Anatomi
Anatomi
MULUT
Bibir dan pipi: mengatur posisi makanan saat dikunyah.
Gigi : menghancurkan makanan sehingga mudah dicerna secara enzimatis
Lidah : merasa makanan, memposisikan makanan untuk dikunyah gigi, membentuk bolus,
mendorong makanan ke pharynx.
Kelenjar ludah: sekresi saliva yang terdiri dari air, mukus, amilase (ptialin), Garam (bicarbonat
dan phosphat menjaga pH, chlorid mengaktifkan amilase, urea, asam urat), IgA
REFLEKS SALIVA
Refleks terkondisi: membayangkan, melihat, mencium makanan korteks serebri Pusat
salivasi medula neuron parasimpatik kel. Saliva sekresi saliva
Refleks tak terkondisi : makanan dalam mulut, rangsangan lain reseptor mulut dan lidah
Pusat saliva medula dan seterusnya idem
Mekanisme menelan
Menelan adalah mekanisme yang kompleks, terutama karena faring pada hampir setiap
saat melakukan fungsi lain di samping menelan dan hanya diubah dalam beberapa detik ke dalam
traktus digestivus untuk mendorong makanan.
Yang terutama penting adalah bahwa respirasi tidak terganggu akibat menelan. Menelan
merupakan rangkaian gerakan otot yang sangat terkoordinasi, mulai dari pergerakan volunteer
lidah dan dilanjutkan serangkaian refleks dalam faring dan esophagus. Bagian aferen lengkung
refleks ini merupakan serabut-serabut yang terdapat dalam saraf V, IX dan X. Pusat menelan
(deglutisi) ada di medulla oblongata. Di bawah koordinasi pusat ini, impuls-impuls berjalan ke
luar dalam rangkaian waktu yang sempurna melalui saraf cranial V,X dan XII menuju ke otot-
otot lidah, faring, laring dan esophagus.
Proses berbicara tidak hanya melibatkan system pernapasan saja tetapi juga (1) pusat
pengatur saraf bicara spesifik dalam korteks cerebri (2) pusat pengatur pernapasan di otak (3)
struktur artikulasi dan resonansi pada rongga mulut dan hidung. Berbicara diatur oleh 2 fungsi
mekanis (1) fonasi, yang dilakukan oleh laring dan (2) artikulasi yang dilakukan oleh struktur
pada mulut.
Fonasi
laring khususnya berperan sebagai penggetar (vibrator). Elemen yang bergetar adalah pita suara,
yang umumnya disebut tali suara. Selama pernapasan normal, pita akan terbuka lebar sehingga
aliran udara mudah lewat. Selama fonasi, pita menutup bersama-sama sehingga aliran udara di
antara mereka akan menghasilkan getaran.
Bila proses menelan dan bersuara terjadi bersamaan, dimana proses respirasi dan
menelan pada tahap faringeal terjadi dalam waktu yang sama, dapat menyebabkan masuknya
makanan/minuman ke saluran pernapasan.
Bronkhus dan trachea sedemikian sensitifnya terhadap sentuhan halus, sehingga benda
asing dalam jumlah berapapun atau penyebab iritasi lainnya akan menimbulkan refleks batuk.
Laring dan karina (tempat percabangan trachea) adalah yang paling sensitive, dan bronkhiolus
terminalis dan bahkan alveoli bersifat sensitive terhadap rangsang kimia yang korosif. Impuls
aferen yang berasal dari saluran napas terutama berjalan melalui n. vagus ke medulla dan
terjadilah refleks batuk.
Inhibisi pernapasan dan penutupan glottis merupakan bagian dari refleks menelan. Menelan
sulit atau tidak dapat dilakukan apabila mulut terbuka. Seorang dewasa normal sering menelan
selama makan juga di antara makan. Jumlah total menelan perhari sekitar 600 kali = 200 kali
sewaktu makan dan minum, 350 kali sewaktu terjaga tanpa makan dan 50 kali sewaktu tidur.
Apabila inhibisi pernapasan tidak ada dan atau glottis tidak menutup atau tidak menutup
sempurna selama proses menelan, maka akan terjadi refleks tersedak. Hal ini penting untuk
melindungi selama pernapasan dari bolus dan bahan-bahan lainnya yang seharusnya melalui
saluran pencernaan. Tersedak dapat terjadi antara lain saat makan sambil berbicara,
makan terlalu cepat, dll.
