Sistem peringatan dini ini akan berfungsi setelah gejala alam yang muncul
secara tiba-tiba terdeteksi. Sayangnya tidak semua gejala alam yang bermuara pada
musibah alamiah itu bisa dideteksi. Gempa bumi misalnya, hingga kini belum ada
teknologi satupun yang mampu mendeteksi gejala alam tersebut. Namun efek
gempa dengan kekuatan besar, apabila itu terjadi di dasar laut pada kedalaman
dangkal atau rendah akibat pergeseran lempeng bumi, bisa menimbulkan bencana
tsunami. Sedangkan gejala tsunami itu sendiri masih bisa dideteksi lebih awal pasca
terjadinya gempa tektonik. Sehingga hasil deteksi itu akan terhubung ke alat sistem
peringatan dini yang akhirnya bisa menyampaikan informasi potensi tsunami
tersebut kepada masyarakat.
Gejala alam lain yang bisa dipasangi alat sistem peringatan dini adalah gunung
meletus dan musibah banjir. Misalnya mengintegrasikan alat sistem peringatan dini
dengan pusat-pusat pemantau gunung berapi yang tersebar di seluruh Indonesia.
Sedangkan untuk gejala banjir, alat sistem peringatan dini ini bisa diintegrasikan
dengan lokasi-lokasi pintu air sungai yang menjadi sentral informasi ketinggian air
sungai yang bisa menyebabkan banjir.
Patut disadari bahwa tidak ada sistem yang dapat melindungi manusia dari
bencana tsunami yang terjadi secara tiba-tiba. Oleh karena itu, sampai saat ini
peringatan dini tsunami belum pernah menyelamatkan seorang pun dari bencana
tsunami mendadak. Walaupun demikian, peringatan dini tsunami masih dapat
bekerja efektif jika jarak pusat gempa sangat jauh. Hal ini dapat memberikan
kesempatan bagi para penduduk untuk melakukan evakuasi.
Sistem Peringatan Dini merupakan mata rantai yang spesifik (hubungan yang
kritis) antara tindakan-tindakan dalam kesiapsiagaan dengan kegiatan tanggap
darurat. Ada dua faktor yang berperan dalam kerangka Sistem Peringatan Dini yaitu
pihak Pengambil Keputusan dan Masyarakat. Dalam hal ini, sistem peringatan dini
yang terpusat ke masyarakat sangat tergantung kepada partisipasi masyarakat yang
paling terancam bahaya. Tanpa keterlibatan pemerintah daerah setempat dan
masyarakat yang terancam bahaya, upaya yang dilakukan pemerintah dan lembaga
lain tidaklah memadai.
Dengan demikian, tujuan sistem peringatan dini ini bisa tercapai, diantaranya
dapat mengurangi resiko korban jiwa sekecil mungkin. Yang jelas, sebagai bagian
dari perangkat TI, sistem peringatan dini akan semakin dibutuhkan saat ini untuk
mengantisipasi dampak terburuk bencana alam yang sering menghampiri Indonesia.