i
BAB I
PENDAHULUAN
1
tepat lagi karena kurang akurat. Menurut penelitian Ken W. Day (1995) terlihat
bahwa kenaikan kekuatan beton dari umur muda hingga umur 28 hari sangat
bervariasi. Oleh karena itu jika korelasi kekuatan beton umur awal terhadap umur
akhir hanya dipengaruhi oleh satu koefisien nilai maka hasil yang didapatkan
menjadi tidak akurat. Didasarkan oleh hal tersebut, Ken W. Day dalam bukunya
Concrete Mix Design, Quality Control and Specification mengusulkan
penggunaan metode kematangan (maturity method) untuk memperkirakan
kekuatan beton umur 28 hari dengan menggunakan data kuat tekan beton di umur
muda.
Metode kematangan merupakan suatu metode perkiraan kuat tekan beton
yang mengambil data temperatur beton umur muda hingga umur 28 hari sebagai
dasar. Temperatur sebagai faktor yang menjadi dasar dari metode ini dianggap
sebagai variabel yang paling berpengaruh terhadap kuat tekan beton karena
temperatur merupakan faktor utama dalam laju perubahan hidrasi semen. Data-
data histori dari temperatur disebut sebagai maturity index. Metode ini juga
memiliki anggapan dasar bahwa beton dengan kematangan yang sama memiliki
kekuatan yang sama. Dikarenakan anggapan dasar diatas maka diusahakan
temperatur dalam proses pembuatan dan pelaksanaan beton dapat dioptimumkan
agar beton memiliki kematangan yang baik. Salah satu tahapan dalam pembuatan
dan pelaksanaan pembuatan beton yang mempengaruhi kematangan beton adalah
tahap perawatan. Dalam panduan yang ada, dalam hal ini ASTM C 918-02
tentang Standar Metode Tes untuk Menyelidiki Kuat Tekan Beton Umur Muda
dan Memperkirakan Kekuatan Tekan Umur Selanjutnya dan ASTM C 1074-98
tentang Standar Percobaan untuk Memperkirakan Kekuatan Beton dengan
Metode Kematangan, metode perwatan benda uji yang digunakan adalah metode
biasa yaitu dengan merendam beton kedalam air. Namun, pemakaian metode
perawatan dengan uap (steam curing) dalam proses perawatan beton dipercaya
dapat meningkatkan keakuratan dari maturity index.
Steam curing merupakan metode perawatan yang telah diguanakan
bertahun-tahun untuk mempercepat peningkatan kuat tekan beton. Karena laju
hidrasi semen meningkat seiring dengan peningkatan temperatur, maka
2
pencapaian kuat tekan beton dapat dipercepat dengan cara merawat beton dengan
uap. Perawatan beton dengan uap dilakukan pada temperatur yang tinggi, karena
itu beton yang dihasilkan memiliki kematangan yang lebih baik daripada beton
yang dirawat dengan cara biasa. Dengan kematangan yang lebih baik, prediksi 2
kekuatan beton umur 28 hari dengan metode kematangan dapat menghasilkan
output yang lebih akurat.
Dengan adanya penelitian ini diharapkan pekerjaan konstruksi di lapangan
akan menjadi lebih optimal. Hal ini disebabkan karena pelaksana dapat memeriksa
kuat tekan beton terhadap persyaratan yang ada tanpa perlu menunggu waktu 28
hari dan memutuskan melakukan kegiatan selanjutnya berdasar hasil tersebut. Hal
ini dapat meningkatkan efisiensi kerja dari suatu kontraktor dengan signifikan
yang tentu saja berimbas terhadap peningkatan keuntungan yang didapatkan.
Selain itu, karena output yang dihasilkan lebih akurat maka quality control dan
quality assurance terhadap pekerjaan beton menjadi semakin meningkat.
3
6. Apakah prediksi kekuatan beton umur muda dengan perawatan uap
terhadap kekuatan beton pada umur 28 hari menggunakan metode
kematangan yang terdapat pada ASTM dapat dikatakan akurat?
