Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

DI SUSUN OLEH :
Nama : Saipullah
NPM : E1G015065
Hari/tanggal : Jumat/02-12-2016
Jam : 10.00-11.40 WIB
Kelompok : 5(Lima)
Co-ass : Juliawanto
DOSEN : Dra. Devi Silsia,M.Si
Fitri Electrika Dewi S,STP,M.Sc
Drs.Hasan B.Daulay,MS
Objek Praktikum : Uji Aktivitas Enzim

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Enzim atau biokatalisator adalah katalisator organik yang dihasilkan oleh
sel.Enzim sangat penting dalam kehidupan, karena semua reaksi metabolisme
dikatalis oleh enzim. Jika tidak ada enzim, atau aktivitas enzim terganggu maka
reaksi metabolisme sel akan terhambat hingga pertumbuhan sel juga
terganggu.Reaksi-reaksi enzimatik dibutuhkan agar bakteri dapat memperoleh
makanan/ nutrient dalam keadaan terlarut yang dapat diserap ke dalam sel,
memperoleh energi Kimia yang digunakan untuk biosintesis, perkembangbiakan,
pergerakan, dan lain-lain. Pada Enzim amilase dapat memecah ikatan pada amilum
hingga terbentuk maltosa.Ada tiga macam enzim amilase, yaitu amilase, amilase
dan amilase. Yang terdapat dalam saliva (ludah) dan pankreas adalah amilase.
Enzim ini memecah ikatan 1-4 yang terdapat dalam amilum dan disebut endo amilase
sebab enzim ini bagian dalam atau bagian tengah molekul amilum.
Mahkluk hidup dapat menggunakan dan memeperoleh energi dengan cepat
karena adanya katalis biologis yang disebut enzim. Seperti juga katalis organik, maka
enzim akan mengubah kecepatan suatu reaksi kimia tetapi tidak mempengaruhi
keseimbangan akhir. Enzim ini hanya dibutuhkan dalam jumlah yang kecil untuk
mengubah sejumlah molekul. Namun tidak seperti halnya dengan katalis an-organik,
enzim memiliki spesiofikasi yang sangat sempit yaitu mereka hanya mengkatalis
reaksi tertentu saja atau pada keadaan tertentu hanya untuk satu reaksi saja. Enzim
juga bekerja pada pH tertentu, suhu substrat, dan adanya kofaktor tertentu dan
sebagainya. Sifat-sifat ini akan ditunjukkan pada percobaan-percobaan praktikum.
Setiap hari tubuh kita terus menerus menerima asupan karbohidrat dari
makanan yang kita makan, khususnya nasi. Nasi yang merupakan polisakarida
merupakan makanan sumber karbohidrat, dalam hal ini adalah kelompok amilum.
Amilum, atau bahasa sehari-harinya adalah pati terdapat pada umbi, daun, batang dan
biji-bijian.Amilum terdiri atas dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah
polimer dari glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20-28%) dan amilopektin. Pada saat
kita mengunyah nasi (amilum), maka dalam mulut terjadi suatu reaksi kimia, yaitu
pemecahan ikatan-ikatan pada amilum dengan bantuan enzim, dalam hal ini adalah
enzim amilase yang terdapat dalam saliva (air liur).
Enzim adalah golongan protein yang paling banyak terdapat dalam sel hidup.
Sekarang, kira-kira lebih dari 2000 enzim telah teridentifikasi, yang masing-masing
berfungsi sebagai katalisator reaksi kimia dalam sistem hidup. Enzim Amilase adalah
suatu komponen yang sangat penting saat proses pencernaan makanan. Tanpa adanya
enzim ini karbohidrat yang kita konsumsi tidak akan bisa berubah menjadi gula yang
nanti pada akhirnya diubah menjadi ATP yang sangat penting dalam metabolisme
makhluk hidup. Selain berperan dalam proses pencernaan amilase juga memiliki
banyak peranan penting lainnya baik yang bisa dimanfaatkan dalam bidang industri,
kesehatan maupun untuk pembuatan makanan Enzim terkadang membutuhkan
kofaktor untuk dapat melakukan aktivitasnya dengan baik. Kofaktor dapat berupa
senyawa organik dengan berat molekul cukup tinggi atau ion logam (besi,
magnesium, zinc, atau kalsium). Senyawa organik ini terkait pada bagian protein
enzim..

