Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL KEGIATAN PENYULUHAN

PENGARUH POLA ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN


ANAK PADA MASYARAKAT DI DESA BANTUR, KEC. BANTUR, KAB.
MALANG

Disusun untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Departemen Jiwa di Desa Bantur
Kecamatan Bantur

OLEH:
CELINE ROSALIA ISHAQ
NIM. 160070301111007

PROGRAM PROFESI NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH POLA ASUH TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN


ANAK PADA MASYARAKAT DI DESA BANTUR, KEC. BANTUR, KAB.
MALANG

Disusun untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Departemen Jiwa


di Desa Bantur, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang

Oleh:
CELINE ROSALIA ISHAQ
NIM. 160070301111007

Telah diperiksa kelengkapannya pada:


Hari :
Tanggal :
Dan dinyatakan memenuhi kompetensi

Perseptor Akademik Perseptor Klinik

(Ns. Lilik Supriati S.Kep, M.Kep) (Ns. Soebagijono, S.Kep, M.MKes)


NIP. 198305052010122006 NIP. 1968109 1999003 1003
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan :Pengaruh Pola Asuh terhadap Pembentukan Kepribadian


Anak
Sasaran : Keluarga (Ibu-Ibu yang memiliki anak balita)
Tempat : Rumah Ibu Leni
Hari/Tanggal : Rabu, 16 Agustus 2017
Waktu : 1 x 30 menit
Penyuluh :Celine Rosalia Ishaq

A. Latar Belakang
Usia Prasekolah adalah usia yang rentan bagi anak. Pada usia ini
anakmempunyai sifat imitasi atau meniru terhadap apapun yang telah
dilihatnya.Orang-orang dewasa yang paling dekat dengan anak adalah
orang tua.Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi anak
yangmempunyai pengaruh sangat besar.Haryoko (2017) berpendapat
bahwalingkungan sangat besar pengaruhnya sebagai stimulans dalam
perkembangananak.Orang tua mempunyai peranan yang besar dalam
pembentukankepribadian anak.
Kenyataan yang terjadi di masyarakat, bahwa tanpa disadari
semuaperilaku serta kepribadian orang tua yang baik ataupun tidak ditiru
oleh anak.Anak tidak mengetahui apakah yang telah dilakukanya baik atau
tidak. Karenaanak usia prasekolah belajar dari apa yang telah dia lihat.
Pembelajaran tentang sikap, perilaku dan bahasa yang baik
sehinggaakan terbentuknya kepribadian anak yang baik pula, perlu
diterapkan sejakdini. Orang tua merupakan pendidik yang paling utama, guru
serta temansebaya yang merupakan lingkungan kedua bagi anak. Hal ini
sesuai denganpendapat Hurlock (1978) yang mengungkapkan bahwa orang
yang palingpenting bagi anak adalah orang tua, guru dan teman sebaya dari
merekalahanak mengenal sesuatu yang baik dan tidak baik.
Pendidikan dalam keluarga yang baik dan benar, akan
sangatberpengaruh pada perkembangan pribadi dan sosial anak. Kebutuhan
yangdiberikan melalui pola asuh, akan memberikan kesempatan pada anak
untukmenunjukkan bahwa dirinya adalah sebagian dari orang-orang yang
berada disekitarnya.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pola asuh
orangtua mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap
pembentukankepribadian anak. Oleh karena itu, penulis akan membahas
suatupermasalahan yang berjudul Pengaruh Pola Asuh Orang Tua
TerhadapPembentukan Kepribadian Anak.

B. Tujuan Instruksional
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 1 x 30 menit diharapkan sasaran
mampu mengetahui tentang pola asuh yang baik terhadap pembentukan
kepribadian anak
2. Tujuan khusus
Setelah mendapat penyuluhan tentang Pola Asuh Yang Baik Terhadap
Pembentukan Kepribadian Anak, diharapkan peserta mampu:
a. Mengetahui pengertian pola asuh dan kepribadian anak
b. Mengetahui macam-macam pola asuh
c. Mengetahui cara-cara mengasuh anak dengan baik
d. Mengetahui cara mendukung pembentukan kepribadian yang baik
pada anak.
e. Mengetahui strategi yang baik dalam pembentukan kepribadian anak

