PENDAHULUAN
Awal dari kehidupan janin dimulai setelah terjadinya pertemuan antara sel sperma
dengan sel telur (fertilisasi). Setelah melalui beberapa proses pembelahan zigote hingga
terbentuk blastosit, yang kemudian tertanam di dalam endometrium pada hari ke enam.
Jaringan embrionik yang paling awal terbentuk adalah yolk sac dan rongga amnin, yang
merupakan derivat dari ektodermis, endodermis, dan mesodermis. Pembentukan organ terjadi
antara 3-10 minggu. Sebagian besar sistem urogenitalia merupakan derivat mesodermis.
Sistem nefrik yang paling primitif adalah pronefros, yang merupakan derivat dari
lempeng intermediate mesodermis, muncul pada minggu ke-1 sampai dengan ke-4, yang
kemudian mengalami regresi. Terdiri atas 6-10 pasang tubulus yang bermuara pada sepasang
duktuli pronefros, yang kemudian duktuli ini bermuara pada kloaka. Setelah itu muncul
mesonefros yang berfungsi pada minggu ke-4 sampai ke-8. Setiap pasang mesonefros
dilengkapi dengan dua duktuli, yakni duktus mesonefrik (Wolfii) dan duktus paramesonefrik
(Muleri). Duktus mesonefros kemudian berkembang ke arah lateral dan kemudian ke kaudal
yang berbaur dengan kloaka primitif (hindgut). Pada minggu ke-5, tunas ureter (ureteric bud)
tumbuh dari bagian distal duktus mesonefros dan menginduksi pembentukan metanefros pada
mesoderm. Metanefros inilah yang kemudian akan berkembang menjadi ginjal permanen.
Selanjutnya tunas ureter tumbuh dan berkembang ke kranial, bercabang, dan selanjutnya
membentuk pelvis renalis, calix, dan duktus koligentes. Glomerulus, tubulus kontortus
proksimal, tubulus kontortus distal berasal dari mesenkim metanefros.
Kelainan pada sistem ureter yng sering dijumpai adalah: (1) ectopic ureter, (2)
duplikasi ureter, (3) ureterokel, dan (4) stenosis ureteropelvic junction. Anomali ini
sebagian besar adalah akibat kelaiann dari perkembangan tunas ureter yang muncul dari
duktus mesonefros. Di sebelah distal duktus mesonefros muncul tunas ureter yang kemudian
tumbuh menjadi ureter dan menginduksi metanefros menjadi ginjal dewasa.
Perubahan letak ginjal biasanya berupa ginjal ektopik menyilang (cross ectopic
kidney), ginjal ektopik dalam pelvis, dan ginjal ektopik dalam torak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ginjal
Ginjal merupakan sepasang organ saluran kemih yang terletak di rongga retroperitoneal
bagian atas. Bentuknya menyerupai kacang dengan sisi cekungnya menghadap ke medial.
Cekungan ini disebut sebagai hilus renalis, yang didalamnya terdapat apeks pelvis renalis dan
struktur lain yang merawat ginjal, yakni pembuluh darah, sistem limfatik, dan sistem saraf.
Ginjal merupakan organ pada tubuh manusia yang menjalankan banyak fungsi untuk
homeostasis, yang terutama adalah sebagai organ ekskresi dan pengatur kesetimbangan
cairan dan asam basa dalam tubuh. Ginjal kanan terletak sedikit lebih rendah (kurang lebih 1
cm) dibanding ginjal kiri, hal ini disebabkan adanya hati yang mendesak ginjal sebelah
kanan. Kutub atas ginjal kiri adalah tepi atas costae 11 (vertebra T12), sedangkan kutub atas
ginjal kanan adalah tepi bawah costae 11 atau costae 12. Adapun kutub bawah ginjal kiri
adalah processus transversus vertebra L2 (kira-kira 5 cm dari krista iliaka) sedangkan kutub
bawah ginjal kanan adalah pertengahan vertebra L3. Dari batas-batas tersebut dapat terlihat
bahwa ginjal kanan posisinya lebih rendah dibandingkan ginjal kiri.
