Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH TEKNIK TENAGA LISTRIK

Hambatan Listrik, Arus Listrik, Dan Tegangan


Listrik

Anggota Kelompok :

Jeremias Stanza Jella (073.14.119)


Dzahaby Alam (073.14.133)
Andre Meyro (0730015000 )
Wail Hasan (073001500096)

Teknik Pertambangan
Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi
Universitas Trisakti
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb,

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT , karena atas rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan pembuatan tugas makalah teknik tenaga listrik ini.
Adapun pembuatan tugas teknik tenaga listrik ini telah kami usahakan semaksimal
mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat
memperlancar terselesaikan nya tugas ini.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam pembuatan tugas makalah ini. Kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu dengan kerendahan hati kami menerima adanya
kritik dan saran yang membangun dari pihak manapun demi perbaikan dimasa
yang akan datang.

Akhir kata kami mengucapkan selamat membaca. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Wasalamualaikum Wr. Wb.

Jakarta, 22 September 2017

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul.......................................................................................................... i
Kata Pengantar ......................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................. Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 2
BAB II HAMBATAN ............................................................................................. 3
2.1 Pengertian Hambatan Listrik ......................................................................... 3
2.2 Jenis-Jenis Hambatan Listrik ......................................................................... 3
2.3 Pengaruh Hambatan Listrik ........................................................................... 3
2.4 Rangkaian Hambatan Listrik ......................................................................... 3
BAB III ARUS LISTRIK........................................................................................ 6
3.1 Pengertian arus listrik .................................................................................... 7
3.2 Macam-macam arus listrik ............................................................................ 7
3.3 Kuat Arus Listrik ........................................................................................... 9
BAB IV TEGANGAN .......................................................................................... 13
4.1 Pengertian Tegangan ................................................................................... 13
4.2 Faktor-faktor Tegangan Listrik ................................................................... 13
4.3 Alat Ukur Tegangan Listrik ........................................................................ 13
4.4 Pembahasan Tegangan Listrik ..................................................................... 13
BAB V KESIMPULAN ........................................................................................ 16
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara berkembang yang ditandai dengan banyaknya
teknologi yang dikembangkan di negara ini. Teknologi yang dikembangkan
pun beragam. Baru-baru ini tengah dikembangkan mobil listrik yang mana
tenaga penggeraknya menggunakan tenaga listrik. Sebelumnya banyak
teknologi baru yang mana tenaga penggeraknya merupakan tenaga listrik,
misalnya kipas angin, mesin cuci, televisi, kulkas, dll. Oleh karena itu banyak
dikembangkan sistem pembangkit tenaga listrik yang menggunakan berbagai
macam sumber tenaga.
Pada awal sejarah, manusia menggunakan potensi tenaga air yang
dimanfaatkan untuk memenuhi keperluan pertukangan dan penggilingan.
Selanjutnya pada awal abad ke-13 manusia mulai memanfaatkan batu bara
untuk keperluan pemasanan dan memasak. Minyak bumi dimanfaatkan oleh
manusia pada awal abad ke-19 untuk pemanasan dan penerangan, selanjutnya
minyak bumi ini diolah dan dijadikan bahan bakar minyak yang mana banyak
dimanfaatkan sebagai bahan bakar kendaraan. Akan tetapi, batu bara dan
minyak bumi lama kelamaan akan habis, oleh karena itu manusia berupaya
untuk membuat energi terbarukan yang mana energi tersebut bukan dari batu
bara maupun minyak bumi (bahan bakar fosil).
Beberapa contoh energi terbarukan tersebut adalah energi yang berasal dari
tenaga surya, tenaga air, tenaga angin, yang mana tenaga-tenaga tersebut
diubah menjadi energi listrik yang banyak digunakan untuk memenuhi
kebutuhan manusia.
Terdapat beberapa macam sistem pembangkit tenaga listrik yang telah
dikembangkan di Indonesia. Contohnya adalah pembangkit listrik tenaga air
(PLTA), pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), dll. Pada dasarnya, prinsip
pembangkit tenaga ini adalah mengubah energi mekanik (energi yang

