Anda di halaman 1dari 8

WAHAM

A. Kasus (Masalah Utama)

Waham

1. Pengertian

Waham adalah suatu keyakinan yang dipertahankan


secara kuat terus-menerus, tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan (Budi Anna Keliat, 2012).

Waham adalah suatu keyaknan seseorang berdasarkan


penilaian realistis yang salah, keyakinan yang tidak konsisten,
dengan tingkat intelektual san latar belakang budaya,
ketidakmampuan merespon stimulus internal dan eksternal
melalui proses interaksi/informasi secara akurat.

2. Tanda Dan Gejala

Untuk mendapatkan data waham, perawat harus


melakukan observasi terhadap perilaku berikut ini:

a. Waham kebesaran
Meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau
kekuasaan khusus, diucapkan berulangkali tetapi tidak
sesuai kenyataan. Contoh: Saya ini pejabat di
departemen kesehatan lho. atau Saya punya tambang
emas.
b. Waham curiga
Meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok
yang berusaha merugikan/mecederai dirinya, diucapkan
berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh:
Saya tahu, seluruh saudara saya ingin menghancurkan
hidup saya karena mereka iri dengan kesuksesan saya.
c. Waham agama
Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara
berlebihan, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai
kenyataan. Contoh: Kalau saya mau masuk surga saya
harus menggunakan pakaian putih setiap hari.
d. Waham somatik
Meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya
terganggu/terserang penyakit, diucapkan berulangkali
tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh: Saya sakit
kanker, setelah pemeriksaan laboratorium tidak
ditemukan tanda-tanda kanker namun pasien terus
mengatakan bahwa ia terserang kanker.
e. Waham nihilistik
Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di
dunia/meninggal,diucapkan berulangkali tetapi tidak
sesuai kenyataan. Contoh: Ini khan alam kubur ya,
semua yang ada disini adalah roh-roh.

Selama pengkajian Anda harus mendengarkan dan


memperhatikan semua informasi yang diberikan oleh pasien
tentang wahamnya. Untuk mempertahankan hubungan saling
percaya yang telah terbina jangan menyangkal, menolak, atau
menerima keyakinan pasien.

B. Proses Terjadinya Masalah

1. Etiologi

a. Faktor predisposisi
1) Faktor perkembangan
Hambatan perkembangan akan menggangu
hubungan interpersonal seseorang. Hal ini dapat
meningkatkan stress dan ansietas yang berakir
dengan gangguan presepsi, klien menekankan
perasaan nya sehingga pematangan fungsi
intelektual dan emosi tidak efektif.
2) Faktor sosial budaya
Seseorang yang merasa diasingkan dan kesepian
dapat menyebabkan timbulnya waham.
3) Faktor psikologi
Hubungan yang tidak harmonis, peran ganda
bertentangan dapat menimbulkan ansietas dan
berakhir dengan pengingkaran terhadap kenyataan.
4) Faktor biologis
Waham di yakini terjadi karena ada nya atrofi otak,
pembesaran ventrikel di otak atau perubahan pada
sel kortikal dan lindik.
5) Faktor genetik

b. Faktor presipitasi
1) Faktor sosial budaya
Waham dapat dipicu karena adanya perpisahan
dengan orang yang berarti atau di asingkan dari
kelompok.
2) Faktor biokimia
Dopamin, norepinepin, dan zat halusinogen lainnya
diduga dapat menjadi penyebab waham pada
seseorang.
3) Faktor psikologis
Kecemasan yang memanjang dan terbatasan nya
kemampuan untuk mengatasi masalah sehingga
klien mengembangkan koping untuk menghindari
kenyataan yang menyenangkan.
2. Pohon Masalah

3. Masalah

Keperawatan Dan Data Yang Perlu


Dikaji

Masalah keperawatan : perubahan


proses pikir : waham

Data subjektif : Mudah lupa dan sulit


konsentrasi, tidak mampu mengambil keputusan, berpikir
tidak realistis, pembicaraan sirkumstansial.

Data objektif : Bingung, inkoheren, flight of idea, sangat


waspada, khawatir, sedih berlebihan atau gembira
berlebihan, perubahan pola tidur, kehilangan selera makan,
wajah tegang, perilaku sesuai isi waham, banyak bicara,
menentang atau permusuhan, hiperaktif, menarik diri, tidak
bisa merawat diri.

C. Diagnosa Keperawatan : Waham

D. Rencana Tindakan Keperawatan

Tujuan : Klien mampu :

1. Mengindentifikasi penyebab, tanda dan gejala, serta


akibat dari waham.
2. Latihan orientasi realita : panggil nama, orientasi waktu,
orang dan tempat/lingkungan.
3. Minum obat dengan prinsip 6 benar minum obat,
manfaat/keuntungan minum obat dan kerugian tidak
minum obat.
4. Mengifrntifikasi kebutuhan dasr yang tidak terpenuhi
akibat wahamnya, memenuhi kebutuhan yang tidak
terpenuhi.
5. Melakukan kegiatan/aspek positif yang dipilih.