Gambar 2 : Anatomi Ginjal
Struktur ginjal
Secara anatomis ginjal terbagi menjadi 2 bagian, yaitu korteks, yaitu bagian ginjal di
mana di dalamnya terdiri dari korpus renalis/Malpighi (glomerulus dan kapsul Bowman),
tubulus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distalis. Medula, yang terdiri dari 9-14
pyiramid. Di dalamnya terdiri dari tubulus rektus, lengkung henle dan tubukus pengumpul
(ductus colligent). Struktur ginjal lain yang juga menyusun ginjal yaitu, (a) Columna renalis,
yaitu bagian korteks di antara pyramid ginjal, (b) Processus renalis, yaitu bagian
pyramid/medula yang menonjol ke arah korteks, (c) Hilus renalis, yaitu suatu bagian di mana
pembuluh darah, serabut saraf atau duktus memasuki atau meninggalkan ginjal, (d) Papilla
renalis, yaitu bagian yang menghubungkan antara duktus pengumpul dan calix minor, (e)
Calix minor, yaitu percabangan dari calix major, (f) Calix major, yaitu percabangan dari
pelvis renalis, (g) Pelvis renalis, disebut juga pielum ginjal, yaitu bagian yang
menghubungkan antara calix major dan ureter, (h) Ureter, yaitu saluran yang membawa urine
menuju vesica urinaria.
Unit fungsional ginjal disebut nefron. Nefron terdiri dari korpus renalis/Malpighi (yaitu
glomerulus dan kapsul Bowman), tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle, tubulus
kontortus distal yang bermuara pada tubulus pengumpul. Di sekeliling tubulus ginjal tersebut
terdapat pembuluh kapiler, yaitu arteriol (yang membawa darah dari dan menuju glomerulus)
serta kapiler peritubulus (yang memperdarahi jaringan ginjal). Berdasarkan letakya nefron
dapat dibagi menjadi: (1) nefron kortikal, yaitu nefron di mana korpus renalisnya terletak di
korteks yang relatif jauh dari medula serta hanya sedikit saja bagian lengkung Henle yang
terbenam pada medula, dan (2) nefron juxta medula, yaitu nefron di mana korpus renalisnya
terletak di tepi medula, memiliki lengkung Henle yang terbenam jauh ke dalam medula dan
pembuluh-pembuluh darah panjang dan lurus yang disebut sebagai vasa rekta.
Ginjal diperdarahi oleh a/v renalis. A. renalis merupakan percabangan dari aorta
abdominal, sedangkan v.renalis akan bermuara pada vena cava inferior. Setelah memasuki
ginjal melalui hilus, a.renalis akan bercabang menjadi arteri sublobaris yang akan
memperdarahi segmen-segmen tertentu pada ginjal, yaitu segmen superior, anterior-superior,
anterior-inferior, inferior serta posterior.
Ginjal memiliki persarafan simpatis dan parasimpatis. Untuk persarafan simpatis ginjal
melalui segmen T10-L1 atau L2, melalui n.splanchnicus major, n.splanchnicus imus dan
n.lumbalis. Saraf ini berperan untuk vasomotorik dan aferen viseral. Sedangkan persarafan
simpatis melalui n.vagus.
Ureters in Female
Agenesis Ginjal
Agenesis ginjal unilateral atau bilateral, secara embriologis disebebkan karena kelainan
dari tunas ureter yang menginduksi perkembangan jaringan metanefrik. Tidak adanya tunas
ureter atau adanya kelianan perkembangan ureter menyebabkan terganggunya perkembangan
blastema metafrenik menjadi ginjal dewasa.
Pada agenesis bilateral, biasanya pasien hanya mampu bertahan hidup dalam beberapa
jam atau beberapa hari, sehingga secara klinis seringkali tidak terdeteksi. Pada umumnya
kelainan ini disertai dengan anomali pada organ lain, diantaranya adalah tidak dijumpai
adanya buli-buli atau ureter, pneumotoraks spontanea, hipoplasia baru, pneumomediastinum,
dan sindroma Potter. Insidensinya adalah 450 dari 1800 kelahiran.
Supernumerary Kidney
Supernumery kidney atau jumlah ginjal pada satu sisi lebih dari satu, mungkin
disebebkan karena terbelahnya blastema metanefrik menjadi berbagai bagian pada saat
embrio. Pernah dilaporkan 5 buah ginjal pada satu sisi.Anomali ini harus dibedakan dengan
duplikasi sistem pielo-ureter, yaitu masing-masing ginjal memiliki satu pelvis, dan ureter
sendiri-sendiri.
Supernumerary Ginjal adalah anomaly ginjal yang paling langka. Kurang dari 80
kasus telah dilaporkan dalam literatur selama bertahun-tahun. Supernumerary ginjal yang
paling sering terletak di sisi kiri perut. Kondisi patologis yang berbeda dilaporkan
mempengaruhi ginjal supernumerary dan mereka dapat berhubungan dengan malformasi
saluran kemih atas dan saluran kelamin (Ezzat Kalda, 2014).
