Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
LAPORAN PENDAHULUAN
IBU HAMIL DENGAN KELAINAN JANTUNG
3. Kelas III
Simtomatik dengan aktifitas yang biasa dilakukan. Pasien penyakit jantung dengan
pembatasan aktivitas fisik yang jelas dimasukkan dalam kelas III. Nyaman pada saat istirahat,
pasien ini mengalami kelelahan palpitasi, dispne, atau nyeri angina dengan aktivitas fisik
ringan (yang kurang dari biasa)
4. Kelas IV
Simtomatik dengan istirahat. pasien ini mengidap penyakit jantung yang menyebabkan
ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas fisik apoa pun tanpa ketidaknyamanan
meningkat dengan aktivitas fisik apapun.
D. Faktor Predisposisi
Meliputi perubahan kardiovaskular fisiologis selam kehamilan, aktivitas fisik, infeksi,
anemia, tirotoksikosis, obesitas, dan hipertensi.
e. Sirkulasi
Takikardi, palpitasi, riwayat penyakit jantung, demam rematik, dapat mengalami mur-
mur sistolik keras, trii;, disritmia berat dengan tekanan darah dan nadi meningkat tekanan
darah mungkin turun dengan penurunan tahanan vaskuler.
f. Eliminasi
Hakuaran urin meningkat
g. Makanan / cairan
Obesitas, dapat mengalami edema ekstremitas bawah.
h. Nyeri kenyamanan
Dapat mengeluh nyeri dada tanpa atau dengan aktivitas.
i. Keamanan
Infeksi streptokokus berulang
j. Pernafasan
Batuk tidak produktif, frekuensi pernapasan meningkat, dispnea,ortopnea, rales.
2. Diagnosa keperawatan
a. Resiko tinggi terhadap dekompensasi
b. Resiko tinggi kelebihan volume cairan
c. Resiko tinggi perubahan perfusi jaringan
d. Resiko tinggi infeksi
e. Resiko tinggi intoleransi aktifitas
3. Intervensi
Diagnosa
Resiko tinggi terhadap dekompensasi
Intervensi
a. Tentukasn klasifikasi fungsional klien
b. Pantau ttv.
c. Evaluasi informasi perlunay istirahat adekuat
d. Kaji jumlah dan konsentrasi haluaran urin dan bjnya
e. Beri informasi mengenai pengguanaan posisi miring kiri
f. Beri pengobatan sesuai program terapi
g. Atasi infeksi pernapasn k/p.
Diagnose
Resiko tinggi kelebihan volume cairan
Intervensi
a. Dapatkan BB dasar
b. Kaji faktor-faktor diet yang memperberat retensi cairan berlebih
c. Kaji ulang dari tanda gjk
d. Selidiki batuk yang tidak jelas
e. Batasi cairan dan natrium bila ada gjk
f. Beri deuretik sesuai program terapi
Diagnose
Reisko tinggi perubahan perfusi jaringan
Intervensi
a. Perahatikan faktor resiko
b. Kaji tekanan darah, nadi,perhatikan perubahan perilaku,stenosis,tanda-tanda dekompensasi
c. Beri informasi tentang penggunaan posisi tegak yang diubah selama tidur dan istirahat
d. Pantau pemerikasaan laboratorium sesuai indikasi
e. Beri antibiotic sesuai kebutuhan
f. Kaji aliran darah uterus / janin
Diagnosa
Resiko tinggi infeksi
Intervensi
a. Kaji faktor resiko dan riwayat ddemam reumatik
b. Tinjau ulang kebutuhan obat dan alas an perubahan penggunaan heparin atau warfarin
c. Bantu klien dalam penyuluhan pemberian obat
d. Beri antibiotic sesuai program terapi
e. Pantau pemeriksaan darah
Diagnose
Resiko tinggi intoleransi aktifitas
a. Kaji adanya pengembangan gejala
b. Bantu rutinitas harian
c. Indentifikasi kebutuhan terhadap bantuan rumah tangga
4. Implementasi
Pelaksanaan sesuai intervensi
5. Evaluasi
a. dekompensasi tidak terjadi
c. Kelebihan volume cairan tidak terjadi
d. Perubahan perfusi jaringan tidak terjadi
e. Infeksi tidak terjadi
f. Intoleransi aktifitas tidak terjadi
DAFTAR PUSTAKA
Irene M. Bobak, RN, Phd, FAAN. Deitra Leonard Lowdermilk, RNC, PhD. Margaret Duncan
Jensen, RN, MS. Shannon E. Perry, RN, PhD, FAAN. Buku Ajar Keperawatan Maternitas.