1.2 Tujuan Praktikum


1. mengetahui pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim.
2. membuktikan bahwa derajat keasaman (pH) mempengaruhi aktivitas enzim.
3. mengetahui pengaruh konsentrasi enzim terhadap perombakan substrat
4. mengetahui pengaruh konsentrasi substrat terhadap aktifitas enzim.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Enzim dalam aktifitasnya bekerja secara spesifik terhadap substrat yang akan
dikatalisisnya dengan begitu kita akan dapat mengetahui berapa besar aktivitas yang
dilakukan. Seperti contoh adalah enzim yang bekerja untuk mendegrasi amilum
adalah amilase. Enzim ini banyak terdapat pada saliva, sehingga makanan yang
dikunyah lama akan terasa manis karena senyawa polisakarid akan terurai menjadi
monosakarida (Tim Dosen Biokimia, 2011) Suatu enzim bekerja secara khas terhadap
suatu substrat tertentu. Kekhasan inilah cirri suatu enzim. Ini sangat berbeda dengan
katalis lain (bukan enzim) yang dapat bekerja terhadap berbagai macam reaksi.
Fungsi suatu enzim adalah sebagai katalis untuk proses biokimia yang terjadi didalam
sel maupun diluar sel. Suatu enzim dapat mempercepat reaksi 108 sampai 1011 kali
lebih cepat dari pada apabila reaksi tersebut dilakukan tanpa katalis. Jadi enzim dapat
berfungsi sebagai katlis yang sangat efisien, disamping itu mempunyai derajar
kekhasan yang tinggi. Seperti juga katalis lainnya, maka enzim dapat menurunkan
energy aktivitas suatu reaksi kimia. Reaksi kimia ada yang membutuhkan energy
(energi endorgani) dan ada pula yang menghasilkan energy atau mengeluarkan
energy (eksorgonik) ( Poedjadi, 2006)
Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa factor, terutama adalah substrat, suhu,
keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat
keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein yang dapat
mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah, diluar suhu atau pH
yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau struktur akan mengalami
kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja
enzim juga dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor adalah molekul yang
menurunkan ativasi enzim, sedangkan activator adalah yang meningkatkan aktifitas
enzim. Banya obat dan racun adalah inhibitor enzim. ( Hafiz Soewoto,2000)
Enzim berasal dari kata in + zyme yang berarti sesuatu didalam ragi.Berdasark
an penelitian maka dapat disimpulkan bahwa enzim adalah suatu protein yang berupa
molekul molekul besar, yang berat molekulnya adalah ribuan. Sebagai contoh
adalah enzim katalase berat molekulnya 248.000 sedang enzim urese beratnya adalah
438.000.Pada enzim terdapat bagian protein yang tidak tahan panas yaitu disebut
dengan apoenzim, sedangkan bagian yang bukan protein adalah bagian yang aktif dan
diberi nama gugus prostetik, biasanya berupa logam seperti besi, tembaga , seng atau
suatu bahan senyawa organic yang mengandung logam.Apoenzim dan gugus
prostetik merupakan suatu kesatuanyang disebut holoenzim, tetapi ada juga bagian
enzim yang apoenzim dan gugus prospetiknya tidak menyatu. Contoh koenzim
adalah vitamin atau bagian vitamin (misalnya : vitamin B1, B2, B6, niasin dan
biotin) (Kartasapoetra, 1994).
Produksi enzim amilase dapat menggunakan berbagai sumber karbon.
Contoh-contoh sumber karbon yang murah adalah sekam, molase, tepung jagung,
jagung, limbah tapioka dan sebagainya. Jika digunakan limbah sebagai substrat, maka
limbah tadi dapat diperkaya nutrisinya untuk mengoptimalkan produksi enzim.
Sumber karbon yang dapat digunakan sebagai suplemen antara laian: pati, sukrosa,
laktosa, maltosa, dekstyrosa, fruktosa, dan glukosa. Sumber nitrogen sebagai
suplemen antara lain: pepton, tripton, ekstrak daging, ekstrak khamir, amonium
sulfat, tepung kedelai, urea dan natrium nitrat. ( Pujiyanti, 2007 ).
Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa factor, terutama adalah substrat, suhu,
keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat
keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein yang dapat
mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah, diluar suhu atau pH
yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau struktur akan mengalami
kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja
enzim juga dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor adalah molekul yang
menurunkan ativasi enzim, sedangkan activator adalah yang meningkatkan aktifitas
enzim. Banya obat dan racun adalah inhibitor enzim.
(Wirahadikusumah, 1989).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Alat Dan Bahan
Alat
Tabung reaksi
Penjepit tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Pipet ukur
Gelas ukur
Alat pemanas

