PENERAPAN BIOLISTRIK
DALAM DUNIA KESEHATAN
Disusun Oleh :
Nim :
PO7120316012
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .
DAFTAR ISI ....
BAB I PENDAHULUAN ...
A. Latar Belakang Masalah ......
B. Perumusan Masalah .
C. Tujuan Penulisan .
BAB II ISI ...
A. Pengertian Biolistrik ........
B. Rumus atau hukum dalam biolistrik ........
C. Macam-macam gelombang arus listrik ........
D. Kelistrikan dan kemagnetan yang timbul dalam tubuh .......
E. Penggunaan listrik atau magnet pada permukaan tubuh .
F. Syok listrik ..
BAB III PENUTUP .......
A. Kesimpulan .
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA .....
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Makalah
Kelistrikan merupakan sesuatu yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari
dan biasanya kita tidak terlalu banyak memikirkan hal tersebut. Pengamatan terhadap
gaya tarik listrik dapat ditelusuri sampai pada zaman Yunani kuno. Orang-orang
yunani kuno telah mengamati bahwa setelah batu amber digosok, batu tersebut akan
menarik benda kecil seperti jerami atau bulu. Sedangkan kata Listrik itu sendiri berasal
dari bahasa Yunani yaitu electron.
Kelistrikan memegang peranan penting dalam bidang kedokteran. Ada dua aspek
dalam bidang kedokteran yaitu listrik dan magnet yang timbul dalam tubuh manusia,
serta penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh manusia. Listrik yang ada
pada tubuh kita disebut dengan Biolistrik atau sering diartikan sebagai listrik yang
terdapat pada makhluk hidup, yang mana berasal dari kata bio berarti makhluk hidup
dan kata listrik.
Makalah ini membahas tentang sinyal listrik yang dihasilkan oleh tubuh. Listrik
yang dihasilkan di dalam tubuh berfungsi mengendalikan dan mengoperasikan saraf,
otot, dan berbagai organ. Pada dasarnya, semua fungsi dan aktivitas tubuh sedikit
banyak melibatkan listrik. Gaya-gaya yang ditimbulkan oleh otot disebabkan tarik-
menarik antara muatan listrik yang berbeda. Kerja Otot, otak dan jantung pada
dasarnya bersifat elektrik (listrik). Sistem saraf berperan penting pada hampir semua
fungsi tubuh. Otak, yang pada dasarnya adalah suatu komputer sentral, menerima
sinyal eksternal dan internal dan (biasanya) menghasilkan respons yang sesuai.
Informasi disalurkan sebagai sinyal listrik di sepanjang saraf-saraf. Saat kita
menjalankan fungsi-fungsi khusus tubuh, banyak sinyal listrik yang dihasilkan. Sinyal-
sinyal ini dihasilkan dari proses elektrokimiawi tertentu.
B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana awal mula ditemukan biolistrik serta pengertian biolistrik?
2. Apa rumus atau hukum dalam biolistrik ?
3. Apa saja macam-macam gelombang arus listrik ?
4. Jelaskan kelistrikan dan kemagnetan yang timbul dalam tubuh !
5. Bagaimana penggunaan listrik atau magnet pada permukaan tubuh ?
6. Jelaskan tentang syok listrik !
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui awal mula ditemukan biolistrik serta pengertian biolistrik
2. Mengetahui rumus atau hukum dalam biolistrik
3. Mendeskripsikan macam-macam gelombang arus listrik
4. Menjelaskan kelistrikan dan kemagnetan yang timbul dalam tubuh
5. Mendeskripsikan penggunaan listrik atau magnet pada permukaan tubuh
6. Menjelaskan tentang syok listrik
BAB II
ISI
A. Pengertian Biolistrik
Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron
yang keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan
penginderaan. Pikiran kita terdiri dari daya listrik hidup, semua daya ini berkumpul
didalam pusat akal didalam otak dalam bentuk potensi daya listrik. Dari pusat akal,
daya ini kemudian diarahkan ke seluruh anggota tubuh kita, yang kemudian bergerak
oleh perangsangnya. Potensi daya listrik hidup ini, yang tertimbun didalam pusat akal
harus di tuntut oleh sesuatu supaya mengalir untuk mengadakan gerakan tubuh kita
atau bagian-bagian tubuh lainnya.
Biolistrik merupakan energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dari
ATP (Adenosine Tri Posphate), dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energi
yang bernama mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga merupakan
fenomena sel. Sel-sel mampu menghasilkan potensial listrik yang merupakan lapisan
tipis muatan positif pada permukaan luar dan lapisan tipis muatan negative pada
permukaan dalam bidang batas/membran. Kemampuan sel syaraf (neurons)
menghantarkan isyarat biolistrik sangat penting.
Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan
Dendries yang berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron. Aktifitasi
bolistrik pada suatu otot dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang pada
permukaan air.
