RS ZAHIRAH
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,atas berkah dan rahmat Nya, sehingga
tersusunlah buku pedoman Pelayanan RS.Zahirah ini.
Saat ini kebutuhan akan standar pelayanan merupakan suatu hal yang sangat penting,
khususnya di Instalasi Gizi, buku ini akan menjadi acuan bagi petugas untuk
menyelenggarakan pelayanan kesehatan kepada pasien sesuai dengan batasan dan tanggung
jawab masing masing. Disamping itu, dalam rangka meningkatkan mutu rumah sakit dan
melaksanakan visi dan misinya, diperlukan Pedoman Pelayanan Gizi agar senantiasa dapat
menjaga mutu pelayanan yang diberikan kepada pasien.
Buku ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu masukan dan saran dari berbagai
pihak sangat kami harapkan untuk revisi dikemudian hari.
Tim Penyusun
PENDAHULUAN
Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan bagian integral yang tidak dapat
dipisahkan dari pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Pada saat ini perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan semakin meningkat dan sudah mengarah
pada spesialisasi dan subspesialisasi. Semakin pesat laju pembangunan, semakin besar pula
tuntutan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik.
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal
bagi masyarakat. Salah satu yang tertuang dalam Undang undang No.23 Tahun 1992
tentang kesehatan bertujuan melindungi pemberi dan penerima jasa pelayanan kesehatan serta
memberi kepastian hukum dalam rangka meningkatkan, mengarahkan dan memberi dasar
bagi pembangunan kesehatan. Dalam pembangunan kesehatan. Dalam pembangunan
kesehatan perlu dilakukan peningkatan pelayanan kesehatan termasuk peningkatan Pelayanan
Radiologi di Rumah Sakit.
Pelayanan gizi di rumah sakit adalah pelayanan yang diberikan dan disesuaikan
dengan keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan status metabolism tubuh.
Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada proses penyembuhan penyakit, sebaliknya
proses perjalanan penyakit dapat berpengaruh terhadap keadaan gizi pasien. Sering terjadi
kondisi pasien yang semakin buruk karena tidak tercukupinya kebutuhan zat gizi untuk
perbaikan organ tubuh. Selain itu, masalah gizi lebih dan obesitas erat hubungannya dengan
penyakit degenerative, seperti diabetes mellitus, penyakit jantung koroner, hipertensi, dan
penyakit kanker, memerlukan terapi gizi untuk membantu penyembuhannya.
C. Ruang Lingkup
Pelayanan Gizi di RS.Zahirah meliputi:
1. Asuhan Gizi Rawat Jalan
2. Asuhan Gizi Rawat Inap
3. Penyelenggaraan Makanan
D. Batasan Operasional
1. Gizi
Adalah salah satu sarana penunjang medis yang memberikan layanan untuk memenuhi
kebutuhan gizi masyarakat rumah sakit rawat inap dan rawat jalan, untuk keperluan
metabolisme tubuh, peningkatan kesehatan, mengoreksi kelainan metabolisme dalam
upaya preventif, kuratif, rehabilitatif dan promotif.
3. Tenaga Profesional / Formal Gizi adalah tenaga yang mencakup : Tenaga Gizi yang telah
lulus pendidikan di bidang gizi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Standar Prosedur Operasional ( SPO ) adalah kumpulan instruksi, langkah langkah yang
telah dibakukan untuk menyelesaikan proses kerja rutin tertentu.
5. Ruangan
Luas ruangan setiap kegiatan cukup menampung semua kegiatan yang dipergunakan
sesuai dengan standar ruangan gizi, aktifitas dan jumlah petugas yang berhubungan
dengan pasien untuk kebutuhan penyediaan makan pasien. Semua ruangan harus
mempunyai tata ruang yang baik sesuai alur pelayanan dan sesuai dengan peraturan
sarana dan prasarana rumah sakit.
6. Bahan Gizi
7. Metode Pemeriksaan
Tujuan melakukan suatu pemeriksaan antara lain untuk meningkatkan mutu pelayanan
gizi. Tiap tujuan pemeriksaan memerlukan sensitivitas dan spesifitas yang berbeda
beda, sehingga perlu dipilih metode yang sesuai karena setiap metode mempunyai
sensitivitas dan spesifitas yang berbeda beda pula.
