Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pelayanan kesehatan, baik di Rumah Sakit maupun di Puskesmas,
akan diapresiasi oleh masyarakat luas selaku pengguna layanan jika
pelayanan kedua institusi pelayanan kesehatan tersebut bermutu. Pelayanan
kesehatan yang bermutu pasti menggunakan pendekatan manajemen
sehingga pengelolaannya menjadi efektif, efisien, dan produktif. Untuk bisa
menyediakan pelayanan kesehatan seperti itu, pimpinan dan staf dari kedua
institusi pelayanan tersebut harus menerepkan prinsip-prinsip manajemen
(Muninjaya, 2012).
Komponen manajemen kesehatan menjadi penting di tengah
berkembangnya isu desentralisasi kesehatan seiring otonomi daerah yang
sedang berlangsung. Diakui selama hampir lima tahun otonomi daerah,
manajemen kesehatan di daerah belum memberikan gambaran kondisi yang
menggembirakan. Di sisi lain untuk membentuk jaringan sistem kesehatan
yang andal secara nasional, selain perlunya perubahan paradigma dari
paradigma sakit menuju paradigma sehat, maka sistem informasi kesehatan
akan menjadi tulang punggung arus informasi dari bawah ke atas.
Dalam manajemen kesehatan baik dalam lingkup global dan lokal,
tidak akan lepas dari unsur perencanaan, adiministrasi, regulasi, dan
legislasi. Semua unsur itu membentuk manajemen kesehatan yang
mendukung sumber daya produksi, penyediaan kesehatan dalam masalah
keorganisasian kesehatan selain dukungan sumber pembiayaan.
Manajemen kesehatan yang transparan, akuntabilitas, dan dapat diakses
informasinya oleh semua masyarakat merupakan bukti bahwa pemerintah
secara tidak langsung telah melakukan good governance melalui lembaga-
lembaga penyedia pelayanan kesehatan.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen kesehatan?
2. Apa saja fungsi-fungsi dalam manajemen kesehatan?
3. Apa saja ruang lingkup manajemen kesehatan?
4. Apa saja subsistem manajemen kesehatan?
5. Bagaimana hukum, produk kebijakan dalam manajemen kesehatan?
6. Bagaimana prinsip-prinsip manajemen kesehatan?
7. Bagaimana perkembangan manajemen kesehatan?
8. Bagaimana kebutuhan pada manajemen kesehatan yang bermutu?

1.3. Tujuan
Makalah ini dibuat agar mahasiswa dapat mengetahui :
1. Pengertian manajemen kesehatan.
2. Fungsi-fungsi dalam manajemen kesehatan.
3. Ruang lingkup manajemen kesehatan.
4. Subsistem manajemen kesehatan.
5. Hukum, produk kebijakan dalam manajemen kesehatan.
6. Prinsip-prinsip manajemen kesehatan.
7. Perkembangan manajemen kesehatan.
8. Kebutuhan pada manajemen kesehatan yang bermutu.
BAB II
ISI

2.1. Pengertian Manajemen Kesehatan


Secara klasik, manajemen adalah ilmu atau seni tentang penggunaan
sumber daya secara efisien, efektif, dan rasional untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Manajemen merupakan ilmu
terapan yang penerapannya disesuaikan dengan ruang lingkup fungsi
organisasi, bentuk kerja sama manusia di dalam organisasi, dan ruang
lingkup masalah yang dihadapi. Di bidang kesehatan, manajemen
diterapkan untuk mengatur perilaku staf yang bekerja di dalam organisasi
(institusi pelayanan) kesehatan untuk menjaga dan mengatasi gangguan
kesehatan pada individu atau kelompok masyarakat secara efektif, efisien,
dan produktif (Muninjaya, 2012).

Sehat adalah suatu keadaan optimal, baik jasmani maupun rohani serta
sosial ekonomi, dan tidak hanya terbatas pada keadaan bebas dari penyakit
atau kelemahan fisik dan mental saja (WHO, 1946). Di Indonesia pengertian
sehat dituangkan dalam UU Pokok Kesehatan RI No.9 tahun 1960
(Herlambang & Murwani, 2012).