1
bergerak) menjadi energi listrik dengan menggunakan generator atau motor
sebagai penggerak turbin.
Konsep dasar serta pengetahuan mengenai kelistrikan sangatlah memiliki
peran penting bagi mahasiswa dikarenakan seiring dengan berkembangnya
zaman listrik digunakan/dimanfaatkan dalam berbagai hal. Oleh karena itu
mahasiswa khususnya mahasiswa teknik seharusnya mengerti mengenai
teknik tenaga listrik.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan diatas maka secara umum
permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah.
Apakah yang dimaksud hambatan listrik?
Apakah yang dimaksud tegangan listrik?
Apakah yang dimaksud arus listrik?
Apakah yang dimaksud magnet?
Apa aplikasi dari penggunaan tahanan, tegangan dan magnet?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah
Mengetahui maksud hambatan listrik , arus listrik, tegangan listrik dan
medan magnet
Mengetahui prinsip prinsip yang dipergunakan
Mengetahui contoh dari penggunaan ketiga masalah yang dibahas
dalam kehidupan sehari hari

2
BAB II
HAMBATAN

2.1 Pengertian Hambatan Listrik


Hambatan listrik merupakan besaran yang menghalangi arus yang mengalir
dalam suatu penghantar listrik. Dalam fisika hambatan listrik ini pertama kali
diamati oleh George Simon Ohm. Pada 1927, seorang fisikawan Jerman
bernama George Simon Ohm melakukan penelitian untuk mencari hubungan
antara beda potensial dan kuat arus listrik.

2.2 Jenis-Jenis Hambatan Listrik


Sebagaimana kita ketahui bahwa setiap benda mempunyai nilai hambat
terhadap aliran listrik, yang besarnya tergantung pada jenis, penampang dan
kondisi temperatur. Dengan demikian tahanan besar nilai hambat listrik
tergantung dari jenis bahannya. Jenis tahanan yang mempunyai komposisi
bahan dasar yang berbeda.

a) Tahanan karbon arang


Tahanan ini banyak dijumpai dipasaran, umumnya mempunyai nilai
kepekaan yang relatif rendah, mempunyai toleransi dan batasan daya
(rating daya ) kecil. Tahanan ini digunakan pada pesawat yang kurang
memerlukan ketelitian yang canggih.
b) Tahanan jembatan kawat metal film
Sebagai contoh, adalah tahanan hantaran kawat dengan dasar
c) Tahanan gulungan kawat
d) Tahanan fungsi suhu dan cahaya

2.3 Pengaruh Hambatan Listrik


Hambatan pada kawat dipengaruhi oleh:
a. Panjang kawat (l)
b. Luas penampang kawat (A)
c. Hambatan jenis kawat ()
d. Perubahan suhu pada kawat (T) Besarnya Hambatan kawat (R)
sebanding dengan panjang kawat (l) dan hambatan jenis kawat () dan
berbanding terbalik dengan Luas Penampang kawat
2.4 Rangkaian Hambatan Listrik
Secara umum rangkaian hambatan dikelompokkan menjadi rangkaian
hambatan seri, hambatan paralel, maupun gabungan keduanya. Untuk
membuat rangkaian hambatan seri maupun parallel minimal diperlukan dua
hambatan. Adapun, untuk membuat rangkaian hambatan kombinasi seri-
paralel minimal diperlukan tiga hambatan. Jenis-jenis rangkaian hambatan

3
tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Oleh karena itu,
jenis rangkaian hambatan yang dipilih bergantung pada tujuannya.

1) Hambatan Seri
Dua hambatan atau lebih yang disusun secara berurutan disebut hambatan
seri. Hambatan yang disusun seri akan membentuk rangkaian listrik tak
bercabang. Kuat arus yang mengalir di setiap titik besarnya sama. Tujuan
rangkaian hambatan seri untuk memperbesar nilai hambatan listrik dan
membagi beda potensial dari sumber tegangan.
Rangkaian hambatan seri dapat diganti dengan sebuah hambatan yang
disebut hambatan pengganti seri (RS).
Tiga buah lampu masing-masing hambatannya R1, R2, dan R3 disusun seri
dihubungkan dengan baterai yang tegangannya V menyebabkan arus listrik
yang mengalir I.
Tegangan sebesar V dibagikan ke tiga hambatan masing-
masing V1, V2, dan V3, sehingga berlaku:
V = V1 + V2 + V3