8. Pemantapan Mutu ( quality assurance ) gizi adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk
menjamin mutu pelayanan terutama dibidang gizi. Pemantapan Mutu terbagi menjadi 3
indikator :
a. Indicator proses : indicator yang mengukur elemen pelayanan yang disediakan oleh
institusi yang bersangkutan.
b. Indicator struktur : indicator yang menilai ketersediaan dan penggunaan fasilitas,
peralatan, kualifikasi professional, struktur organisasi yang berkaitan dengan
pelayanan yang diberikan.
c. Indicator outcome : indicator untuk menilai keberhasilan intervensi gizi yang
diberikan.
E. Landasan Hukum
1. UU No. 23 / 1992 tentang kesehatan menjadi landasan hukum yang kuat untuk
pelaksanaan peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Sebagai penjabaran dari undang-
undang tersebut salah satunya adalah Surat Keputusan Direktur Jendral Pelayanan Medik
Nomor HK 006.06.3.5.00788 tahun 1995 tentang pelaksanaan akreditasi Rumah Sakit
(termasuk di dalamnya adalah pelayanan radiologi diagnostik) untuk mengukur mutu
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.
2. Departemen Kesehatan RI. 2013. Pedoman PGRS Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI
4. Departemen Kesehatan RI. 2008. Standar Profesi Gizi. Jakarta : Departemen Kesehatan
RI
Untuk menjalankan pelayanan gizi didukung oleh tenaga profesional gizi dan tenaga
penunjang gizi.
a. Memimpin dan mengelola Unit Gizi untuk pencapaian Visi dan Misi RS Zahirah
b. Mengembangkan pelayanan Unit Gizi sehingga mampu memberikan pelayanan yang
unggul dan berperan optimal sebagai revenue center
c. Memimpin dan mengembangkan SDM Unit Gizi
2. Administrasi Gizi
Administrasi Gizi adalah staf dibawah kepala unit gizi yang memiliki uraian tugas
sebagai berikut :
3. Juru Masak
Juru Masak adalah staf dibawah kepala unit gizi yang memiliki uraian tugas sebagai
berikut :
4. Juru saji
Juru saji adalah staf dibawah kepala unit gizi yang memiliki uraian tugas sebagai berikut :
Tabel 1.1
NAMA
URAIAN TUGAS KUALIFIKASI
JABATAN
Kepala Unit Gizi a. Memimpin dan mengelola Unit Gizi untuk 1. Memiliki
pencapaian Visi dan Misi RS Zahirah persyaratan
b. Mengembangkan pelayanan Unit Gizi sehingga
kemampuan
mampu memberikan pelayanan yang unggul dan
dibidang teknis,
berperan optimal sebagai revenue center
c. Memimpin dan mengembangkan SDM Unit Gizi manajerial dan
d. Mengatur, mengawasi dan mengevaluasi kegiatan fisik
rutin dan berkala manajemen dan administrasi Unit 2. Memiliki
Gizi pengetahuan
e. Mengembangkan fungsi pengawasan dan evaluasi dan
terhadap pengelolaan diet pasien pengalamam
f. Membina hubungan baik intern dan ekstern RS
g. Penyelenggaraan tugas-tugas lain agar pelayanan dibidangnya
gizi berjalan baik dan lancar minimal 2 tahun
dengan
pendidikan
minimal
diploma gizi
3. Memiliki
persyaratan
B. Pengaturan Jaga
Gizi merupakan salah satu penunjang medis terpenting di dalam rumah sakit, sehingga
Gizi harus ada sewaktu waktu, sehingga gizii dibuat 24 jam untuk memenuhi kebutuhan
tersebut. untuk pembagian dinas, gizi dibuat 3 shift untuk dapat memenuhi kebutuhan
tersebut :
a. Dinas pagi 7 jam kerja dengan kualifikasi ketenagaan 1 orang kepala unit, 2 orang
juru masak dan 2 orang juru saji
b. Dinas sore 7 jam kerja dengan kualifikasi ketenagaan 4 orang petugas gizi.
c. Dinas malam 10 jam kerja dengan kualifikasi ketenagaan 3 orang petugas gizi.