Sekresi Lambung
x Mukus: pelumas dan menjaga mukosa
x Gastrin : merangsang pembentukan HCl dan pepsin
x HCl
membunuh kuman, melarutkan mineral, membantu perubahan pepsinogen menjadi pepsin
x pepsin : mencerna protein
x lipase : mencerna lemak
x intrinsik faktor
membantu penyerapan Vit B12 untuk pembentukan eritrosit
2. Fase Gastrik
Rangsang regangan dinding lambung dan kimiawi makanan merangsang nukleus motorik
dorsalis vagus dan sekresi gastrin
Kimiawi khusus merangsang gastrin : sekretagogue, alkohol, kafein
Rangsang vagus: sekresi pepsin, gastrin dan asam
Rangsang gastrin: meningkatkan sekresi asam lambung dan pepsin
Fase intestinal: keberadaan makanan pada bagian usus kecil merangsang sejumlah kecil gastrin
Pengosongan Lambung
Dirangsang oleh: n.vagus, penuruna simpatis, alkohol, kafein, protein yang tercerna sebagian,
distensi dinding lambung peningkatan kontraksi pompa pilorus penurunan resistensi
spingter pilorus peningkatan pengosongan lambung
Dihambat oleh Penurunan vagus, peningkatan simpatis, distensi duodenum, adanya lemak,
antikolinergik gastrointestinal, antasid, belladona perlehahan kontraksi pompa pilorus
peningkatan resistensi sfingter pilorus penurunan pengosongan lambung
Pergerakan Usus
Kontraksi mencampur: regangan satu bagian akan menyebabkan kontraksi konsentris.
Panjang kontraksi 1 cm (segmentasi). Kontraksi segmen memotong chyme
Gerakan mendorong; gerakan segmentasi bendorong chyme ke tatub ileosekal dan
mendorong melewati katub tsb
Fungsi katub ileosekal: mencegah kembalinya fecal dari kolon ke usus halus
Absorbsi Usus
1. Asam amino: masuk p. darah dengan transport aktif
2. Glukosa, gal;aktosa, fruktosa : masuk p. darah dengan transport aktif
3. Lemak
60-70 % dalam emulsi dengan garam empedu, diabsorsi dalam bentuk asam lemak dan gliserol
masuk ke dalam duktus limfatik
5. Besi
Transport aktif. Dipercepat oleh Vit.C. disimpan sementara di sel usus sebelum ke plasma.
Disimpan di hepar dalam bentuk feritin.
Garam Empedu
x Dibuat di hepar 0,5 g per hari.
x Kolesterol (prekursor) asam kolik, dikombinasi dengan glisin dan taurin gliko/ tauro-asam
empedu
x Fungsi emulsifikasi lemak dan membantu absorbsi lemak, mono gliserid, kolesterol, dan lipid lain
x Tidak ada garan empedu :40 % lemak tak diabsorbsi menurunkan vitamin larut lemak
x 94% empedu diabsorbsi dan digunakan kembali
Komposisi empedu
Air 97,5 (%)
Garam empedu 1,1
Bilirubin 0,04
Kolesterol 0,1
Asam lemak 0,12
Lesitin 0,04
Mineral: Na, K, Ca, Cl, HCO3
USUS BESAR
x Sekresi : mukus
x Aktifitas pencernaan tidak ada
x Absorbsi KH, protein, lemak, telah selesai. Absorbsi terjadi untuk air, elektrolit, dan vitamin.
Glukosa dan obat dapat diabsorbsi jika diberikan melalui rektum
x Iritasi akan mengakibatkan peningkatan sekresi air dan elektrolit
Pergerakan kolon
x Gerakan mencampur dan mendorong
x Kontraksi sfingter ani internus menghalangi rangsangan feses ke anus secara terus menerus
x Sfingter ani eksternus dipersarafi n pudendus (saraf somatik) volumter
x Refleks defekasi terjasi oleh rangsang regang feses menimbulkan gelombang peristaltik kolon
dan rektum memaksa feses menuju anus.
