Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA Menarik Diri

DISUSUN OLEH :

Ayu Syifa Unnisa


Dian Islamiyati
Risky Dilly Prayuda

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI
(STIKes BHAMADA SLAWI)
Jln. Cut Nyak Dhien No. 16, Desa Kalisapu, Kec. Slawi Kab. Tegal 52416
Telp. (0283) 6197571 Fax. (0283)6198450 Homepage.

http://stikesbhamada.ac.id e-mail : stikes_bhamada@yahoo.com


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menarik diri (withdrawal) adalah suatu tindakan melepaskan diri, baik perhatian
maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung (isolasi diri). Pada mulanya
klien merasa dirinya tidak berharga lagi sehingga merasa tidak aman dalam berhubungan
dengan orang lain.
Pada klien dengan menarik diri diperlukan rangsangan/stimulus yang adekuat untuk
memulihkan keadaan yang stabil.Stimulus yang positif dan terus menerus dapat dilakukan
oleh perawat.Apabila stimulus tidak dilakukan / diberikan kepada klien tetap menarik diri
yang akhirnya dapat mengalami halusinasi, kebersihan diri kurang dan kegiatan hidup
sehari-hari kurang adekuat.
isolasi sosial: menarik diri pada kasus Shizoprenia hebifrenik berkelanjutan dengan
tujuan :
a. Mempelajari kasus menarik diri disesuaikan dengan teori dan konsep yang telah
diterima
b. Memberikan asuhan keperawatan pada klien menarik diri dengan pendekatan proses
keperawatan
c. Mendesiminasikan asuhan keperawatan klien menarik diri.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarka latar belakang tersebut penulis menentukan:
a. Bagaimana mempelajari kasus menarik diri disesuaikan dengan teori dan konsep yang
telah diterima
b. Bagaimana memberikan asuhan keperawatan pada klien menarik diri dengan pendekatan
proses keperawatan
c. Bagaimana mendesiminasikan asuhan keperawatan klien menarik diri.
1.3 Tujuan penulisan
1. Tujuan khusus
Tujuan utama dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
keperawatan jiwa
2. Tujuan umum
Menerapkan teori dan lebih menekankan dalam mempraktekan proses keperawatan
yang terdiri dari pengkajian,perencanaan,tindakan dan evaluasi.
Dapat mengetahui cara merawat klien dengan isolasi social:menarik diri
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Kasus (Masalah Utama)


