Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BASIC COURSE I
MODUL SISWA
BASIC MAINTENANCE
Materi pembelajaran Basic Maintenance terdiri atas 3 (tiga) bab. Bab 1 membahas
mengenai philisophy of maintenance, meliputi definisi maintenance dan klasifikasi
maintenance, sedangkan bab 2 membahas mengenai procedure starting dan stopping
engine. Bab 3 sendiri membahas mengenai periodic service, meliputi maintenance
schedule chart dan service procedure.
DAFTAR ISI
BASIC MAINTENANCE
DAN PELATIHAN
Metode
Teori (25%)
a. Ceramah
b. Diskusi
Praktek (75%)
a. Peragaan
b. Praktek
Durasi
4 hari kerja
Jumlah Siswa
Maksimal 16 orang
Kriteria Kelulusan
Kehadiran minimal 90% dari total hari pelatihan.
Evaluasi akhir :
a. Nilai minimal test teori : 75
BASIC MAINTENANCE
SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti pembelajaran ini secara tuntas, siswa mampu menjelaskan philosophy
dari perawatan, meliputi definisi dan klasifikasi dari perawatan. Selain itu, siswa juga mampu
menjelaskan dan melakukan prosedur starting dan stopping engine dengan benar, serta
menjelaskan dan melakukan perawatan harian dan periodic service 250 s/d 4000 jam.
BASIC MAINTENANCE
BASIC MAINTENANCE
REFERENSI
Book :
Shop Manual D85ESS-2
Shop Manual PC200-7
Operation and Maintenance Manual D85ESS-2
Operation and Maintenance Manual PC200-7
Website :
http://www.unitedtractors.com
GLOSARIUM
Schedule overhaul: jenis perawatan yang dilakukan dengan interval tertentu sesuai
dengan standard overhaul masing-masing komponen yang ada.
Condition based maintenance: jenis perawatan yang dilakukan berdasarkan kondisi unit
yang diketahui melalui Program Analisa Pelumas (PAP), Program Pemeriksaan Mesin
(PPM), Program Pemeliharaan Undercarriage (P2U) atau Program Pemeriksaan
Harian (P2H). Condition based maintenance juga dapat dilakukan berdasarkan Part
and Service News (PSN) atau modification program yang dikeluarkan oleh factory.
BAB I
Philisophy of Maintenance
Tujuan Bab 1 :
Setelah menyelesaikan pembelajaran pada Bab 1, siswa mampu menjelaskan definisi dan
tujuan maintenance. Selain itu, siswa juga mampu menjelaskan klasifikasi maintenance.
Referensi :
Book :
Shop Manual D85ESS-2
Shop Manual PC200-7
Operation and Maintenance Manual D85ESS-2
Operation and Maintenance Manual PC200-7
Website :
http://www.unitedtractors.com
BasicMaintenance
Tujuan Pelajaran 1
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 1, siswa mampu menjelaskan definisi dan tujuan
maintenance.
Definisi
Maintenance atau perawatan secara umum dapat didefinisikan sebagai usaha-usaha atau tindakan-
tindakan reparasi yang dilakukan untuk menjaga agar kondisi dan performance dari sebuah mesin
selalu seperti kondisi dan performance dari mesin tersebut waktu masih baru, namun dengan biaya
perawatan yang serendah-rendahnya. Untuk menjaga agar kondisi dan performance dari mesin tidak
menurun adalah usaha-usaha teknis, sedangkan menekan biaya perawatan serendah mungkin adalah
menyangkut soal-soal management.
Di bawah ini dapat dilihat beberapa kasus yang menjadi penyebab terjadinya kerusakan.
Kerusakan yang diakibatkan oleh kesalahan dalam melaksanakan perawatan memiliki prosentase
tertinggi, yaitu :
41 % 31 % 28 %
kesalahan dalam melaksanakan kesalahan dalam melaksanakan kesalahan dalam melaksanakan
Periodic Maintenance Periodic Inspection Prosedur Pengoperasian
BasicMaintenance
Dengan demikian, kesalahan dalam melakukan perawatan memiliki porsi yang besar, yaitu 72 %.
Maintenance atau perawatan, berdasarkan uraian di atas dapat diartikan sebagai suatu kegiatan
service untuk mencegah timbulnya keausan abnormal (kerusakaan), sehingga umur alat dapat
mencapai atau sesuai umur yang direkomendasikan oleh factory. Kegiatan service meliputi :
Pengontrolan (Inspection).
Penggantian (Replace).
Penyetelan (Adjusting).
Perbaikan (Repair).
Pengetesan (Testing).
Tujuan
Seluruh kegiatan service di atas merupakan aktivitas secara total. Masih banyak yang beranggapan
bahwa maintenance atau perawatan hanya meliputi pekerjaan ringan seperti, membersihkan filter,
mengganti oli, mengganti filter, mengganti air pendingin dan pekerjaan rutin sehari-hari lainnya.
Terkadang pekerjaan overhaul, machine inspection dan pekerjaan lainnya tidak dianggap sebagai
aktivitas maintenance. Jika kita memandang aktivitas maintenance secara total, maka maintenance
bertujuan untuk :
Menjaga agar suatu alat selalu dalam keadaan siap pakai (High
Availability : berdaya guna fisik yang tinggi).
Menjaga agar suatu alat selalu dalam kemampuan yang prima
(Best Performance : berdaya guna mekanis yang paling baik).