Penerbit Buku Kedokteran. EGC. 2005
Berren Tailer. Kedaruratan obsterti dan genokologi kapita slekta. EGC 1998
Posting Komentar
Mengenai Saya
amy gusniaty
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
2014 (7)
o Oktober (7)
askep spondilitis
ASKEP CA PARU (RESPIRASI)
GASTROENTERITIS (GASTROINTESTINAL)
KATARAK (PERSEPSI SENSORI)
Komunitas (LANSIA DENGAN HIPERTENSI)
Laporan Pendahuluan Genokologi (Ibu Hamil Dengan P...
Teknologi Keperawatan
PADA KEHAMILAN
DISUSUN OLEH :
RAHMAT SAIBUN
11.1101.355
FAKULTAS KEPERAWATAN
PRODI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
MAKASSAR
2014
ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Kehamilan dengan penyakit jantung selalu saling mempengaruhi karena kehamilan dapat
memberatkan penyakit jantung yang dideritanya. Penyakit jantung dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Jantung yang normal dapat
menyesuaikan diri terhadap segala perubahan sistem jantung dan pembuluh darah yang
disebabkan oleh kehamilan, yaitu dorongan diafragma oleh besarnya janin yang
dikandungnya sehingga dapat mengubah posisi jantung dan pembuluh darah sehingga terjadi
perubahan dari kerja jantung.
2. Etiologi
Etiologi kelainan jantung dapat berupa kelainan primer maupun sekunder.
Kelainan Primer, kelainan primer dapat berupa kelainan kongenital, bentuk kelainan katub,
iskemik dan cardiomiopati.
Kelainan Sekunder, kelainan sekunder berupa penyakit lain, seperti hipertensi, anemia berat,
hipervolumia, perbesaran rahim, dll
3. Patofisiologi
Terjadi hiporvolemia dalam kehamilan, yang sudah dimulai sejak umur kehamilan 10
minggu dan mencapai puncak pada usia 32-36 minggu uterus yang semakin besar mendorong
diafragma ke atas, kiri dan depan sehingga pembuluh-pembuluh dasar besar dekat jantung
mengalami lekukan dan putaran, kemudian 12-24 jam pascapersalinan terjadi peningkatan
volume plasma akibat imbibisi cairan dari ekstravaskuler ke dalam pembuluh darah,
kemudian diikuti periode diuresis pascapersalinan yang menyebabkan hemokonsentrasi. Jadi
penyakit jantung akan menjadi lebih berat pada pasien yang hamil dan melahirkan, bahkan
dapat terjadi gagal jantung.
Keperluan janin yang sedang bertumbuh akan oksigen dan zat-zat makanan bertambah
dalam berlangsungnya kehamilan, yang harus dipenuhi melalui darah ibu. Untuk itu
banyaknya darah yang beredar bertambah, sehingga jantung harus bekerja lebih berat. Karena
itu dalam kehamilan selalu terjadi perubahan dalam system kardiovaskuler yang baisanya
masih dalam batas-batas fisiologik. Perubahan-perubahan itu terutama disebabkan karena :
1. Hidrenia (Hipervolemia), dimulai sejak umur kehamilan 10 minggu dan
puncaknya pada UK 32-36 minggu
2. Uterus gravidus yang makin lama makin besar mendorong diafragma ke atas, ke
kiri, dan ke depan sehingga pembuluh-pembuluh darah besar dekat jantung mengalami
lekukan dan putaran.
Volume plasma bertambah juga sebesar 22 %. Besar dan saat terjadinya peningkatan
volume plasma berbeda dengan peningkatan volume sel darah merah ; hal ini mengakibatkan
terjadinya anemia delusional (pencairan darah).
12-24 jam pasca persalinan terjadi peningkatan volume plasma akibat imbibisi cairan dari
ekstra vascular ke dalam pembuluah darah, kemudian di ikuti periode deuresis pasca
persalinan yang mengakibatkan hemokonsentrasi (penurunan volume plasa). 2 minggu pasca
persalinan merupakan penyesuaian nilai volume plasma seperti sebelum hamil.
Jantung yang normal dapat menyesuaikan diri, tetapi jantung yang sakit tidak. Oleh
karena itu dalam kehamilan frekuensi denyut jantung meningkat dan nadi rata-rata 88x/menit
dalam kehamilan 34-36 minggu. Dalam kehamilan lanjut prekordium mengalami pergeseran
ke kiri dan sering terdengar bising sistolik di daerah apeks dan katup pulmonal. Penyakit
jantung akan menjadi lebih berat pada pasien yang hamil dan melahirkan, bahkan dapat
terjadi decompensasi cordis.