Sebuah ginjal supernumerary mungkin memiliki ukuran yang sama, lebih besar, atau
lebih umum lebih kecil dari ginjal biasanya. Dapat berfungsi normal, memiliki bentuk normal
dan kapsul, dan baik tidak berdempet atau longgar melekat pada ginjal normal, tetapi di
lokasi yang abnormal. Umumnya mereka berada di sisi kiri perut, pada kaudal ginjal
normal. 3Namun, posisi ginjal ekstra ini cukup bervariasi dari kasus ke kasus. Dilaporkan,
terletak di depan, di bawah, di atas, atau di belakang ginjal yang normal. Mereka juga dapat
ditemukan di daerah iliaka anterior atau ke promontorium sakral.
Pada supernumerary kidney, masing-masing ureter bifida dengan satu tunas (one bud)
bifurkarsio dan masing-masing cabang berpenetrasi pada metanephrenic, yang akhirnya
berkembang menjadi sendiri menjadi bentuk ginjal (reniform).Walaupun supernumerary
kidney merupakan organ tambahan, namun berkambang pula dengan pasokan arteri yang
terpisah, drainase vena, sistem collecting dan jaringan pembungkus yang berbeda.
Anomali Posisi
Secara embriologis ginjal mengalami asensus dan rotasi dari lokasi sebelumnya,
sehingga pada akhirnya ginjal terletak lebih tinggi dari tempat asalnya yaitu setinggi vertebra
lumbal 2.Di samping itu, ginjal yang mula-mula menghadap ke ventral mengalami rotasi
pada sumbu vertical sehingga menghadap ke medial.
Malrotasi ginjal
Malrotasi ginjal merupakan gangguan proses rotasi ginjal sehingga ginjal menghadap ke
posisi yang tidak seharusnya. Akibat rotasi ginjal yang tidak lengkap ini, posisi ginjal akan
menghadap antara posisi normal ginjal dan posisi sebelum ginjal berotasi.
Malrotasi ginjal disebabkan karena :
Rotasi ginjal tidak lengkap
Rotasi yang terbalik arah (reserve)
Rotasi yang terlalu banyak (excessive)
Jenis terbanyak adalah rotasi yang kurang lengkap, yaitu posisi ginjal menghadap di
antara posisi normal dan posisi sebelum rotasi.Malrotasi ginjal ini bias bersifat unilateran
maupun bilateral. Malrotasi ini biasanya di dapatkan secara kebetulan pada saat pemeriksaan
IVU.Kelainan ini dapat terjadi pada satu atau kedua ginal. Pasien seringkali mengeluhkan
nyeri tumpul pada abdomen atau didapatkan massa pada abdomen karena terdapat obstruksi
yang menumbulkan kaliektasis. Pada IVU tampak ureter terdorong ke lateral dan terdapat
dilatasi kalises.
Ginjal Ektopik
Ginjal ektopik mungkin berada pada sisi dia berasal (simple ectopic) atau menyeberang
garis tengah menuju sisi kontralateral (crossed ectopic). Pada sisi kontralateral ini ginjal
mengadakan fusi atau tetap terpisah.Pada umumnya ektopik terletak pada pelvis pelvic kidney
atau sebagai ginjal abdominal.
Ginjal ektopik merupakan kelainan kongenital. Secara normal awal perkembangan
ginjal bermuladi rongga pelvis dan selanjutnya berpindahke posisianatominormalnya pada
abdomen bagian atas. Naiknyaginjal ke abdomen bagian atas mendahuluiturunnyatestiske
rongga pelvis. Selanjutnya pertumbuhanekordalam embrioikut berperan membantu
migrasiginjalkeluardari rongga pelvismenuju posisi normalnya difossarenalis retroperitoneal.
Ginjal mulai menempati posisi anatominya pada minggu ke-9 usia kehamilan.
Faktor- faktoryang dapat menyebabkan ginjal ektopik antara lain:
Gangguan perkembangan tunas ginjal. Dalam hal ini tidak bertemunya tunas ureter
(ureteric buds) dengannefrogenic blastema selama masa perkembangan ginjal.
Defek parenkim ginjal menyebabkan kecenderungan ginjal berpindah dari posisi
normalnya dan Faktor genetik
Faktor penyakit ibu (metanephric maternal diseases) atau ibu yang terpapar obat yang
teratogenik atau bahan kimia yang menyebabkan defek pada perkembangan sehingga
mengakibatkan migrasi abnormal ginjal sehingga dapat terjadi ginjal ektopik.