Gambar 2.1
Rangkaian Seri

Tiga buah lampu masing-masing hambatannya R1, R2, dan R3 disusun seri
Berdasarkan Hukum I Kirchoff pada rangkaian seri (tak bercabang) berlaku:
I = I1 = I2 = I3

4
Berdasarkan Hukum Ohm, maka beda potensial listrik pada setiap lampu yang
hambatannya R1, R2, dan R3 dirumuskan:
V1 = I x R1 atau VAB = I x RAB
V2 = I x R2 atau VBC = I x RBC
V3 = I x R3 atau VCD = I x RCD
Beda potensial antara ujung-ujung AD berlaku:
VAD = VAB + VBC + VCD
I x RS = I x RAB + I x RBC + I x RCD
I x RS = I x R1 + I x R2 + I x R3
Jika kedua ruas dibagi dengan I, diperoleh rumus hambatan pengganti seri (RS):
RS = R1 + R2 + R3
Jadi, besar hambatan pengganti seri merupakan penjumlahan besar hambatan yang
dirangkai seri. Apabila ada n buah hambatan masing-masing besarnya R1, R2, R3,
., Rn dirangkai seri, maka hambatan dirumuskan sebagai berikut:

2) Hambatan Parallel
Dua hambatan atau lebih yang disusun secara berdampingan disebut
hambatan paralel. Hambatan yang disusun paralel akan membentuk
rangkaian listrik bercabang dan memiliki lebih dari satu jalur arus listrik.
Susunan hambatan paralel dapat diganti dengan sebuah hambatan yang
disebut hambatan pengganti paralel (RP). Rangkaian hambatan paralel
berfungsi untuk membagi arus listrik.
Tiga buah lampu masing-masing hambatannya R1, R2, dan R3 disusun
paralel dihubungkan dengan baterai yang tegangannya V menyebabkan
arus listrik yang mengalir I.
Besar kuat arus I1, I2, dan I3 yang mengalir pada masing-masing lampu
yang hambatannya masing-masing R1, R2, dan R3 sesuai Hukum Ohm.
Ujung-ujung hambatan R1, R2, R3 dan baterai masing masing bertemu pada
satu titik percabangan. Besar beda potensial (tegangan) seluruhnya sama.
Kuat arus sebesar I dibagikan ke tiga hambatan masing-
masing I1, I2, dan I3.

5
Sesuai Hukum I Kirchoff. Jika ada n buah hambatan masing-masing
R1, R2, R3, Rn, hambatan pengganti paralel dari n buah hambatan secara
umum dirumuskan sebagai berikut :

Gambar 2.2
Rangkaian Parallel

6
BAB III
ARUS LISTRIK
3.1 Pengertian arus listrik
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir dari suatu titik
yang berpotensial tinggi ke titik yang berpotensial rendah dalam waktu satu
detik.
Aliran muatan listrik ini melalui sebuah konduktor. Arus ini bergerak dari
potensial tinggi ke potensial rendah, dari kutub positif ke kutub negatif, dari
anoda ke katoda. Arah arus listrik ini berlawanan arah dengan arus elektron.
Muatan listrik dapat berpindah apabila terjadi beda potensial. Beda potensial
dihasilkan oleh sumber listrik, misalnya baterai atau akumulator. Setiap
sumber listrik selalu mempunyai dua kutub, yaitu kutub positif (+) dan kutub
negatif ().

3.2 Macam-macam arus listrik


Simbol dari arus listrik adalah I , dan terbagi menjadi arus listrik searah
(DC) dan arus listrik bolak balik (AC).
1) Arus searah (Direct Current/DC)
Arus searah adalah arus listrik yang nilainya hanya positif atau hanya
negatif saja (tidak berubah dari positif kenegatif, atau sebaliknya
Arus DC juga bias diartikan sebagai arus yang mempunyai nilai tetap atau
konstan terhadap satuan waktu, artinya diamana pun kita meninjau arus
tersebut pada waktu berbeda akan mendapatkan nilai yang sama
Rangkaian Listrik.