5. Pemeriksaan Penunjang
EKG, untuk mengetahui kelainan irama dan gangguan konduksi, adanya
kardiomegali, tanda penyakit pericardium , iskemia atau infark, bisa ditemukan tanda-tanda
aritmia.
Ekokardiografi, metode yang aman, cepat dan terpercaya untuk mengetahui fungsi dan
anatomi bilik, katup, dan pericardium.
Pemeriksaan radiologi untuk mengetahui dehidrasi dalam kehamilan namun jika memang
diperlukan dapat dilakukan dengan memberikan pelindung di abdomen dan pelvis.
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Data Demografi
Nama
Umur
Pekerjaan
Alamat
3. Intervensi
a. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan volume sirkulasi,
disritmia, perubahan kontraktilitas, miokard dan perubahan inotropik pada jantung
Hasil yang diharapkan :
Menunjukkan tanda vital pada batas yang dapat diterima dan bebas gagal jantung
Melaporkan penurunan episode dispnea, angina
Ikut serta dalam aktifitas yang mengurangi beban kerja jantung
Tindakan
Auskultasi nadi apikal, kaji frekuensi, irama jantung
Rasional : biasanya terjadi takikardi, untuk mengkompensasi penurunan kontraktilitas
ventrikuler
Catat bunyi jantung
Rasional : s1 dan s2 mungkin lemah karena menurunnya kerja pompa, irama s3 dan s4
dihasilkan sebagai aliran darah kedalm serambi yang distensi
b. Penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan perubahan volume sirkulasi
Hasil yang diharapkan :
Mendemonstrasikan perfusi adekuat secara individual
Tanda vital dalam batas normal
Keseimbangan pemasukan dan pengeluaran
Tindakan
Selidiki perubahan tiba-tiba, contoh cemas, bingung, pingsan
Rasional : perfusi selebral secara langsung sehubungan dengan curah jantung dan juga
dipengaruhi oleh asam basa, hipoksia atau emboli sistemik
Lihat pucat, sianosis, belang, kulit dingin, catat kekuatan nadi perifer
Rasional : vasokonstriksi sistemik diakibatkan olehpenurunan curah jantung dibuktikan oleh
penuruna perfusi kulit dan penurunan nadi.
Tindakan
Diskusikan fungsi jantung normal
Rasional : pengetahuan proses penyakit dan harapan dapat memudahkan ketaatan pada
program pengobatan
Kuatkan rasional pengobatan
Rasional : pasien percaya bahwa pengubahan program pascapulang dibolehkan bila merasa
baik dan bebas gejala atau merasa lebih sehat. Pemahaman program, obat dan pembatasan
dapat meningkatkan kerjasama untuk mengontrol gajala
4. Evaluasi
Kehamilan menginduksi perubahan fisiologis yang luas pada sistem kardiovaskular., yang
menyebabkan gangguan pada jantung dan sirkulasi yang patut dipertimbangkan. Hasil
adaptasi kardiorespirasi dapat ditoleransi dengan baik pada wanita yang sehat. Namun
perubahan-perubahan ini dapat menjadi ancaman pada wanita dengan penyakit jantung.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Doenges E, Marilynn. 1993. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakrta: EGC.
Mochtar, Rustam. Prof. DR. 1999. Sypnosis Obstetrik : Obstetrik Patologi. Edisi I. Jakarta:
EGC.
Ledewig. W. Patricia. 2005. Buku Saku Asuhan Keperawatan Ibu Bayi Baru Lahir.Jakarta:
EGC.
http://syawir-uimkeperawatan.blogspot.com/2012/01/askep-penyakit-jantung-pada-
bumil.html
http://salnisaharman.blogspot.com/2012/03/askep-kehamilan-dengan-penyakit-jantung.html
Diposting oleh Rahmat Saibun di 07.45
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Label: Mamat Masure..
Posting Komentar
Arsip Blog
2014 (7)
o Juli (1)
o Juni (6)
Profil desa Tabalema kecematan mandioli selatan ka...
LP Halusinasi
manajemen keperawatan
keperawatan kesehatan kerja
Asuhan keperawatan penyakit jantung pada ibu hamil...
Budaya atau kebiasaan di salah satu desa diternate...
Mengenai Saya
Rahmat Saibun
Lihat profil lengkapku
Tema PT Keren Sekali. Gambar tema oleh molotovcoketail. Diberdayakan oleh Blogger.