Menjaga agar biaya perbaikan alat menjadi lebih hemat
(Reduce Repair Cost : mengurangi biaya perbaikan).
BasicMaintenance
Tujuan Pelajaran 2
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 2, siswa mampu menjelaskan klasifikasi maintenance.
Klasifikasi
Maintenance
10 Hours (Daily)
50 Hours (Weekly)
Periodic Service
250 Hours
500 Hours
1000 Hours
2000 Hours
4000 Hours
Engine Top OH
Engine OH
Torque Conventer OH
Transmission OH
Steering OH
Final Drive OH
Other
Condition Based
Maintenance
Schedule Repair
Monitoring
Inspection Program
Counter Measure a
Factory Modification
Service News
Modification Program
BasicMaintenance
Preventive Maintenance
Preventive maintenance adalah perawatan yang dilakukan dengan tujuan untuk mencegah
kemungkinan timbulnya gangguan atau kerusakan pada alat. Perawatan ini dilakukan tanpa perlu
menunggu tanda-tanda atau terjadinya kerusakan. Preventive maintenance terbagi menjadi 3 (tiga),
yaitu :
Periodic Maintenance
Periodic maintenance adalah pelaksanaan service yang dilakukan setelah alat bekerja untuk jumlah
jam operasi tertentu. Jumlah jam operasi ini adalah sesuai dengan jumlah yang ditunjukan oleh
pencatat jam operasi (service meter) yang ada pada alat tersebut.
BasicMaintenance
Daily check, yaitu suatu form (daftar) seperti halnya check sheet namun berbeda pada
ukurannya (pocket size), sehinggga operator atau mekanik akan dengan mudah
mencatatnya.
Periodic Service
Periodic service adalah suatu usaha untuk mencegah timbulnya
kerusakan pada suatu alat yang dilakukan secara
berkala/continue dengan interval pelaksanaan yang telah
ditentukan berdasarkan service meter/hour meter (HM).
Perawatan alat atau machine secara teratur (berkala) adalah
sangat penting demi menjamin pengoperasian alat yang bebas
dari kerusakan. Selain itu, dengan melaksanakan perawatan alat
secara teratur, umur alat dapat mencapai atau sesuai umur
yang direkomendasikan oleh factory.
Waktu (time) dan uang (cost) yang dikeluarkan untuk melaksanakan periodic service
(perawatan berkala) akan dikompensasi dengan umur alat yang panjang dan berkurangnya
ongkos perbaikan alat. Pada kondisi operasi yang berat, jadwal waktu perawatan perlu
dipersingkat dari ketentuan yang terdapat pada shop manual. Tabel di bawah menunjukkan
periodic service yang harus dilaksanakan berdasarkan jumlah jam kerja (operating hours) yang
tertera pada service meter/hour meter (HM).
dst dst
Walaupun alat/machine telah distel dan di-setting dengan hati-hati sekali sebelum dikapalkan,
akan tetapi suatu machine baru membutuhkan pengoperasian yang hati-hati pada 250 jam
pertama untuk mendudukkan bagian-bagian yang bergerak dari machine. Beberapa hal yang
harus diperhatikan diantaranya adalah :
Setelah start, running engine kira-kira 5 (lima) menit pada putaran rendah (low idle) untuk
memanaskannya sebelum beroperasi.
Hindari menjalankan engine pada putaran tinggi (high idle).
BasicMaintenance
Hindari menjalankan atau menambah kecepatan engine secara tiba-tiba, mengerem dengan
tiba-tiba atau berbelok dengan tajam jika tidak diperlukan.
Oli dan elemen saringannya harus diganti seluruhnya dengan oil dan elemen saringan yang
baru dan asli.
Ingatlah untuk selalu melakukan perawatan dan pemeriksaan berkala seperti yang
ditunjukan pada buku petunjuk.
Ingatlah untuk selalu mempergunakan baban bakar dan minyak pelumas yang
rekomendasikan oleh factory.
Untuk PS 250 yang pertama (initial), jika alat masih baru, maka perlu diperlakukan secara
khusus. Dalam hal ini ada beberapa item yang harus diganti walaupun umur pakainya belum
selesai. Dengan melakukan hal ini berarti biaya yang dikeluarkan memang lebih besar diawal
kepemilikan alat seperti diperlihatkan pada kurva bak mandi (bath up curve) di bawah.
Selama periode A, perlu perhatian lebih khusus agar periode B dapat diperpanjang. Perawatan
yang dilaksanakan selama periode B perlu diperhatikan juga agar kenaikan biaya pada periode
C menjadi rendah. Secara keseluruhan apa yang dilakukan pada setiap periodic service dapat
dilihat pada OMM (Operation and Maintenance Manual).
Schedule Overhaul
Schedule overhaul adalah jenis perawatan yang
dilakukan dengan interval tertentu sesuai dengan
standard overhaul masing-masing komponen yang
ada. Schedule overhaul dilaksanakan untuk
merekondisi machine atau komponen agar kembali ke
kondisi standard sesuai dengan standard factory.
Interval waktu yang telah ditentukan dipengaruhi oleh
kondisi yang beraneka ragam seperti kondisi medan
operasi, pelaksanaan periodic service, keterampilan
operator dan lain sebagainya.