Bahan
laruatn amilum 2 %
enzim amilase(saliva)
larutan iodium
pereaksi benedict
larutan HCL 0,4 %,Ph=1
Na2C03
aquades

3.2 Cara Kerja


A. pengaruh suhu terhadap aktifitas enzim
1. Sediakan 5 tabung reaksi bersih dan kering. Masing masing diisi dengan 2
ml larutan amilum
2. Tambahkan 1 ml enzim amilase pad setiap tabung
3. Tabung 1 masukkan kedalam gelas piala
Tabung 2di simpan pada suhu kamar
Tabung 3 masukkan kedalam penangas air dengan suhu 37-40o C
Tabung 4 dimasukkan kedalam penangas air dengan suhu 75-80o C
Tabung 5 masukkan kedalam penangas air mendidih
4. Biarkan masing-masing pada tempatnya selama 15 menit
5. Selanjutnya uji dengan larutan iodium
6. Uji pula dengan pereaksi benedict
7. Catat dan amati perubahan warna yang terjadi

B. pengaruh pH terhadap aktivitas enzim


1. Sediakan 3 tabung reaksi yang bersih, kemudian isilah tabung 1 dengan 2
ml larutan HCL 0,4% , tabung 2 dengan 2 ml aquades, tabung 3 dengan 2
ml Na2CO3 1 %
2. Kedalam tiap tabung tambahkan 2 ml larutan amilum dan 1 ml enzim
3. Campur sampai homogen, kemudian biarkan selama 15 menit
4. Selanjutnya uji dengan larutan iodium dan pereaksi benedict
5. Amati dan catat perubahan warna yang terjadi.

C. pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim


1. Siapkan 3 tabung reaksi yang bersih, kemudian pada tabung 1,2 dan 3
berturut turut di isi dengan enzim amilase 0,5 ml, 1,0 ml, 1,5 ml
2. Kedalam tiap tabung tambahkan larutan amilum 2 ml
3. Campurlah dengan baik kemudian biarkan selama 15 menit
4. Selanjutnya uji dengan larutan iodium dan peraksi benedict
5. Amati dan catat perubahan warna yang terjadi

D. pengaruh konsentrasi substrat terhadap aktivitas enzim


1. Siapkan 4 tabung reaksi yang bersih, kemudian isilah berturut turut
dengan larutan amilum 1 ml, 2 ml,4 ml dan 6 ml.
2. Kedalalm tiap tiap tabung tambahkan enzim amilase 1 ml
3. Campurlan dengan baik, kemudian biarkan selama 15 menit
4. Selanjutnya uji dengan larutan iodium dan pereaksi benedict
5. Amati dan catat perubahan warna yang terjadi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

A. pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim


No Suhu Perubahan warna
tabung (o C) Uji iodium Uji benedict
1 0
2 25-30 Warna putih tidak Warna biru dari benedict
berubah warna
3 37-40 Warna sedikit biru Warna biru dari benedict
4 75-80 Warna sedikit hitam Warna biru dari benedict
5 100 Warna tidak berubah Warna biru dari benedict

B. pengaruh pH terhadap aktivitas enzim


No pH Perubahan warna
tabung Uji iodium Uji benedict
1 1 Warna biru Biru muda
2 7 Warna biru Berwana biru ada endapan
3 9 Warna biru Bening ada endapan biru

C. pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim


No Konsentrasi Konsentrasi Perubahan warna
tabung subtrat enzim Uji iodium Uji benedict
1 Amilum Amilase 0,5 Warna kembali Warna biru bening
2 ml ml putih
2 Amilum Amilase 1, 0 Warna kembali Warna bening dengan
2 ml ml awal sedikit biru pekat
3 Amilum Amilase 1,5 Warna ungu Biru
2 ml ml

D. pengaruh konsentrasi substrat terhadap aktivitas enzim


No Konsentrasi Konsentrasi Perubahan warna
tabung substrat enzim Uji iodium Uji benedict
1 Amilum Amilase Tidak berubah / Biru bening
1 ml 1 ml warna bening
2 Amilum Amilase Tidak berubah / Biru bening ada
1 ml 1 ml warna bening endapan
3 Amilum Amilase Warna ungu Biru bening
4 ml 1 ml
4 Amilum Amilase Sedikit berwarna Biru bening ada
6 ml 1 ml ungu endapan

