Bocah Teknik Sipil
Bocah Teknik Sipil
HomeTwitterFacebookMy.Music
Mengenai Saya
bima saputra
Forget clash of clans gems hacks. Better visit http://clashofclanshelper.com/ and its great! You
receive your Clash of Clans gems instantly!!! Recommend! (eSn7PXLXl5)
Lihat profil lengkapku
dij = k * (BA-BB)
Penentuan jarak optis ini dapat juga digunakan untuk mengotrol benar atau tidaknnya
benang diafrgama.
b. Hitung beda tinggi dengan persamaan:
Karena alat waterpass selalu berada dalam keadaan mendatar (90) sehingga sin 2V
bernilai nol, maka persaman di atas menjadi:
h = (TA-BT)/1000
Apabila beda tinggi yang diperoleh bernilai negative, berarti titik dimana alat berdiri
lebih tinggi dari titik target. Dan apabila yang diperoleh bernilai positif, bearti titik taret yang
lebih tinggi.
c. Hitung elevasi/ketinggian (h) masing-masing titik pengukuran
HB = HA + hAB
5.1.2 Peralatan
Pesawat waterpass
Statip
Meteran
Rambu
1 set alat tulis
5.1.3 Tahapan Pelaksana
Pada pengambilan data di lapangan, dilaksanakan tahapan pelaksanaan berikut yang
merupakan tahapan pengukuran profil memanjang dan melintang:
a. Siapkan peralatan dan keperluan pengukuran
b. Tentukan daerah yang akan diukur (orientasi medan)
c. Pengukuran profil memanjang
1. Tentukan titik-titik sepanjang garis rencana proyek dengan jarak 10 m (misal titik A sampai G)
2. Dirikan alat diantara titik tersebut (misal: alat antara A-B, B-C) lalu sentring alat
3. Baca benang diafragma rambu A kemudian putar alat dan baca rambu B
4. Pembacaan diafragma juga dilakukan setiap kelipatan 2 meter dan titik ekstrim, lakukan hal
yangsama untuk semua slag
5. Pengkuran dilakukan pualn pergi
6. Ukur tinggi alat
5.2.2 Peralatan
Pesawat waterpass
Statip
Meteran
Rambu
Alat tulis
5.3.5 Peralatan
Pesawat Theodolite
Statip
Meteran
Rambu
Alat Tulis
BAB VI
PEMETAAN SITUASI
6.1 Umum
Pada objek ini tujuan yang utama adalah penyajian gambar dalam bentuk peta dengan
menggunakan aplikasi suatu dasar-dasar teoritris yaitu pemetaan situasi dan detail.
Pemetaan situasi suatu daerah mencakup penyajian bentuk dalam dimensi horizontal dan
vertikal secara bersama-sama dalam suatu gambar peta. Maksud dari pengukuran ini adalah
memindahkan gambaran dari permukaan bumi ke dalam suatu bidang gambar kertas gambar.
Detail-detail situasi yang perlu diamati dan dipetakan adalah:
1 Unsur-unsur buatan alam
a. Garis pantai, danau dan batas rawa
b. Batas-batas tebing atau jeram, batas hutan
2 Unsur-unsur buatan manusia
a. Bangunan
b. Jalan
c. Batas sawah
d. Saluran irigasi
e. Batas kepemilikan tanah.
6.2 Dasar Teori
Dalam pengukuran detail situasi, perlu dilakukan pengukuran terhadap beberapa hal,
yaitu:
atb
A
z
Dm
D
Gambar 6.1 Metoda Tachymetry
Dm = 100 (a - b) cos m
= 100 (a - b) sin
z
Perhatikan gambar di atas, diukur sudut m (sudut miring),tinggi alat = i, bacaan skala
rambu pada benang tengah = t, bacaan skala rambu pada benang atas = a dan bacaan rambu pada
benang bawah = b,
maka:
jarak miring:
................................. 6.1
D = 100 (a - b) cos2m
= 100 (a - b) sin2 z
Jarak mendatar:
..................................................... 6.2
H = 50 (a - b) (sin 2z) + i - t
hab
B
t
Dm
p
Perhatikan gambar di atas, misalkan akan ditentukan beda tinggi antara titik A-B,
secara Trigonometry. Prosedur pengukurannya adalah sebagai berikut:
1. Tegakkan Theodolite dengan sempurna di A. Ukur tinggi Theodolite (tinggi sumbu mendatar
alat tehadap titik A), misalkan t.
2. Tegakkan target di B. Target dapat berupa rambu ukur, remote atau tinggi tiang. Tandai sasaran
yang akan dibidik pada rambu (tiang), kemudian ukur tingginya misalkan p.