Ginjal ektopik dapat terjadi di rongga pelvis, daerah iliaka atau rongga abdomen, atau
dapat ditemukan dimana saja sepanjang jalur migrasinya ke abdomen bagian atas atau dapat
pula ditemukan pada posisi kontra lateral yang disebut crossed-ectopic kidney. Biasanya lebih
dominan pada sisi kiri dan pada laki-laki. Jika ginjalgagalbermigrasi dan tetap berada dalam
rongga pelvis disebut ectopic pelvic kidney, yang dapat terjadi unilateral atau bilateral. Ginjal
ektopik bilateral dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan fusi. Migrasi abnormalyang lebih
tinggi dari metanephros akan menyebabkan defek pada diafragma sehingga dapat terjadi
ectopic thorax kidney. Intrathorax ectopic kidney dapat merupakan kelainan congenital
ataupun kelaianan dapatan. Kondisi ini jarang terjadi secara bilateral dan lebih dominan pada
sisi kiri serta dominan pada laki-laki.
Kista Ginjal
Kista ginjal dapat disebabkan oleh anomaly kongenital ataupun kelainan yang didapat.
Kista ginjal dibedakan dalam beberapa bentuk, yaitu :
Ginjal Polikistik
Terdapat dalam dua bentuk yaitu bentuk dewasa dan anak-anak.Keduanya merupakan
kelainan herediter autosomal, yaitu pada dewasa merupakan autosomal dominan, sedang pada
anak merupakan autosomal resesif. Kedua bentuk ini ditandai dengan kerusakan kedua ginjal
dengan adanya infiltrate kista dari beberapa ukuran ke dalam parenkim ginjal, sehingga
fungsi ginjal menjadi sangat menurun. Pada bayi biasanya pasien juga mengalami hipoplasia
paru dan pasien meninggal karena gagal nafas dan gagal ginjal.
Ginjal polikistik dijumpai pada pasien berumur di atas 40 tahun. Kelainan ini jarang, dan
ini adalah hasil metastasis bilateral, karsinoma sel ginjal bilateral, angiomiolimfoma ganda,
atau obstruksi sambungan ureteropelvis kedua ginjal.
Pada bentuk dewasa kelianan ini biasanya tidal menimbulkan keluhan, sehingga baru
terdeteksi pada saat pasien berusia 40 tahun. Pasien biasanya mengeluh hipertensi, keluhan
massa abdomen, atau keluhan dari komplikasi yang menyertai, yaitu batu ginjal atau
perdarahan. Polikista pada ginjal dimulai dari timbulnya beberapa kista pada kedua
ginjal.Pada perkembangan selanjutnya kista menjadi banyak, ukurannya bertambah besar,
dan menginfiltrasi parenkim ginjal dan pada akhirnya pasien terjatuh dalam kondisi gagal
ginjal terminal. Selain itu, ginjal polikista dapat dijumpai pada berbagai organ lain seperti
liver, lien, ovaroum, atau pancreas.
Ureter Ektopik
Jika tunas ureter yang tumbuh dari duktus mesonefros terlalu dekat dengan sinus
urogenital, menyebabkan letak muara ureter berada lebih kranial dan lebih lateral daripada
letaknya yang normal. Namun, jika tunas ureter muncul lebih jauh letaknya dari sinus
urogenital menyebabkan letak muara ureter lebih medial dan kaudal. Letak muara ureter yang
Insidens ureter ektopik didapatkan satu diantara 1900 otopsi. Kurang lebih 5-17%
ureter ektopik mengenai kedua sisi. Ureter ektopik (80%) pada wanita di sertai dengan
duplikasi sistem pelviureter. Sedangkan pada pria, ureter ektopik pada umumnya terjadi pada
single ureter. Kejadian ureter ektopik wanita dibanding pria adalah 2,9 : 1. Ureter ektopik
pada pria bermuara pada uretra posterior meskipun kadang-kadang bermuara pada vesikula
Muara pada uretra posterior sering kali tidak memberikan gejala tetapi muara ureter
pada vas deferens sering kali ,menyebabkan keluhan epididimitis yang sulit di sembuhkan
karena vas deferens dan epididimis selalu teraliri oleh urine. Pada wanita, ureter ektopik
sering kali bermuara pada uretra (sebelah distal spingter uretra eksternum dan vestibulum).
Keadaan ini memberikan keluhan yang khas pada anak kecil yaitu celana dalam yang selalu
basah oleh urine (inkontinesia kontinua) tetapi dia masih bisa miksi seperti orang normal.