C. Materi Penyuluhan
1. Pengertian pola asuh dan kepribadian anak
2. Macam-macam pola asuh
3. Cara mengasuh anak sesuai dengan perkembangan anak
4. Cara mendukung pembentukan kepribadian yang baik
5. Strategi pembentukan kepribadian anak

D. Sasaran
Sasaran penyuluhan adalah peserta Posyandu Balita Desa Bantur Kec.
Bantur

E. Metode
Metode yang digunakan adalah ceramah dan tanya jawab
F. Media
Media yang digunakan adalah leafleat

G. Pengorganisasian
Moderator :Soraya Dewi K
Penyuluh :Celine Rosalia
Fasilitator :Celine Rosalia
Operator :Soraya Dewi K

H. Kegiatan Penyuluhan

Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Metode Media

Pembukaan 5 - Membuka kegiatan Menjawab Ceramah, -


menit dengan salam Tanya
mengucapkan salam Mendengarkan jawab
- Memperkenalkan diri Memperhatikan
- Menjelaskan maksud Menjawab
dan tujuan dari pertanyaan pre
penyuluhan test
- Kontrak waktu
- Menggali
pengetahuan peserta
sebelum diberi
kegiatan penyuluhan

Penyajian 15 Menjelaskan tentang : Mendengarkan Ceramah, Leaflet


menit 1. Pengertian dan Tanya dan
pola asuh dan memperhatikan jawab Lembar
kepribadian Memberikan balik
anak tanggapan dan
2. Macam- pertanyaan
macam pola mengenai hal
asuh yang kurang
6. Cara dimengerti
mengasuh
anak sesuai
dengan
perkembangan
anak
3. Cara
mendukung
pembentukan
kepribadian
yang baik
4. Strategi
pembentukan
kepribadian
anak
Penutup 10 - Menggali - Menjawab Ceramah, Leaflet
menit pengetahuan peserta pertanyaan Tanya
setelah dilakukan - Memberikan jawab
penyuluhan tanggapan
- Meyimpulkan hasil balik
kegiatan penyuluhan
- Menutup dengan
salam

I. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a. Melakukan perizinan kepada kader desa dan bidan desa mengenai
kegiatan penyuluhan satu minggu sebelum acara
b. Persiapan penyuluhan dilakukan beberapa hari sebelum kegiatan
penyuluhan
c. Persiapan materi penyuluhan dan pemateri
d. Pelaksanaan penyuluhan sesuai dengan yang dirumuskan di SAP
2. Proses :
a. Jumlah peserta penyuluhan minimal 5 peserta
b. Media yang digunakan adalah leaflet
c. Waktu penyuluhan adalah 30 menit
d. Tidak ada peserta yang meninggalkan ruangan saat kegiatan
penyuluhan berlangsung
e. Peserta aktif dan antusias dalam megikuti kegiatan penyuluhan
3. Hasil
a. Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan peserta diharapkan mengerti
dan memahami tentang pengertianpola asuh dan kepribadian anak,
macam-macam pola asuh cara mengasuh yang baik, cara
mendukung pembentukan kepribadian yang baik, strategi
pembentukan kepribadian anak
b. Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan keluarga mampu
menerapkan cara pola asuh yang baik dan sesuai dengan
perkembangan anak untuk membantu pembentukan kepribadian
yang baik pada anak sehingga meminimalisir gangguan jiwa sejak
dini pada anak.

J. Materi Penyuluhan (lampiran 1)


K. Daftar pustaka (lampiran 2)
L. Pretest dan Post-test penyuluhan (lampiran 3)
Lampiran 1
Materi Penyuluhan

Konsep Pola Asuh

A. Pengertian Pola Asuh


Pola asuh orang tua adalah pola perilaku yang diterapkan pada anakdan
bersifat relatif konsisten dari waktu kewaktu.Pola perilaku ini dapatdirasakan
oleh anak, dari segi negatif dan positif.

