ANALISIS PERTUKARAN WAKTU DAN BIAYA DENGAN METODE TIME COST TRADE OFF
(TCTO) PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DI JAKARTA
Oleh :
Bagus Budi Setiawan
Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Jakarta
Trijeti
Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Jakarta
Email: t3jeti@yahoo.co.id
ABSTRAK: Dalam pelaksanaan pembangunan proyek perlu perencanaan yang baik sehingga pelaksanaan
pembangunan dapat berjalan sesuai dengan jadwal. Keterlambatan pekerjaan proyek dapat diantisipasi dengan
melakukan percepatan pelaksanaan dengan mempertimbangkan faktor biaya. Salah satu metode yang dapat digunakan
disebut juga dengan istilah Time Cost Trade Off[1] atau pertukaran waktu dan biaya. Metode ini dapat dilakukan dengan
metode pelaksanaan kerja dengan menambah group kerja, menambah peralatan, dan menambah jam kerja atau lembur.
Kata Kunci : Proyek, waktu, Biaya
ABSTRACT: In the implementation of development projects need good planning so that the implementation can be run in
accordance with the construction schedule. Delays in project work can be anticipated with the acceleration of the
implementation by considering the cost factor. One method that can be used is also called Time Cost Trade Off or the
exchange time and cost. This method can be carried out by the method of execution of work by increasing the working
group, add equipment, and increase working hours or overtime.
LANDASAN TEORI
25 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia Volume 4 Nomer 1 Desember 2012
26 | K o n s t r u k s i a
Analisis Pertukaran Waktu dan Biaya Dengan Metode Time Cost Trade Off (Bagus Budi -Trijeti)
sampai selesai, dengan cara yang efisien tetapi Konsep cost slope bisa digunakan untuk
di luar pertimbangan adanya kerja lembur dan menentukan waktu paling efisien untuk
usaha usaha khusus lainnya, seperti menyelesaikan proyek, dihubungkan dengan
menyewa peralatan yang lebih canggih. biayanya. Langkah langkah untuk melakukan
Biaya Normal adalah biaya langsung yang minimasi biaya (pada umur paling efisien) bisa
diperlukan untuk menyelesaiakan kegiatan ditentukan setelah jaringan kerja, perkiraan
dengan kurun waktu normal. waktu didapat. Langkah langkah tersebut
Kurun Waktu dipersingkat (Crash Duration) adalah :
adalah waktu tersingkat untuk menyelesaikan Biaya langsung (direct cost) : Menentukan
suatu kegiatan yang secara teknis masih ongkos normal (Cn), ongkos crash (Cc), waktu
mungkin. Disini dianggap sumber daya bahan normal (Tn), dan waktu crash (Tc) ;
merupakan hambatan. Menentukan ongkos minimal untuk
Biaya untuk waktu dipersingkat (Crash Cost) pengurangan umur proyek dengan satu unit
adalah jumlah biaya langsung untuk waktu (hari/minggu). Ini dilakukan untuk
menyelesaikan pekerjaan dengan kurun waktu kegiatan kegiatan yang berada dalam
tersingkat. lintasan kritis dengan perwaktu minimal ;
Lakukan proses yang sama untuk mengurangi
Biaya umur proyek untuk unit waktu yang kedua ;
B (Titik Dipe rs ingka t)
Bia ya untuk
B (titik dipe rs ingka t) Ulangi proses sampai proyek benar benar
Wa ktu
dipe rs ingka t menghasilkan selisih waktu normal dan waktu
crash untuk pekerjaan yang kritis (berada
dalam lintasan kritis)
Bia ya
Norma l
A (Titik Norma l)
Biaya tidak langsung (indirect cost) : Tentukan
Waktu ongkos tidak langsung proyek untuk waktu
normal dan waktu crash dan untuk waktu
Wa ktu
dipe rs ingka t
Wa ktu
Norma l
antara keduanya.