5. Faradik
6. Sentakan faradik
7. Sentakan sinosuidal
2. Kelistrikan saraf
Dalam bidang neuroanatomi akan dibicarakan kecepatan impuls serat saraf ;
serat saraf yang berdiameter besar mempunyai kemampuan menghantar impuls
lebih cepat dari pada serat saraf yang berdiameter kecil. Kalau ditinjau besar
kecilnya serat saraf maka serat saraf dapat dibagi dalam tiga bagian yaitu serat
saraf tipe A, B dan C. Dengan mempergunakan mikroskop elektron, serat saraf
dibagi dalam dua tipe : serat saraf bermielin dan serat saraf tanpa mielin.
Serfat saraf bermielin : banyak terdapat pada manusia. Mielin merupakan suatu
insulator ( isolasi) yang baik dan kemampuan mengalir listrik sangat rendah.
Potensial aksi makin menurun apabila melewati serat saraf yang bermielin.
7. Elektroda
Untuk mengukur potensial aksi secara baik dipergunakan elektroda. Kegunaan
dari elektroda untuk memindahkan transmisi ion ke penyalur elektron. Bahan yang
dipakai sebagai elektroda adalah perak dan tembaga. Apabila sebuah elektroda
tembaga da sebuah elektroda perak di celupkan dalam sebuah larutan misalnya
larutan elektrolit seimbang cairan badan/tubuh maka akan terjadi perbedaan
potensial antara kedua elektroda itu.
Perbedaan potensial ini kira-kira sama dengan perbedaan antara potensial kontak
kedua logamtersebut disebut potensial offset elektroda.
T
T
Arus Faradik Arus faradic dari gulungan Smart-
Bristow
T T T
I
I
3. Defibrilasi
1) Defibrilasi dan Fungsinya
Defibrilasi adalah proses pemberian sengatan listrik ke jantung untuk
menghentikan aritmia agar irama jantung kembali ke keadaan yang produktif.
Sengatan listrik dihasilkan oleh sebuah perangkat listrik yang disebut
defibrillator. Defibrillators memberikan sengatan listrik singkat ke jantung,
yang memungkinkan alat pacu jantung alami jantung (SA Node) untuk
mendapatkan kembali kontrol dan membentuk irama jantung yang produktif.
defibrilator ini adalah perangkat elektronik yang terdiri dari alat kejut jantung
dan monitoring elektrokardiogram.
Pada table di atas terlihat besar arus berhubungan dengan tegangan dan tahanan
kulit serta perubahan yang diakibatkan arus AC pada 60 Hz. Pada arus 1 mA
penderita hanya merasakan geli, ini merupakan nilai ambang persepsi bagi pria
dewasa (50%), untuk wanita kurang lebih 1/3 mA.
Apabila arus listrik sampai 8 mA akan terjadi sensasi syok, di mana kontraksi
otot masih baik dan nyeri-nyeri belum terjadi. Arus listrik diperbesar sekitar 8-15
mA terjadi rangsangan saraf dan otot sedemikian rupa sehingga terjadi nyeri dan
letih. Ini dikenal dengan siksaan syok, penderita pada saat ini sukar/tidak dapat
menarik tangan kembali dan terjadi kontraksi otot tak sadar yang menetap. Dalziel
melakukan observasi pada penderita dengan arus 18-22 mA akan terjadi
pernafasan tertahan apabila arus berlangsung terus.
Arus antara 20-50 mA otot-otot mengalami kontraksi sangat kuat, pernafasan
tampaknya sangat sulit. Pada peningkatan arus mendekati 100 mA bagian arus
yang melewati jantung cukup untuk menyebabkan fibrilasi ventrikel (nilai ambang
fibrilasi rata-rata berkisar 70-400mA) dan akan menyebabkan kematian apabila
tidak dilakukan penanganan segera. Apabila arus cukup tinggi 1-6 amper akan
terjadi kontraksi miocard yang menetap dan terjadi paralise
pernafasan/kelumpuhan pernafasan dan bila arus listrik dihentikan secara tiba-tiba
akan terjadi defibrilasi ventrikel.
Arus listrik 10 amper dalam durasi pendek akan menyebabkan kebakaran pada
kulit, otak dan jaringan saraf akan kehilangan fungsi eksistansi/eksitasi/kejutan
apabila ada arus yang melewatinya. Arus terus-menerus di atas 6 A dapat
menyebabkan kelumpuhan pernafasan temporer (sementara) dan Luka bakar
serius. Kerusakan tergantung pada individu, kelembaban kulit, dan kontak kulit
dengan konduktor.
4. Pencegahan Terhadap Syok Listrik
Oleh karena bahaya syok sangat besar, dapat mengakibatkan kematian
sehingga dipandang perlu untuk melakukan tindakan pencegahan meliputi alat-alat
yang dipergunakan, penderita, ruangan dan petugas.