B. Pengertian Kepribadian
Istilah kepribadian merupakan terjemahan dari bahasa
inggrispersonality. Secara etimologis, kata personality berasal dari bahasa
latinpersona yang berarti topeng. Menurut Gordon W All Port personalityis
the dynamic organization within the individual of those
psychophysicalsystem, that determines his unique adjustment to his
environment.
Menurut bangsa Roma, persona berarti bagaimana seseorangtampak
pada orang lain, bukan dari sebenarnya. Aktor menciptakandalam pikiran
penonton, suatu impresi dari tokoh yang diperankan di ataspentas, bukan
impresi dari tokoh itu sendiri.Dari konotasi kata personainilah, gagasan
umum mengenai kepribadian sebagai kesan yang diberikanseseorang pada
orang lain diperoleh. Apa yang dipikir, dirasakan dan siapadia sesungguhnya
termasuk dalam keseluruhan make up psikologisseseorang dan sebagian
besar terungkapkan melalui perilaku. karena itu,kepribadian bukanlah suatu
atribut yang pasti dan spesifik, melainkanmerupakan kualitas perilaku total
seseorang.
Berdasarkan definisi Allport, kepribadian ialah susunan
systemsystempsiko-fisik yang dinamai dalam diri suatu individu yang
unikterhadap lingkungan.

C. Macam-macam Pola Asuh


Menurut Diane Baumrind dalam Djiwandono (1989: 23-24) pola asuhorang
tua dapat diidentifikasikan menjadi 3, yaitu:
1. Pola asuh Demokratis
Pola asuh orang tua yang demokratis pada umumnya ditandai
denganadanya sikap terbuka antara orang tua dan anak.Mereka
membuatsemacam aturan-aturan yang disepakati bersama.Orang tua
yangdemokratis ini yaitu orang tua yang mencoba menghargai
kemampuananak secara langsung.
2. Pola asuh Otoriter
Pola asuh otoriter ditandai dengan orang tua yang melarang anaknya
dengan mengorbankan otonomi anak. Menurut Danny (1986: 96), pola asuh
otoriter mempunyai aturan-aturan yang kaku dari orang tua.
3. Pola Asuh Permisif
Pola asuh permisif ditandai dengan adanya kebebasan tanpa batas kepada
anak untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan keinginan anak.
Moesono (1993: 18) menjelaskan bahwa pelaksanaan pola asuh permisif
atau dikenal pula dengan pola asuh serba membiarkan adalah orang tua
yang bersikap mengalah, menuruti semua keinginan, melindungi secara
berlebihan, serta memberikan atau memenuhi semua keinginan anak secara
berlebihan.

Pengasuhan anak perlu disesuaikan dengan tahapan


perkembangananak. Perkembangan anak dipengaruhi faktor bawaan dan
pengaruhlingkungan.
1. Faktor bawaan
Sifat yang dibawa anak sejak lahir seperti penyabar, pemarah, pendiam,
banyak bicara, cerdas atau tidak cerdas.Keadaan fisik seperti warna kulit,
bentuk hidung sampai rambut.Faktor bawaan merupakan warisan dari
sifat ibu dan bapak atau pengaruh sewaktu anak berada dalam
kandungan, misalnya pengaruh gizi, penyakit dan lain-lain.Faktor bawaan
dapat mempercepat, menghambat atau melemahkan pengaruh dari
lingkungan.
2. Faktor lingkungan
Faktor dari luar diri anak yang mempengaruhi proses perkembangan
anak. Meliputi suasana dan cara pendidikan lingkungan tertentu,
lingkungan rumah atau keluarganya dan hal lain seperti sarana dan
prasarana yang tersedia misalnya alat bermain atau lapangan bermain.
Faktor lingkungan dapat merangsang berkembangya fungsi tertentu dari
anak yang dapat menghambat atau mengganggu kelangsungan
perkembangan anak.Pengaruh yang sangat besar dan sangat
menentukan dirinya nanti sebagai orang dewasa adalah ketika anak
berusia dibawah 6 tahun, sehinggalingkungan keluarga sangat perlu
diperhatikan.