4.2 Pembahasan
Pada uji pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim ini dilakukan dengan 5
sampel amilum dalam tabung reaksi yang di uji dengan suhu yang berbeda beda,
untuk tabung pertama di letakan pada suhu kamar (25-30oC), pada uji iodium ini
tidak terlihat adanya peubahan warna yang terjadi pada sampel.sedangkan pada uji
benedict terjadi perubahan warna sampel menjadi biru yang di hasilkan dari cairan
benedict, kemudian untuk tabung kedua yang di uji pada suhu 37-40oC, pada uji
iodium warna sampel berubah menjadi sedikit biru, dan pada uji benedict warna
menjadi biru, untuk tabung ketiga yang di uji pada suhu 75-80oC pada uji iodium
warna sampel berubah menjadi sedikit kehitaman, sedangkan pada uji benedict warna
sampel terlihat menjadi biru, untu tabung ke empat atau terakhir yang di uji pada suhu
100oC pada uji iodium warna sampel tidak berubah dan pada uji benedict warna
sampel berubah menjadi biru.
Untuk uji pengaruh pH terhadap aktivitas enzim pada percobaan kali ini
menggunakan 3 sampel amilum yang telah di masukan ke tabung reaksi, pada tabung
pertama dengan pH 1 saat di uji dengan iodium terihat sampel menjadi warna biru,
sedangkan saat di uji dengan benedict sampel menjadi warna biru muda. Pada tabung
kedua dengan pH 7, saat di uji dengan iodium tidak terjadi perubahan warna,
sedamgkan saat di uji dengan benedict menghasilkan warna biru, serta terdapat
endapan dan gumpalan yang banyak serta pH menjadi 10. Pada tabung ke tiga dengan
pH 9 saat uji iodium berwarna biru, sedangkan dengan uji benedict menghasilkan
warna putih terdapat gumpalandan endapan berwarna biru, serta pH nya menjadi 10.
Untuk uji pengaruh konsentrasi Enzim terhadap aktivitas Enzim dalam 3
tabung reaksi yang bersih berturut turut di isi dengan enzim amylase 0,5 ml, 1,0 ml,
dan 1,5 ml. kemudian pada masing masing tabung di tambahkan 2 ml amilum dan di
campurkan dengan baik. Selanjutnya di biarkan selama 15 menit. Pada tabung 1
dengan konsentrasi enzim 0,5 ml menghasilkan warna putih pada uji iodium dan
menjadi biru berung, ketika uji benedict. Pada tabung 2 dengan konsentrasi enzim 1,0
ml. pada uji iodium menghasilkan warna putih dan uji benedict menjadi warna biru
tua pekat. Pada tabung 3 dengan konsentrasi enzim 1,5 ml menghasilka warna ungu
pada uji iodium dan biru pada uji benedict. Berdasarkan literature yang ada
peningkatan konsentrasi enzim akan meningkatkan kecepatan reaksi enzimatik.
Semakin besar konsentrasi enzim, maka makin cepat laju reaksi.
Uji yang ke 4 yaitu uji pengaruh konsentrasi substrat terhadap akitvitas enzim.
Uji ini dilakukan dengan menguji 4 sampel amilum yang berbeda konsentrasi
substratnya. Pada tabung 1 dengan konsentrasi substrat 1 ml tidak terjadi perubahan
warna. Terdapat sedikit lapisan endapan yang terlihat pada tabung dan pada uji
benedict sampel menjadi biru bening. Pada tabung ke 2 dengan konsentrasi substrat 2
ml hasilnya tidak terjadi perubahan warna dam terlihat ada sedikit endapan pada uji
iodium kemudian pada uji benedict terdapat endapan. Pada tabung ke 3 dengan
kosentrasi substrat 4 ml didapatkan hasil pada uji iodium tidak terjadi perubahan
warna sedangkan pada uji benedict berwarna biru bening. Dan pada tabung ke 4
dengan konsentrasi substrat 6 ml pada uji iodium menghasilkan warna ungu dan
terlihat adanya endapan amilum.dan pada uji benedict sampel menjadi berwarna biru
bening dan terdapat endapan.
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
aktivitas enzim amilase yang terdapat pada saliva dalam memecah amilum menjadi
glukosa. Reaksi enzimatis merupakan suatu reaksi dengan menggunakan penambahan
katalis enzim. Salah satu faktor yang mempengaruhi kerja dari enzim adalah
konsentrasi, yaitu baik dari konsentrasi enzim itu sendiri maupun dari konsentrasi
substrat.Dalam hal ini pati berperan sebagai substrat, sedangkan saliva merupakan
enzimnya. Saliva digunakan untuk mengetahui reaksi enzimatik dari enzim amilase di
dalamnya. Sedangkan larutan Iodium berperan sebagai indikator perubahan warna
dari larutan uji yang spesifik untuk menguji adanya kandungan amilum dan
digunakan untuk membentuk larutan kompleks pada larutan amilum.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
untuk mengetahuinya adalah dengan menggunakan reaksi yang terdapat pada uji
percobaan pertama, yaitu dengan membuktikan adanya amilum
Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman) optimum yang berbeda-
beda karena enzim adalah protein yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu
dan keasaman berubah, diluar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja
secara optimal atau struktur akan mengalami kerusakan
menunjukkan bahwa dengan konsentrasi substrat akan menaikkan kecepat reaksi.
Akan tetapi, pada batas tertentu tidak terjadi kecepatan reaksi, walaupn konsenrasi
substrat diperbesar
ini biasa dilakukan di pH optimal dengan konsentrasi substrat dan kofaktor berlebih,
menjadikan laju reaksi yang terjadi merupakan tingkat ke 0 (zero order reaction)
terhadap substrat.