1.3 Tujuan
Dari permasalahan yang ada di atas, adapun tujuan yang hendak dicapai
dalam ini adalah sebagai berikut :
Tujuan Utama
Dapat memprediksi secara akurat kekuatan beton pada umur 28 hari
menggunakan data umur muda beton dengan perawatan uap menggunakan metode
kematangan.
Tujuan Detail
1. Mengetahui perubahan suhu beton dengan perawatan uap.
2. Mengetahui hubungan perubahan suhu dengan kematangan beton dengan
perawatan uap.
3. Mengetahui hubungan kematangan beton dengan kuat tekan beton dengan
perawatan uap .
4. Mengetahui hubungan kuat tekan beton umur muda pada beton dengan
perawatan uap dengan kuat tekan beton pada umur 28 hari.
5. Mengetahui akurasi prediksi kekuatan beton dengan perawatan uap
terhadap kuat tekan beton pada umur 28 hari menggunakan metode
kematangan yang terdapat pada ASTM.
4
1.5 Manfaat
Dengan adanya penelitian ini diharapkan perkiraan kuat tekan beton secara
dini dapat lebih akurat sehingga pekerjaan konstruksi di lapangan akan menjadi
lebih optimal. Selain itu, karena output yang dihasilkan lebih akurat maka quality
control dan quality assurance terhadap pekerjaan beton menjadi semakin
meningkat.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
1. Prediksi kekuatan beton umur 28 hari dari umur mudanya.
2. Pengetesan kekuatan beton di lapangan (in-situ test concrete)
Dari kedua tujuan ini yang akan lebih banyak dibahas nantinya dalam tugas
akhir ini adalah tujuan yang pertama.
7
2.3 Prediksi Kuat Tekan Umur 28 Hari Dengan Metode Kematangan (ASTM
C918-02)
Prediksi kekuatan umur 28 hari dapat dilakukan dengan adanya data-data
beton pada umur muda, seperti yang ditunjukkan dalam ASTM C918-02.
Persamaan umum untuk memprediksi kekuatan ini adalah :
SM = Sm+b(log M - log m) (2.2)
dimana :
SM adalah perkiraan kekuatan pada indeks kematangan M
Sm adalah nilai kekuatan tekan pada saat nilai kematanagan m
b adalah kemiringan garis
M adalah nilai indeks kematangan pada kondisi curing standar
m indeks kematangan spesimen yang dites pada umur muda
Nilai konstanta b yang dipakai pada persamaan (2.4) dapat dicari melaui cara
analisa regresi atau menggunakan plot manual. Urutan langkahnya untuk analisa
regresi adalah sebagai berikut :
a. Ubah skala nilai indeks kematangan (m) menjadi sebuah skala logaritma.
b. Plotkan nilai rata-rata kekuatan silinder uji terhadap nilai logaritmik dari
indeks kematanagn (m)
c. Cari persamaan yang paling baik dari hasil plot tersebut. Nilai persamaan
ini haruslah mengikuti bentuk seperti di bawah ini yaitu berupa persamaan
garis linier.
Sm = a+b log m (2.3)
dimana :
Sm adalah kuat tekan pada m
a adalah nilai intercept
b adalah kemiringan garis
m adalah indeks kematangan
Urutan langkah untuk plot manual adalah sebagai berikut :
a. siapkan kertas semilog dengan nilai ordinat (y) sebagai kuat tekan dan
nilai absis (x) sebagai nilai maturity indeks.
8
b. Plot nilai kuat tekan berbanding dengan nila maturity indeksnya.
c. Gambarkan regresi garisnya dari nilai-nilai yang diplot sebelumnya.
d. Hitung kemiringan garisnya. Kemiringan garis adalah jarak vertikal, dalam
satuan teganangan, dimulai dari awal sampai akhir satu siklus logaritmik
dalam absis (x).
e. Nilai kemiringan garis ini adalah nilai b.
populasi. Asumsi-asumsi seperti itu (yang mungkin salah atau juga benar) disebut
untuk kemudian diterima atau ditolak. Berdasarkan dengan hal tersebut, perlu
dicegah terjadinya dua jenis kesalahan (error) dalam uji hipotesis, yaitu :