TENTANG
Dengan Persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN
PEKALONGAN
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
AZAS, TUJUAN, SASARAN DAN FUNGSI
Bagian Petama
Asas
Pasal 2
Pasal 3
Bagian Ketiga
Sasaran
Pasal 4
Bagian Keempat
Fungsi
Pasal 5
BAB III
KEDUDUKAN, WILAYAH
DAN JANGKA WAKTU RENCANA
Bagian Pertama
Kedudukan
Pasal 6
Bagian Kedua
Wilayah
Pasal 7
(1) Wilayah Perencanaan dalam Rencana Tata Runag Wilayah Kabupaten Pekalongan
dalam pengertian aspek administrasi daratan seluas 89 . 769 , 1599 (delapan puluh
sembilan ribu tujuh ratus enam puluh sembilan koma seribu lima ratus sembilan
puluh sembilan) hektar dan lautan sejumlah 1/3 (sepertiga) dari batas 12 (dua
belas) mil laut yang diukur dari garis pantai kearah laut lepas dan atau ke arah
perairan kepulauan.
(2) Wilayah perencanaan dalam Rencana Tata Runag Kabupaten Pekalongan dalam
pengertian aspek administrasi sebagai dimaksud pada ayat (1), tersebut dalam
lampiran Peta 1 yang merupakan bagian tin\dak terpisahkan dari Peraturan Daerah
ini.
Bagian Ketiga
Jangka Waktu Rencana
Pasal 8
Jangka waktu Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pekalongan adalah 10 (sepuluh)
tahun.
BAB IV
STRUKTUR TATA RUANG
Bagian Pertama
Tata Jenjang Pusat Pelayanan
Pasal 9
Pasal 10
(1) Wilayah Pembangunan Daerah dibagi dalam 3 (tiga) sub wilayah pembangunan
(SWP) sebagai berikut:
a. Sub Wilayah pembangunan I dengan pusat kota kajen meliputi Kecamatan
kajen, Karanganyar, kesesi, lebakbarang, kandengserang, dan paringgarang:
potensi yang perlu dikembangkan adalah sektor pengembangan jasa, pertanian,
pariwisata dan sosial budaya (pendidikan);
b. Sub wilayah pembangunan II dengan pusat kota kedungwuni meliputi
Kecamatan kedungwuni, Doro, Buaran, Petungkriono, Talun, dan
Wonopringgo: potensi yang perlu dikembangkan adalah sektor pengembangan
pertanian, industri dan sosial budaya (pendidikan);
c. Sub wilayah pembangunan III dengan pusat kota Wiradesa meliputi
Kecamatan Wiradesa, Tirto, Sragi, dan Bojong: potensi yang perlu
dikembangkan adalah sektor perdagangan industri dan perikanan.
(2) Sub wilayah pembangunan sebagaiman dimaksud pada ayat (1) tersebut dalam
lampiran peta 3 yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari peraturan
Daerah ini.
Bagian Ketiga
Pengembangan Prasarana Dan Sarana
Pasal 11
Pasal 12
Pasal 13
Pasal 14
BAB V
ALOKASI PEMANFAATAN RUANG
Bagian Pertama
Arahan Pengelolaan Kawasan Lindung
Pasal 15
Kawasan Lindung di Wilayah Kabupaten Pekalongan terdiri dari :
a. Kawasan yang memberikan perlindungan Kawasan bawahannya;
b. Kawasan Perlindungan setempat;
c. Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya;
d. Kawasan Rawan Bencana Alam.