BasicMaintenance
Overhaul dilaksanakan secara terjadwal tanpa menunggu machine atau komponen tersebut rusak.
Pada pelaksanaannya, kadang kala terjadi sesuatu yang merubah jadwal/schedule overhaul.
Macam-macam overhaul diantaranya adalah :
Engine top overhaul.
Engine overhaul.
Torque conventer overhaul.
Transmission overhaul.
Steering overhaul.
Final drive overhaul.
General overhaul.
Others.
Program Analisa Pelumas (PAP) merupakan suatu sistem perawatan yang dilaksanakan secara
ilmiah. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sedini mungkin keausan dan gejala kerusakan pada
komponen yang disebabkan oleh keausan yang tidak wajar tanpa harus membongkar
komponen tersebut.
BasicMaintenance
Melalui Program Analisa Pelumas (PAP), dapat diketahui juga gejala penurunan kemampuan
engine, masalah-masalah pembakaran, kebocoran air pendinginan atau bahan anti freeze dan
kotoran-kotoran yang bercampur dengan oil. Dengan demikian kerusakan yang berakibat fatal
dapat diketahui secepatnya. Selain itu, dengan melaksanakan Program Analisa Pelumas (PAP),
juga akan membantu perencanaan perawatan yang lebih ekonomis, sehingga dapat
meningkatkan produktivitas.
BasicMaintenance
Data yang telah terkumpul kemudian dimasukkan dalam sistem manajemen mesin untuk
dicatat umur pemakaian mesin, biaya perbaikan, dibuat jadwal overhaul, juga sebagai historical
dari mesin.
Dengan Program Pemeliharaan Undercarriage (P2U), melalui proses peremajaan (rebuild), bisa
dikurangi biaya (cost) sebesar 60% dari harga komponen baru dengan kualitas yang dijamin
80% dari jangka waktu pakai komponen baru. Program Pemeliharaan Undercarriage (P2U)
terdiri dari 2 (dua) bagian, yaitu :
Inspeksi keausan secara berkala atas komponen-komponen undercarriage seperti track link,
track roller, carrier roller, front idler atau sprocket.
Analisa keausan komponen undercarriage berupa Track Inspection Report yang
memberikan rekomendasi secara terperinci mengenai langkah-langkah yang sebaiknya
diambil untuk pemeliharaan undercarriage agar dapat mencapai jangka waktu pakai yang
maksimal.
Corrective Maintenance
Corrective maintenance adalah perawatan yang dilakukan untuk mengembalikan kondisi machine ke
kondisi standard melalui pekerjaan repair (perbaikan) atau adjutment (penyetelan). Berbeda dengan
preventive maintenance yang pelaksanaannya teratur tanpa menunggu adanya kerusakan, corrective
10
BasicMaintenance
Misal, jika terjadi gangguan pada sistem pengisian (no charging), maka
salah satu cara memperbaikinya adalah dengan melakukan adjustment
alternator belt.
Brakedown Maintenance
Brakedown maintenance adalah perawatan yang
dilaksanakan setelah machine breakdown (tidak bisa
digunakan). Hal ini biasanya terjadi karena adanya
kerusakan yang diabaikan terus menerus tanpa ada
usaha untuk memperbaikinya. Kerusakan tersebut
semakin lama semakin parah. Umumnya kerusakan
kecil tadi menjadi besar dan menyebabkan
komponen lain ikut menjadi rusak. Perawatan yang demikian ini akan menyebabkan biaya
perbaikan melambung tinggi. Untuk menghindari ini, lakukanlah preventive maintenance dengan
baik dan segera lakukan perbaikan jika muncul gejala kerusakan, agar kerusakan yang lebih besar
dapat dihindari.
11
BasicMaintenance
Ringkasan
Maintenance atau perawatan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan service untuk mencegah
timbulnya keausan abnormal (kerusakaan), sehingga umur alat dapat mencapai atau sesuai umur
yang direkomendasikan oleh factory.
12
BasicMaintenance
13
BasicMaintenance
Soal Latihan
Jodohkan pernyataan pada kolom A dengan kolom B yang tepat (pilihan pada kolom B dapat
digunakan lebih dari satu kali).
KOLOM A KOLOM B
14
BasicMaintenance
15
BAB II
Procedure Starting dan Stopping Engine
Tujuan Bab 2 :
Setelah menyelesaikan pembelajaran pada Bab 2, siswa mampu menjelaskan dan
melakukan prosedur starting dan stopping engine dengan benar.
Referensi :
Book :
Operation and Maintenance Manual D85ESS-2
Operation and Maintenance Manual PC200-7
Website :
http://www.unitedtractors.com
BasicMaintenance
Tujuan Pelajaran 1
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 1, siswa mampu menjelaskan dan melakukan
prosedur starting engine dengan benar.
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan keliling (walk around check), pemeriksaan sebelum
menghidupkan (check before starting), penyetelan (adjusting), dan pemeriksaan terhadadap kontrol
operasi alat atau machine.
Pemeriksaan keliling
Pemeriksaan keliling (walk around check) adalah pemeriksaan yang dilakukan di sekeliling dan di
bawah alat atau machine, untuk memeriksa kemungkinan adanya kebocoran fluida, misal air
pendingin (coolant), bahan bakar (fuel) atau oli (oil). Kekencangan baut (bolt) dan mur (nut)
diperiksa dari kemungkinan kendor atau lepas. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap kondisi sistem
hidrolik, perlengkapan kerja (attachment) dan kabel
(wiring) dari kemungkinan kendor atau lepas.