1) Terhadap alat listrik yang dipergunakan:
a. Semua alat listrik harus mempergunakan three wire cord atau kabel tiga
urat dan dihubungkan ke ground secara memadai. Kabel listrik modern ini
memiliki tiga kabel, dua yang memasok daya ac dan satu yang berfungsi
sebagai kabel ground ke tanah. Jika salah satu kabel listrik putus peralatan
tidak akan beroperasi, dan jika kabel ini disentuh (pendek) sekering akan
berbunyi dan kegagalan dapat diketahui. Namun, jika kabel ground putus
mungkin tidak terdeteksi dan memberikan bahaya listrik yang serius untuk
pasien dengan elektroda internal.
b. Menggunakan sumber arus dc. Tubuh kurang sensitive terhadap arus
listrik searah daripada 60 Hz arus ac. Saat Xc = jika f = 0, tidak akan
ada kebocoran karena kapasitansi menyimpang jika kita mengoperasikan
peralatan listrik kita dengan arus searah.
c. Semua tombol dan tahanan harus berada pada live (kawat fase)
d. Seluruh tombol harus dalam keadaan turn off apabila tidak dipergunakan
dan sterker harus dicabut dari sumber arus apabila tidak dipergunakan
dalam jangka waktu lama.
e. Alat pacu jantung atau kateter harus di isolasi dan hindari dari sentuhan
logam
f. Lakukan prosedur tes secara teratur
g. Alat-alat listrik, pipa radiator diletakkan sedemikian rupa sehingga
terhindar dari pegangan penderita.
h. Salah satu cara yang diusulkan untuk mengurangi bahaya adalah dengan
menggunakan isi ulang, alat bertenaga baterai dalam diagnostik, terapi,
dan situasi pemantauan. Outputnya akan digabungkan dengan ilmu optik
untuk sistem tampilan konvensional sehingga tidak akan ada kontak antara
pasien dan sistem layar. Dengan kondisi tersebut, salah pengegroundnan
tidak akan terjadi. Meskipun cara ini mahal, itu akan mengurangi bahaya
kejut listrik.
2) Terhadap penderita
Penderita diisolasikan dari ground. Hal ini agak sulit dikerjakan oleh
karena pada EKG monitor kaki kanan penderita selalu dihubungkan ke ground.
Untuk menghindari hal tersebut dapat dipergunakan transformer.
3) Terhadap ruangan
a. Lantai ruangan terbuat dari bahan tanpa penghantar listrik atau dipasang
karpet karet
b. Ruangan harus sekering mungkin.
4) Terhadap petugas:
a. Diberi pendidikan ketrampilan tentang penggunaan alat-alat listrik.
b. Pendidikan terhadap bahaya syok dan teknik proteksi yang baik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron
yang keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya
rangsangan penginderaan.
2. Adapun hukum yang terdapat dari biolistrik adalah Hukum Ohm, rumusnya : R =
V/I. Sedangkan, Hukum Joule yaitu Q = V I t.
3. Bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf
pusat yang berfungsi sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala
kegiatan manusia dan sistem saraf otonom yang berfungsi mengendalikan ataupun
mengatur berbagai organ internal, misalnya jantung, usus dan kelenjar.
4. Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung
membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan).
5. Potensial listrik saraf ada 2, yaitu potensial aksi saraf yaitu Perubahan yang
menghasilkan suatu impuls tegangan yang disebut potensial aksi (action
potential). dan potensial istirahat saraf. Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam
dan luar membran sel terdapat suatu beda potensial yang disebut dengan potensial
istirahat sel (cell resting potential).
6. Transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut
menimbulkan kontraksi otot. Elektromiogram (EMG) dapat diperoleh dari otot
atau unit motorik yang dirangsang secara elektris (listrik).
7. Listrik jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+ yang ada
di dalam tubuh. Alat yang digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah
Electrokardiograf (EKG).
8. Kelistrikan dan kemagnetan yang timbul dalam tubuh tebagi menjadi 9, yaitu:
1) Sistem Syaraf dan Neuron
2) Kelistrikan Saraf
3) Perambata Potensial Aksi
4) Kelistrikan Pada Sinapsis dan Neuromyal Junction
5) Kelistrikan Otot Jantung
6) Macam-Macam Gelombang Potensial Aksi
7) Elektroda
8) Isyarat Listrik Tubuh
9) Aktivitas Kelistrikan Otot Jantung
3.2 Saran
Diharapkan pembaca dapat menjaga asupan gizinya terkait dengan zat-zat yang
dibutuhkan untuk tetap menjaga kinerja listrik dan magnet dalam tubuh sehingga
organ-organ dalam tubuh dapat bekerja sesuai dengan fungsinya.
DAFTAR PUSTAKA