Pasal 16
Pasal 17
Pasal 18
Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 huruf c
adalah :
a. Kawasan Suaka Alam yang meliputi :
1) Suaka Alam Watu Ireng di Kecamatan Kandangserang;
2) Suaka Alam Rogoselo di Kecamatan Doro;
3) Suaka Alam Linggoasri di Kecamatan Kajen.
b. Kawasan Cagar Budaya meliputi :
1) Cagar Budaya di Kecamatan Lebakbarang;
2) Cagar Budaya di Kecamatan Petungkriono;
3) Cagar Budaya di Kecamatan Talun;
4) Cagar Budaya di Kecamatan Doro;
5) Cagar Budaya di Kecamatan Karanganyar;
6) Cagar Budaya di Kecamatan Kajen;
7) Cagar Budaya di Kecamatan Kesesi;
8) Cagar Budaya di Kecamatan Sragi;
9) Cagar Budaya di Kecamatan Bojong;
10) Cagar Budaya di Kecamatan wonopringgo;
11) Cagar Budaya di Kecamatan Kedungweni;
12) Cagar Budaya di Kecamatan Buaran;
13) Cagar Budaya di Kecamatan Wiradesa.
c. Kawasan Pantai Hutan Bakau meliputi sepanjang pantai.
Pasal 19
Pasal 20
Kawasan Lindung sebagaimana dimaksud pada pasal 15, tersebut dalam lampiran Peta
8 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan daerah ini.
Pasal 21
Bagian Kedua
Arahan Pengembangan Kawasan Budidaya
Pasal 22
Pasal 23
Pasal 24
Kawasan Pertanian sebagaimana dimaksud dalam pasal 22 huruf b terdiri dari :
a. Kawasan Pertanian Semusim Lahan Basah terletak diseluruh wilayah
Kecamatan;
b. Kawasan Pertanian Semusim Lahan Kering terletak di Kecamatan
Petungkriono, Lebakbarang, Talun, Kandangserang dan Paninggaran.
c. Kawasan Pertanian Lahan Kering Tanaman Tahunan seluruh wilayah
Kecamatan;
d. Kawasan Perkebunan Tanaman Semusim dan Tanaman Tahunan terletak
diseluruh kecamatan.
e. Kawasan Peternakan terdiri dari :
1) Ternak besar terletak di Kecamatan Kasesi, Kajen, Doro, Paninggaran,
Kandangserang, Petungkriono, Karanganyar, Doro, Wiradesa, Tirto dan
Seragi;
2) Ternak Kecil terletak diseluruh wilayah kecamatan;
3) Ternak unggas dan aneka ternak terletak diseluruh wilayah kecamatan.
f. Kawasan Perikanan terdiri dari :
1) Kawasan Budidaya Ikan Air Tawar terletak di kecamatan Lebakbarang,
Petungkriono, Paninggaran, Kajen, Doro, dan Karanganyar;
2) Kawasan Budidaya Ikan Air Payau terletak dikecamatan Sragi, Wiradesa dan
Tirto;
3) Kawasan Budidaya Kelautan dikecamatan Sragi, Wiradesa dan Tirto;
Pasal 25
Pasal 26
Pasal 27
Pasal 28
Kawasan Pesisir Pantai sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 huruf f adalah suatu
kawasan yang masih dipengaruhi oleh fenomena laut yang berada sepanjang pantai.
Pasal 29
Bagian Ketiga
Strategi Pengembangan Wilayah
Pasal 30
Pengembangan Wilayah Prioritas pada dasarnya mengacu pada kepentingan sektor / sub
sektor permasalahan yang mendesak penanganannya.
Pasal 31
BAB VI
PENGATURAN DAN PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG
Bagian Pertama
Pengaturan dan Penyelenggaraan Kawasan Lindung
Pasal 32
(1) pengelolaan kawasan hutan lindung diarahkan kepada pelestarian fungsi lindung.
(2) Kawasan hutan lindung yang berasal dari hutan produksi pengelolaannya
diarahkan menjadi hutan produksi terbatas.
(3) Jenis-jenis kegiatan sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ayat (2) diatur oleh
pejabat instansi yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Pasal 33
(1) Pengelolaan kawasan lindung diluar kawasan hutan yang mempunyai kriteria
fisiografi seperti hutan lindung diarahkan kepada kegiatan konservasi untuk
meningkatkan fungsi lindung.