Pemeriksaan keliling juga dilakukan untuk memastikan
engine, radiator dan komponen lainnya terbebas dari
debu atau kotoran yang dapat menyebabkan temperatur
menjadi tinggi.
Tabel di bawah menunjukkan pemeriksaan keliling (walk around check) pada excavator PC200-7,
berdasarkan Operation and Mainteance Manual (OMM).
17
BasicMaintenance
Check for damage, wear, play in work equipment, cylinders, linkage, hoses.
Remove dirt and dust from around the engine, battery and radiator.
Check for leakage of water or oil around engine.
Check for leakage of oil from power train case, final drive case, hydraulic tank, hose, joints.
Check the undercarriage (track, sprocket, idler, guard) for damage, wear, loose bolts, or
leakage of oil from rollers.
Check for damage to handrail, loose bolts.
Check for damage to gauges, lamps on instrument panel, loose bolts.
Clean, check rear view mirror.
Seat belt and mounting clamps.
Check bucket with hook (if equipped) for damage.
18
BasicMaintenance
Periksa level bahan bakar melalui fuel gauge/dipstick (G). Jika kurang, tambah melalui filler port
(F). Pemeriksaan level bahan bakar juga dapat dilakukan melalui fuel level gauge (G) pada
monitor panel dengan posisi starting switch ON.
Periksa level engine oil melalui dipstick (G). Level oli harus berada diantara tanda H dan L, jika
level oli di bawah tanda L, tambahkan oli melalui oil filler (F). Jika level oli di atas garis H, buka
drain plug (P) pada bagian bawah engine oil pan, kemudian drain sebagian oli lalu periksa
kembali levelnya.
19
BasicMaintenance
Periksa level power train oil melalui dipstick (G). Level oli
harus berada diantara tanda H dan L, jika level oli di
bawah tanda L, tambahkan oli melalui oil filler (F). Jika
level oli di atas garis H, buka drain plug (P), kemudian
drain sebagian oli lalu periksa kembali levelnya.
Periksa level hydraulic oil melalui sight gauge (G). Level oli harus berada diantara tanda H dan L,
jika level oli di bawah tanda L, tambahkan oli melalui oil filler (F). Jika level oli di atas garis H,
buka drain plug (P), kemudian drain sebagian oli lalu periksa kembali levelnya.
Buka drain valve (2) pada bagian belakang tangki dan kuras
sedimen serta air yang menggenang pada dasar tangki
bersamaan dengan bahan bakar. Jika sudah tidak terdapat
sedimen serta air pada bahan bakar yang keluar, tutup drain
valve (2).
20
BasicMaintenance
1. Starting Switch
2. Glow Switch
3. Horn Switch
4. Head Lamp Switch
5. Rear Lamp Switch
21
BasicMaintenance
Putar tombol starting switch start ke posisi ON. Pastikan bunyi backup alarm langsung terdengar
begitu tuas transmisi dioperasikan ke posisi reverse dengan brake lock lever ada pada posisi
FREE. Jika backup alarm tidak bunyi, segera lakukan perbaikan.
Penyetelan
Penyetelan (adjustment) dilakukan terhadap kursi operator (operator seat), sabuk pengaman (seat
belt) dan kaca spion (mirror). Untuk unit hydraulic excavator biasa dilakukan juga penyetelan
joystick (PCCS : Palm Command Control System) dan armrest.
A : Tarik naik lever (1) ke atas untuk mengatur posisi seperti ditunjukkan oleh tanda A.
B : Tarik lever (2) untuk mengatur sandaran kursi seperti ditunjukkan oleh tanda B.
C : Tekan lever (3) ke atas untuk mengatur sudut depan kursi.
Tarik lever (4) naik untuk mengatur kemiringan kursi ke belakang.
22
BasicMaintenance
D : Sandaran tangan (arm rest) (5) dapat dimiringkan sampai 90 derajat dengan memutar
bagian bawah sandaran tangan (6).
E : Dengan mengeser lever (7) ke kanan, kursi operator, kontrol lever kiri dan kanan serta
safety lock lever akan bergeser bersamaan.
F : Putar knob (8) ke kanan untuk mengeraskan suspensi atau putar ke kiri untuk
meringankan suspensi.
Adjust mirror
Kendorkan nut (1) dan bolt (2) untuk menaikkan spion. Atur
posisi spion agar bagian belakang sisi kiri dan kanan alat yang
tidak terlihat dapat terlihat dengan baik dari kursi operator.
Periksa bahwa safety lock (1) berada pada posisi LOCK. Engine tidak dapat di start jika posisi
safety lock (1) berada pada posisi FREE. Putar starting switch ke posisi ON, kemudian periksa
fungsi dari monitor atau gauge dan buzzer. Jika monitor atau gauge tidak menyala atau buzzer
tidak berbunyi, ada kemungkinan terjadi kerusakan bola lampu atau kabel monitor tidak
tersambung. Pada umumnya buzzer akan berbunyi kira-kira 1 (satu) detik, sedangkan monitor dan
gauge akan menyala kira-kira 3 (tiga) detik.
Starting Engine
Sesuai Operation and Maintenance Manual (OMM), terdapat dua prosedur starting engine, yaitu
normal starting dan starting in the cold weather.