Sebagian natrium berdifusi ke dalam atau ke luar usus halus tergantung pada beda
konsentrasi. Oleh karena membran luminal eritrosit dalam usus halus dan kolon permeabel
terhadap natrium dan membran basolateralnya mengandung Na, K ATP ase, Na juga diserap
secara aktif sepanjang usus halus dan usus besar.
Di dalam usus halus, transport aktif sekunder Na penting untuk penyerapan glukosa ,
beberapa asam amino, dan zat-zat lain.Adanya glukosa di dalam usus akan mempermudah
penyerapan kembali Na. Hal ini merupakan dasar fisiologis untuk pengobatan kehilangan Na dan
air pada diare dengan pemberian larutan yang mengandungNaCl dan glukosa
Refleks lapar :
Istilah lapar berarti keinginan terhadap makanan, dan berkaitan dengan sejumlah perasaan
obyektif. Misalnya, pada seseorang yang tidak makan selama berjam-jam, lambung mengalami
kontraksi berirama yang kuat yang di sebut kontraksi lapar. Kontraksi ini menyebabkan rasa
penuh atau perih di ulu hati dan kadang-kadang menyebabkan nyeri yang di sebut sebagai perih
perut karena lapar (hunger pangs).
1. Pengaturan energi (pengaturan jangka panjang, berkaitan dengan cadangan makanan dalam
tubuh, kadar glukosa, asam amino dan lemak tubuh), yang berhubungan terutama dengan
pemeliharaan jangka panjang jumlah normal energi yang disimpan dalam tubuh.
Jika cadangan energi tubuh jauh di bawah normal, maka pusat makan dipothalamus dan daerah
lain di otak menjadi sangat aktif, dan orang tersebut memperlihatkan rasa lapar yang menigkat
demikian juga dengan mencari makanan; sebaliknya jika cadangan energi (teritama cadangan
lemak) sudah berlimpah, maka orang tersebut akan kehilangan rasa lapar dan menjadi kenyang.
2. Pengaturan pencernaan (pengaturan jangka pendek) yang berhubungan terutama dengan
mencegah kelebihan makan pada setiap waktu makan, sehingga mekanisme pencernaan dan
absorpsinya dapat bekerja pada kecepatan optimal dan tidak menjadi terlalu berat secara
periodik. Dipengaruhi oleh peregangan dan pengkerutan saluran cerna/lambung, hormone
saluran cerna gastrin dan kolesistokinin
3. Suhu
4. Palatabilitas (cita rasa)
5. Psikis
Refleks haus :
Asupan cairan diatur oleh mekanisme rasa haus, yang bersama dengan mekanisme osmoreseptor-
ADH, mempertahankan kontrol osmolaritas cairan ekstra seluler dan konsentrasi natrium dengan
tepat. Pusat rasa haus berada di sepanjang dinding anteroventral dari ventrikel ketiga (yang juga
meningkatkan pelepasan ADH) dan di anterolateral dari nukleus preoptik.
Tersedak
Apabila inhibisa pernapasan tidak ada dan atau glottis tidak menutup atau tidak menutup
sempurna selama proses menelan, maka akan terjadi refleks tersedak. Hal ini penting untuk
melindungi selama pernapasan dari bolus dan bahan-bahan lainnya yang seharusnya melalui
saluran pencernaan. Tersedak dapat terjadi antara lain saat makan sambil berbicara, makan
terlalu cepat, dll.
o Muntah
Pengeluaran isi lambung secara ekspulsif melalui mulut dengan bantuan otot-otot perut
o Terjadi karena respon lambung berlawanan dengan normal :penurunan tonus esofagus bawah,
fundus,dan korpus lambung dan peningkatan peristaltik antrun, tonus pilorus dan duodenum
MUNTAH
Penyebab muntah
x Gangguan saluran cerna
x Gangguan metabolik
x Hipoksia
x Bau-bauan
x Gangguan keseimbangan
x Keracunan
x Obat
Mekanisme muntah
1. Rangsangan reseptor labirin
2. Impuls ditransmisi terutama melalui inti-inti vestibuler ke serebellum
3. Menuju zona pencetus kemoreseptor
4. Akhirnya ke pusat muntah medula oblongata
makan bicara
Makanan masuk
ke saluran
pernapasan
tersedak
Referensi : Fisiologi Manusia, Sherwood