Menurut Notoatmodjo (2003) dalam buku Manajemen Kesehatan dan


Rumah Sakit, manajemen kesehatan adalah suatu kegiatan atau suatu seni
untuk mengatur para petugas kesehatan dan non petugas kesehatan guna
meningkatkan kesehatan masyarakat melalui program kesehatan
(Herlambang & Murwani, 2012).

Sesuai dengan tujuan sistem kesahatan, yakni peningkatan derajat


kesehatan yang setinggi-tingginya, maka manajemen kesehatan tidak dapat
disamakan dengan manajemen niaga yang lebih berorientasi pada upaya
mencari keuntungan berupa uang untuk pemilik perusahaan (profit oriented)
melainkan manajemen kesehatan berorientasi memberikan manfaat
pelayanan secara optimal pada masyarakat (benefit oriented) oleh karena
organisasi kesehatan lebih mementingkan pencapaian kesejahteraan umum
(Herlambang & Murwani, 2012).

2.2. Fungsi-fungsi dalam Manajemen Kesehatan

Fungsi-fungsi dalam manajemen kesehatan sama dengan fungsi-fungsi


dalam manajemen perusahaan, yaitu :
1. Fungsi Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan fungsi terpenting dalam manajemen.
Perencanaan kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskan
masalah-masalah kesehatan yang berkembang di masyarakat,
menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan
tujuan program yang paling pokok, dan menyusun langkah-langkah
praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut.
Dengan perencanaan dapat mengetahui : tujuan yang ingin
dicapai; jenis dan struktur organisasi yang dibutuhkan; jenis dan
jumlah staf yang diinginkan dan uraian tugasnya; sejauh mana
efektivitas kepemimpinan dan pengarahan yang diperlukan; bentuk
dan standar pengawasan yang akan dilakukan.
Terdapat lima langkah yang perlu dilakukan pada proses
penyusunan sebuah perencanaan dalam manajemen kesehatan, yaitu :
a. analisa situasi,
b. mengidentifikasi masalah dan prioritasnya,
c. menentukan tujuan program,
d. mengkaji hambatan dan kelemahan program, dan
e. menyusun rencana kerja operasional.

2. Fungsi Pengorganisasian (Organizing)


Dengan adanya pengorganisasian, maka seluruh sumber daya
yang dimiliki oleh organisasi akan diatur penggunaannya secara
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan.
Dengan pengorganisasian, seorang pemimpin akan mengetahui
pembagian tugas secara jelas, tugas pokok dan prosedur kerja tenaga
kesehatan, hubungan organisatoris dalam struktur organisasi,
pendelegasian wewenang, dan pemanfaatan tenaga kesehatan dan
fasilitas fisik yang dimiliki organisasi.
Ada enam langkah penting dalam membuat pengorganisasian,
yaitu :
a. tujuan organisasi harus sudah dipahami oleh tenaga kesehatan,
b. membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan-kegiatan
pokok untuk mencapai tujuan,
c. menggolongkan kegiatan pokok ke dalam suatu kegiatan yang
praktis,
d. menetapkan kewajiban yang harus dilakukan oleh tenaga
kesehatan dan menyediakan fasilitas pendukung yang
diperlukan untuk melaksanakan tugasnya, dan
e. penugasan personal yang terampil.
3. Fungsi Pelaksanaan dan Pembimbingan (Actuating)
Pada fungsi ini lebih mengarahkan dan menggerakkan semua sumber
daya untuk mencapai tujuan yang telah disepakati. Beberapa hal yang
dapat menggerakkan dan mengarahkan sumber daya manusia dalam
organisasi yaitu : peran kepemimpinan (leadership), motivasi tenaga
kesehatan, kerja sama antar tenaga kesehatan, dan komunikasi yang
lancar tenaga kesehatan.
Adapun tujuan fungsi pelaksanaan dan pembimbingan adalah :
a. menciptakan kerjasama yang lebih efisien,
b. mengembangkan kemampuan dan keterampilan tenaga
kesehatan,
c. menumbuhkan rasa menyukai dan memiliki pekerjaan,
d. mengusahakan suasana lingkungan kerja untuk meningkatkan
motivasi prestasi kerja tenaga kesehatan, dan
e. membuat organisasi berkembang secara dinamis.