(2) Penguasaan dan pemilikan tanah yang ada pada kawasan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), tetap diakui, sedang pengelolaannya diarahkan untuk mendukug
fungsi lindung.
(3) Jenis-jenis kegiatan sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ayat (2) diatur oleh
pejabat instansi yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Pasal 34
Pasal 35
(1) Pengelolaan Kawasan Suaka Alam diarahkan untuk kegiatan yang mendukung
pelestarian keanekaragaman tumbuhan, satwa dan ekosistemnya.
(2) Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya diarahkan kepada kegiatan yang mencegah
kerusakan dan mendukung pelestarian fungsi cagar budaya untuk memajukan
kebudayaan nasional dan ilmu pengetahuan.
(3) Jenis-jenis kegiatan sebagaimana dimaksud ayat (1), ayat (2) diatur oleh pejabat
instansi yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Pasal 36
Bagian Kedua
Pengaturan dan Penyelenggaraan Kawasan Budidaya
Pasal 37
(1) Pengelolan Kawasan Hutan Produksi Terbatas diarahkan untuk kegiatan hutan
produksi terbatas dengan sistem tebang pilih dan tanam.
(2) Kawasan Hutan Produksi Terbatas yang pada saat berlakunya Peraturan Daerah ini
sudah dimanfaatkan sebagai hutan produksi terbatas, tetap dipertahankan.
(3) Pengelolan Kawasan Hutan Produksi tetap diarahkan untuk kegiatan hutan
produksi tetap dengan sistem tebang pilih atau tebang habis dan tanam.
(4) Kawasan Hutan Produksi Tetap yang mempunyai kriteria hutan lindung diarahkan
kepada hutan produksi terbatas.
(5) Jenis-jenis kegiatan sebagaimana dimaksud ayat (1), ayat (2), ayat (3) dan ayat (4)
diatur oleh pejabat instansi yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Pasal 38
Pasal 39
Pasal 40
Pasal 41
Pasal 42
Pasal 43
Pasal 45
Pasal 46
Pasal 47
Pasal 48
(1) pengelolaan kawasan pesisir diarahkan kepada pemanfaatan secara optimal,
terpadu dan dilengkapi dengan sarana prasarana sesuai dengan skala prioritas
kegiatan dan tahapan.
(2) Pengembangan pemanfaatan kawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan secara terencana, terpadu dengan mengikutsertakan partisipasi dari
berbagai pihak serta memperhatikan kondisi geografis dan sosial budaya
masyarakat.
(3) Pemanfaatan kawasan sebagaimana dimaksud padaayat (1) dan ayat (2) dilakukan
dengan tetap memperhatikan pembangunan berwawasan lingkungan dan
menghormati hak-hak masyarakat serta peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
(4) Jenis-jenis kegiatan sebagaimana dimaksud ayat (1), ayat (2), ayat (3) dan ayat
(4), diatur oleh pejabat instansi yang berwenang sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Bagian Ketiga
Program Penataan Ruang
Pasal 49
Program penataan ruang meliputi kejelasan arah sasaran, nama program lokasi, sumber
data dan instansi yang terkait sebagaimana tersebut dalam Buku Laporan Akhir RTRW
Kabupaten Pekalongan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Daerah ini.
BAB VII
PELAKSANAAN RTRW KABUPATEN PEKALONGAN
Pasal 50
Pasal 51
Peta skala 1 : 50.000 RTRW Kabupaten Pekalongan merupakan penjelasan lebih rinci
dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Pasal 52
BAB VIII
HAK, KEWAJIBAN, DAN PERAN SERTA MASYARAKAT
Pasal 53
Pasal 54
Pasal 55
(1) hak memperoleh penggantian yang layak atas kerugian terhadap perubahan status
semula yang dimiliki oleh masyarakat sebagai akibat pelaksanaan Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Pekalongan diselenggarakan dengan cara musyawarah
antara pihak yang berkepentingan.
