Anda di halaman 1dari 5

1.

Sheet Pile (Dinding Turap) adalah konstruksi penahan tanah yang lentur dan merupakan
salah satu konstruksi yang banyak digunakan dalam penanggulangan kelongsoran lereng
atau timbunan dengan area terbatas yang membutuhkan lereng yang tegak. Salah satu
kondisi yang sering menggunakan konstruksi sheet pile adalah pada tebing-tebing kali
atau sungai, selain itu beberapa penggunaan sheet pile antara lain pada:
Dinding penahan tanah misalnya pada tebing jalan raya atau tebing sungai
Dinding dermaga
Dinding penahan galian, misalnya pada pembuatan fondasi langsung atau fondasi
menerus, pembuatan basement, dll.

Gambar 1. Penggunaan Sheet Pile di Lapangan

Penempatan sheet pile pada gambar ke-2 ditempatkan pada luar tikungan sungai, hal ini
disebabkan karena di luar tikungan sungai seringkali terjadi gerusan air yang
mengakibatkan erosi pada tebing sungai yang memungkinkan terjadinya longsor
sehingga dipasanglah suatu konstruksi turap untuk melindungi tebing sungai tersebut.

2. Berdasarkan material yang digunakan, dikenal beberapa jenis dinding turap seperti;
turap kayu, turap beton dan turap baja.
a. Dinding Turap Kayu
Turap kayu biasa digunakan pada bangunan tidak permanen, misalnya seperti pada
bangunan perancah untuk penggalian pondasi. Biasanya digunakan untuk tinggi
bebas (H) yang rendah, umumnya kurang dari 3 meter. Selain itu turap kayu sering
digunakan sementara pada parit-parit pencegah longsor pada saat instalasi pipa air
dalam tanah. Jika turap kayu akan digunakan sebagai bangunan permanen maka
harus dilakukan pengawetan. Meskipun telah dilakukan pengawetan, umur
pemakaiannya jarang lebih dari 10 sampai 15 tahun. Dinding turap kayu yang sudah
diawetkan bisa dipakai di sepanjang daerah pelabuhan dan banyak dipakai pada
perlindungan garis pantai.

Gambar 2. Dinding Turap Kayu

Keuntungan menggunakan turap kayu diantaranya adalah mudah didapat dan


harganya yang relatif murah.
Kerugiannya masa pakainya pendek karena kayu mudah lapuk.

b. Dinding Turap Beton


Biasa digunakan pada bangunan permanen atau pada detail-detail konstruksi yang
cukup sulit. Pancang turap ini termasuk dalam anggota beton pracetak dan biasanya
sudah dilengkapi dengan sambungan lidah alur. Sambungan lidah alur ini kemudian
diisi dengan coran (grouting) agar ikatan antar turap menjadi kuat.
Keuntungan pemakaian jenis turap ini adalah dinding bisa dibuat di tempat, sehingga
waktu pelaksanaan bisa lebih cepat karena tanpa tenggang waktu pemesanan dan
pengangkutan. Sedangkan kerugiannya adalah sulitnya pelaksanaan di lapangan
karena sering terjadi kebocoran-kebocoran.
Gambar 3. Dinding Turap Beton Bertulang

c. Dinding Turap Baja


Dinding turap baja biasa digunakan pada bangunan permanen. Turap baja paling
umum dipakai karena berbagai kelebihan diantaranya:
Pelaksanaannya lebih mudah.
Tahan terhadap tegangan pemancangan yang tinggi dan mampu menembus
lapisan tanah keras dan berbatu.
Mempunyai berat yang relatif ringan dan penampangnya tipis.
Dapat dipakai berulang-ulang (beberapa kali meskipun bekas digunakan).
Umur pemakaiannya cukup lama, baik diatas maupun dibawah air dengan
memakai perlindungan sederhana.
Mudah menambah panjang tiang pancang, baik dengan pengelasan maupun
dengan pemasangan baut.
Penyambungan yang mudah, memungkinkan untuk mendapatkan
sambungan dinding yang menerus dan lurus.
Sedangkan kekurangan jika digunakan turap baja diantaranya:
Ada tenggang waktu pemesanan sehingga waktu pelaksanaan menjadi lama.
Adanya bahaya korosi (dapat dicegah dengan catodic protection).
Gambar 4. Dinding Turap Baja
DAFTAR PUSTAKA

Joseph E. Bowles. Analisa dan Desain Pondasi. Edisi Keempat Jilid 2. Erlangga. 1993.

http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptitbsi-gdl-s2-2005-andryansuh-
86&q=Soil

http://www.scribd.com/doc/26745148/FONDASI-TIANG-TURAP-sec-1

http://www.elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/rekayasa_pondasi1_konstruksi_penahan_ta
nah/bab6_dinding_turap.pdf

Anda mungkin juga menyukai