D. Cara Mengasuh Anak Sesuai dengan Tahap Perkembangan


Cara mengasuh anak yang sesuai dengan perkembangan anak, dibagidalam
4 tahap sebagai berikut:
1. Sejak dalam kandungan
Kesehatan anak di dalam kandungan dipengaruhi oleh
keadaankesehatan ibunya.Bila ibu sakit fisik (misalnya infeksi), maka
anak dalamkandungan dapat tertular.Bila ibu stres, anak dalam
kandungan juga dapatterpengaruh.Karena itu, ibu perlu mempersiapkan
diri dengan baik agaranak dalam kandungan sehat fisik dan mental.Ibu
perlu menjaga pikirandan perasaan supaya anaknya nanti tidak rewel
dan mudah menyesuaikandiri.
Suara ibu adalah suara yang sering di dengar anak. Suara kerasatau
lembut ibu akan diikuti anak setiap waktu. Bapak dan ibu perlumenjaga
percakapannya supaya anak terbiasa mendengarkan dan mudahmeniru
yang baik-baik nantinya.Ibupun harus tenang.Jika ibu seringcemas,
sedih, ketakutan dan marah, maka setelah lahir anak bisa menjadirewel,
selalu gelisah dan sukar menyesuaikan diri.
2. Sejak lahir sampai 1,5 tahun
Sejak lahir anak sepenuhnya bergantung pada orang lain
terutamaibu atau pengasuhnya. Anak perlu dibantu untuk
mempertahankanhidupnya.Tahap ini untuk mengembangkan rasa
percaya diri padalingkungannya.Bila rasa percaya tidak dapat, maka
timbul rasa tidakaman, rasa ketakutan dan kecemasan.Bayi belum bisa
bercakap-cakapuntuk menyampaikan keinginannya. Tangisan pada bayi
menunjukkan bahwa ia membutuhkan bantuan. Ibu harus belajar
mengerti maksudtangisan bayi.
ASI adalah makanan yang paling baik untuk bayi. Denganpemberian
asi, bayi akan di dekap ke dada sehingga merasakan kehangatantubuh
ibu dan terjalinlah hubungan kasih sayang antara bayi dan
ibunya.Segala hal yang dapat mengganggu proses menyusui dalam
hubungan ibudan anak pada tahap ini akan menyebabkan tergangunya
pembentukan rasaaman dan rasa percaya diri. Ganguan yang dapat
timbul pada tahap iniadalah kesulitan makan, mudah marah, menolak
sesuatu yang baru, sikapdan tingkah laku yang seolah-olah ingin
melekat pada ibu dan menolak lingkungan.
3. Usia 1,5 sampai 5 tahun
Tahap ini merupakan tahap pembentukan kebiasaan diri.
Aspekpsikososialnya, anak bergerak dan berbuat sesuai kemauan
sendiri, meraihapa yang bisa dijangkau, dapat menuntut apa yang
dikehendaki ataumenolak apa yang tidak dikehendaki. Pada tahap ini,
akan tertanam dalam. diri anak perasaan otonomi diri seperti makan
sendiri, pakai baju sendiri dan lain-lain. Hal ini menjadi dasar
terbentuknya rasa yakin pada diri dan harga diri dikemudian hari.
Orang tua hendaknya mendorong agar anak dapat bergerak bebas,
menghargai dan meyakini kemampuannya. Jika terdapat gangguan
dalam mencapai rasa otonomi diri, anak akan dikuasai rasa malu, ragu-
ragu serta pengekangan diri yang berlebihan.
Sebaliknya dapat juga terjadi melawan dan berontak. Gangguan
yang timbul pada tahap ini, anak sulit makan, suka ngadat dan
ngambek, menentang dan keras kepala, suka menyerang atau agresif.
Konsep ruang dan sebab akibat mulai berkembang. Mulai mengenal
nama-nama di sekitarnya dan mulai menggolongkan serta membedakan
benda berdasarkan kegunaannya. Bahasa mulai berkembang dan mulai
menirukan kata-kata dan perilaku orang disekitarnya walaupun anak
belum mengerti.
4. Usia 3 sampai 6 tahun (prasekolah)
Dengan meningkatnya kemampuan berbahasa dan kemampuan
untuk melakukan kegiatan yang bertujuan, anak mulai memperhatikan
dan berinteraksi dengan dunia sekitarnya. Anak bersifat ingin tahu,
banyak bertanya dan meniru kegiatan sekitarnya, libatkan diri dalam
kegiatan bersama dan menunjukan inisiatif untuk mengerjakan sesuatu
tetapi tidak mementingkan hasilnya, mulai melihat adanya perbedaan
jenis kelamin.
Pada tahap ini seorang ayah mempunyai peran yang penting
bagianak.Anak laki-laki merasa lebih sayang pada ibunya dan
anakperempuan lebih sayang pada ayahnya.Melalui peristiwa ini anak
dapatmengalami perasaan sayang, benci, iri hati, bersaing, memiliki dan
lain-lain.Ia dapat pula mengalami perasaan takut dan cemas.Dalam hal
ini,kerjasama ayah dan ibu sangat penting artinya.
Yang diperlukan anak seusia ini adalah melatih kemampuan
fisik,kemampuan berfikir, mendorong anak bergaul dan
mengembangkanangan-angan.Pada tahap ini aspek intelektualnya
mulai berkembang lebihnyata tentang konsep ruang dan waktu, mulai
mengenal betuk-bentuk duadan tiga dimensi, warna-warna dasar,
simbol-simbol angka, matematikadan huruf.Ganguan yang dapat timbul
pada tahap ini adalah masalahpergaulan dengan teman, pasif dan takut
berbuat sesuatu, takutmengemukakan sesuatu serta kurang kemauan,
masalah belajar dan merasabersalah.