4. Fungsi Pengawasan (Controlling)


Melalui fungsi pengawasan, standar keberhasilan program yang
telah dibuat dalam bentuk target, prosedur kerja, dan sebagainya harus
selalu dibandingkan dengan hasil yang telah dicapai atau yang mampu
dikerjakan oleh tenaga kesehatan.
Jenis standar pengawasan ada dua, yaitu :
a. standar norma, standar yang dibuat berdasarkan pengalaman
tenaga kesehatan melaksanakan program yang sejenis atau yang
pernah dilaksanakan dalam situasi yang sama di masa lalu,
b. standar kriteria, standar yang diterapkan untuk kegiatan-kegiatan
pelayanan oleh tenaga kesehatan yang sudah mendapatkan
pelatihan.

Pemimpin mendapatkan data pada saat melakukan pengawasan


dengan tiga cara, yaitu pengamatan langsung, laporan lisan tenaga
kesehatan lain atau pengaduan masyarakat, dan laporan tertulis dari
tenaga kesehatan.

5. Fungsi Evaluasi (Evaluation)


Tujuannya yaitu untuk memperbaiki efisiensi dan efektivitas
pelaksanaan program dengan memperbaiki fungsi manajemen.
Evaluasi ada beberapa macam, yaitu :
a. evaluasi terhadap input, dilaksanakan sebelum program
dilaksanakan,
b. evaluasi terhadap proses, dilaksanakan pada saat kegiatan
berlangsung, dan
c. evaluasi terhadap output, dilaksanakan setelah pekerjaan selesai.
Fungsi-fungsi manajemen diatas dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Meskipun keempat fungsi manajemen tersebut terpisah satu sama lain,
tetapi sebagai sebuah proses, keempatnya merupakan suatu rangkaian
kegiatan yang berhubungan satu sama lain. Jika tujuan organisasi belum
tercapai, pimpinan organisasi harus menganalisis kelemahan pelaksanaan
salah satu atau beberapa fungsi manajemen tersebut (Muninjaya, 2012).

Selain fungsi-fungsi diatas, terdapat fungsi-fungsi lain dari


manajemen kesehatan, yaitu :

a. Fungsi Regulasi (Regulation)


Salah satu esensi dari reformasi di bidang kesehatan yang di
formulasikan dalam bentuk diterapkannya kebijakan desentralisasi
kesehatan adalah dalam hal regulasi kesehatan. Dengan adanya
agenda desentralisasi dengan diiringinya penyerahan kewenangan
regulasi dari pemerintah pusat dan provinsi ke pemerintah
kabupaten/kota, permasalahan regulasi menjadi sangat pening untuk
didiskusikan.
Dari berbagai pengamatan di berbagai daerah ternyata peran
pokok pemerintah berdasar konsep good governance ini cenderung
kurang terartikulasikan dengan baik. Hal ini terlihat jelas jika dilihat
dari indikator ketiadaannya individu atau struktur di dinas kesehatan
kabupaten/kota yang secara khusus menangani regulasi ini. Kalaupun
ada struktur yang menjalankan regulasi ini, ternyata tidak diiringi
dengan keberadaan sumber daya yang memiliki kualifikasi memadai.
Akibatnya sering regulasi ini hannya dijalankan secara ritual rutin
untuk memenuhi persyaratan administrasi.

b. Fungsi Legislasi (Legislation)


2.3. Ruang Lingkup Manajemen Kesehatan
Seperti halnya manajemen perusahaan, di bidang kesehatan juga
dikenal berbagai jenis manajemen sesuai dengan ruang lingkup kegiatan dan
sumber daya yang dikelolanya. Ruang lingkup manajemen kesehatan secara
garis besar mengerjakan kegiatan yang berkaitan dengan :
a. Manajemen sumber daya manusia (personalia),
b. Manajemen keuangan (mengurusi cashflow keuangan),
c. Manajemen logistik (mengurusi logistik-obat dan peralatan), dan
d. Manajemen pelayanan kesehatan dan sistem informasi manajemen
(melayani pelayanan kesehatan masyarakat).