23
BasicMaintenance
Normal Starting
Pastikan tidak ada orang atau rintangan di sekitar machine.
Bunyikan klakson sebelum men-start engine. Hati-hati
terhadap gas buang yang keluar dari mufler karena beracun.
Pastikan terdapat ventilasi yang baik, saat menghidupkan
engine di ruang yang sempit.
Periksa bahwa safety lock berada pada posisi LOCK. Engine tidak dapat di start jika posisi safety
lock (1) berada pada posisi FREE. Posisikan fuel control dial pada posisi low idling (MIN). Jika fuel
control dial diposisikan pada posisi high idling (FULL), engine akan tiba-tiba berakselerasi dengan
cepat dan akan menyebabkan kerusakan pada komponen engine.
Putar kunci pada posisi START dan lepas ketika engine sudah
running, kunci akan otomatis kembali ke posisi ON. Jangan men-
start engine terus menerus lebih dari 20 detik. Jika engine belum
bisa hidup, tunggu sedikitnya 2 (dua) menit sebelum mencoba
men-start kembali.
Jangan mengoperasikan control levers atau control pedal ketika engine oil
pressure warning lamp pada monitor menyala. Jika engine oil pressure
warning lamp tetap menyala setelah 4 (empat) s/d 5 (lima) detik, segera
matikan engine. Periksa level oli atau kemungkinan terjadi kebocoran oli.
Lakukan perbaikan jika diperlukan.
24
BasicMaintenance
Sebelum men-start engine, putar kunci pada posisi HEAT dan periksa pre-
heating lamp pada monitor panel. Pre-heating lamp akan menyala selama
proses pre-heating berlangsung. Setelah 18 detik pre-heating lamp akan
mati, ini menandakan bahwa proses pre-heating sudah selesai. Putar kunci
pada posisi START untuk menghidupkan engine.
Warming up operations
Hindari mengoperasikan atau menggerakkan lever secara
mendadak. Lakukan pemanasan terlebih dahulu. Dengan begitu
umur pakai alat dapat terjaga. Hindari juga mengakselerasi secara
tiba-tiba sebelum pemanasan selesai. Jangan me-running engine
pada putaran rendah (low idling) atau tinggi (high idling) secara
terus menerus lebih dari 20 menit. Hal ini dilakukan untuk menjaga
agar tidak terjadi kebocoran oli dari pipa suplai oli turbocharger. Selama pemanasan, lakukan
periksaan terhadap masing-masing lampu gauge dan monitor. Periksa juga apakah terjadi
ketidaknormalan pada warna gas buang, kebisingan atau getaran. Jika ditemukan
ketidaknormalan, segera lakukan perbaikan.
25
BasicMaintenance
Tujuan Pelajaran 2
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 2, siswa mampu menjelaskan prosedur stopping
engine dengan benar.
Stopping Engine
Mematikan engine secara tiba-tiba sebelum temperatur engine turun,
akan sangat mempengaruhi usia pakai engine. Oleh karena itu, jangan
mematikan engine dengan tiba-tiba kecuali dalam keadaan darurat.
Terutama jika engine overheat, jalankan engine pada putaran rendah
selama 5 menit agar temperatur engine turun secara bertahap.
Putar kunci pada starting switch ke posisi OFF untuk mematikan
engine.
26
BasicMaintenance
Ringkasan
Sebelum menghidupkan (men-start) engine untuk mengoperasikan alat atau machine, terlebih dahulu
harus dilakukan pemeriksaan untuk memastikan apakah alat dalam kondisi aman untuk dioperasikan.
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan keliling (walk around check), pemeriksaan sebelum
menghidupkan (check before starting), penyetelan (adjusting), dan pemeriksaan terhadadap kontrol
operasi alat atau machine.
Sesuai Operation and Maintenance Manual (OMM), terdapat dua prosedur starting engine, yaitu
normal starting dan starting in the cold weather.
Mematikan engine secara tiba-tiba mati sebelum temperatur engine turun, akan sangat
mempengaruhi usia pakai engine. Oleh karena itu, jangan mematikan engine dengan tiba-tiba kecuali
dalam keadaan darurat. Lakukan pemeriksaan keliling setelah engine dimatikan.
27
BasicMaintenance
Soal Latihan
Beri tanda silang (X) pada jawaban a, b , c dan d yang paling benar dari soal-soal di bawah ini.
1. Tujuan pemeriksaan sebelum menghidupkan (men-start) engine untuk mengoperasikan alat atau
machine adalah ...
a. Memeriksa kemungkinan adanya kebocoran fluida.
b. Memeriksa kekencangan baut dan mur dari kemungkinan kendor atau lepas.
c. Memeriksa kondisi sistem hidrolik, perlengkapan kerja dan kabel dari kemungkinan kendor
atau lepas.
d. Memastikan apakah alat dalam kondisi aman untuk dioperasikan.
3. Pemeriksaan unit dari kemungkinan terjadinya kebocoran fluida, misal air pendingin (coolant),
bahan bakar (fuel) atau oli (oil) adalah contoh pemeriksaan ...
a. Pemeriksaan terhadadap kontrol operasi.
b. Check after starting.
c. Walk around check.
d. Adjusting.
