PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemilik sesungguhnya dari sumber daya yang ada adalah Allah SWT,
manusia dalam hal ini hanya penerima titipan untuk sementara saja. Sehingga
sewaktu-waktu dapat di ambil kembali oleh Allah SWT. Oleh sebab itu kepemilikan
mutlak atas harta tidak di akui dalam islam. Sebagaimana terdapat dalam firman
Allah dalam Qs. Al-Baqarah ayat 284:
Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di
bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hati mu atau kamu
menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang
perbuatanmun itu. Maka Allah mengampuni siapa yang di kehendaki-Nya dan
menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya, dan Alllah Mahakuasa atas segala sesuatu
Manusia adalah khalifah atas harta miliknya, hal ini dijelasakan dalam QS.
Al-Hadiid ayat 7: Berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-Nya dan nafkahkanlah
sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamun menguasainya. Maka
orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya
memperoleh pahala yang besar
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan konsep kepemilikan dalam Islam?
2. Jelaskan masalah aqad?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konsep kepemilikan dalam Islam.
2. Untuk menjelaskan masalah aqad.
iii
BAB II
PEMBAHASAN
iii
serupa dengan itu kepadanya. Dalam hukum Islam, si empunya atau si pemilik boleh
saja seorang yang masih kecil, belum balig atau orang yang kurang waras atau gila
tetapi dalam hal memanfaatkan dan menggunakan barang-barang "miliknya" mereka
terhalang oleh hambatan syara' yang timbul karena sifat-sifat kedewasaan tidak
dimiliki. Meskipun demikian hal ini dapat diwakilkan kepada orang lain seperti wali,
washi (yang diberi wasiat) dan wakil (yang diberi kuasa untuk mewakili)..
B. Masalah Aqad
Akad berasal dari bahasa arab yang artinya perjanjian atau persetujuan. Kata
ini juga bisa diartikan tali yang mengikat karena akan adanya ikatan antara orang
yang berakad.
1. Rukun dan Syarat Akad
a. Aqid (Orang yang melakukan Akad)
b. Ma'qud Alaih (benda yang menjadi objek transaksi)
c. Shighat, yaitu Ijab dan Qobul (Ijab Qobul merupakan ungkapan yang
menunjukkan kerelaan atau kesepakatan dua pihak yang melakukan akad)
2. Macam macam Akad
Diantara macam macam akad adalah :
a. Berdasarkan segi sah tidaknya, Akad ada dua macam :
Akad shahih, akad yang memenuhi unsur dan syarat yang ditetapkan
oleh syara.
Akad tidak shahih ( Fasidah), akad yang cacat / tidak sempurna.
b. Berdasarkan segi ditetapkan atau tidaknya oleh syara :
Akad musamah , yaitu akad yang telah ditetapkan syara' dan telah ada
hukum-hukumnya, seperti jual beli, hibah, dan ijarah.
Ghair musamah yaitu akad yang belum ditetapkan oleh syara' dan
belum ditetapkan
c. Berdasarkan zat benda yang diakadkan
Benda yang berwujud
Benda tidak berwujud
d. Berdasarkan disyariatkan atau tidaknya akad :
Akad musyara'ah ialah akad-akad yang debenarkan syara' seperti gadai
dan jual beli.
Akad mamnu'ah ialah akad-akad yang dilarang syara' seperti menjual
anak kambing dalam perut ibunya
iii
e. Berdasarkan sifat benda yang menjadi objek dalam akad
Akad ainniyah ialah akad yang disyaratkan dengan penyerahan barang
seperti jual beli.
Akad ghair ainiyah ialah akad yang tidak disertai dengan penyerahan
barang-barang karena tanpa penyerahan barangpun akad sudah sah
f. Berdasarkan cara melakukannya
Akad yang harus dilaksanakan dengan upacara tertentu seperti akad
pernikahan dihadiri oleh dua saksi, wali, dan petugas pencatat nikah.
Akad ridhaiyah ialah akad yang dilakukan tanpa upacara tertentu dan
terjadi karena keridhaan dua belah pihak seperti akad-akad pada
umumnya
g. Berdasarkan tukar menukar hak
Akad mu'awadhah, yaitu akad yang berlaku atas dasar timbal balik
seperti akad jual beli
Akad tabarru'at, yaitu akad-akad yang berlaku atas dasar pemberian
dan pertolongan seperti akad hibah.