BAB III
Te
mp
wc
at
pe
nyi
Meja Adm mp
ana
Pedoman pelayanan unit gizi Page 12 n
Ruang
pengolahan
makanan
Ruang cuci
Ruang penyimpanan
berkas
le le
ma ma
ri ri
Ruang
istirahat staf
B. Fasilitas
Instalasi Gizi memiliki fasilitas ruangan yang terdiri dari :
Ruang Penerimaan dan penyimpanan bahan makanan
Digunakan sebagai penerimaan bahan makanan yang didalamnya memiliki
fasilitas :
a. Chiller
b. Lemari bahan kering
c. Kulkas pendingin
Ruang persiapan bahan makanan
Digunakan sebagai tempat persiapan bahan makanan, pengolahan dan pencucian
bahan makanan yang didalamnya memiliki fasilitas :
a. Meja distribusi
b. Water heater
c. Bak cuci ganda
d. Lemari makan gantung
e. Lemari alat-alat
f. Kerata makan berpemanas/tidak berpemanas
g. Panic
h. Wajan
i. Alat pengaduk dan penggoreng
j. Alat makan (piring, gelas, sendok, mangkok,dll)
k. Blender
l. Oven listrik
Petugas gizi memasak bahan makanan yang sudah disiapkan sesuai dengan
standar menu dan standar diet.
Setelah makanan matang diletakan dalam wadah bersih
Petugas gizi memeriksa kelayakan kondisi fisik dan kebersihan makanan.
Menguji rasa makanan sesuai standar resep.
Memperhatikan kebutuhan gizi masing-masing pasien sesuai instruksi dokter.
BAB V
LOGISTIK
Keperluan logistik di unit gizi meliputi bahan medis yang dipenuhi oleh instalasi gizi
seperti : handscoon, masker, alcohol swab, spuit, micropore, dll. Sedangkan untuk bahan
bahan reagensia dan ATK (Alat Tulis Kantor ) dipenuhi melalui bagian pengadaan / logistik .
Medis ke Logistik
Farmasi
Permintaan
Ka.Gizi
Barang
Non Medis ke
Logistik Umum
2) Perencanaan
Pengadaan bahan gizi harus mempertimbangkan hal hal sebagai berikut :
a) Tingkat Persediaan
Pada umumnya tingkat persediaan harus selalu sama dengan jumlah
persediaan yaitu jumlah persediaan minimum ditambah jumlah safety stock.
Tingkat persediaan minimum adalah jumlah bahan yang diperlukan untuk
memenuhi kegiatan operasional normal, sampai pengadaan berikutnya dari
pembekal atau ruang penyimpanan umum.
Safety stock adalah jumlah persediaan cadangan yang harus ada untuk bahan
bahan yang dibutuhkan atau yang sering terlambat diterima dari pemasok.
Buffer stock adalah stock penyangga kekurangan bahan makanan di gizi.
Reserve stock adalah cadangan bahan makanan/sisa.
b) Perkiraan jumlah kebutuhan
3) Permintaan
Permintaan barang tersebut dilakukan sesuai kebutuhan permintaan, kebagian
logistic farmasi (untuk barang medis) dan logistic umum (untuk barang non medis)
atau kebagian pengadaan dengan menggunakan formulir bon permintan barang.
Dalam keadaan mendesak dan stock barang di gizi kosong, maka permintaan
barang bisa dilakukan sewaktu waktu pada jam kerja sesuai kebutuhan.
4) Penyimpanan
Bahan makanan gizi yang sudah ada harus ditangani secara cermat dengan
mempertimbangkan :
a) Perputaran pemakaian dengan menggunakan kaidah :
Pertama masuk petama keluar ( FIFO first in first out ), yaitu bahwa
barang yang lebih dahulu masuk persediaan harus digunakan lebih dahulu.
Masa kadarluarsa pendek dipakai dahulu ( FEFO first expired first out )
Hal ini adalah untuk menjamin barang tidak rusak akibat penyimpanan yang
terlalu lama.
b) Tempat penyimpanan
Harus terhindar dari kemungkinan kontaminasi baik oleh bakteri, serangga, tikus
dan hewan lainnya maupun bahan berbahaya.