4. Salah satu pemeriksaan yang termasuk pemeriksaan sebelum menghidupkan adalah ...
a. Memeriksa kemungkinan adanya kebocoran fluida.
b. Pemeriksaan terhadap jumlah air pendingin, bahan bakar dan oli.
c. Memeriksa kekencangan baut dan mur dari kemungkinan kendor atau lepas.
d. Pemeriksaan terhadap posisi safety lock.
5. Penyetalan yang dilakukan sebelum menghidupkan (men-start) engine, salah satunya adalah ...
a. Operator seat.
b. Main relief valve.
c. Exhaust dan intake valve.
d. Kekencangan alternator belt.
28
BasicMaintenance
7. Sesuai Operation and Maintenance Manual (OMM), terdapat dua prosedur starting engine, yaitu
a. Normal starting dan abnormal starting.
b. Normal starting dan starting in the hot weather.
c. Normal starting dan starting in the cold weather.
d. Starting in the cold weather dan starting in the hot weather.
8. Posisi fuel control dial yang benar ketika akan men-start engine dalam kondisi normal adalah
pada posisi
a. ON
b. START
c. Low idling (MIN).
d. High idling (MIN).
10. Me-running engine pada putaran rendah atau tinggi secara terus menerus lebih dari 20 menit
akan mengakibatkan ...
a. Engine overheat.
b. Kerusakan pada turbocharger.
c. Bahan bakar cepat habis.
d. Kerusakan pada water pump.
29
BAB III
Periodic Service
Tujuan Bab 3 :
Setelah menyelesaikan pembelajaran pada Bab 3, siswa mampu menjelaskan tentang jadwal
perawatan unit yang sesuai dengan prosedur OMM. Selain itu, siswa juga mampu
menjelaskan dan melakukan service sesuai dengan prosedur OMM.
Referensi :
Book :
Operation and Maintenance Manual (OMM) D85ESS-2.
Shop Manual D85ESS-2.
Operation and Maintenance Manual (OMM) unit lainnya.
Shop Manual unit lainnya.
Website :
http://www.unitedtractors.com
BasicMaintenance
Tujuan Pelajaran 1
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 1, siswa mampu menjelaskan tentang jadwal
perawatan unit yang sesuai dengan prosedur OMM.
Maintenance atau perawatan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan service untuk mencegah
timbulnya keausan abnormal (kerusakaan), sehingga umur alat dapat mencapai atau sesuai umur
yang direkomendasikan oleh factory. Perawatan harus dilakukan secara berkala untuk menjaga
alat/machine selalu dalam keadaan siap pakai dan selalu dalam kemampuan yang prima serta
mengurangi biaya perbaikan dikemudian hari. Selain itu, dengan melakukan perawatan secara
berkala dapat diketahui sedini mungkin gejala kerusakan yang mungkin terjadi, sehingga dapat
diambil tindakan yang diperlukan untuk mencegah kerusakan yang lebih parah.
Seperti telah diuraikan pada Bab I, salah satu jenis maintenance adalah periodic service. Periodic
service adalah suatu usaha untuk mencegah timbulnya kerusakan pada suatu alat yang dilakukan
secara berkala/continue dengan interval pelaksanaan yang telah ditentukan berdasarkan service
meter/hour meter (HM). Interval pelaksanaan periodic service adalah :
When Required
Check Before Starting
Every 50 Hours Service
Every 250 Hours Service
Every 500 Hours Service
Every 1000 Hours Service
Every 2000 Hours Service
Every 4000 Hours Service
Tabel di bawah menunjukkan contoh maintenance schedule chart pada unit D85ESS-2.
When Required
Bersihkan bagian dalam sistem pendingin.
Periksa, bersihkan dan ganti elemen pembersih udara.
Periksa kekencangan track.
Periksa dan kencangkan baut-baut track shoe.
Periksa electrical intake air heater.
Balik dan ganti end bits dan cutting edge.
Periksa dan bersihkan sirip-sirip radiator.
Stel celah idler.
31
BasicMaintenance
32
BasicMaintenance
33
BasicMaintenance
Tujuan Pelajaran 2
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 2, siswa mampu menjelaskan dan melakukan service
sesuai dengan prosedur OMM.
Sebelum, ketika dan sesudah melakukan pekerjaan perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Gunakan topi/helm, sepatu dan sarung tangan pengaman. Gunakan kaca mata pengaman ketika
melakukan pekerjaan yang memerlukan penggunaan kaca mata pengaman.
Ketika bekerja dalam suatu team yang terdiri dari dua orang atau lebih, atur suatu aba-aba dan
koordinasikan pekerjaan sebelumnya demi terciptanya keselamatan kerja.
Cegah orang-orang yang tidak berkepentingan mendekati machine atau unit ketika pekerjaan
dilakukan. Gantungkan tanda peringatan pada tempat duduk operator untuk mencegah orang lain
menghidupkan engine atau menjalankan unit.
Tempatkan unit pada permukaan tanah yang keras dan rata. Turunkan attachment kemudian
posisikan transmission control lever pada posisi NEUTRAL dan brake lever pada posisi LOCK.
Pastikan semua control lever attachment berada pada posisi HOLD. Jika memerlukan pekerjaan
dengan posisi attachment (misal blade atau ripper) dalam keadaan terangkat, maka ganjal kuat
dengan menggunakan balok.
34
BasicMaintenance
Ketika membuka track, hindari meletakan jari diantara track shoe. Gunakan selalu sarung tangan
pengaman ketika mengerjakan cutting edges. Gunakan alat pengukur khusus ketika pemeriksa
tekanan pada sistem hidrolik.