5.2 Saran
Saran saya ada baiknya peralatan dan bahan pratikum di lab lengkap, agar
siswa yang pratikum dapap mempelajari semua yang di pratikumkan.
JAWABAN PERTANYAAN
1. Jelaskan kegunaan uji iodium dan Benedict pada percobaan ini?
Jawab :
kegunaan uji iodium => untuk mengamati perubahan warna yang terjadi pada
setiap uji.
Kegunaan uji Benedict => untuk mengamati dan mengetahui perubahan warna
sekaligus mengetahui adanya endapan.
2. Apakah suhu, dan pH mempengaruhi aktivitas enzim? mengapa?
Jawab : sangat berpengaruh karena, Pada pH yang terlalu tinggi atau terlalu rendah
umumnya enzim menjadi non aktif secara irreversibel karena menjadi denaturasi
protein.
3. Pada suhu berapa diperoleh aktivitas enzim amylase paling optimal? Mengapa?
Jawab : pada pH 7, karena pH 7 adalah normal, jadi air liur atau enzim amilase akan
teatap asam.
4. Pada suhu berapa diperoleh aktivitas enzim amylase paling optimal? Mengapa?
Jawab : pada suhu 37-400C, kerena enzim adalah suatu protein, maka kenaikan suhu
dapat menyebabkan denaturasi dan bagian aktif enzim akan terganggu, sehingga
konsentrasi dan kecepatan enzim berkurang.
5. Pada konsentrasi enzim berapa diperoleh aktivitas enzim amylase paling optimal?
Mengapa?
Jawab :
Pada amilase 1 dan 2 karena menghasilkan warna hitam kekuningan yang mana
menandakan bahwa reaksi optimal .
6. Pada konsentrasi substrat berapa diperoleh aktivitas enzim amylase paling optimal?
Mengapa?
Jawab :
Pada amilase 3 ml karena menghasilkan endapan paling banyak yang menandakan
reaksi optimal .
7. Tulis 3 enzim lain yang dapat menghindrolisis karbohidrat, masing-masing dengan
sumbernya.
Jawab : -
1. Enzim bromelin, sebagai protease bersumber dari tumbuhan yaitu nanas.
2. Enzim papain, sebagai protease bersumber dari papaya.
3. Enzim lisozom bersumber dari putih telur.

8. Tulis 3 enzim lain yang dapat menghindrolisis karbohidrat, masing-masing dengan


sumbernya.
Jawab : - Enzim bromelin, protease bersumber dari tumbuhan yaitu nanas.
- Enzim papain, sebagai protease bersumber dari papaya.
- Enzim lisozom bersumber dari putih telur.
DAFTAR PUSTAKA

Kartasapoetra,a.g, 1994, teknologi penanganan pasca panen, rineka cipta. Jakarta..


Pujiyanti, sri, 2007, menjelajah dunia biologi , platinum. Jakarta.
Soewoto, hafiz, dkk. 2000. Biokimia eksperimen laboratorium.jakarta: widya medika.
Wirahadikusumah, m. 1989, biokimia protein, enzim, dan asam nukleat Institut
Teknologi Bandung. Bandung.
Poedjiadi, Anna dan Supriyatin, Titin.2006. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta
Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai