Anda di halaman 1dari 2

Diora 10 Peristiwa Serbuan Osha Butai Kota BaruOleh BKR Yogyakarta

Penyerbuan markas Jepang di Kotabaru Yogyakarta diawali dengan perundingan


antara Jepang dengan pejuang Yogyakarta yang berlangsung pada tanggal 6
Oktober 1945, perundingan ini tidak mencapai mufakat karena Jepang tidak mau
menyerahkan senjatanya pada pejuang Yogyakarta, sehingga pada tanggal 7
Oktober 1945 dilakukan penyerbuan ke markas Jepang oleh para pejuang
Yogyakarta.

Badan Keamanan Rakyat merupakan pemimpin perundingan dan pertempuran di


Kotabaru, selain itu KNID Yogyakarta dan Polisi Istimewa juga ikut serta dengan
menjadi penyemangat para pejuang lainnya karena Badan Keamanan Rakyat dan
Polisi Istimewa telah memiliki persenjataan yang modern sehingga menjadi
pelindung laskar rakyat yang bersenjata tradisional, para pemuda di sekitar
Kotabaru juga ikut dalam pertempuran dengan bergabung dan diberi nama laskar
rakyat.

Dampak pertempuran Kotabaru ini memberikan kekuatan baru bagi Badan


Keamanan Rakyat, hal ini disebabkan karena persenjataan Jepang yang berhasil
direbut diberikan kepada Badan Keamanan Rakyat sehingga dapat melebur
menjadi Tentara Keamanan Rakyat, dan kemenangan di Kotabaru ini memberikan
semanagat perjuangan untuk melucuti senjata Jepang yang bermarkas di Pingit
dan Maguwo.

Dalam peristiwa penyerbuan Kotabaru ini sebanyak 21 pejuang dan pemuda


Yogyakarta gugur dan di pihak musuh 27 tentara tewas. Nama-nama para pejuang
yang gugur inilah kemudian diabadikan menjadi nama jalan di sekitar kawasan
Kotabaru.

Diorama 11 BKR Malang Merintis Marta Kedirgantaraan dalam Pembentukan


kekuatan bersenjata indonesia

Badan Keamanan Rakyat (BKR) dalam tujuan pembentukannya melaksanakan


beberapa peran dan tugas yang diamanatkan oleh para pemimpin nasional.
Contohnya BKR Malang (Jawa Timur), melakukan upaya menangkap orang-
orang utusan Sekutu yang menyamar sebagai anggota Palang Merah Internasional.
Hal tersebut berdasarkan kecurigaan mereka terhadap anggota Red Cross tersebut,
yang saat ditangkap mereka membawa senjata, pistol dan peralatan sistem
komunikasi.[23]

Contoh lainnya yaitu BKR melucuti persenjataan tentara Jepang. Tugas ini
dilaksanakan oleh BKR Madiun dan juga BKR Malang. BKR mengadakan
perundingan dengan pihak Jepang tentang masalah pelucutan senjata Tentara
Jepang. Perundingan tersebut berjalan dengan lancar dan pada tanggal 20
September 1945, di markas Resimen Katagiri Butai[24] diadakan penyerahan
persenjataan kepada BKR Malang.

Diorama 12 Pemindahan Markas Angkatan Darat Jepang Di Jawa Timur Ke


Tangan Bangsa Indonesia (Oktober 1945)

Gedung HVA (Handles Vereninging Amsterdam) disurabaya dalam masa


pendudukan jepang dijadikan markas angkatan darat jepang. Lewat pertempuran
dan perundingan yang alot banyak memakan korban. Akhirnya BKR jawa timur
pimpinan Drg. Moestopo mantan Daidancho Peta Gresik berhasil mengambil alih
bangunan tersebut.

Diorama 13 AMBARAWA DAN LAHIRNYA HARI JUANG KARTIKA


TNI-AD (ANGKATAN DARAT) (15 DESEMBER 1945)

Disuatu tempat antara magelang ambarawa para pemimpin BKR/TKR jawa


tengah yaitu soedirman, jati kusumo, soeharto, ahmad yani, sarbini, soetarto dan
holan iskandar sedang berkumpul mengatur siasat untuk memukul mundur sekutu
dan belanda sesudah mereka meninggalkan magelang. Maka pada tanggal 15
desember 1945 dengan koordinasi koleoner soedirman yang masih menjabat
panglima divisi V banyumas, pasukan BKR/TKR berhasil menduduki ambarawa
dan berhasil mengusir sekutu dan belanda.

Diorama 14 PEMILIHAN PANGLIMA BESAR TENTARA KEAMANAN


RAKYAT (12 NOVEMBER 1945)

Pada tanggal 12 november 1945, bertempat dimarkas tinggi tentara keamanan


rakyat, gondomanan, Yogyakarta. Diadakan konprensi TKR untuk memilih
panglima tertinggi TKR. Konprensi dihadiri oleh semua komandan divisi dan
resimen TKR seluruh jawa. Konprensi dipimpin oleh Letjen Oerip Soemohardjo,
berjalan tertib dan lancar. Proses pemilihan panglima besar dilakukan dengan
proses secara pemungutan suara dimana suara terbanyak dimenangkan oleh
Kolonel Soedirman.

Anda mungkin juga menyukai