(2) Dalam hal tidak tercapainya kesepakatan mengenai penggantian yang layak
sebagaiman dimaksud pada ayat (1) maka penyelesaiannya dilakukan sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 56
Pasal 58
Pasal 59
(1) Tata cara peran serta masyarakat dalam pemanfaatan ruang didaerah
sebagaimana dimaksud dalam pasal 52 dilakukan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
(2) Pelaksanaan peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dikoordinasikan oleh Bupati termasuk pengaturannya pada tingkat
Kecamatan sampai Desa/Kelurahan.
(3) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan secara tertib sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Pasal 60
Pasal 61
Peran serta masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang wilayah dan kawasan di
daerah disampaikan secara lisan atau tertulis mulai dari tingkat Desa/Kelurahan,
Kecamatan, kepada Bupati atau pejabat yang berwenang.
BAB IX
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RTRW
KABUPATEN PEKALONGAN
Bagian Pertama
Penyelenggaraan Pengendalian Pemanfaatan
Pasal 62
Bagian Kedua
Perizinan
Pasal 63
Bagian Ketiga
Penertiban
Pasal 64
(1) penertiban adalah usaha untuk mengambil tindakan agar pemanfatan ruang
yang direncanakan dapat terwujud.
(2) Penertiban sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah tindakan penertiban
yang dilakukan melalui penyidikan dan pemeriksaan atas semua pelanggaran yng
dilakukanterhadap pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata
ruang.
Pasal 65
(1) Upaya pencegahan atas kegiatan pemanfaatan ruang yang tidak sesuai
dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pekalongan menjadi wewenang
Camat setempat dalam waktu paling lambat 3 (tiga) x 24 (dua puluh empat) jam
wajib melapor kepada Bupati.
(2) Upaya pencegahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dialksanakan
pula oleh masyarakat dalam bentuk informasi.
BAB X
PERUBAHAN RTRW
Pasal 66
BAB XI
KETENTUAN PIDANA
Pasal 67
BAB XII
PENYIDIKAN
Pasal 68
(1) Selain oleh Pejabat Penyidik Umum, penyidikan atas tindak pidana sebagaimana
dimaksud dalam pasal 66 Peraturan Daerah ini dapat juga dilakukan oleh Pejabat
Penyidik Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Pemerintah Daerah, yang
pengangkatannya ditetapkan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(2) Dalam melaksanakan tugas penyidikan, Penyidik Pegawai Negeri Sipil tersebut
pada ayat (1) ini berwenang :
a. menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak
pidana;
b. melakukan tindak pertama pada saat itu ditempat kejadian serta melakukan
pemeriksaan;
c. menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri
tersangka;
d. melakukan penyitaan benda dan atau surat;
e. mengambil sidik jari dan memotret seseorang;
f. memanggil seseorang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau
saksi;
g. mendatangkan seorang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan
pemeriksaan perkara.
h. Mengadakan penghentian, setelah mendapat petunjuk dari penyidik umum
bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan
tindak pidana dan selanjutnya melalui penyidik umum, memberitahukan hal
tersebut kepada tersangka atau keluarganya.
i. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab.
(3) Penyidik Pegawai Negeri Sipil membuat berita acara setiap tindakan tentang :
a. pemeriksaan ruang /bangunan;
b. pemasukan ruang / bangunan;
c. penyitaan benda;
d. pemeriksaan surat;
e. pemeriksaan saksi;
f. pemeriksaan ditempat kejadian dan mengirimkan kepada Kejaksaan Negeri
melalui Penyidik Polri.
BAB XIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 69
Pasal 70
Ketentuan mengenai arahan pemanfaatan ruang lautan dan ruang udara akan diatur lebih
lanjut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 71
BAB XIV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 72
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai
pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan keputusan Bupati.
Pasal 73
Disahkan di Pekalongan
pada tanggal 7 Juli 2001
BUPATI PEKALONGAN
ttd
AMAT ANTONO
Diundangkan di Pekalongan
pada Tanggal 7 Juli 2001
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN PEKALONGAN
Ttd.