Gambar 3.1
Grafik Arus Searah

7
2) Arus bolak-balik (Alternating Current/AC)
Arus AC adalah arus yang mempunyai nilai yang berubah terhadap satuan
waktu dengan karakteristik akan selalu berulang untuk perioda waktu
tertentu (mempunyai perioda waktu : T).

Gambar 3.2
Grafik Arus Bolak-balik

Sumber arus bolak-balik adalah generator arus bolak-balik yang prinsip


kerjanya pada perputaran kumparan dengan kecepatan sudut yang
berada di dalam medan magnetik. Sumber ggl bolak-balik tersebut akan
menghasilkan tegangan sinusoida berfrekuensi f. Dalam suatu rangkaian
listrik, simbol untuk sebuah sumber tegangan gerak elektrik bolak-balik
adalah :

Gambar 3.3
Grafik Arus Bolak-balik

Tegangan sinusoida dapat dituliskan dalam bentuk persamaan tegangan


sebagai fungsi waktu, yaitu:

V = Vm.sin 2.f.t .................................................. (1)

8
Tegangan yang dihasilkan oleh suatu generator listrik berbentuk
sinusoida. Dengan demikian, arus yang dihasilkan juga sinusoida yang
mengikuti persamaan:

I = Im.sin 2.f.t .................................................... (2)

dengan Im adalah arus puncak dan t adalah waktu.

Untuk menyatakan perubahan yang dialami arus dan tegangan secara


sinusoida, dapat dilakukan dengan menggunakan sebuah diagram vektor
yang berotasi, yang disebut diagram fasor. Istilah fasor menyatakan
vektor berputar yang mewakili besaran yang berubah-ubah secara
sinusoida. Panjang vektor menunjukkan amplitudo besaran, dan vektor
ini dibayangkan berputar dengan kecepatan sudut yang besarnya sama
dengan frekuensi sudut besaran. Sehingga, nilai sesaat besaran
ditunjukkan oleh proyeksinya pada sumbu tetap. Cara ini baik sekali
untuk menunjukkan sudut fase antara dua besaran. Sudut fase ini
ditampilkan pada sebuah diagram sebagai sudut antara fasor-fasornya.

Generator pada pusat pembangkit listrik modern tidak menghasilkan


listrik pada tegangan tinggi yang mencukupi untuk transmisi yang
efisien. Tegangan dinaikkan dengan transformator step-up supaya
transmisi jarak jauh menjadi efisien.

3.3 Kuat Arus Listrik


Arus listrik yang mengalir pada kawat didefinisikan sebagai jumlah total
muatan yang melewatinya per satuan waktu pada suatu titik. Maka arus listrik
I dapat dirumuskan:

Keterangan:
i= arus listrik(A)
Q= perubahan muatan (coloumb)
t= perubahan waktu (sekon)

Dengan Q adalah jumlah muatan yang melewati konduktor pada suatu titik
selama selang waktu Dt . Arus listrik diukur dalam coulomb per sekon dan

9
diberi nama khusus yaitu ampere yang diambil dari nama fisikawan Prancis
bernama Andre Marie Ampere (1775 1836).
Satu ampere didefinisikan sebagai satu coulomb per sekon (1 A = 1 C/s).
Satuan-satuan terkecil yang sering digunakan adalah miliampere (1 mA = 10-
3 A) atau mikroampere (1mA = 10-6 A). Alat untuk mengukur kuat arus
listrik dinamakan amperemeter (disingkat ammeter).

Konduktor banyak mengandung elektron bebas. Berarti, bila kawat


penghantar dihubungkan ke kutubkutub bateraisebenarnya elektron
bermuatan negatiflah yang mengalir pada kawat. Ketika kawat penghantar
pertama kali dihubungkan, beda potensial antara kutub-kutub baterai
mengakibatkan adanya medan listrik di dalam kawat dan paralel
terhadapnya.

Dengan demikian, elektron-elektron bebas pada satu ujung kawat tertarik ke


kutub positif, dan pada saat yang sama elektron-elektron meninggalkan
kutub negatif baterai dan memasuki kawat di ujung yang lain. Ada aliran
elektron yang kontinu melalui kawat yang terjadi ketika kawat terhubung ke
kedua kutub. Sesuai dengan ketentuan mengenai muatan positif dan negatif,
dianggap muatan positif mengalir pada satu arah yang tetap ekuivalen
dengan muatan negatif yang mengalir ke arah yang berlawanan, Ketika
membicarakan arus yang mengalir pada rangkaian, yang dimaksud adalah
arah aliran muatan positif. Arah arus yang identik dengan arah muatan
positif ini yang disebut arus konvensional.

