Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN PERA N KELUARGA DALAM

PENANGANAN PASIEN GANGGUAN KECEMASAN


DI RUANG WIJAYA KUSUMA RUMAH SAKIT JIWA MENUR
SURABAYA

DI SUSUN OLEH : KELOMPOK D


NAMA NIM
DESTI IBZ ASBANU, S.Kep 1612B0311
WIWIN, S.Kep 1612B0302
SUPRI ANWAR, S.Kep 1612B0298
WIWIN INDRIANI, S.Kep 1612B0303
ZAENUDIN, S.Kep 1612B0309
YENY INDIARTI, S.Kep 1612B0304

STIKES SURYA MITRA HUSADA KEDIRI


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
KEDIRI - JAWA TIMUR
T/A. 2016/2017
HALAMAN PENGESAHAN

DI SUSUN OLEH : KELOMPOK D


NAMA NIM
DESTI IBZ ASBANU, S.Kep 1612B0311
WIWIN, S.Kep 1612B0302
SUPRI ANWAR, S.Kep 1612B0298
WIWIN INDRIANI, S.Kep 1612B0303
ZAENUDIN, S.Kep 1612B0309
YENY INDIARTI, S.Kep 1612B0304

DISAHKAN OLEH:

PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING KLINIK

( ) ( )

KEPALA BIDANG PERAWATAN

( )
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Peran Keluarga Dalam Penanganan Pasien Gangguan


Kecemasan
Hari / Tanggal : 09 Oktober 2017
Waktu : 07.30 s.d selesai
Penyaji : Kelompok D
Tempat : Ruang Wijaya Kusuma RS Jiwa Menur Surabaya

1. Tujuan
Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga
diharapkan peserta dapat mengerti dan memahami tentang peran keluarga
dalam penanganan pasien gangguan kecemasan.
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga
diharapkan mereka mampu menjelaskan tentang :
a. Pengertian kecemasan
b. Menguraikan tingkat kecemasan
c. Tanda dan gejala kecemasan
d. Cara mengurangi gangguan kecemasan
e. Pengertian peran keluarga
f. Peran keluarga dalam perawatan gangguan kecemasan
g. Manfaat terapi keluarga
2. Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan
Media /
No Kegiatan Waktu Perawat Peserta
Alat
1. Pembuka 4 menit Salam pembuka Menjawab Ceramah
D= Memperkenalkan diri salam
Deskripsi Menjelaskan topik yang akan Mendengarkan
T= disampaikan
Tujuan Menjelaskan TIU dan TIK
R= Menjelaskan relevansi dari materi
Relevansi yang disampaikan terhadap
kesehatan

2. Kerja 10 menit 1. Penyampaian Materi Mendengarkan Leaflet


Menjelaskan tentang : dengan penuh
a. Pengertian kecemasan perhatian
b. Menguraikan tingkat
kecemasan
c. Tanda dan gejala
kecemasan
d. Cara mengurangi gangguan
kecemasan
e. Pengertian peran keluarga
f. Peran keluarga dalam
perawatan gangguan
kecemasan
g. Manfaat terapi keluarga

5 menit
2. Tanya Jawab Bertanya
Memberi kesempatan pada
peserta untuk mengajukan
pertanyaaan.
3. Evaluasi
3 menit
Memberikan pertanyaan
tentang Menjawab
a. Pengertian kecemasan Pertanyaan
b. Menguraikan tingkat
kecemasan
c. Tanda dan gejala
kecemasan
d. Cara mengurangi gangguan Menjelaskan
kecemasan
dan
e. Pengertian peran keluarga
f. Peran keluarga dalam memraktekkan
perawatan gangguan
kecemasan
g. Manfaat terapi keluarga
3. Penutup 1. Menyimpulkan
4 M Mendengarkan Ceramah
2. Salam Penutup
e Menjawab
n salam
i
t

3. Sasaran
Sasaran ditujukan pada keluarga pasien yang ada di ruang Wijaya Kusuma RS
Jiwa Menur Surabaya.
4. Strategi Pelaksanaan
1. Metode : Ceramah, diskusi, leaflet
5. Setting
Peserta penyuluhan dengan kursi berhadapan dengan penyaji

6. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a. Membuat SAP
b. Kontrak Waktu
c. Menyiapkan Peralatan
d. Setting
Tempat penyuluhan di wisma Wijaya Kusuma
2. Evaluasi Proses
a. Peserta
Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan sampai selesai.
Peserta penyuluhan kooperatif dan aktif berpartisipasi selama
proses penyuluhan
Pertemuan berjalan dengan lancar.
b. Penyuluh
Bisa memfasilitasi jalannya penyuluhan.
Bisa menjalankan perannya sesuai tugas dan tanggung jawab.
Suasana selama kegiatan penyuluhan kondusif.
7. Materi Pendidikan Kesehatan
a. Pengertian kecemasan
Kecemasan atau ansietas merupakan reaksi emosional terhadap
penilaian individu yang subyektif dipengaruhi oleh alam bawah sadar dan
tidak diketahui secara khusus penyebabnya. Ansietas sangat berkaitan
dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak
memiliki objek yang spesifik. Kondisi dialami secara subyektif dan
dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal. Ansietas berbeda dengan
rasa takut, yang merupakan penilaian intelektual terhadap sesuatu terhadap
sesuatu yang berbahaya.
b. Tingkat Kecemasan
1) Cemas Ringan
Cemas ringan berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa
kehidupan sehari-hari. Pada tingkat ini lahan persepsi melebar dan
individu akan berhati-hati dan waspada. Individu terdorong untuk
belajar yang akan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas. Respons
cemas ringan seperti sesekali bernapas pendek, nadi dan tekanan darah
naik, gejala ringan pada lambung, muka berkerut dan bibir bergetar,
lapang persepsi meluas, konsentrasi pada masalah, menyelesaikan
masalah secara efektif, tidak dapat duduk dengan tenang, dan tremor
halus pada tangan.

2) Cemas Sedang
Pada tingkat ini lahan persepsi terhadap masalah menurun. Individu
lebih berfokus pada hal-hal penting saat itu dan mengesampingkan hal
lain. Respons cemas sedang seperti sering napas pendek, nadi dan
tekanan darah meningkat, mulut kering, anoreksia, gelisah, lapang
pandang menyempit, rangsangan luar tidak mampu diterima, bicara
banyak dan lebih cepat, susah tidur, dan perasaan tidak enak.
3) Cemas Berat
Pada cemas berat lahan persepsi sangat sempit. Seseorang cenderung
hanya memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal yang
penting. Seseorang tidak mampu berpikir berat lagi dan membutuhkan
lebih banyak pengarahan / tuntunan.
Respon kecemasan berat seperti napas pendek, nadi dan tekanan darah
meningkat, berkeringat dan sakit kepala, penglihatan kabur,
ketegangan, lapang persepsi sangat sempit, tidak mampu menyelesaikan
masalah, verbalisasi cepat, dan perasaan ancaman meningkat.
c. Tanda dan Gejala kecemasan
1) Gejala motorik, meliputi: gemetar, muka tegang, nyeri otot, nyeri dada,
letih, pegal, sakit kepala, sakit leher.
2) Gejala otonomik, berupa hiperaktivitas saraf otonomik terutama saraf
simpatis ditandai dengan gejala; palpitasi, hiperhidrosis, sesak nafas,
diare, parestesia dll.
3) Khawatir
Rasa khawatir yang berlebihan terutama mengenai hal-hal yang belum
terjadi seperti mau mendapat musibah.
4) Kewaspadaan berlebihan.
Kewaspadaan yang berlebihan meliputi gejala tidur terganggu, sulit
berkonsentrasi, mudah terkejut, tidak bisa santai dll.
d. Cara mengurangi cemas
1) Teknik relaksasi segitiga pernapasan (Triangle Breathing):
a) Ambil napas selama 3 detik dengan lambat,
b) Tahan napas selama 3 detik.
c) Keluarkan perlahan selama 3 detik melalui mulut
d) Ulangi selama 3 kali
2) Teknik guided imagery:
a) Diri dalam keadaan rileks
b) Teman dan konselor membimbing anda dengan kondisi verbal
(bicara perlahan dan lembut)
c) Klien dapat terbawa ke tempat yang paling aman yang diinginkan
oleh suara hatinya.
d) Saat terbangun dari proses imagery, klien akan merasa damai, dan
akan mempunyai persepsi yang baru terhadap sesuatu yang
membebani, atau lebih siap menghadapinya.
3) Hindari kafein, alkohol dan rokok
Rasa cemas ternyata bisa pula dipicu oleh makanan, minuman, serta
kebiasaan yang kita konsumsi atau lakoni. Kafein, alkohol, dan rokok
disebut-sebut sebagai substansi yang bisa meningkatkan rasa cemas
seseorang.
4) Tertawa dan olahraga.
Tidak ada yang membantah kalau banyak ketawa itu dianggap
menyehatkan. Buktinya untuk mengatasi rasa cemas ini, para pakar juga
menyarankan agar kita banyak tertawa. Karena cara tersebut ampuh
mengusir emosi dengan sesuatu positif sifatnya. Tak ubahnya dengan
olahraga. 20 hingga 30 menit melakukan olahraga bisa membantu
mengurangi rasa cemas.
5) Tulislah rasa cemas dalam secarik kertas.
Cara ini, menurut Bloomfield, lumayan ampuh mengurangi emosi dan
rasa sesak di dada. Karenanya, tulislah dengan jujur ketakutan dan
kecemasan yang ada dalam benak Anda, seperti "Saya takut ketika...",
"Saya cemas karena...", atau "Saya nggak yakin kalau harus...".
6) Bersantai
Rasa cemas kerap datang akibat banyaknya pekerjaan atau tugas
lainnya. Karena itu, usahakan untuk menyisihkan waktu buat
bersenang-senang dan bersantai. Atau waktu tersebut bisa pula
digunakan untuk meditasi, membangun mimpi dan berimajinasi. Karena
kebiasaan tersebut akan membantu mengurangi rasa cemas.
7) Dengar musik.
Berbahagialah orang yang gemar mendengarkan musik. Karena dengan
mendengarkan musik-musik favorit, akan membantu menjalani ritme
hidup Anda yang menyenangkan.
e. Pengertian Peran Keluarga
Peran adalah suatu pola atau sikap dan tujuan yang diharapkan
seseorang berdasarkan posisinya dimasyarakat.Peranan adalah pola
tingkah laku yang diharapkan dari seseorang yang menduduki suatu
jabatan atau tingkah laku yang diharapkan pantas dari seseorang( Bailon
dan Maglayan, 2006)
Keluarga adalah unit pelayanan dasar di masyarakat dan juga
merupakan Perawat utama bagi anggota keluarga( Junaiti, 2011)
f. Peran Keluarga Dalam Perawatan Gangguan Kecemasan
Keluarga adalah orang-orang yang sangat dekat dengan pasien dan
dianggap paling banyak tahu kondisi pasien serta dianggap paling banyak
memberi pengaruh pada pasien. Sehingga keluarga sangat penting artinya
dalam perawatan dan penyembuhan pasien. Alasan utama pentingnya
keluarga dalam perawatan gangguan kecemasan adalah :
1. Keluarga merupakan lingkup yang paling banyak berhubungan dengan
pasien
2. Keluarga (dianggap) paling mengetahui kondisi pasien
3. Gangguan kecemasan yang timbul pada pasien mungkin disebabkan
adanya cara asuh yang kurang sesuai bagi pasien
4. Pasien yang mengalami gangguan kecemasan nantinya akan kembali
kedalam masyarakat; khususnya dalam lingkungan keluarga
5. Keluarga merupakan pemberi perawatan utama dalam mencapai
pemenuhan kebutuhan dasar dan mengoptimalkan ketenangan jiwa.

Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku


interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam
posisi dan situasi tertentu. Hal-hal yang perlu diketahui oleh keluarga
dalam perawatan Gangguan kecemasan :

1. Pasien yang mengalami gangguan kecemasan adalah manusia yang


sama dengan orang lainnya; mempunyai martabat dan memerlukan
perlakuan manusiawi
2. Pasien yang mengalami gangguan kecemasan mungkin dapat kembali
ke masyarakat dan berperan dengan optimal apabila mendapatkan
dukungan yang memadai dari seluruh unsur masyarakat. Pasien
gangguan jiwa bukan berarti tidak dapat sembuh.
3. Pasien dengan gangguan kecemasan tidak dapat dikatakan sembuh
secara utuh, tetapi memerlukan bimbingan dan dukungan penuh dari
orang lain (dan keluarga)
4. Tujuan perawatan adalah :
a. Meningkatkan Kemandirian pasien
b. Pengoptimalan peran dalam masyarakat
c. Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah
5. Pasien memerlukan pemenuhan kebutuhan aktivitas sehari-hari seperti
makan, minum dan berpakaian serta kebersihan diri dengan optimal.
Keluarga berperan untuk membantu pemenuhan kebutuhan ini sesuai
tahap-tahap kemandirian pasien.
6. Kegiatan sehari-hari seperti melakukan pekerjaan rumah (ringan),
membantu usaha keluarga atau bekerja (seperti orang normal lainnya)
merupakan salah satu bentuk terapi pengobatan yang mungkin berguna
bagi pasien.
7. Berilah peran secukupnya pada pasien sesuai dengan tingkat
kemampuan yang dimiliki. Pemberian peran yang sesuai dapat
meningkatkan harga diri pasien.
8. Berilah motivasi pada pasien sesuai dengan kebutuhan (tidak dibuat-
buat) dalam rangka meningkatkan moral dan harga diri.
9. Kembangkan kemampuan yang telah dimiliki oleh pasien pada waktu
yang lalu. Kemampuan masa lalu berguna untuk menstimulasi dan
meningkatkan fungsi klien sedapat mungkin.
g. Manfaat Terapi keluarga
1. Mempercepat proses penyembuhan
2. Memperbaiki hubungan interpersonal
3. Menurunkan angka kekambuhan
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A. Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep


dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Hall, C. S. 1980. Suatu Pengantar Kedalam Ilmu Jiwa Sigmund Freud


(Terjemahan Oleh Tasrif). Bandung: Pustaka Pelajar.

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8
Volume 2. Jakarta : EGC

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius.

Duenges, Marylin. E.2000. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk


Merencanakan & Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3. Jakarta :
EGC

Anda mungkin juga menyukai