Untuk masing-masing bidang tersebut dikembangkan manajemen


yang lebih spesifik sesuai dengan ruang lingkup dan tugas pokok institusi
kesehatan. Penerapan manajemen pada unit pelaksana teknis
seperti Puskesmas dan Rumah Sakit merupakan upaya untuk memanfaatkan
dan mengatur sumber daya yang dimiliki oleh masing-masing unit
pelayanan kesehatan tersebut, dan diarahkan untuk mencapai tujuan
organisasi (unit kerja dan sebagainya) secara efektif, efisien, produktif, dan
bermutu (Muninjaya, 2012).

Manajemen kesehatan harus dikembangkan di tiap-tiap organisasi


kesehatan di Indonesia, seperti Kantor Departemen Kesehatan, Dinas
Kesehatan di daerah, Rumah Sakit, dan Puskesmas, dan jajarannya. Untuk
memahami penerapan manajemen kesehatan di Rumah Sakit, Dinas
Kesehatan, dan Puskesmas perlu dilakukan kajian proses penyusunan
rencana tahunan Departemen Kesehatan dan Dinas Kesehatan di daerah.
Khusus untuk tingkat Puskesmas, penerapan manajemen dapat dipelajari
melalui perencanaan yang disusun setiap lima tahunan (Herlambang &
Muwarni, 2012).

2.4. Subsistem Manajemen Kesehatan


Subsistem adalah bagian dari sistem yang juga membentuk sistem.
Dalam sistem kesehatan nasional, subsistem manajemen kesehatan adalah
tatanan yang menghimpun berbagai upaya administrasi kesehatan yang
didukung oleh pengelolaan data dan informasi, pengembangan dan
penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengaturan hukum
kesehatan secara terpadu dan saling mendukung, guna menjamin
tercapainya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Herlambang &
Murwani, 2012)
Subsistem manajemen kesehatan terdiri dari empat unsur utama, yaitu
sebagai berikut :
a. Administrasi kesehatan adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan,
dan pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban
penyelenggara pembangunan kesehatan.
b. Informasi kesehatan adalah hasil pengumpulan dan pengolahan data
yang merupakan masukan bagi pengambilan keputusan di bidang
kesehatan.
c. Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah hasil penelitian dan
pengembangan yang merupakan masukan bagi pengambilan
keputusan di bidang kesehatan.
d. Hukum kesehatan adalah peraturan perundang-undangan kesehatan
yang dipakai sebagai acuan bagi penyelenggara pembangunan
kesehatan.

2.5. Hukum, Produk Kebijakan dalam Manajemen Kesehatan


Negara bertanggungjawab atas penyedia fasilitas pelayanan kesehatan
dan fasilitas pelayanan umum yang layak seperti dunyatakan Pasal 34 ayat 3
UUD 1945 yang menjadi pijakan perlunya dibentuk RUU Sistem Kesehatan
Nasiona; yang mengatur pelaksanaannya. Selain itu, Pasal 28 H juga
disebutkan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat
serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
Undang-Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional (UU SJSN) telah
disetujui DPR. Sesungguhnya persetujuan DPR itu memang sudah menjadi
keharusan, sebab penyelenggaraan jaminan sosial bagi seluruh rakyat sudah
menjadi amanat UUD 1945 Pasal 34 ayat 2. UU SJSN mewajibkan
pemerintah membayarkan iuran kesehatan sosial bagi penduduk miskin dan
tidak mampu. Sementara mereka yang bekerja termasuk kerja sendiri seperti
pedagang yang mempunyai penghasilan; wajib mengikutkan sebagian
penghasilannya setiap bulan. Artinya UU ini sesungguhnya mengukuhkan
dan memaksa komitmen pemerintah yang permanen untuk menjamin
pelayanan kesehatan bagi seluruh penduduknya. Dengan demikian, akan
terkumpul dana yang cukup. Ini adalah langkah awal menuju Asuransi
Kesehatan Nasional, yang di Inggris sudah mulai sejak 1911. Iuran memang
harus dipaksakan, sebab tanpa paksaan orang tidak akan menabung untuk
risiko masa depannya. Pemerintah saat ini telah mengeluarkan pedoman
pelaksanaan program pelayanan kesehatan dan rujukan rawat inap Rumah
Sakit yang dijamin pemerintah untuk memenuhi kewajibannya dalam
memberikan akses pelayanan kesehatan (Thabrany, 2004).

2.6. Prinsip-Prinsip Manajemen Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai