Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


KEBERADAAN, HAKIKAT, DAN MARTABAT MANUSIA

Disusun oleh:

Anggota : Rusfiana Kumala Devi (15020150135)


Agnes Urtami Arnisa (15020150142)
Mardina H. Halik (15020150149)
Kelas : C7
Kelompok : III (Tiga)

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA


FAKULTAS FARMASI
MAKASSAR
2017
Kata Pengantar
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas
segala rahmat dan karunai nikmat yang diberikan-Nya, sehingga kami
dapat meyelesaikan penyusunan makalah ini sesuai waktu yang
ditentukan.
Makalah ini berjudul Keberadaan, Hakikat, dan Martabat Manusia.
Penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pendidikan Agama Islam Tahun Akademik 2016/2017.
Pembahasan makalah ini berisi tentang makna Keberadaan,
Hakikat, dan Martabat Manusia.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari
sempurna baik materi maupun teknik penyusunannya. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca gunu
menambah wawasan tentang Pendidikan Agama Islam.

Makassar, 19 maret 2017

Penulis
Daftar Isi

Kata Pengantar............................................................................................i
Daftar Isi......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................3
1. 1 Latar Belakang.....................................................................................3
1.2 rumusan masalah..................................................................................3
1.3 tujuan ....................................................................................................3
BAB II ISI ....................................................................................................4
2.1 Keberadaan manusia............................................................................4
2.2 Hakekat manusia..................................................................................5
2. 3 Martabat Manusia.............................................................................9
BAB III PENUTUP.....................................................................................11
Kesimpulan................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbicara dan berdiskusi tentang manusia akan selalu menarik.
Dimana saat membicarakan tentang manusia masalahnya tidak pernah
selesai dalam artia tuntas. Manusia merupakan makhluk yang paling
menakjubkan, makhluk yang unik multi dimensi, serba meliputi, sangat
terbuka, dan mempunyai potensi yang agung.
Manusia dalam pandangan kebendaan (materialis) hanyalah
merupakan sekepal tanah di bumi. Dari bumi asal kejadiannya, di bumi dia
berjalan, dari bumi dia makan dan kedalam bumi dia kembali.
Dalam pandangan orang yang beriman, manusia itu makhluk yang
mulia dan terhormat pada sisi Tuhan. Manusia diciptakan Tuhan dalam
bentuk yang amat baik, sesudah itu ditiup Roh ke dalam tubuhnya, para
malaikat disuruh sujud (memberi hormat) kepadanya. Tuhan memberi
manusia ilmu pengetahuan dan kemauan, dijadikan manusia di bumi dan
menjadi pusat kegiatan di alam ini. Segala apa yang ada di langit dan di
bumi, semuanya bekerja untuk kepentingan manusia, dan kepadanya di
berikan nikmat lahir dan batin.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan keberadaan manusia?
b. Apa yang dimaksud dengan hakikat manusia?
c. Apa yang dimaksud dengan martabat manusia?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui keberadaan manusia.
b. Untuk mengetahui hakikat manusia
c. Untuk mengetahui martabat manusia

BAB II
ISI
2.1 Keberadaan Manusia
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang paling
sempurna dibandingkan dengan makhluk lainnya. Karena manusia
mempunyai akal dan pikiran untuk berfikir secara logis dan dinamis,
dan bisa membatasi diri dengan perbuatan yang tidak dilakukan,
dan kita bisa memilih perbuatan mana yang baik (positif) atau buruk
(negartif) untuk diri kita send iri. Bukan hanya itu saja,
pengertian manusia secara umum adalah manusia sebagai
makhluk pribadi dan makhluk sosial. Karena bukan hanya diri
sendiri saja tetapi manusia perlu bantuan dari orang lain. Maka
sebab itu manusia adalah makhluk pribadi sekaligus mkhluk sosial.
Pada diri manusia terdapat perpaduan sifat yang
berlawanan. Manusia adalah hadits, baru, dari sifat jasmiahnya,
dan azali dari roh Ilahiahnya. Oleh karena itu pada diri manusia
terdapat sifat baik, yang menyerupai sifat Tuhan, dan terdapat sifat
buruk. Ketika Allah menyaksikan kesombongan iblis, yaitu tidak
mau sujud kepada Adam , dalam QS. 38 (Shaad): 75.





Artinya : Allah berfirman: "Hai iblis, Apakah yang
menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan
kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah
kamu (merasa) Termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?"
Kedua tangan dalam ayat tersebut menurut Ibnu al-Arabi
adalah nama atau sifat Tuhan yang berlawanan, baik nama aktif ( al
asma al-failiyah ) maupun nama reseptif (al-asma al-
qabiliyah ). Nama aktif saling berlawanan sepertial- Anis ( Yang
Maha Ramah ) berlawanan dengan al- Hayaa( Yang Pemalu ).

2.2 Hakikat Manusia Menurut Ajaran Islam


Al-Qur'an memperkenalkan tiga istillah kunci (key term)yang
digunakan untuk menunjukkan arti pokok manusia, yaitu al- insan,
basyar dan Bani Adam.
Manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Allah SWT yang
memiliki peranan penting dalam kehidupan di muka bumi. Manusia
juga dipandang sebagai makhluk yang paling tinggi derajatnya
dibandingkan makhluk Allah SWT bahkan Allah menyuruh para
malaikat untuk bersujud kepada Adam Alaihi salam.
Asal Kejadian Manusia
Asal usul manusia dalam Islam dapat dijelaskan dalam
proses penciptaan manusia pertama yakni nabi Adam As. Nabi
Adam AS adalah manusia pertama yang diciptakan Allah SWT dan
diberikan ilmu pengetahuan dan kesempurnaan dengan segala
karakternya. Allah mengangkat Adam dan manusia sebagai
khalifah dimuka bumi sebagaimana dijelaskan dalam ayat berikut
ini




Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat
Sesungguhya Aku hendak menjadikan seorang khalifah dimuka
bumi. Mereka berkata: Mengapa engkau hendak menjadikan
(khalifah) di muka bumi itu orang yang akan membuat kerusakan
padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa
bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan engkau? Tuhan
berfirman:sesungguhnya aku mengetahui apa yan tidak kamu
ketahui.(QS.Al-Baqarah : 30)
Proses penciptaan manusia dijelaskan dalam al-Quran dan
bahkan penjelasan dalam Alquran ini kemudian terbukti dalam ilmu
pengetahuan yang ditemukan setelah turunnya Alquran. Ada lima
tahap dalam penciptaan manusia yakni al-nutfah, al-alaqah, al-
mudhgah, al-idham, dan al-lahm.
Tujuan Penciptaan Manusia
Adapun tujuan utama allah SWT menciptakan manusia
adalah agar manusia dapat menjadi khalifah atau pemimpin di
muka bumi. Tugas utama manusia adalah beribadah dan
menyembah Allah SWt, menjalani perintahnya serta menjauhi
larangannya. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah SWT
berikut ini



Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia, melainkan supaya
mereka menyembah Aku. (QS Adz Zariyat :56).
Sebagai khalifah dimuka bumi manusia hendaknya juga
dapat menjaga amanatnya dalam menjaga alam dan isinya.
Manusia sememstinya memiliki akhlak dan perilaku yang baik
kepada sesama maupun makhluk hidup yang lain.
Dalam agama islam, ada enam peranan yang merupakan
hakikat diciptakannnya manusia. Berikut ini adalah dimensi hakikat
manusia berdasarkan pandangan agama islam
a. Sebagai Hamba Allah
Hakikat manusia yang utama adalah sebagai hamba atau
abdi Allah SWT. Sebagai seorang hamba maka manusia wajib
mengabdi kepada Allah SWT dengan cara menjalani segala
perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Sebagai seorang
hamba, seorang manusia juga wajib menjalankan ibadah
seperti shalat wajib, puasa ramadhan (baca puasa ramadhan dan
fadhilahnya), zakat (baca syarat penerima zakat dan penerima
zakat), haji (syarat wajib haji) dan melakukan ibadah lainnya
dengan penuh keikhlasan dan segenap hati
b. Sebagai al- Nas
Dalam al- Quran manusia juga disebut dengan al- nas. Kata
al nas dalam Alquran cenderung mengacu pada hakikat manusia
dalam hubungannya dengan manusia lain atau dalam masyarakat.
Manusia sebagaimana disebutkan dalam ilmu pengetahuan, adalah
makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa keberadaan manusia
lainnya (baca keutamaan menyambung tali silaturahmi).
Sebagaimana yang dijelaskan dalam firman Allah SWT berikut
Hai sekalian manusia, bertaqwalaha kepada Tuhan-mu
yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya
Allah menciptakan istirinya, dan dari pada keduanya Alah
memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.
Dan bertakwalah kepada Allah dengan (mempergunakan) namanya
kamu saling meminta satu sama lain dan peliharalah hubungan
silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi
kamu. (QS: An Nisa:1).
Hai manusia sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-
mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu disisi
Allah adalah yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS: Al Hujurat :13).
c. Sebagai khalifah Allah
Telah disebutkan dalam tujuan penciptaan manusia bahwa
pada hakikatnya, manusia diciptakan oleh Allah SWt sebagai
khlaifah atau pemimpin di muka bumi.(baca fungsi alquran bagi
umat manusia). Sebagai seorang khalifah maka masing-masing
manusia akan dimintai pertanggung jawabannya kelak di hari akhir.
d. Sebagai Bani Adam
Manusia disebut sebagai bani Adam atau keturunan Adam
agar tidak terjadi kesalahpahaman bahwa manusia merupakan
hasil evolusi kera sebagaimana yang disebutkan oleh Charles
Darwin. Islam memandang manusia sebagai bani Adam untuk
menghormati nilai-nilai pengetahuan dan hubungannya dalam
masyarakat. Dalam Alquran Allah SWT berfirman
Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan
kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah
untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang paling baik. Yang
demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah,
semoga mereka selalu ingat. Hai anak Adam janganlah kamu ditipu
oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu
bapamu dari surga, (QS : Al araf 26-27).
e. Sebagai al- Insan
Tidak hanya disebut sebagai al nas, dalam Alquran manusia
juga disebut sebagai Al insan merujuk pada kemampuannya dalam
menguasai ilmu dan pengetahuan serta kemampuannya untuk
berbicara dan melakukan hal lainnya (baca hukum menuntut ilmu).
Sebagaimana disebutkan dalam surat Al hud berikut ini
Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat,
kemudian rahmat itu kami cabut dari padanya, pastilah ia menjadi
putus asa lagi tidak berterima kasih. (QS: Al Hud:9).
f. Sebagai Makhluk Biologis (al- Basyar)
Manusia juga disebut sebagai makhluk biologis atau al
basyar karena manusia memiliki raga atau fisik yang dapat
melakukan aktifitas fisik, tumbuh, memerlukan makanan,
berkembang biak dan lain sebagainya sebagaimana ciri-ciri
makhluk hidup pada umumnya. Sama seperti makhluk lainnya di
bumi seperti hewan dan tumbuhan, hakikat manusia sebagai
makhluk biologis dapat berakhir dan mengalami kematian, bedanya
manusia memiliki akal dan pikiran serta perbuatannya harus dapat
dipertanggungjawabkan kelak di akhirat.
Segala hakikat manusia adalah fitrah yang diberikan Allah
SWT agar manusia dapat menjalankan peran dan fungsinya dalam
kehidupan. Manusia sendiri harus dapat memenuhi tugas dan
perannya sehingga tidak menghilangkan hakikat utama
penciptaannya.
Unsur - unsur yang ada pada manusia yaitu berupa fisik atau
jasmani yang bisa dilihat untuk menunjukkan keberadaannya yang
didalamnya terdapat jantung sebagai pusat hidup dan otak sebagai
lembaga pikir, rasa, dan sikap sebagai pusat kehidipan. Yang
kesemuanya itu bisa berfungsi jika ada ruh di dalamnya,Tidaklah
diciptakan manusia melainkan supaya menyembah atau beribadah
kepada Allah, baik sebagai makhluk individual, makhluk sosial
(menjalin hubungan dengan orang lain) ataupun makhluk ekonomi
(memenuhi kebutuhan hidup)
Dengan demikian al-Quran tidak berbicara tentang proses
penciptaan manusia pertama. Yang dibicarakan secara terinci
namun dalam ungkapan yang tersebar adalah proses terciptanya
manusia dari tanah, saripati makanan, air yang kotor yang keluar
dari tulang sulbi, alaqah, berkembang menjadi mudgah,
ditiupkannya ruh, kemudian lahir ke dunia setelah berproses dalam
rahim ibu.
2.3 Martabat manusia menurut ajaran Islam
Menurut kamus bahasa Indonesia, martabat adalah harga
diri atau tingkatan harkat kemanusiaan dan kedudukan yang
terhormat. Martabat adalah kehormatan, dan martabat ini
merupakan bagian dari sifat manusia. Allah SWT menempatkan
manusia sebagai khalifah dimuka bumi dan memberikan
kedudukan kemuliaan dan martabat kepada manusia hingga
memiliki derajad yang tinggi dan bahkan lebih tinggi dari malaikat
sehingga malaikat pun bersujud dihadapan manusia.
Martabat adalah harga diri tingkatan harkat kemanusiaan
dan kedudukan yang terhormat, Dan martabat saling berkaitan
dengan maqam, maksudnya adalah secara dasarnya maqam
merupakan tingkatan martabat seseorang hamba terhadap
khalikNya, yang juga merupakan sesuatu keadaan tingkatannya
seseorang sufi di hadapan tuhannya pada saat dalam perjalanan
spritual dalam beribadah kepada Allah Swt. Maqam ini terdiri dari
beberapa tingkat atau tahapan seseorang dalam hasil ibadahnya
yang di wujudkan dengan pelaksanaan dzikir pada tingkatan
maqam tersebut, secara umum dalam thariqat naqsyabandi
tingkatan maqam ini jumlahnya ada 7 (tujuh), yang di kenal juga
dengan nama martabat tujuh, seseorang hamba yang menempuh
perjalanan dzikir ini biasanya melalui bimbingan dari seseorang
yang alim yang paham akan isi dari maqam ini setiap tingkatnya,
seseorang hamba tidak di benarkan sembarangan menggunakan
tahapan maqam ini sebelum menyelesaikan atau ada hasilnya
pada riyadhah dzikir pada setiap maqam, ia harus ada mendapat
hasil dari amalan pada maqam tersebut.
BAB III
PENUTUP
Manusia merupakan makhluk yang diciptakan Allah dengan segala
kesempurnaan dari makhluk yang lainnya karena manusia dilengkapi
dengan akal dan fikiran walaupun manusia dengan makhluk lainnya sama
- sama makhluk ciptaan Allah dan Allah menjadikan manusia tidak sia - sia
karena manusia tersebut dengan akal dan potensi yang dimilikinya dapat
menjadi khalifah dan abdun.
Hakikat manusia yang utama adalah sebagai hamba atau abdi
Allah SWT. Sebagai seorang hamba maka manusia wajib mengabdi
kepada Allah SWT dengan cara menjalani segala perintahnya dan
menjauhi segala larangannya.
Martabat manusia adalah harga diri/kedudukan manusia di muka
bumi yaitu sebagai makhuk ciptaan Allah yang paling sempurna dan
derajatnya lebih tinggi daripada makhluk yang lain. Martabat manusia
yang paling sempurna dan lebih tinggi disebabkan karena manusia diberi
akal dan hati nurani oleh Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Burlinan, 2000. Ragam Perilaku Manusia Menurut Al- Quran,


PT Kuala Musi Raharja, Palembang

Azra, Azyumardi. 2004. Pendidikan Agama Islam pada Perguruan Tinggi


Umum, Jakarta: Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam.

Mensoer, Adam. 2004. Materi Instruksional di Perguruan Tinggi, Jakarta:


Departemen Agama

Malik, Abduh. 2009. Pengembangan Kepribadian Pendidikan Agama


Islam, Jakarta: Departemen Agama.

Anda mungkin juga menyukai