Lakukan penggantian di tempat yang tidak berdebu, dengan demikian dapat mencegah debu
masuk ke dalam oli.
Hati-hati ketika membuka radiator cap dan drain plug oli terhadap kemungkinan terjadinya
semburan air atau oli dengan temperatur dan tekanan yang sangat tinggi.
35
BasicMaintenance
Ketika mengganti oli atau saringannya, periksa minyak pelumas yang dibuang dan saringannya
dari kemungkinan terdapat serbuk logam, potongan-potongan logam atau benda asing lainnya.
Ketika membuka bagian-bagian dari unit yang terdapat O-ring, gasket atau seal, bersihkan
dudukan O-ring, gasket atau seal dan ganti dengan yang baru.
Setelah melakukan penggantian oli, strainer atau elemen saringan, buanglah udara dari sistem.
Jangan membuka saringan yang terdapat pada lubang saluran pengisi ketika mengisi oli. Periksa
selalu ketinggian permukaan minyak pelumas harus pada ketinggian yang tepat.
Bersihkan segera semua tumpahan grease atau oli terutama pada tempat duduk operator atau
pegangan (handrail).
Bersihkan unit seluruhnya. Hati-hati ketka membersihkan tutup saluran pengisi, nipel daerah di
sekitar dipstick, jangan sampai kotoran atau debu masuk ke dalam sistem.
36
BasicMaintenance
Tabel di bawah menunjukkan contoh penggunaan fuel, coolant dan luubricant pada unit D85ESS-2.
Uraian berikut merupakan contoh prosedur service pada unit D85ESS-2. Khusus untuk pemeriksaan
sebelum start (check before starting) telah diulas pada Bab 2.
When Required
Bersihkan bagian dalam sistem pendingin
Buka tutup radiator (1) perlahan. Letakkan wadah di
bawah drain valve (2 dan 3), lalu buka drain valve (2
dan 3) untuk membuang air. Setelah semua terbuang,
tutup kembali drain valve (2 dan 3), kemudian isi cooling
system dengan air bersih. Buka drain valve (2 dan 3),
kemudian running engine pada putaran rendah, lakukan
pembilasan selama 10 menit. Atur kecepatan pengisian
dan pembuangan air, sehingga radiator tetap penuh.
37
BasicMaintenance
Setelah pembilasan, matikan engine lalu buka drain valve (2 dan 3), kemudian tutup kembali jika
seluruh air sudah keluar. Bersihkan cooling system dengan cairan pembilas. Buka kembali drain
valve (2 dan 3) untuk membuang seluruh air. Tutup drain valve (2 dan 3) dan isi kembali cooling
system dengan air bersih sampai penuh. Buka drain valve (2 dan 3), kemudian running engine
pada putaran rendah dan lakukan pembilasan sampai air yang keluar terlihat jernih. Atur
kecepatan pengisian dan pembuangan air, sehingga radiator tetap penuh.
Matikan engine dan tutup drain valve (2 dan 3), kemudian tambahkan air bersih sampai meluber
di lubang pengisian. Untuk membuang udara dari cooling system, dengan tutup radiator (1)
dilepas, running engine selama 5 (lima) menit pada putaran rendah, kemudian pada putaran
tinggi selama 5 (lima) menit. Matikan engine tunggu selama 3 (tiga) menit, kemudian tambah air
sampai meluber di lubang pengisian.
Jika piston merah pada dust indicator terlihat, bersihkan elemen udara, kemudian reset dust
indicator. Jika setelah dibersihkan piston merah tetap terlihat, segera ganti elemen saringan
udara.
38
BasicMaintenance
Pompakan grease melalui grease fitting (2) dengan menggunakan grease pump, untuk
menambah kekencangan track. Gerakkan unit maju mundur untuk memeriksa apakah
kekencangan track sudah tepat. Pompa terus grease jika kekencangan belum tepat sampai
ukuran celah S adalah 0 mm. Jika kekencangan belum juga tepat, berarti telah terjadi keasuan
yang berlebih pada pin dan bushing. Untuk mengurangi kekencangan track, kendorkan lubricator
(1) secara bertahap (maksimal 1 putaran). Jika grease tidak keluar dengan lancar, gerakkan unit
maju mundur pada jarak yang pendek.
39
BasicMaintenance
Standar keausan end bits dan cutting edges pada unit D85ESS-2 adalah :
40
BasicMaintenance
41
BasicMaintenance
Beri juga grease pada equalizing bar side pin (kiri dan kanan masing-masing 2 tempat).
Periksa level oli pada final drive case, tambah jika kurang
Hentikan unit di tempat yang rata dengan posisi drain plug
(3) berada di bawah. Lepas oil level plug (2) dan periksa
apakah final drive case terisi penuh dengan oli. Tambah oli
jika kurang.
42
BasicMaintenance
Periksa kekencangan fan belt dengan menekan fan belt (a) menggunakan push-pull scale sebesar
6 kg. (STD defleksi fan belt D85ESS-2 : 6 10 mm). Lakukan penyetelan jika diperlukan dengan
cara mengendorkan baut dan mur (1), (2) dan (3). Lau putar mur (4) searah jarum jam untuk
mengencangkan atau putar mur (4) berlawanan dengan arah jarum jam untuk mengendorkan fan
belt. Kencangkan kembali baut dan mur (1), (2) dan (3). Periksa juga keausan atau kerusakan
alur V pada fan belt. Ganti jika memang ditemukan keausan kerusakan pada fan belt.