ASUHAN KEPERAWATAN
Selasa, 07 Juni 2016
Asuhan Keperawatan Ibu Hamil dengan Penyakit Jantung
TUGAS PORTOFOLIO
ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL DENGAN
2015
Asuhan Keperawatan Ibu Hamil dengan Jantung
A. Pengertian
Penyakit jantung adalah penyebab utama ketiga kematian pada wanita berusia 25
tahun sampai 44 tahun. Karena relatif sering terjadi pada wanita usia subur, penyakit jantung
mempersulit pada sekitar 1 persen kehamilan (Leveno, Kenneth J, 2009).
Kehamilan dengan penyakit jantung selalu saling mempengaruhi karena kehamilan
dapat memberatkan penyakit jantung yang dideritanya. Penyakit jantung dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Jantung yang normal
dapat menyesuaikan diri terhadap segala perubahan sistem jantung dan pembuluh darah yang
disebabkan oleh kehamilan, yaitu dorongan diafragma oleh besarnya janin yang
dikandungnya sehingga dapat mengubah posisi jantung dan pembuluh darah sehingga terjadi
perubahan dari kerja jantung.
Yang dapat mempengaruhi antara lain:
Pengaruh peningkatan hormone tubuh
Terjadi haemodelusi darah dengan puncaknya pada kehamilan 28 32 minggu
Kebutuhan janin untuk pertumbuhan dan perkembangan dalam rahim
Kembalinya darah setelah placenta lahir karena kontraksi rahim dan terhentinya terhentinya
peredaran darah placenta
Saat post partum sering terjadi infeksi.
(Manuaba, Ida Bagus Gde, 1998)
B. Klasifikasi
Klasifikasi asosiasi penyakit jantung New York pada ibu hamil:
Kelas 1 : pasien tidak terbatas dalam kegiatan fisik. Kegiatan fisik biasa tidak menyebabkan
kelelahan yang tidak semestinya, Palpitasi, sesak nafas atau nyeri angina.
Kelas 2 : pasien sedikit terbatas kegiatan fisikya. Kegiatan fisik biasa menyebabkan
kelelahan, palpitasi, sesak nafas, atau nyeri angina.
Kelas 3 : pasien jelas terbatas dalam kegiatan fisiknya. Kegiatan fisik yang kurang dari biasa
menyebabkan kelelahan, palpitasi, sesak nafas, atau nyeri angina.
Kelas 4 : pasien tidak mampu melakukan sembarangan kegiatan fisik tanpa merasa tidak
enak. Gejala-gejala insufisiensi jantung atau sindrom angina bisa ada sekalipun dalam
keadaan istirahat. Bila melakukan kegiatan fisik rasa tidak enak bertambah berat.
(Raybura, William F, 2001)
C. Etiologi
Etiologi kelainan jantung dapat berupa kelainan primer maupun sekunder.
Kelainan Primer, kelainan primer dapat berupa kelainan kongenital, bentuk kelainan katub,
iskemik dan cardiomiopati.
Kelainan Sekunder, kelainan sekunder berupa penyakit lain, seperti hipertensi, anemia berat,
hipervolumia, perbesaran rahim, dll.
D. Patofisiologi
Pada saat kehamilan curah jantung meningkat hingga 30 sampai 50 persen. Hampir
separuh dari peningkatan total tersebut terjadi pada 8 minggu, dan maksimal pada
pertengahan kehamilan. Peningkatan dini curah jantung terjadi akibat meningkatnya isi
sekuncup disertai berkurangnya resistensi vaskuler dan penurunan tekanan darah. Pada tahap
kehamilan selanjutnya juga terjadi peningkatan denyut nadi istirahat, dan isi sekuncup
semakin meningkat, mungkin berkaitan dengan meningkatnya pengisisan diastolic akibat
meningkatnya volume darah.
Karena pada awal kehamilan terjadi perubahan hemodinamik yang signifikan, wanita
dengan disfungsi jantung yang berat dapat mengalami perburukan gagal jantung sebelum
pertengahan kehamilan. Pada wanita yang lain, gagal jantung terjadi pada trimester ketiga
saat hypervolemia normal pada kehamilan mencapai puncaknya. Akan tetapi, pada sebagian
besar kasus gagal jantung terjadi peripartum saat timbul tambahan beban hemodinamik.
Kondisi ini merupakan saat kemampuan fisiologis jantung mengubah curah jantung secara
cepat sering kesulitan menghadapi penyakit jantung structural (Leveno, Kenneth J, 2009).