3. Ukur sudut tegak m (sudut miring) atau z (sudut zenith) dengan Theodolite maka panjang l dapat
ditentukan:
L = D tg m = D cotg z
..................................... 6.4
dimana,
D = Jarak mendatar antara A dan B yang diukur dengan alat ukur jarak.
Jadi beda tinggi antara A dan B dapat ditentukan, yaitu:
hAB = ( D tg m ) + t - p
hAB = l + t p
............................. 6.5
atau,
hAB = ( D cotg z ) + t - p
.............................. 6.6
Apabila beda tinggi A dan B diperkirakan cukup besar dan jarak A dan B berjauhan, serta
diharapkan hasil pengukuran beda tinggi ini dapat ditentukan lebih teliti, maka pengaruh refraksi
udara dan kelengkungan bumi harus diperhitungkan sehingga beda tinggi seharusnya adalah:
..................6.7
................... 6.8
dimana :
k = koefisien refraksi udara = 0,14
R = Jari-jari bumi = 6370 km
BAB VII
PENUTUP
7.1. Kesimpulan
Dalam pelaksanaan praktikum ini dilakukan pengukuran sifat ruang dan sifat datar
dengan menggunakan Theodolite dan Waterpas, serta beberapa alat bantu lainnya. Dari
pengukuran yang dilakukan dapat di hitung panjang mendatar yaitu jarak, dan jarak vertikal yaitu
elevasi, sudut horizontal, dan sudut vertikal sehingga dapat ditentukan azimuth suatu titik yang
diamati.
Dalam pengukuran tentu terdapat kesalahan-kesalahan, maka untuk itu diperlukan suatu
koreksi sudut untuk mengantisipasi kesalahan tersebut. Dari azimuth tersebut dapat di hitung
koordinat masing-masing titik yang di amati. Dan dari data yang diperoleh dari hasil pengukuran
tersebut, hasilnya dapat di plot dalam bentuk gambar dengan menggunakan sofware AutoCAD.
Sebelum melaksanakan pengukuran, harus dicek terlebih dahulu alat Theodolite yang
akan dipakai, apakah layak untuk digunakan. Suatu Theodolite dikatakan baik (sempurna) dan
layak digunakan untuk pengukuran bila sistem sumbu-sumbunya memenuhi syarat-syarat berikut
:
Kesalahan yang mungkin dapat terjadi pada pengukuran dengan menggunakan metode
Tachimetry yang bersifat sistematis antara lain:
Kesalahan eksentrisitas (kedudukan pusat sumbu I tidak tepat berimpitan dengan pusat lingkaran
skala horizontal),
Kesalahan diametrial (letak nonius I tidak tepat berimpitan dengan nonius II),
Kesalahan indeks (tidak tepatnya letak indeks bacaan lingkaran skala vertikal dimana bila teropong
diarahkan secara horizontal diperoleh harga bacaan pada lingkaran skala vertikal tidak tepat
menunjuk angka 0o atau tidak tepat 90o pada sistem sudut zenith),
Kesalahan pembagian skala yang pada umumnya merupakan kesalahan pabrikasi.
7.2. Saran
Sebaiknya setiap kali melakukan perhitungan harus dilakukan dengan hati-hati dan
pastikan itu benar, saat dilapangan juga begitu kerjasama yang baik sangat dibutuhkan untuk
mendapatkan data yang akurat, usahakan setiap kali melakukan pengukuran dikerjakan dengan
teliti,hati-hati dan semaksimal mungkin agar tidak terdapat kesalahan pengukuran.
DAFTAR PUSTAKA
TEKNIK SIPIL UR
Home
Cerita
o Derita Anak Teknik Sipil
Tugas
o Tugas Disain JR
o Laporan IUT.BAB1
o Laporan IUT.BAB.2
o Laporan IUT.BAB.3&4
o Laporan IUT.BAB.5,6,& 7
Blog Archive
2016 (1)
2015 (7)
2014 (7)
o Oktober (7)
GEOMETRIK JALAN
Blogger Smart
http://leosentosa0.wordpress.com
Popular Posts
Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah BAB.5, BAB.6 & BAB.7
BAB V P rofil Memanjang dan Melintang 5.1 Profil Memanjang 5. 1.1 Dasar Teori Maksud dan tujuan pengukur
GEOMETRIK JALAN
BAB I PENDAHULUAN Jalan raya merupakan prasarana transportasi. Jalan ini memegang peranan penting dalam men
MP.3 Langganan
Postingan
Komentar
divine-music.info