E. Sikap Orang Tua yang Mendukung Pembentukan Kepribadian Anak


yang Baik
Sikap orang tua terhadap anak sangat mempengaruhi kepribadian
anak.Sikap yang baik yang dapat mendukung pembentukan kepribadian
anak antaralain:
1. Penanaman Pekerti Sejak Dini
Orang tua dan keluarga adalah penanggung jawab pertama danutama
penanaman sopan santun dan budi pekerti bagi anak. Barukemudian,
proses penanaman akan dilanjutkan oleh guru dan mansyarakat.Ketiga
unsur ini, menurut Yaumil C. Agoes Achir (2000: 43), hendaknyabekerja
sama secara harmonis.Sopan santun harus ditanamkan pada anak sedini
mungkin.Sebabsopan santun dan tata karma adalah perwujudan dari jiwa
yang berisi nilaimoral. untuk selanjutnya moral akan turut berkembang
dengan yang laindan akan dijadikan nilai sebagai pedoman dalam
perilaku keseharian, ujarYaumil Achir.Penanaman nilai baik dan buruk
sebaiknya dilakukan perlahanlahan,sesuai dengan tahap pertumbuhan
anak, daya tangkap dan serapmentalnya.Ajarkan anak bersyukur setelah
memperoleh sesuatu, ajarkankejujuran, sopan santun, mencintai sesama,
memelihara, memperbaiki, danlain-lain.
2. Mendisiplinkan Anak
Dengan penerapan disiplin pada anak sejak dini, akanmenumbuhkan
pribadi anak yang mandiri. Seorang anak akan belajarberperilaku dengan
cara yang diterima masyarakat, dan sebagai hasilnyaanak dapat diterima
oleh anggota kelompok sosial mereka.Banyak orang tua yang tidak tahu
apa yang harus dilakukannyaketika anak mulai melanggar aturan yang
telah diterapkan bersama dalamkeluarga. Yang terjadi kemudian adalah
reaksi emosional yang akhirnyamenimbulkan rasa bersalah orang
tua.Pendekatan yang bisa digunakan orang tua
adalahmengkombinasikan cinta dengan batasan-batasan yang telah
disepakatibersama dalam keluarga.Dr. Carolyn Webster-Stratton
menekankanprinsip disiplin harus dibuat sangat individual, sesuai
kebutuhan masing-masinganak dan keluarga.
3. Menyayangi anak secara wajar
Bagi ayah dan ibu yang bekerja sepanjang hari, atau mempunyaiaktivitas
sosial/organasasi yang berlebihan, kebanyakan menitipkananaknya
kepada ibu pengganti.Itu bisa berarti nenek atau saudara orangtua sendiri
atau menggaji perawat/pengasuh anak.Walaupun tidakmenemaninya
sepanjang hari, sikap dan perilaku orang tua dalammemberikan kasih
sayang sebaiknya dilakukan secara wajar. janganmemanjakan anak
sebagai imbalan atas hilangnya waktu bersama anakakibat kesibukan
orang tua. Apalagimemanjakan anak karena merasaberdosa, karena
meninggalkan anak seharian, ujar Fawzia Asmin Hadis(2005: 54).
4. Menghindari pemberian label malas pada anak
Banyak orang tua yang acapkali memberi cap atau label malaskepada
anaknya. Sebutan ini dapat merugikan anak sebab membuat anakkurang
berusaha karena merasa upaya yang dilakukannya tidak
akandiperhatikan. Bahkan anak akan berlaku sebagaimana diharapkan
melaluilabel yang disandangnya itu. Label tersebut akan merusak
pembangunankonsep diri anak yang dibentuk sejak masa kecil. Oleh
karenanya, paraorang tua hendaknya menghindari pemberian label
malas kepadaanaknya. Dengan label itu, anak akan merasa
diperlakukan tidak adilmenerima cap yang tidak pernah dikehendakinya,
ujar Henny Sitepu M.A(2005: 56).Hal penting yang harus dilakukan orang
tua justru membangunsemangat anak.Hal ini dapat dilakukan melalui
kepercayaan yangdiberikan pada anak melalui kegiatan yang unik serta
mengandungtantangan atau dorongan lainnya.Sehingga anak menjadi
individu yangmandiri.
5. Hati-hati dalam menghukum anak
Hukuman yang diberikan orang tua kepada anak adalah hukumanyang
dapat mendidik anak, bukan hukuman yang dapat membuat anakmenjadi
trauma.Asumsi bahwa tiap perilaku salah itu disengaja adalahtidak benar.
Anak terkadang tidak mengerti apa yang telah dilakukannyaitu perilaku
yang benar atau salah.Hukuman juga perlu diberikan kepada anak,
sehingga anak akanmengetahui perilaku yang telah dilakukannya itu
benar atau salah.
Fungsi hukuman:
a. Menghalangi
Hukuman menghalangi pengulangan tindakan yang tidak
diinginkanoleh masyarakat. Bila anak menyadari bahwa tindakan
tertentu akandihukum, mereka biasanya urung melakukan tindakan
tersebut.
b. Mendidik
Sebelum anak mengerti peraturan, mereka dapat belajar
bahwatindakan tertentu benar dan yang lain salah dengan mendapat
hukumankarena melakukan tindakan yang diperbolehkan.
c. Motivasi
Pengetahuan tentang akibat-akibat tindakan yang salah perlu
sebagaimotivasi untuk menghindari kesalahan tersebut.

F. Strategi dalam Pembentukan Kepribadi Anak


1. Tekankan Segi Positif
Disiplin yang berhasil mencakup strategi untuk menumbuhkan
danmenekankan perilaku serta kepribadian anak yang baik.Perilaku
yangpositif muncul secara alamiah sebagai bagian dari perkembangan
yangnormal seorang anak prasekolah. Akan tetapi, perilaku lain ada
yangmerupakan bukan bagian normal dari perkembangan anak
prasekolah danperlu diajarkan. Misalnya, anak prasekolah secara
alamiah bersifatprogresif terhadap milik mereka dan harus belajar untuk
berbagi. Anakbiasanya mementingkan dirinya sendiri dan harus
diajarkan bagaimanabermain dan bersosialisasi dengan orang lain. Anak
prasekolah juga tidaksabar, sehingga orang tua harus menunjukkan
kepada mereka bagaimanamenunggu giliran. Anak tidak secara otomatis
akan bersikap sopan, jadiorang tua mendidik anak-anak mereka dalam
hal tata krama. Anakprasekolah akan belajar dari contoh orang tua, oleh
karena itu orang tuaharus dapat menghargai perilaku yang baik ketika
anak melakukannya.Memperhatikan anak ketika anak melakukan hal
tersebut. Mengajarkananak untuk mengetahuinya pada saat
iamelakukan hal yang tepat. Danmengajarkan anak untuk mengaitkan
perilaku yang tepat dengan perasaanbangga terhadap dirinya sendiri.
2. Jaga Agar Peraturan Tetap Sederhana
Peraturan yang dibuat sebaiknya peraturan yang di buat bersama.Jika
anak membantu dalam membuat peraturan, lebih besarkemungkinanya
anak akan menuruti peraturan tersebut. Orang tua harusmemilih waktu
yang tepat, yaitu ketika anak berperilaku baik kalau tidakanak akan
berpikir peraturan itu akibat dari perilakunya yang salah. Orangtua
mendekati anak dan menjalaskan mengapa peraturan itu ada
danpenting.
3. Bersikap Proaktif
Bersikap proaktif juga berarti memberikan pilihan kepada anak,menjaga
keterlibatan mereka, dan mengizinkan mereka untukberpartisipasi.Orang
tua memberikan pilihan berarti memperlengkap anakdengan kayakinan
diri dan dapat meminimumkan penolakan. Padaawalnya bersikap proaktif
berarti mengantisipasi masalah yang akanterjadi. Misalnya seorang anak
yang akan pergi dengan ibunya ke tempatibadah. Jika orang tua
menyangka akan terjadi suatu masalah, makabicarakan dengan anak
sebelum berangkat. Orang tua memberitahu apayang diharapkan dari
anak. Orang tua mengatakan, ibu perlu kerja samadenganmu sewaktu
sholat.kemarin kamu baik sekali.Ibu tahu kamu biasa seperti itu lagi.
4. Mengarahkan Kembali Perilaku yang Salah
Mengarahkan kembali terdiri dari dua bagian: mengoreksi perilakuyang
tidak sesuai lalu mengajarkan perilaku yang tepat. Jelaskan kepadaanak
mengapa tindakannya itu tidak dapat diterima; lalu jelaskan apa
yangharus dilakukannya, sambil orang tua memberikan contoh yang
tepat padaanak.Mengarahkan kembali merupakan teknik yang sangat
bermanfaatselama orang tua tidak menyerah.Orang tua jangan
memberikan imbalanuntuk perilaku yang tidak dapat diterima. Kalau tidak
anak akan sulituntuk diarahkan kembali, karena anak tahu bahwa dia
akan mendapatkanapa yang diinginkannya dengan caranya sendiri.
