rangsangan dari luar

misalnya IUD. IUD yang mengandung polyethilien yang sudah berkarat

membentuk ion Ca, kemudian bereaksi dengan ion sel sehat PO4 sehingga

terjadi denaturasi / koalugasi membaran sel dan terjadilah erosi portio. Bisa

juga dari gesekan benang IUD yang menyebabkan iritasi lokal sehingga

menyebabkan sel superfisialis terkelupas dan terjadilah ulkus portio dan

akhir nya menjadi ulkus. Dari posisi IUD yang tidak tepat menyebabkan

reaksi radang non spesifik sehingga menimbulkan Gejala :


1. Adanya fluxus
2. Portio terlihat kemerahan dengan batas tidak jelas
3. Adanya kontak berdarah
4. Portio teraba tidak rata
5. Sekresi sekret vagina yang meningkat dan menyebabkan kerentanan sel

superfisialis dan terjadilah erosi portio.Dari semua kejadian ulkus portio


itu menyebabkan tumbuhnya bakteri patogen, bila sampai kronis

menyebabkan metastase keganasan leher rahim.

2.3.4 Penanggulangan
1. Membatasi hubungan suami istri
Adanya ulkus porsio membuat porsio mudah sekali berdarah setiap kali

mengalami gesekan sekecil apapun, sehingga sebaiknya koitus dihindari

sampai ulkus sembuh.


2. Menjaga kebersihan vagina
Bila kebesihan vagina tidak dijaga, maka akan dapat memperburuk

kondisi porsio, sebab akan semakin rentan terkena infeksi lainnya.


3. Lama pemakaian IUD harus diperhatikan.

BAB
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perdarahan diluar haid adalah perdarahan yang terjadi dalam masa antara 2 haid.

Beberapa Penyebab Dari perdarahan diluar haid yaitu :

Polip serviks
Erosi portio
Ulkus portio
Perdarahan diluar haid dapat terjadi pada setiap umur antara menarche dan

menopause. Tetapi kelainan ini lebih sering dijumpai sewaktu masa permulaan

dan masa akhir fungsi ovarium.


3.2 Saran
Dengan mengetahui beberapa penyebab dari perdarahan di luar haid seperti polip

serviks, erosi portio, dan ulkus portio, di harapkan bidan dapat melakukan

penanganan secara tepat.

Anda mungkin juga menyukai