E. Manifestasi Klinik
Gejala-gejala seperti kelelahan, dan sesak nafas ringan dan tanda-tanda klinik seperti
desah sistolik, suara jantung ketiga, dan edema bisa jadi tanda-tanda penyakit jantung
merupakan hal fisiologik selama kehamilan. Diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk
menetapkan penyakit jantung jika ada sembarangan gejala dan tanda berikut, sesak nafas
yang cukup berat buat mengganggu kegiatan, ortopnea progresif, sesak nafas malam hari
yang paroksimal, nyeri dada seperti angina menyertai setiap kegiatan fisik atau stress,
emosional, desah sistolik yang lebih dari III, IV (diastolic, prediastolik atau terus-menerus),
pembesaran jantung yang nyata, aritmia berat, sianosis, dan pelebaran ujung-ujung jari
(clubbing) (Raybura, William F, 2001).
1. Cepat merasa lelah
2. Jantungnya berdebar-debar
3. Sesak nafas apalagi disertai sianosis (kebiruan)
4. Edema tungkai atau terasa berat pada kehamilan muda
5. Mengeluh tentang bertambah besarnya Rahim yang tidak sesuai
(Manuaba, Ida Bagus Gde, 1998).
1. Dyspnea atau ortopnea progresif
2. Batuk malam hari
3. Hemoptysis
4. Sinkop
5. Nyeri dada
6. Sianosis
7. Jari gada
8. Distensi menetap vena jugularis
9. Murmur sistolik derajat 3/3 atau lebih
10. Murmur diastolic
11. Kardiomegali
12. Aritmia persisten
13. Bunyi jantung kedua terpisah menetap
(Leveno, Kenneth J, 2009)
F. Komplikasi
Penyakit jantung pada ibu hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim dalam bentuk :
a. Dapat terjadi keguguran
b. Persalinan prematuritas atau berat lahir rendah
c. Kematian perinatal yang makin meningkat
d. Pertumbuhan dan perkembangan bayi mengalami hambatan intelegensia atau fisik
(Manuaba, Ida Bagus Gde, 1998).
G. Penatalaksanaan
Pengobatan dan penatalaksanaan penyakit jantung dalam kehamilan tergantung pada
derajat fungsinya
Kelas I : tidak ada pengobatan tambahan yang dibutuhkan, penanganannya biasa secara
berobat jalan. Pasien harus beristirahat beberapa kali sehari untuk mengurangi kerja jantung.
Kelas II : biasanya tidak memerlukan terapi tambahan kurangi kerja fisik terutama antara
kehamilan 28 36 minggu
Kelas III : memerlukan digitalisasi/ obat lainnya sebaiknya dirawat di rumah sakit sejak
kehamilam 28 30 minggu
Kelas IV : harus dirawat di rumah sakit dan diberikan pengobatan bekerjasama dnegan
kardiologi
Penatalaksanaan harus melibatkan ahli kandungan, ahli jantung, ahli anestesi dan ahli
bedah jantung, hipertensi pulmonal dan sindrom marfan merupakan kontra indikasi untuk
hamil. Sebagian besar otot-otot kardiovaskuler dapat digunakan pada kehamilan dengan
mempertimbangkan potensi resiko terhadap ibu dan bayi. Indikasi untuk operasi sama dnegan
wanita yang tidak hamil. Jika ada indikasi untuk operasi cardiopulmonary bypasss support
harus dnegan aliran tinggi.
Kegagalan jantung harus ditangani secara agresif dengan istirahat baring, oksigen,
turniket (rotating tourniquets), digoksin (0,5 mg intravena selama 10 menit diikuti dengan
0,25 mg intravena tiap 2- 4 jam sampai 2mg jika diperlukan), dan morfin (10 -15 mg
intravena tiap 2 4 jam). Takikardi ibu yang jelas harus diobati dengan pemberian
propranolol (0,2 0,5 mg intravena tiap 3 menit sampai denyut jantung turun menjadi 110
kali per menit), digoksin, atau kardioversi (25 100 watt-detik).
Asosiasi jantung Amerika menganjurkan pemberian antibiotika pada pasien-pasien
hamil dengan penyakit katup jantung sebelum dilakukan bedah sesar atau kateterisasi uretra,
atau dalam persalinan melalui vagina yang berkomplikasi. Pemakaian beta agonis untuk
mengatasi partus premature adalah kontra indikasi pada penderita dengan penyakit jantung
yang jelas. Sulfas magnesikus dapat dipergunakan dengan hati-hati, karena dengan dosis
tinggi mungkin terjadi keracunan jantung.