5. Mengatasi Transisi
Transisi adalah perubahan. Misalnya anak telah melakukan
suatukegiatan dan akan pindah ke kegiatan yang lain. Anak perlu
mengubahdari satu suasana ke suasana yang lain. Transisi sering terjadi
dalam seharikehidupan anak.Para orang tua yang berhasil selalu
mengantisipasitransisi dan merencanakannya untuk membuatnya
selancar mungkin.Kembangkan strategi transisi yang dimulai dengan
peringatan tentangwaktu.Lalu ingatkan anak tentang urutan-urutan
kejadian selama tansisi.
6. Negosiasi dan Kompromi
Keterampilan negosiasi dan kompromi mengajar anak
untukmemecahkan masalah melalui komunikasi dan kesepakatan, bukan
denganmemukul atau mengata-ngatai. Negosiasi memberikan suatu
cara yangproduktif bagi anak untuk mengungkapkan perasaan mereka.
Hal inimengurangi perilaku negatif dengan memberikan cara positif
untukmendapatkan apa yang mereka perlukan dan inginkan.
Memecahkanketidaksepakatan dimulai dengan mendorong anak untuk
melihat hal-haldari sudut pandang orang lain.Kompromi dan negosiasi
memberikan lebih banyak kontrol padaanak atas dunia mereka dan
mendorong kerja sama. Mengajarkanketerampilan ini tidak hanya
bermanfaat selama tahun-tahun prasekolah,ini sangat penting sementara
anak bertambah besar dan mencapai usiaremaja dan terbentuknya
kepribadian.
7. Jangan Membuat Alasan
Terkadang orang tua memberikan alasan ketika anak merekaberperilaku
salah.Tetapi dengan membuat alasan, secara tidak langsung orang tua
mengajarkan anak untuk berperilaku salah. Kebiasaanmemberikan
alasan akan terus menghantui orang tua, orang tua memberanak alasan
untuk berperilaku salah dimasa mendatang. Anak akanmenggunakan
alasan tersebut untuk berdebat dan menghindari tanggungjawab.Orang
tua biasanya menginginkan cara yang cepat yaitu denganmenyuap anak
agar berperilaku baik. Penyuapan mengajar anak untukbersikap
argumentatif dan menentang.Penyuapan mendorong perilakuyang
salah.Orang tua jangan memberikan imbalan untuk perilaku yangtidak
dapat diterima.Jangan menyerah pada tuntutan, rengekan,
atausindiran.Hentikanlah imbalan untuk seterusnya.Bersikaplah
konsistendan sabar. Ketika anak berperilaku salah, tangani dengan cara
yang baikbukan dengan alasan. Alasan hanya memberikan alasan
kepada anak untukberperilaku salah.
8. Hindari Kontrol Lewat Rasa Bersalah
Mengendalikan perilaku yang salah dengan rasa bersalah, ejekan,atau
hinaan tidaklah efektif karena merusak harga diri seorang
anak.Setiapejekan mengikis harga diri dan keyakinan diri seorang anak,
sertamenciptakan rasa malu yang kuat. Ketika seorang anak dihina, itu
akanmengakibatkan kerusakan permanen terhadap karakter moralnya.
Seoranganak yang sering dipermalukan atau dihina dapat mulai berpikir
ia lebihrendah dan tidak mampu mengendalikan diri.Harga diri anak
prasekolah masih terlalu rentan pada usia ini.Orang tua tentu tidak
menginginkan anaknya berperilaku baik hanya untukmenghindari ejekan,
akan tetapi orang tua tentu menginginkan anaknyaberperilaku baik
karena hal itu memang tepat untuk dilakukan.
Lampiran 2