Hal ini di sebabkan urine yang di salurkan oleh ureter ektopik tidak melalui spingter
ureter eksterna melainkan langsung keluar, sedangkan ureter kontra lateral tetap mengisi buli-
buli sehingga proses miksi tetap berjalan seperti biasanya. Jika ureter ektopik terjadi pada
duplikasi sistem pelviureter, ureter ektopik ureter menerima drynase dari ginjal sistem
kranial. Selain itu muara ureter ektopik biasanya atretik dan mengalami obstruksi sehingga
sering kali terjadi hidronefrosis pada segmen ginjal sebelah kranial. Pada pemeriksaan IVU,
hidronefrosis ginjal mendorong segmen kaudal terdorong ke bawah dan ke laterar sengga
terlihat sebagai gambaran bunga lily yang jatuh (dropping lily). Pemeriksaan sistoskopi
mungkin dapat menemukan adanya muara ureter ektopik pada uretra atau ditemukan
hemitrigonum (tidak di temukan salah 1 muara ureter pada buli). Jika ditemukan muara ureter
ektopik pada uretra, dapat di coba dimasuki kateter ureter dan dilanjutkan dengan
kelainan yang terdapat pada ginjal. Jika ginjal sudah mengalami kerusakkan dilakukan
dilakukan nefrouterektomi, tetapi kalau masih bisa dipertahankan dilakukan implantasi ureter
pada buli.
Ureterokokel
Ureterokel adalah sirkulasi atau dilatasi kistik terminal ureter. Letaknya mungkin berada
dalam buli-buli (intravesikel) atau mungkin ektopik diluar muara ureter yang normal, antara
lain terletak di leher buli-buli atau uretra. Ureterokel yang letaknya intravesikular biasanya
merupakan ureter satu-satunya yang terletak pada sisi itu, sedangkan ureterokel ektopik
pada umumnya berasal dari duplikasi ureter yang menyalurkan urine dari ginjal kutub atas.
Bentuk ureter ektopik ternyata lebih sering dijumpai pada ureterokel intravesika. Kelainan
ini ternyata 7 kali lebih banyak dijumpai pada wanita, dan 10 % anomaly ini mengenai
kedua sisi.
Ureterokel kecil tidak bergejala . Ureterokel yang cukup besar akan mendorong muara
ureter yang sebelah kontralateral dan menyebabkan obstruksi leher buli diikuti dengan
hidroureter dan hidronefrosis. Biasanya ditemukan ISK kambuhan atau kronik. Bila
ureterokel besar atau terdapat penyulit, maka perlu tindak bedah berupa ekstirpasi uretrokel
dan neoimplantasi ureter ke dalam kandung kemih.
Megaureter
Ureter mengalami dilatasi berat, memnajang, dan berkelok kelok. Secara histologis
karena kelebihan serabut-serabut otot sirkuler dan kolagen pada uretr distal, sehingga
menyebabkan obstruksi, hematuria dan infeksi. Ureter secara seluruhnya menjadi hipotonik
dan adinamik yang terkadang jua meliputi vesika urinaria.
Menurut klasifikasi internasional, megaureter dibagi menjadi primer dan sekunder,
obstruksi dan/atau refluks dan non-refluks, non-obstruksi. Penatalaksanaan dari megaureter
tipe refluks dijelaskan pada bagian vesikoureter refluks (VUR). Evaluasi diagnostik sama
seperti pada hidronefrosis unilateral. Derajat obstruksi dan fungsi ginjal secara terpisah
ditentukan dengan skintigrafi ginjal dan IVU.
Pada beberapa survei ditunjukkan bahwa intervensi operasi berdasar hanya dari
urogram ekskretori saat ini sangatlah jarang. Dengan perbaikan spontan sampai 85% pada
pasien dengan megaureter obstruksi primer, drainage tinggi secara Sober atau cincin
ureterokutaneostomi saat ini tidak lagi dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
1. De Jong, Wim. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Cetakan I. Hal 740 748.
Editor : R. Sjamsuhidrajat. Penerbit : Buku kedokteran EGC, Jakarta.
2. Himawan, S. Ginjal, dalam : Patologi. Hal 255 256. Penerbit : Balai Penerbit FKUI.
3. Anonim. Kandung Kemih, dalam Patologi. Hal 289 290. penerbit : Balai penerbit
FKUI.
4. Anonim. 12 Februari 2009. Kelainan Ginjal dan Saluran Kemih Bawaan, dalam :
http://medicastore.com/index.php?mod=penyakit&id=917