Lepas gromment kemudian buka drain plug (P) untuk membuang oli. Lepas bolts (2) untuk
melepas cover (1). Lepas bolts (5), kemudian lepas cover (6). Keluarkan elemen (7) lalu pasang
elemen yang baru. Luruskan lubang pada cover (6) dengan lubang A, kemudian kencangkan baut
(4).
43
BasicMaintenance
Hidupkan engine. Posisikan safety lever (1) pada posisi FREE. Operasikan blade control lever (2)
untuk menaikkan blade. Posisikan parking lever pada posisi FREE. Injak brake pedal (4) dan
posisikan gear shift lever (5) pada kecepatan 2 (dua). Tarik fuel control lever (6) dan naikkan
putaran engine secara bertahap sampai mencapai high idling. Jika unit tidak bergerak, maka
brake dalam kondisi baik.
Ganti oli pada engine oil pan, ganti juga filter oli engine
Lepas cover bawah engine dan tempatkan wadah untuk
menampung oli. Buka drain plug (P) perlahan untuk
membuang oli. Setelah selesai pasang kembali drain plug
(P). Dengan menggnakan filter wrench, putar cartridge
filter (1) berlawanan dengan arah jarum jam untuk
melepasnya. Pada saat pemasangan, lapisi permukaan
packing cartridge yang baru dengan engine oil. Kencangkan
sampai pemukaan packing rapat dengan permukaan packing pada filter holder, kemudian
kencangkan kembali - 1 putaran.
44
BasicMaintenance
Tempatkan wadah penampung oli di bawah power train case. Buka drain plug (P) untuk
membuang oli. Setelah selesai, pasang kembali drain plug (P). Bersihkan juga power train case
breather.
Untuk membersihkan strainer, lepas bolts (3) kemudian lepas
cover (4). Keluarkan spring (5) dan strainer (6). Bersihkan
semua kotoran pada strainer (6), lalu cuci dengan solar.
Bersihkan juga bagian dalam strainer case dan part yang
dilepas.
45
BasicMaintenance
Selain pemeriksaan di atas, periksa juga semua bagian yang memerlukan pengencangan pada
turbocharger, play dari rotor turbocharger dan periksa kemungkinan kendor, rusak atau hilangnya
monting bolts.
Untuk mengganti filter oli hidrolik, lepas gromment kemudian buka drain plug (3). Lepas bolts (5)
untuk melepas cover (4).
46
BasicMaintenance
Pada 2000 hours service, periksa juga celah katup engine dan lakukan penyetelan jika diperlukan.
Selain itu Bersihkan dan periksa turbocharger.
47
BasicMaintenance
Ringkasan
Perawatan harus dilakukan secara berkala untuk menjaga alat/machine selalu dalam keadaan siap
pakai dan selalu dalam kemampuan yang prima serta mengurangi biaya perbaikan dikemudian hari.
Interval pelaksanaan telah ditentukan berdasarkan service meter/hour meter (HM). Interval
pelaksanaan periodic service adalah :
When Required
Check Before Starting
Every 50 Hours Service
Every 250 Hours Service
Every 500 Hours Service
Every 1000 Hours Service
Every 2000 Hours Service
Every 4000 Hours Service
48
BasicMaintenance
49
BasicMaintenance
50
BasicMaintenance
Soal Latihan
Beri tanda silang (X) pada jawaban a, b , c dan d yang paling benar dari soal-soal di bawah ini.
1. Tujuan melakukan perawatan secara berkala adalah seperti disebutkan di bawah ini, KECUALI ...
a. Menjadikan alat/machine selalu dalam keadaan siap pakai.
b. Menjadikan alat/machine selalu dalam kemampuan yang prima.
c. Meningkatkan biaya perbaikan dikemudian hari.
d. Mengetahui sedini mungkin gejala kerusakan yang mungkin terjadi.
2. Suatu usaha untuk mencegah timbulnya kerusakan pada suatu alat yang dilakukan secara
berkala/continue dengan interval pelaksanaan yang telah ditentukan berdasarkan service
meter/hour meter (HM) disebut ...
a. 50, 250, 500, 1000, 2000 dan 4000 hours service.
b. Check before starting.
c. Check when required.
d. Periodic service.
51
BasicMaintenance
6. Ketika hour meter menunjukkan angka 900, maka service yang dilakukan adalah
a. 50 hours service.
b. 250 hours service.
c. 500 hours service.
d. 900 hours service.
7. Service yang dilakukan pada saat hour meter menunjukkan angka 1500 adalah
a. 250 hours service.
b. 1000 hours service.
c. 1500 hours service.
d. 2000 hours service.
8. Pada saat unit telah dioperasikan selama 3750 hours, maka service yang dilakukan adalah
a. 250 hours service.
b. 750 hours service.
c. 1000 hours service.
d. 3750 hours service.
9. Tekanan maksimal yang diizinkan pada saat membersihkan elemen saringan udara dengan udara
kering bertekanan adalah
a. 5 kg/cm2.
b. 6 kg/cm2.
c. 7 kg/cm2.
d. 8 kg/cm2.
52