Akad yang tabaru'at pada awalnya namun menjadi akad mu'awadhah
pada akhirnya seperti akad qarad dan kafalah
h. Berdasarkan harus diganti dan tidaknya
Akad dhaman , yaitu akad yang menjadi tanggung jawab pihak kedua
setelah benda-benda akad diterima seperti qarad.
Akad amanah , yaitu tanggung jawab kerusakan oleh pemilik benda
bukan, bukan oleh yang memegang benda, seperti titipan.
Akad yang dipengaruhi oleh beberapa unsur, salah satu seginya adalah
dhaman dan segi yang lain merupakan amanah, seperti rahn.
i. Berdasarkan tujuan akad
Tamlik: seperti jual beli
Mengadakan usaha bersama seperti syirkah dan mudharabah
Tautsiq (memperkokoh kepercayaan) seperti rahn dan kafalah
Menyerahkan kekuasaan seperti wakalah dan washiyah
Mengadakan pemeliharaan seperti ida' atau titipan
j. Berdasarkan faur dan istimrar
Akad fauriyah , yaitu akad-akad yang tidak memerlukan waktu yang
lama, pelaksaaan akad hanya sebentar saja seperti jual beli.
Akad istimrar atau zamaniyah , yaitu hukum akad terus berjalan,
seperti I'arah
iii
k. Berdasarkan asliyah dan tabi'iyah
Akad asliyah yaitu akad yang berdiri sendiri tanpa memerlukan adanya
sesuatu yang lain seperti jual beli dan I'arah.
Akad tahi'iyah , yaitu akad yang membutuhkan adanya yang lain,
seperti akad rahn tidak akan dilakukan tanpa adanya hutang.
iii
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
"Kepemilikan" sebenarnya berasal dari bahasa Arab dari akar kata "malaka"
yang artinya memiliki. Dalam bahasa Arab "milk" berarti kepenguasaan orang
terhadap sesuatu (barang atau harta) dan barang tersebut dalam genggamannya baik
secara riil maupun secara hukum. Dimensi kepenguasaan ini direfleksikan dalam
bentuk bahwa orang yang memiliki sesuatu barang berarti mempunyai kekuasaan
terhadap barang tersebut sehingga ia dapat mempergunakannya menurut
kehendaknya dan tidak ada orang lain, baik itu secara individual maupun
kelembagaan, yang dapat menghalang-halanginya dari memanfaatkan barang yang
dimilikinya itu.
B. Saran
Semoga dengan adanya pembahasan makalah kami dapat menjadi masukan
dan sumber inspirasi bagi semua orang dan semoga bermanfaat. Kami menyadari
sepenuhnya bahwa kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari salah dan lupa,
oleh sebab itu kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk
itu kami sangat harapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
terutama dari guru pembimbing, agar kedepannya dapat membuat makalah yang lebih
baik.
iii
DAFTAR PUSTAKA
Hasan Ahmad, Mata Uang Islami Telaah Komrehensif Sistem Keuangan Islami, Raja
Grafindo Perada, Bandung,2005
Qardawi Yusuf, Norma dan Etika Ekonomi Islam, Cet. II; Jakarta : Gema Insani
Press,1997
http://asa-2009.blogspot.com/2013/04/konsep-kepemilikan-dalam-islam.html
iii
KATA PENGANTAR
Bismillah..
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillahirabbilalamin,
banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji
hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik,
serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah dengan judul Kepemilikan Dalam Islam.
Penyusun menyadari betul akan masih banyaknya kekuranagn dari makalah
ini, walau telah mengusahakan sepenuhnya untuk menyempurnakannya. Maka dari
itu kritik dan saran yang membangun sangatlah penting bagi penyusun untuk
menghadirkan makalah yang jauh lebih baik lagi di kemudian hari. Terimakasih
banyak atas perhatian dan waktu luangnya.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbilalamin..
Penyusun,
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.. i
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang... 1
B. Rumusan Masalah.. 1
C. Tujuan Penulisan 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Kepemilikan dalam Islam.... 2
B. Masalah Aqad.. 3
DAFTAR PUSTAKA... 7
iii