Tempat/wadah penyimpanan harus sesuai dengan jenis bahan makanan contohnya
bahan makanan yang cepat rusak disimpan dalam lemari pendingin dan bahan
makanan kering disimpan ditempat yang kering dan tidak lembab.
c) Kelembaban
Kelembaban penyimpanan dalam ruangan 80%-90%
d) Ketebalan dan bahan padat tidak lebih dari 10 cm
e) Makanan dalam kemasan tertutup disimpan pada suhu + 100C
5) Penggunaan
Penggunaan bahan makanan yang lebih dahulu masuk persediaan harus
digunakan lebih dahulu.Sedangkan yang memiliki Masa kadarluarsa pendek juga
dipakai terlebih dahulu.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
B. Tujuan
1) Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2) Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3) Menurunnya Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di rumah sakit
4) Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak diharapkan
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Pedoman Umum
Kesehatan dan Keselamatn Kerja ( K3 ) gizi merupakan bagian dari
pengelolaan gizi secara keseluruhan. Gizi melakukan berbagai tindakan dan kegiatan
terutama berhubungan dengan penyajian makanan pasien dan alat-alat memasak. Bagi
petugas gizi yang selalu kontak dengan makanan dan pasien, maka berpotensi
terinfeksi kuman patogen. Potensi infeksi juga dapat terjadi dari petugas ke petugas
lainnya, atau keluarganya dan ke masyarakat. Untuk mengurangi bahaya yang terjadi,
perlu adanya kebijakan yang ketat. Petugas harus memahami keamanan gizi dan
3) Sarana dan Prasarana K3 gizi umum yang perlu disiapkan di gizi adalah :
a. Baju kerja, celemek, dan topi terbuat dari bahan yang tidak panas, tidak licin
dan enak dipakai, sehingga tidak mengganggu gerak pegawai sewaktu kerja
b. Menggunakan sandal yang tidak licin bila berada dilingkungan dapur (jangan
menggunakan sepatu yang berhak tinggi)
c. Menggunakan cempal/serbet pada tempatnya
d. Tersedia alat sanitasi yang sesuai, misalnya air dalam keadaan bersih dan
jumlah yang cukup, sabun, alat pengering dsb
e. Tersedia alat pemadam kebakaran yang berfungsi baik ditempat yang mudah
dijangkau
f. Tersedia alat/obat P3K yang sederhana
C. Penanganan Limbah
Gizi dapat menjadi salah satu sumber penghasil limbah cair, padat dan gas
yang berbahaya bila tidak ditangani secara benar. Karena itu pengolahan limbah harus
dilakukan dengan semestinya agar tidak menimbulkan dampak negatif.
a. Penanganan
Prinsip pengolahan limbah adalah : pemisahan dan pengurangan volume.
Jenis limbah harus diidentifikasi dan dipilah pilah dan mengurangi keseluruhan
volume limbah secara kontinue.
b. Penampungan
Harus diperhatikan serana penampungan limbah harus memadai, diletakkan
pada tempat yang pas, aman dan hygienis.
Pemadatan adalah cara yang efisien dalam penyimpanan limbah yang bisa
dibuang dengan landfill, namun pemadatan tidak boleh dilakukan untuk limbah
infeksius dan limbah benda tajam.
c. Pemisahan limbah
Untuk memudahkan mengenal berbagai jenis limbah yang akan dibuang
adalah dengan cara menggunakan kantong berkode ( umumnya menggunakan
kode warna ). Namun penggunaan kode tersebut perlu perhatian secukupnya
untuk tidak sampai menimbulkan kebingungan dengan sistem lain yang mungkin
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Agar upaya peningkatan mutu di RS.Zahirah dapat dilaksanakan secara efektif dan
efisien maka diperlukan adanya kesatuan bahasa tentang konsep dasar upaya peningkatan
mutu pelayanan.
A. Mutu Pelayanan
1) Pengertian mutu
a. Mutu adalah tingkat kesempurnaan suatu produk atau jasa
b. Mutu adlah expertise, atau keahlian dan keterikatan ( komitmen ) yang selalu
dicurahkan pada pekerjaan
c. Mutu adalah kepatuhan terhadap standar
BAB IX
PENUTUP
Pedoman organisasi Unit Gizi yang sudah kita susun bersama, hendaknya menjadi
dasar setiap SDM di Unit Gizi khususnya dan SDM RS.Zahirah dan menjalankan organisasi
demi tercapainya kinerja yang optimal.