Tindakan keperawatan :

1. Menjelaskan tanda dan gejala, penyebab dan akibat


waham serta melatih orientasi realita.
a. Mengindentifikasi tand dan hejala, penyebab dan
akibat waham.
b. Menjelaskan cara mengendalikan waham dengan
orientasi realita: panggil nama, orientasi wakt, orang
dan tempat/lingkungan.
c. Melatih klien memasukkan kegiatan orientasi realita
dalam jadwal kegiatan harian.
2. Menjelaskan dan melatih klien minum obat dengan
prinsip 6 benar, manfaat/keuntungan minum obat dan
kerugian tidak minum obat.
a. Menjelaskan tentang obat yang diminum (6 benar,
jenis, dosis, frekuensi, cara, orang dan kontinuitas
minum obat).
b. Mendiskusikan manfaat minum obat dan kerugian tidk
minum obat dengan klien.
c. Melatih klien minum obat secara teratur.
d. Melatih klien memasukkan kegiatan minum obat
secara teratur ke dalam jadwal kegiatan harian.
3. Melatih cara pemenuhan kebutuhan dasar
a. Menjelaskan cara memenuhi kebutuhan klien yang
tidak terpenuhi akibat wahamnya dan kemampuan
memenuhi kebutuhannya.
b. Melatih cara memenuhi kebutuhan klien yang tidak
terpenuhi akibat wahamnya dan kemampuan
memenuhi kebutuhannya.
c. Melatih klien memasukkan kegiatan memenuhi
kebutuhan ke dalam jadwal kegiatan harian.
4. Melatih kemampuan positif yang dimiliki
a. Menjelaskan kemampuan positif yang dimiliki klien.
b. Mendiskusikan kemampuan positif yang dimliki klien.
c. Melatih kemampuan positif yang dipilih.
d. Melatih klien memasukkan kegiatan kemampuan
positif yang dimiliki ke dalam jadwal kegiatan harian.

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SP) Pasien

SP I

1. Mendiskusikan penyebab, tanda dan gejala, akibat


waham.
2. Membantu orientasi realita.
3. Membantu pasien memenuhi kebutuhannya.
4. Menganjurkan pasien memasukkan jadwal kegiatan
harian.

SP II

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien (evaluasi


kemampuan orientasi realita).
2. Melatih kemampuan minum obat.
3. Menganjurkan pasien memasukkan jadwal kegiatan
harian.

SP III

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien (evaluasi


kemampuan orientasi realita dan minum obat).
2. Mendiskusikan pemenuhan kebutuhan pasien
sebelumnya.
3. Menganjurkan pasien memasukkan jadwal kegiatan
harian.

SP IV

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien (evaluasi


kemampuan orientasi realita, minum obat dan
kemampuan pemenuhan kebutuhan).
2. Melatih kemampuan positif yang dimiliki.
3. Menganjurkan pasien memasukkan jadwal kegiatan
harian.

Contoh Latihan :

Bina hubungan saling percaya, identifikasi kebutuhan yang


tidak terpenuhi dan cara memenuhi kebutuhan, praktikkan
pemenuhan kebutuhan yang tidak terpenuhi.

ORIENTASI:

Assalamualaikum, perkenalkan nama saya Ani, saya perawat


yang dinas pagi ini di ruang melati. Saya dinas dari pk 07-14.00
nanti, saya yang akan merawat abang hari ini. Nama abang
siapa, senangnya dipanggil apa? Bisa kita berbincang-bincang
tentang apa yang bang B rasakan sekarang? Berapa lama
bang B mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15
menit? Dimana enaknya kita berbincang-bincang, bang?

KERJA:

Saya mengerti bang B merasa bahwa bang B adalah seorang


nabi, tapi sulit bagi saya untuk mempercayainya karena setahu
saya semua nabi sudah tidak adalagi, bisa kita lanjutkan
pembicaraan yang tadi terputus bang? Tampaknya bang B
gelisah sekali, bisa abang ceritakan apa yang bang B rasakan?
O... jadi bang B merasa takut nanti diatur-atur oleh orang lain
dan tidak punya hak untuk mengatur diri abang sendiri? Siapa
menurut bang B yang sering mengatur-atur diri abang? Jadi
ibu yang terlalu mengatur-ngatur ya bang, juga kakak dan adik
abang yang lain? Kalau abang sendiri inginnya seperti apa?
O... bagus abang sudah punya rencana dan jadual untuk diri
sendiri Coba kita tuliskan rencana dan jadual tersebut bang
Wah..bagus sekali, jadi setiap harinya abang ingin ada kegiatan
diluar rumah karena bosan kalau di rumah terus ya

TERMINASI

Bagaimana perasaan B setelah berbincang-bincang dengan


saya? Apa saja tadi yang telah kita bicarakan? Bagus
Bagaimana kalau jadual ini abang coba lakukan, setuju bang?
Bagaimana kalau saya datang kembali dua jam lagi? Kita
bercakap-cakap tentang kemampuan yang pernah Abang miliki?
Mau di mana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di sini
lagi?

Anda mungkin juga menyukai