(Raybura, William F, 2001)
H. Pengkajian Fokus
Pengkajian
Data Demografi: Nama, Umur, Pekerjaan, Alamat.
Aktifasi dan istirahat
Ketidakmampuan melakukan aktifitas normal
Dispenia nocturnal karena pengerahan tenaga
Sirkulasi
Takikardia, palpitasi, disritmia
Riwayat penyakit jantung congenital
Perubahan poksisi dan diafragma ke atas dan ukuran jantung sebanding dengan uterus.
Dapat mengalami pembesaran jantung dan murmur diastolic dan sistolik secara kontinu.
Peningkatan tekanan darah
Clubbing dan sianosis
Nadi mungkin menurun
Dapat mengalami memar spontan, perdarahan lama, dan trobositopenia.
Riwayat hipertensi kronis
Eliminasi
Menurunnya keluaran urine
Makanan dan cairan
Obesitas
Mual dan muntah
Malnutrisi
Diabetes mellitus
Dapat mengalami edema ekstrimitas bawah
Nyeri dan rasa nyaman
Dapat mengeluh nyeri dada dengan tanpa paktivitas
Pernafasan
Pernafasan mungkin kurang dari 14 x / menit
Krekle
Hemoptisis
Takipnea
Dispnea
Ortopnea
Pemeriksaan penunjang
EKG, untuk mengetahui kelainan irama dan gangguan konduksi, adanya
kardiomegali, tanda penyakit pericardium , iskemia atau infark, bisa ditemukan tanda-tanda
aritmia.
Pemeriksaan radiologi untuk mengetahui dehidrasi dalam kehamilan namun jika
memang diperlukan dapat dilakukan dengan memberikan pelindung di abdomen dan pelvis.
1. Elektrokardiografi
Terdapat beberapa perubahan akibat kehamilan yang perlu dipertimbangkan saat
menginterpretasikan hasil pemeriksaan elektrokardiografi. Sebagai contoh, karena pada
kehamilan lanjut diafragma terangkat, rata-rata terjadi deviasi 15 derajat sumbu kiri di
elektrokardiogram sedemikian rupa sehingga dapat ditemukan perubahan ST ringan di
sadapan inferior. Selain itu, kontraksi premature atrium dan ventrikel relative sering terjadi.
Kehamilan tidak mengubah temuan voltase.
2. Ekokardiografi
Metode yang aman, cepat dan terpercaya untuk mengetahui fungsi dan anatomi bilik,
katup, dan pericardium. Luasnya penerapan ekokardiografi, sebagian besar penyakit jantung
selama kehamilan dapat diagnosis secara noninvansif dan akurat. Sebagai perubahan normal
yang dipicu oleh kehamilan dan terlihat pada ekokardiografi adalah regurgitasi tricuspid dan
peningkatan signifikan ukuran atrium kiri dan luas potongan melintang outflow ventrikel kiri
.
Akan tetapi, sepanjang kehamilan dan masa nifas perlu diberikan perhatian khusus
terhadap pencegahan dan deteksi dini gagal jantung. Infeksi terbukti merupakan factor
penting yang memicu gagal jantung. Setiap pasien harus dianjurkan untuk menghindari
kontak dengan mereka yang mengidap infeksi saluran napas, termasuk demam salesma, dan
melaporkan setiap serta mengurangi risiko aritmia yang mengancam jiwa. Wanita yang
bersangkut harus diberi antibiotic profilaksis jika terdapat regurgitasi, kerusakan katup, atau
factor risiko lain.
(Leveno, Kenneth J, 2009)
I. Pathways Keperawatan
J. Diagnose Keperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas, perubahan frekuensi
jantung (00029).
2. Resiko penurunan perfusi jaringan jantung berhubungan dengan perubahan volume sirkulasi
(00200).
3. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif (00126).
b. Resiko penurunan perfusi jaringan jantung berhubungan dengan perubahan volume sirkulasi
Hasil yang diharapkan :
Mendemonstrasikan perfusi adekuat secara individual
Tanda vital dalam batas normal
Keseimbangan pemasukan dan pengeluaran
Tindakan
Selidiki perubahan tiba-tiba, contoh cemas, bingung, pingsan
Rasional : perfusi selebral secara langsung sehubungan dengan curah jantung dan juga
dipengaruhi oleh asam basa, hipoksia atau emboli sistemik
Lihat pucat, sianosis, belang, kulit dingin, catat kekuatan nadi perifer
Rasional : vasokonstriksi sistemik diakibatkan oleh penurunan curah jantung dibuktikan oleh
penuruna perfusi kulit dan penurunan nadi.
Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana asuhan keperawatan : pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian perawatan pasien.,edisi 3. Jakarta: EGC.
Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosa keperawatan NANDA: definisi dan klasifikasi 2012-2014.
Jakarta: EGC.
Leveno, Kenneth J. (2009). Obstetri williams edisi 21. Jakarta : EGC.
Manuaba, Ida Bagus Gde. (1998). Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga berencana .
Jakarta : EGC.
Raybura, William F. (2001). Obstetri dan ginekologi. Jakarta : Widya Medika.
Posting Komentar
Mengenai Saya
Roni Jaya
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
2016 (11)
o Juni (11)
Kisah Lucu Orang Samin, Terlalu Jujur
ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN SISTEM
PERKEMIHAN ST...
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn S DENGAN GANGGUAN
RASA ...
LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP KLIEN BENIGNA
PROSTAT HI...
ASKEP KLIN STROKE NON HEMORAGIK
ASUHAN KEPERAWATAN PERSALINAN DENGAN PENYULIT
: D...
Asuhan Keperawatan Ibu Hamil dengan Penyakit Jantu...
Askep keluarga penderita TBC
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DENG...
LAPORAN PENDAHULUAN HEMOROID
LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP KLIEN DENGAN AMI (
INFAR...
Home
Askep
Askeb
Medical
Askep Gadar
Askep Komunitas
Askep Gerontik
Askep Maternitas
Askep Anak
Askep Jiwa
Manajemen Keperawatan
Keperawatan
Obat-Obatan
Biologi
Link Kesehatan
Link_nya Mahasiswa
askep ibu hamil dengan penyakit jantung
dan hipertensi
ASUHAN KEPERAWATAN
A. KONSEP DASAR
1. Penyakit jantung
Keperluan jani yang sedang tumbuh akan oksigen san zat-zat makanan bertambah dalam
berlangsungnya kehamilan, yang harus dipenuhi melalui darah ibu. Untuk itu banyaknya
darah yang beredar bertambah, sehingga jantung harus bekerja lebih keras. Oleh krena it di
dalam kehamilan selalu terjadi perubahan-perubahan pada system kardiovaskular yang
biasanya masih dalam batas-batas fisiologis.
Pengaruh kehamilan terhadap penyakit jantung. Saat-saat yang berbahaya bagi penderita
adalah :
a. Pada kehamilan 32-36 minggu dimana volume darah mencapai puncaknya.
b. Pada kala II wanita mengerahkan tenaganya untuk mengedan dan memerlukan tenaga
jantung yang erat.
c. Pada post partum,dimana darah dari ruang internilus plasenta yang sudah lahir, sekarang
masuk dalam sirkulasi darah ibu.
d. Pada masa nifas, karena kemungkinan adanya infeksi.
2. Hipertensi
Hipertensi dalam kehamilan berarti bahwa wanita telah menderita hipertensi sebelum hamil,
disebut juga sebagai pre eklamasi tidak murni seperti mposed preeklamsia bia diserta pula
dengan proteinnuria dan edemia.
Penyebab utama hipertensi dalam kehamilan adalah :
a. hipertensi esensial
b. Penyakit ginjal
Menurut Sims ( 1970 ) penyakit hipertensi dan penyakit ginjal yang dengan hipertensi adalah
sebagai berikut :
1. Penyakit hipertensi
a. Hipertensi esensial : ringan, sedang, berat, ganas( progresif )
b. Hipertensi renovaskuler ( penyakit pembulu darah ginjal )
c. Kartisio aorta
d. Aldosteronisme primer
e. Feokromositoma
2. Penyakit ginjal dan saluran kencing
a. Glomerulonefritis ( mendadak, menahun, sindomaneftrotik )
b. Pielonefritis ( mendadak, menahun, )
c. Lupus eritmatusus, dengan glomerulitis, dengan glomerulonefritis
d. Skelodermo dengan kelainan ginjal
e. Pariarteritis nodosa dengan kelainan ginjal
f. Gagal ginjal mendadak
g. Penyakit polikistik
h. Nefropatia diabetic
a. Hipertensi esensial
Adalah penyakit hipertnsi yang mungkin disebabkan faktor heriditer dan dipengaruhi oleh
faktor emosi dan lingkungan. Wanita hamil dengan hipertensi tidak menunjukkan gejala-
gejala lain kecuali hipertensi. Terbanyak dijupai adalah hipertensi jinak dengan tensi sekitar
140/90 sapai 160/100 mmHg. Jarang berubah menjadi ganas secara mendadak sampai sistolik
200 atau lebih. Gejala-gejala seperti kelainan kantung, arteriskelorosis, perdarahan otak dan
penyakit ginjal baru timbul setelah dalam waktu lama dan penyakit terus berlanjut.