Ada beberapa teori yang berhubungan dengan arus listrik yaitu seperti teori
hukum ohm dan hukum kirchoff. Pada hukum ohm arus listrik diartikan
bahwa besarnya arus yang mengalir adalah hasil bagi antara beda potensial
dengan tahanan. Sedangkan pada hukum kirchoff menjelaskan tentang arus
listrik yang memasuki suatu titik percabangan. Semua teori adalah benar
dan sudah terbukti secara meyakinkan. Jika anda kurang percaya dengan
teori yang sudah baku, maka anda bisa melakukan praktek untuk melakukan

10
beberpaa pengujian dan pengukuran. Caranya buatlah beberapa variasi
rangkaian listrik, dan lakukan pengukuran pada setiap variasi, setelah itu
cocokkan hasil pengukuran dengan perhitungan secara teori.

Secara umum kita mengenal beberapa sumber yang mampu menghasilkan


arus lisrik yaitu seperti : generator listrik, batere kering dan accumulato.
Untuk batere dan accu hanya bisa menyediakan arus listrik searah (dc).
Untuk yang pembangkit generator itu contohnya listrik PLN. Generator
dikopel dengan turbin pada sistem pembangkit. Sistem pembangit bisa
dengan air (PLTA), uap (PLTU), gas (PLTG), surya (PLTS), nuklir (PLTN
dan lain sebagainya.

Secara sederhana maka dapat kita simpulkan beberapa poin mengenai arus
lisrik ini. Memang ini adalah hasil analisa saya pribadi dan jika anda tidak
sepaham itu sah-sah saja. Karena masing-masing pendapat biasanya
mempunyai dasar pemikiran atau alasan tertentu.
Arus listrik itu ibarat arus air yang mengalir, air mengalir dari tempat tingi
ke tempat rendah. Tapi arus listrik mengalir dari titik berpotensial tinggi ke
titik berpotensial rendah. Kuatnya arus air yang mengalir juga sama
perumpamaannya dengan kuat arus listrik yang mengalir.
Arus listrik hanya akan mengalir jika terjadi perbedaan polaritas (potensial)
antara sautu titik dengan titik lainnya. Jika terjadi keseimbangan maka, arus
listrik tidak akan mengalir (lihat teori jembatan wheatstone).
Arus terbagi dua yaitu arus searah (DC) dan arus bolak balik (AC)
Arus mengalir bolak balik terjadi karena pada tegangan sumber terjadi
perubahan polaritas secara bolak-balik, bukan karena sifat arus listriknya.
Sifat dasar dari arus lisrik tetap mengalir dari daerah berpolaritas tinggi ke
polaritas rendah.
Arus listrik yang masuk ke dalam titik percabangan, maka arus tersebut
akan berbagi. Artinya jumlah arus yang mengalir pada semua percabangan
adalah sama dengan arus sumber (sebelum memasuki titik percabangan), ini
sesuai dengan teori hukum kirchoff.

11
Besarnya arus yang mengalir pada suatu rangkaian tergantung dari besarnya
beda potensial dan tahanan total yang ada dalam rangkaian. Ini sesuai
hukum ohm.

12
BAB IV
TEGANGAN

4.1 Pengertian Tegangan


Tegangan adalah gaya yang mengakibatkan terjadinya arus listrik.
Terjadinya tegangan akibat beda / selisih potensial dan dikatakan
ada tegangan ( voltage ).
Arus listrik akan mengalir dari tegangan tinggi ke tegangan yang
lebih rendah. Satuan tegangan listrik disebut Volt dan
disimbolkan V .
4.2 Faktor-faktor Tegangan Listrik
Antara pasangan elektron yang rapat dan kurang rapat.
Antara tempat yang mempunyai kerapatan elektron yang tinggi dan rendah
Antara tempat yang kekurangan elektron dan yang kelebihan elektron