Daftar Pustaka

Direktorat Bina Kesehatan Jiwa KEMENKES RI. 2011. Kesehatan Jiwa. Jakarta:
Kemenkes RI
Nasir, Abdul. 2011. Dasar-Dasar Keperawatan Jiwa: Pengantar dan Teori.
Jakarta: Salemba Medikal
Stuart, Gail Wiscars. 2010. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC
Lampiran 3

Evaluasi PreTest Penyuluhan

1. Pola Asuh adalah ...


a. Pola perilaku yang diterapkan pada anak dan bersifat relattif terus
menerus dari waktu kewaktu
b. Pola perilaku yang bersifat menetap seumur hdup
2. Kepribadian adalah .....
a. Ciri perilaku dan emosi yang merupakan karakter atau ciri seseorang
dalam kehidupan sehari-hari dan sifatnya stabil dan dapat diramalkan
b. Ciri perilaku yang tidak dapat diramalkan
3. Faktor faktor yang mempengaruhi pengasuhan anak adalah.....
a. Faktor lingkungan
b. Faktor bawaan
c. Faktor lingkungan dan bawaan
4. Tahap tumbuh kembang anak dimana anak mulai memperhatikan dan
berinteraksi dengan dunia sekitarnya adalah....
a. Tahap usia sejak dalam kandungan
b. Tahap usia 3 sampai 6 tahun
c. Tahap sejak lahir hingga 1,5 tahun
d. Tahap usia 1,5 sampe 5 tahun
5. Sikap yang bukan termasuk pembentukan kepribadian anak adalah ...
a. Penanaman Pekerti Sejak Dini
b. Memanjakan anak
c. Menyayangi anak secara wajar
d. Menghindari pemberian label malas pada anak
Evaluasi Post Test Penyuluhan

1. Pola Asuh adalah ...


a. Pola perilaku yang diterapkan pada anak dan bersifat relattif terus
menerus dari waktu kewaktu
b. Pola perilaku yang bersifat menetap seumur hdup
2. Kepribadian adalah .....
a. Ciri perilaku dan emosi yang merupakan karakter atau ciri seseorang
dalam kehidupan sehari-hari dan sifatnya stabil dan dapat diramalkan
b. Ciri perilaku yang tidak dapat diramalkan
3. Faktor faktor yang mempengaruhi pengasuhan anak adalah.....
a. Faktor lingkungan
b. Faktor bawaan
c. Faktor lingkungan dan bawaan
4. Tahap tumbuh kembang anak dimana anak mulai memperhatikan dan
berinteraksi dengan dunia sekitarnya adalah....
a. Tahap usia sejak dalam kandungan
b. Tahap usia 3 sampai 6 tahun
c. Tahap sejak lahir hingga 1,5 tahun
d. Tahap usia 1,5 sampe 5 tahun
5. Sikap yang bukan termasuk pembentukan kepribadian anak adalah ...
a. Penanaman Pekerti Sejak Dini
b. Memanjakan anak
c. Menyayangi anak secara wajar
d. Menghindari pemberian label malas pada anak

Anda mungkin juga menyukai