1) Kehamilan dengan hipertensi esensial akan berlangsung normal sampai aterme.
2) Pada kehamilan setelah 30 minggu 30 % adakan menunjukkan kenaikan tekanan darah
namun tanpa gejala.
3) Kira-kira 20 % akan menunjukkan kenaikan tekanan darh yang mencolok, bisa disertai
dengan proteinnuria dan edema ( preeklamsia tidak murni ) dengan keluhan : sakit kepala,
nyeri epigastrium, nyeri muntah, dan gangguan penglihatan ( visus ).
b. Penyakit ginjal hipertensi
Penyakit ginjal dengan gejala hipertensi dan dapat dijumpai pada wanita hamil adalah :
- Glomerulonefritis akut dan kronik
- Pielonefritis akut dan kronik
Pemeriksaan :
- Pemeriksaan urine lengkap dan faal ginjal
- Pemeriksaan retina
- Pemeriksaan umum tekanan darah dan nadi
- Kuantitatif albumin air kencing ( urin )
- Darah lengkap dan ureum berdarah
- Dll
B. Etiologi
1. Penyakit jantung
- Hipervolumia
- Pembesaran rahim
- Demam rematik
2. Hipertensi
- Hipertensi esensial
- Hipertensi ginjal
D. Penatalaksanaan
1. Penyakit jantung
Pengobatan dan penatalaksanaan penyakit jantung dalam kehamilan tergantung pada gerajat
fungsionalnya :
- Kelas I : tidak ada pengobatan tambahan yang dibutuhkan.
- Kelas II : Biasanya tidak memerlukan terapi tambahan. Kurangi kerja fisik
terutama antara kehamilan28-36 minggu.
- Kelas III : Memerlukan digitalisasi atau obat lainnya. Sebaiknya dirawat di RS
sejak kehamilan 28 30 minggu.
- kelas IV : Harus dirawat di RS dan dinerikan pengobatan bekerjasama dengan
kardiolog.
2. Hipertensi
a. Hipertensi esensial
- Istirahat
- Pengawasan pertumbuhan janin
- Obat penenang ( solusio charcot, diazepam, romatozin, phenobarbital ).
- Obat hipotensif
- Pengakhiran kehamilan ( dilakukan apabila terjadi upper imposed pre axlamsia, hipertensi
ganas )
b. Penyakit ginjal
- Istirahat.
- Diit rendah garam
- Diberikan obat hiptensif ( apabila tekanan darah sangat tinggi )
f. Pernafasan
- Pernafasan mungkin kurang dari 14 x / menit
- Krekle
- Hemoptisis
- Takipnea
- Dispnea
- Ortopnea
g. Kemanan
Infeksi streptokokus berulang
h. Pemeriksaan disgnostic
- SDP ( sel darah putih )
- Hb dan HT ( hemoglobin dan memoktorit )
- GDA ( gas darah arteri )
- LED ( laju endap darah
- EKG ( Elektrodiograf )
- Echokardiograf
- Pencitraan jantung radionukleutida
- Amniosentris
- Seri ultrasonografi
- Tes presor supnie
- Kratinin serum
- Urine lengkaptes
- Strees kontraksi
- Tes cairan amniotikultrasonografi
2. Diagnosa Keperawatan
a. Diagnosa keperawatan pada ibu hamil dengan penyakit jantung :
1. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan volume sirkulasi,
disritmia, perubahan kontratiktilitas miokard, dan perubahan inotropik pada jantung.
2. Kelebihan volum cairan berhubungan dengan peningkatan volum sirkulasi, perubahan faal
ginjal, intake cairan yang berlebihan.
3. Penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan perubahan volume sirkulasi.
4. Resiko infeksi berhubungan dengan tidak adekuat pertahanan primer dan skunder,
penyakit/kondisi kronis, ruang pengetahuan tentang proses infeksi.
5. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan penurunan cardiac output.
6. Kurang pengetahuan ( kebutuhan belajar ) berhubungan dengan kurangnnya informasi dan
interpretasi yang salah.
DAFTAR PUSTAKA
Feedjit