Anda di halaman 1dari 2

PENATALAKSANAAN

ANEMIA
SOP No.Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit : Puskesmas
Halaman : ...............................
Pemerintah Ttd Kepala Puskesmas dr. ................................
Kabupaten NIP. ....................................
Malang
1. Pengertian Prosedur penanganan penurunan kadar Hemoglobin yang
menyebabkan penurunan kadar oksigen yang didistribusikan ke
seluruh tubuh sehingga menimbulkan berbagai keluhan (sindrom
anemia).
2. Tujuan Menangani Anemia
3. Kebijakan Sebagai pedoman menangani anemia
4. Prosedur 1. Anamnesa
2. Pemeriksaan fisik
3. Penegakan diagnosa: Penanganan Anemia
4. Tatalaksana
Atasi penyebab yang mendasarinya. Jika didapatkan kegawatan
(misal: anemia gravis atau distres pernafasan), pasien segera dirujuk.
a. Pada anemia defisiensi besi:
Anemia dikoreksi peroral: 3 4x sehari dengan besi elemental
50 65 mg
o Sulfas ferrosus 3 x 1 tab (325 mg mengandung 65 mg
besi elemental, 195; 39).
o Ferrous fumarat 3 x 1 tab (325; 107 dan 195; 64).
o Ferrous glukonat 3 x 1 tab (325; 39).
Pasien diinformasikan mengenai efek samping obat: mual,
muntah, heartburn, konstipasi, diare, BAB kehitaman.
Jika tidak dapat mentoleransi koreksi peroral atau kondisi
akut maka dilakukan koreksi parenteral segera.
b. Pada anemia defisiensi asam folat dan defisiensi B12
Anemia dikoreksi peroral dengan:
o Vitamin B12 80 mikrogram (dalam multivitamin).
o Asam folat 500 1000 mikrogram (untuk ibu hamil 1
mg).
Koreksi cepat (parenteral atau i.m) oleh dokter spesialis
c. Pemeriksaan Penunjang Lanjutan (bila diperlukan)
Anemia defisiensi besi: ferritin serum, SI, TIBC
Anemia hemolitik: bilirubin, LDH, tes fragilitas osmotik, Acid
Hams test, tes Coombs
Anemia megaloblastik: serum folat, serum cobalamin
Thalassemia: elektroforesis hemoglobin
Anemia aplastik atau keganasan: biopsi dan aspirasi sumsum
tulang
d. Konseling dan Edukasi
Prinsip konseling pada anemia adalah memberikan pengertian
kepada pasien dan keluarganya tentang perjalanan penyakit dan
tata laksananya, sehingga meningkatkan kesadaran dan
kepatuhan dalam berobat serta meningkatkan kualitas hidup
pasien.
e. Kriteria rujukan
Anemia berat dengan indikasi transfusi (Hb < 6 mg%).
Untuk anemia karena penyebab yang tidak termasuk
kompetensi dokter layanan primer, dirujuk ke dokter spesialis
penyakit dalam.
5. Referensi Buku Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I tahun 2013
6. Unit Terkait UGD, Rawat Jalan, Rawat Inap

Anda mungkin juga menyukai