Ongkos total (total cost) : Tambahkan ongkos
Gambar 3. Hubungan Waktu Biaya Normal dan tidak langsung ke ongkos langsung untuk
Biaya Dipersingkat mencari ongkos total pada beberapa waktu
yang ada ; Tentukan pada umur berapa biaya
Dapat dihitung dengan menggunakan rumus : proyek minimal.
waktu normal Kompresi hanya dilakukan pada aktifitas-aktifitas
= xbiaya normal
Waktu dipersingkat yang berada pada lintasan kritis. langkah-
langkah kompresi pada suatu pekerjaan :
Menyusun jaringan kerja proyek, mencari
Biaya untuk waktu dipersingkat Biaya waktu normal lintasan kritis dan menghitung cost slope setiap
=
Waktu normal Waktu dipersingkat aktifitas; Melakukan kompresi pada setiap
aktifitas yang berada pada lintasan kritis dan
Dengan kata lain pengertian dari Cost Slope mempunyai nilai cost slope terendah; Menyusun
(slope biaya) adalah pertambahan biaya langsung kembali jaringan kerja; Mengulangi langkah
untuk mempercepat suatu aktivitas persatuan kedua dengan berhenti jika terjadi penambahan
waktu. lintasan kritis dan bila terdapat lebih dari satu
lintasan kritis maka dilakukan kompresi semua
27 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia Volume 4 Nomer 1 Desember 2012
PEMBAHASAN
Data bangunan : Jumlah lantai Apartemen Tower
C 26 lantai ; Luas Bangunan Lantai 8 27 (19
lantai) 27.225 ,10 m2 ; Lantai 28 32 (5 Lantai)
5.992,25m2 ; Lantai 33 (1 lantai) 672,01
m2 ; Lantai Ruang Mesin 267,28 m2 ; Total Luas
Bangunan 34.156,64 m2
Aktifitas Proyek
Setelah waktu pelaksanaan dan hubungan antar
Pekerjaan Struktur Lantai 8 : Kolom aktifitas diperoleh langkah berikutnya yaitu
(Bekisting, Pembesian, Pengecoran) ; membuat jaringan kerja dengan menggunakan
Shearwall (Bekisting, Pembesian, Pengecoran) Microsoft Project sehingga durasi proyek dan
; Balok,kolom separator,balok intermediate aktifitas kritis dapat diketahui. Dalam
(Bekisting, Pembesian, Pengecoran) ; Tangga perhitungan durasi proyek dipakai asumsi
(Bekisting, Pembesian, Pengecoran) sebagai berikut :
Pekerjaan Struktur Lantai 8A : Pelat & Balok Jam kerja normal yang dipakai adalah 8 jam/hari
(Bekisting, Pembesian, Pengecoran) ; Kolom ; Dalam 1 minggu dipakai 7 hari kerja.
(Bekisting, Pembesian, Pengecoran) ;
Shearwall (Bekisting, Pembesian, Pengecoran) Perhitungan Biaya Proyek
; Balok,kolom separator,balok intermediate Untuk biaya dari keseluruhan pelaksanaan
(Bekisting, Pembesian, Pengecoran) ; Tangga pembangunan proyek Apartemen Tower C
(Bekisting, Pembesian, Pengecoran) Season City sebesar Rp.78.382.000.000. Tetapi
Pekerjaan Struktur Lantai R.Mesin : Pelat& tinjauan hanya sampai pada pekerjaan struktur
Balok (Bekisting, Pembesian, Pengecoran) ; utama saja terdiri dari bahan dan tenaga kerja
Kolom (Bekisting, Pembesian, Pengecoran) ; maka didapat biaya total Rp.18.080.739.494.
Shearwall (Bekisting, Pembesian, Pengecoran)
; Balok,kolom separator,balok intermediate Penentuan Normal Cost : Normal Cost adalah
(Bekisting, Pembesian, Pengecoran) biaya langsung yang diperlukan untuk
Pekerjaan Struktur Lantai Atap : Pelat & balok penyelesaian proyek dalam kondisi waktu
(Bekisting, Pembesian, Pengecoran) normal. Biaya ini terdiri dari biaya
Penentuan Network Diagram Material,Tenaga, dan Alat. Perhitungan Biaya
Bahan : Biaya Pengecoran Beton Kolom Lantai 8;
Berikut contoh daftar hubungan antar aktifitas
Bahan Beton = Vol.pekerjaan x Harga satuan
dan durasi untuk lantai 8 :
Bahan = 66.63 x 550.000 = Rp. 36.646.500.
28 | K o n s t r u k s i a
Analisis Pertukaran Waktu dan Biaya Dengan Metode Time Cost Trade Off (Bagus Budi -Trijeti)
29 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia Volume 4 Nomer 1 Desember 2012
pembesian shear wall ; Pekerjaan bekisting shear cosh total (i x l) = 24.155.024.79 ; n. Cost
wall ; Pekerjaan pengecoran shear wall dan slope( m-e)/(d-i) = 3.542.736.97
Pekerjaan Lantai 8A : Pekerjaan Bekisting Plat ; Penambahan Grup Kerja : Contoh perhitungan
Pekerjaan Pembesian Plat ; Pekerjaan Crash Cost dan Cost Slope untuk alternatif 2
Pengecoran Plat ; Pekerjaan Pembesian shear penambahan group kerja dilakukan berdasarkan
wall ; Pekerjaan bekisting shear wall ; Pekerjaan asumsi asumsi diatas pada pekerjaan
pengecoran shear wall. Untuk pekerjaan lantai 9 pembesian shearwall.
lantai R.Mesin urutan aktifitas pada lintasan
kritis sama dengan pekerjaan pada setiap tahap Normal Cost : a. Volume =24.538,44 kg ; b.
urutan diatas : Pekerjaan Lantai Atap ; Pekerjaan Upah pekerja = Rp.840 ; c. Biaya Alat =
Bekisting Plat ; Pekerjaan Pembesian Plat; Rp.00 ; d. Durasi Normal = 4 ; e. Normal cost
Pekerjaan Pengecoran Plat (a x (b+c))) = 20.612.287,82 ; f. Jumlah
orang/group = 2 group( 6 orang)
Contoh Perhitungan durasi dan biaya akibat Crash Duration : g. Produktifitas harian (a/d)
crashing : = 6134.609 ; h. Penambahan pekerja kerja
25% dari group = 0,5 group (asumsi 2
Pembesian Shearwall lantai 8 : a. Volume Besi orang) ; i. Produktifitas penambahan kapasitas
Beton = 24538.44 ; b.Biaya (upah + bahan)= (g+(g/f) = 9201.95 ; ; j. Crash duration (a/i) =
840 ; c.Normal Duration = 4 ; Normal Cost = 2.6 ~ 3
20,612,287.82
Crash Cost : k. Upah setelah penambahan/ hari
Crash Duration : e. Produktivitas harian (a/c) (i x b.upah) = 7.729.607.93 ; l. Total Crash (e
= 6134.609 ; f. produktifitas tiap jam + ( b x i)) cost = 23.188.823.8 ; Cost
(e/8)= 766 ; g. Produktifitas harian setelah slope ( l-e)/(d-j) = 2.576.535.98
crash (8 x f) + (3 x f x 75%) = 7851.5 ; Penambahan kapasitas alat : Alternatif yang ke 3
h.Jadi Crash Time a/g =3 adalah dengan menambah kapasitas alat bantu
Analisa Time Cost Trade Off (TCTO) kerja. Untuk penambahan alat bantu yang
Penambahan jam kerja Lembur : Contoh memungkinkan hanya pada pekerjaan
perhitungan Crash Cost dan Cost Slope untuk pengecoran dan pembesian yaitu dengan
alternatif 1 penambahan jam kerja lembur penambahan Long Boom Concrete Pump atau
dilakukan berdasarkan asumsi asumsi diatas dilapangan dikenal pompa Kodok .
pada pekerjaan pembesian shearwall.
Berikut perhitungan proporsional jumlah total
Normal Cost : a. Volume =24.538,44 kg ; b. peralatan yang akan dipakai pada pekerjaan
Upah pekerja = Rp.840 ; c. Biaya Alat = struktur : Total Nilai Kontrak Struktur dan
Rp.0 ; d. Durasi Normal = 4 ; e. Normal cost (a Arsitektur : 78.382.000.000 ; Total Pekerjaan
x (b+c))) = 20.612.287,82 Struktur yang ditinjau : 18.080.739.494 ;
Crash Duration : f. Produktifitas harian (a/d) = Prosentase pekerjaan struktur Terhadap kontrak
6134.609 ; g. Produktifitas per jam (f/8jam) = : 0.23 % ; Total Pekerjaan persiapan :
766.83 ; h. Produktifitas harian setelah = 8.665.020.000 ; Total pekerjaan peralatan
7859.97 ; Crash (8xg)+(3xgx0.75) ; i. Crash Struktur dan arsitektur : 3.797.840.000 ; Jadi
duration (a/h) = 3 total peralatan struktur : 873.503.200 ; Total
Crash Cost : j. Upah normal /jam (g x b.upah) asumsi yang digunakan tiap lantai : 33.596.000
= 644.133 ; k. Biaya lembur /jam (2xa) =
1.288.267.99 ; l. Crast cost /hari Untuk perhitungan penambahan peralatan
(8xa)+(3xbx0.75) = 8.051.674.93 ; m. Crash concrete pump mengacu asumsi data yang
30 | K o n s t r u k s i a
Analisis Pertukaran Waktu dan Biaya Dengan Metode Time Cost Trade Off (Bagus Budi -Trijeti)
didapat dari proyek sbb : a. Sewa Concrete Pump Durasi normal = 4 ; c. Crash Durasi = 3 ; d.
per bulan : 55.000.000 ; b. Mobilisasi dan Total crash = 1 ; e. Komulatif total crash = 1 ; f.
demobilisasi : 5.000.000 ; c. Kapasitas concrete Total Durasi Proyek = 180-1 = 179 hari ; g.
pump /jam : 28 m3 /jam ; d. Jam kerja : 8 tambahan Biaya (a x e) = 3.349.496 x 1 =
jam/hari ; e. Biaya bahan bakar minyak : 12 ltr/ 3.349.496 ; h. komulatif tambahan biaya =
jam ; Asumsi (4.500 /litr) 3.349.496 ; i. Total cost = 3.349.496
Berikut perhitungan biaya penggunaan 1 unit Contoh perhitungan kompresi 1 Untuk
concrete pump Diasumsikan 1 bulan 30 hari : f. Alternatif 2 : a. Cost slope = 2.576.535 ; b.
Jumlah pengecoran balok dan Pelat lantai : Durasi normal = 4 ; c. Crash Durasi = 3 ; d.
8352.23 m3 ; g. Rata-rata pengecoran per hari (c Total crash = 1 ; e. Komulatif total crash = 1 ; f.
x d) : 224 m3 ; h. Total hari yang dibutuhkan (f / Total Durasi Proyek = 180-1 = 179 hari ; g.
g) : 37 hari ; i. Kebutuhan BBM per hari(e x d) x tambahan Biaya (a x e) = 2.576.535 x 1 =
4500 : 96 liter x 4500 = 432.000 ; h :432.000 x 2.576.535 ; h. komulatif tambahan biaya =
37 = 13.824.000 ; j. Biaya sewa per hari (a / 30) : 2.576.535 ; i. Total cost = 2.576.535
1.900.000 ; k. Total Biaya Sewa : Contoh perhitungan kompresi 1 Untuk
67.900.000 ; l. Total biaya sewa keseluruhan (k + Alternatif 3 : a. Cost slope = 760.000 ; b. Durasi
i + b ) : 86.800.000. Jadi biaya yang dibutuhkan normal = 6 ; c. Crash Durasi = 2.1 ~ 2 ; d. Total
dalam penambahan kapasitas alat concrete crash = 4 ; e. Komulatif total crash = 4 ; f. Total
pump(biaya peralatan normal + biaya akibat Durasi Proyek = 180-4 = 176 hari ; g.
penambahan) adalah Rp.960.300.000. Dari total tambahan Biaya (a x e) = 760.000 x 4 =
tersebut dapat diasumsikan kebutuhan peralatan 3.040.000 ; h. komulatif tambahan biaya =
untuk tiap tiap lantai sebesar Rp.36.900.000. 3.040.000 ; i. Total cost = 3.040.000
Dari data diatas dapat kita hitung crash cost dan
cost slope pada alternatif 3 ini yaitu penambahan Penambahan Jam Kerja (Alternatif 1)
kapasitas alat. Berikut contoh perhitungan crash
cost cost slope pada pekerjaan pengecoran pelat a. Rekapitulasi Biaya Langsung
lantai dan balok :
31 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia Volume 4 Nomer 1 Desember 2012
b. Grafik hubungan Biaya dan Durasi b. Grafik hubungan Biaya dan Durasi
32 | K o n s t r u k s i a
Analisis Pertukaran Waktu dan Biaya Dengan Metode Time Cost Trade Off (Bagus Budi -Trijeti)
Setelah didapat grafik dari masing-masing [1] Ariany Frederika, Journal Ilmiah Teknik
alternatif percepatan maka selanjutnya adalah Sipil, Denpasar 2010
membandingkan ke 3 alternatif tersebut dengan [2] Budi Santoso , Manajemen Proyek ,
kondisi normal dalam sebuah grafik sebagai Surabaya, 2003
berikut : [3] Bachtiar Ibrahim, Rencana dan Estimate
Real Of Cost, Jakarta, 1993
[4] Harold Kerzner, Project Management : A
System Approach to Planning , Scheduling,
and Controlling (8th Ed.ed),Wiley, 2003
[5] Iman Soeharto , Manajemen Proyek ,
Jakarta, 1995
[6] Iman Soeharto, Manajemen Proyek Dari
Konseptual Sampai Operasiona, Jakarta,
1999
33 | K o n s t r u k s i a
Jurnal Konstruksia Volume 4 Nomer 1 Desember 2012
34 | K o n s t r u k s i a