4.3 Alat Ukur Tegangan Listrik


Alat yang dipergunakan untuk mengukur besar tegangan listrik, antara lain:
voltmeter, dan osiloskop.
Voltmeter bekerja dengan cara mengukur arus dalam sirkuit ketika dilewatkan
melalui resistor dengan nilai tertentu. Sesuai hukum Ohm, besar tegangan
sebanding dengan besar arus untuk nilai resistansi sama. Prinsip kerja
potensiometer adalah menimbang tegangan yang diukur dengan tegangan
yang sudah diketahui besarnya dengan menggunakan sirkuit jembatan. Sedang
osiloskop bekerja dengan cara menggunakan tegangan yang diukur untuk
membelokkan elektron di layar monitor, sehingga di layar akan tercipta grafik
dari elektron yang telah dibelokkan. Grafik ini sebanding dengan besar
tegangan yang diukur.

4.4 Pembahasan Tegangan Listrik


Voltmeter digunakan untuk mengukur beda potensial. Misalnya beda potensial
antara kutub-kutub baterai atau beda potensial di dua titik suatu rangkaian
listrik.

13
Dalam suatu rangkaian, penggunaan voltmeter secara paralel. Maksudnya,
terminal positif voltmeter (berwarna merah) dihubungkan dengan kutub positif
batu baterai. Adapun kutub negative voltmeter dihubungkan dengan kutub
negatif batu baterai. Salah satu contoh penggunaan voltmeter yaitu pada
pengukuran gaya gerak listrik dan tegangan jepit suatu rangkaian.

Perbedaan antara besarnya GGL dengan tegangan jepit menimbulkan adanya


kerugian tegangan. Baterai atau sumber arus listrik lainnya memiliki hambatan
dalam. Dalam suatu rangkaian, hambatan dalam (r) selalu tersusun seri dengan
hambatan luar (R).

Gambar 4.1
Hambatan dalam

Berdasarkan gambar, rumus Hukum Ohm dapat ditulis sebagai berikut.

Etotal = E1 + E2 ++En = nE
rtotal = r1 + r2 +rn = nr

Sehingga

Untuk beberapa elemen yang dipasang secara paralel berlaku

14
Etotal = E1 = E2 = En = E
Keberadaan hambatan dalam itulah yang menyebabkan menyebabkan kerugian
tegangan. Kerugian tegangan dilambangkan dengan U satuannya volt.

Hubungan antara GGL, tegangan jepit, dan kerugian tegangan dirumuskan.


E=V+U
dengan:
E = gaya gerak listrik satuannya volt (V)
V = tegangan jepit satuannya volt (V)
U = kerugian tegangan satuannya volt (V)

15
BAB V
KESIMPULAN

6.1 Kesimpulan
Arus listrik adalah gerakan atau muatan arus listrik. Arus listrik
merupakan banyaknya muatan listrik yang mengalir tiap satuan waktu.

Besar kuat arus adalah I =

Tegangan listrik (kadang disebut sebagai Voltase) adalah perbedaan
potensi listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik, dinyatakan dalam
satuan volt. Besar tegangan suatu listrik adalah V= I .R
Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu
komponen elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik yang
melewatinya. Hambatan listrik dapat dirumuskan sebagai berikut :
R = V/I
Terdapat dua jenis kutub magnet, apabila kutub yang sejenis didekatkan
maka terjadi reaksi tolak menolak, sedangkan apabila kutub yang tidak
sejenis didekatkan maka akan terjadi reaksi tarik menarik.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://dunia-listrik.blogspot.co.id/2009/10/prinsip-kemagnetan.html
(Diakses tanggal 27 September 2015)

http://www.academia.edu/10031987/Hukum_Maxwell
(Diakses tanggal 27 September 2015)

http://www.whatitequals.com/content/hopkinsons-law
(Diakses tanggal 27 September 2015)

http://www.rumus-fisika.com/2014/04/pengukuran-tegangan-listrik.html
(Diakses Pada 21 September 2015)

http://hikmat.web.id/fisika-kelas-x/pengertian-arus-listrik
(Diakses Pada 21 September 2015)

http://www.rumus-fisika.com/2014/04/rangkaian-hambatan-listrik.html
(Diakses Pada 21 September 2015)

17

Anda mungkin juga menyukai