Gangguan Interaksi sosial: Menarik diri
2.2 Proses terjadinya masalah
A. Pengertian
Perilaku isolasi sosial menraik diri merupakan suatu gangguan hubungan interpersonal
yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel yang menimbulkan perilaku
maladaptive dan mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial (Depkes RI,
2000)
B. Tanda dan Gejala
Menurut Budi Anna Kelia (2009), tanda dan gejala ditemui seperti:
Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul.
Menghindar dari orang lain (menyendiri).
Komunikasi kurang/tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan klien
lain/perawat.
Tidak ada kontak mata, klien sering menunduk.
Berdiam diri di kamar/klien kurang mobilitas.
Menolak berhubungan dengan orang lain, klien memutuskan percakapan atau
pergi jika diajak bercakap-cakap.
Tidak melakukan kegiatan sehari-hari.
Posisi janin saat tidur.
C. PENYEBAB
Menurut Budi Anna Keliat (2009), salah satu penyebab dari menarik diri adalah harga
diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana gangguan harga diri
dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan
diri, merasa gagal mencapai keinginan.
Tanda dan Gejala :
Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap penyakit
(rambut botak karena terapi).
Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri sendiri).
Gangguan hubungan sosial (menarik diri).
Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan).
Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang suram,
mungkin klien akan mengakiri kehidupannya.
D. AKIBAT
Klien dengan perilaku menarik diri dapat berakibat adanya terjadinya resiko perubahan
sensori persepsi (halusinasi). Halusinasi ini merupakan salah satu orientasi realitas yang
maladaptive, dimana halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus
yang nyata, artinya klien menginterprestasikan sesuatu yang nyata tanpa
stimulus/rangsangan eksternal.
Tanda dan gejala ;
Bicara, senyum dan tertawa sendiri.
Menarik diri dan menghindar dari orang lain.
Tidak dapat membedakan tidak nyata dan nyata.
Tidak dapat memusatkan perhatian.
Curiga, bermusuhan, merusak (diri sendiri, orang lain dan lingkungannya), takut.
Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung.
E. Manifestasi klinik
Menurut L. J Carpenito dan keliat, perilaku yang berhubungan dengan harga diri rendah
antara lain :
Data subyektif:
1) Mengkritik diri sendiri
2) Perasaan tidak mampu
3) Pandangan hidup yang pesimis
4) Perasaan lemah
5) Penolakan terhadap kemampuan diri sendiri
6) Pengurangan diri/mengejek diri sendiri
7) Mengungkapkan kegagalan pribadi
Data Obyektif:
1) Produktivitas menurun
2) Menarik diri dari hubungan social
3) Ekspresi wajah malu dan rasa bersalah
4) Menunjukan tanda depresi (sukar tidur dan sukar makan)
F. Psikopatologi
Pada mulanya klien merasa dirinya tidak berharga lagi sehingga merasa tidak aman
dalam berhubungan dengan orang lain. Biasanya klien berasal dari lingkungan yang
penuh permasalahan, ketegangan, kecemasan dimana tidak mungkin mengembangkan
kehangatan emosional dalam hubungan yang positif dengan orang lain yang
menimbulkan rasa aman.
Dunia merupakan alam yang tidak menyenangkan, sebagai usaha untuk melindungi diri,
klien menjadi pasif dan kepribadiannya semakin kaku (rigid).Klien semakin tidak dapat
melibatkan diri dalam situasi yang baru.Ia berusaha mendapatkan rasa aman tetapi hidup
itu sendiri begitu menyakitkan dan menyulitkan sehingga rasa aman itu tidak tercapai.
Hal ini menyebabkan ia mengembangkan rasionalisasi dan mengaburkan realitas
daripada mencari penyebab kesulitan serta menyesuaikan diri dengan kenyataan.
Konflik antara kesuksesan dan perjuangan untuk meraih kesuksesan itu sendiri terus
berjalan dan penarikan diri dari realitas diikuti penarikan diri dari keterlibatan secara
emosional dengan lingkungannya yang menimbulkan kesulitan. Semakin klien menjauhi
kenyataan semakin kesulitan yang timbul dalam mengembangkan hubungan dengan
orang lain. Menarik diri juga disebabkan oleh perceraian, putus hubungan, peran keluarga
yang tidak jelas, orang tua pecandu alkohol dan penganiayaan anak.Resiko menarik diri
adalah terjadinya resiko perubahan sensori persepsi (halusinasi).
Berbagai factor bisa menimbulkan respon social yang maladaptif.walaupun banyak
penelitian telah dilakukan pada gangguan yang mempengaruhi hubungan interpersonal,
tapi belum ada suatu kesimpulan yang spesifik tentang penyebab gangguan ini. Mungkin
saja disebabkan oleh kombinasi dari berbagai factor. Factor yang mungkin
mempengaruhi termasuk:
a. Perkembangan: Sentuhan, perhatian, kehangatan dari keluarga yang mengakibatkan
individu menyendiri, kemampuan berhubungan dengan orang lain tidak adekuat yang
berakhir dengan menarik diri.
b. Komunikasi dalam keluarga: Klien sering mengalami kecemasan dalam
berhubungan dengan anggota keluarga, sering menjadi kambing hitam, sikap keluarga
tidak konsisten (kadang boleh, kadang tidak). Situasi ini membuat klien enggan
berkomunikasi dengan orang lain.
c. Sosial Budaya: Di kota besar, masing-masing individu sibuk memperjuangkan hidup
sehingga tidak waktu bersosialisasi. Situasi ini mendukung perilaku menarik diri.
G. Penatalaksanaan Medis
Terapi pada gangguan jiwa, khususnya skizofrenia dewasa ini adalah dikembangkan
sehingga klien tidak mengalami diskriminasi bahkan metodenya lebih manusiawi dari
pada masa sebelumnya. Penatalaksanaan medis pada gangguan konsep diri yang
mengaruh pada diagnose medis skizofrenia.
1. Psikofarmakologi
Menurut hawari (2003), jenis obat psikofarmaka, dibagi dalam 2 golongan yaitu:
a. Golongan generasi pertama (typical)
Obat yang termasuk golongan generasi pertama, misalnya: Chorpromazine
HCL (Largactil, Promactil, Meprosetil), Trifluoperazine HCL (Stelazine),
Thioridazine HCL (Melleril), dan Haloperidol (Halol,Govotil, serenace).
b. Golongan kedua (atypical)
Obat yang termasuk gerasi kedua,misalnya: Risperiode (Risperidal,Rizodal,
Noprenia), olonzapine (zyprexa), Quentapine (seroquel), dan clozapine
(clozaril).
2. Psikotherapu
Terapi kejiwaan atau psikoterapi pada klien, baru dapat diberikan apalagi klien
dengan terapi psikofarmaka sudah mencapai tahapan dimana kemampuan menilai
realitas sudah kembali pulih dan pemahaman diribsudah baik.
Psikotherapi pada klien dengan gangguan jiwa adalah berupa terapi aktivitas
kelompok (TAK).
3. Therapy kejang listrik (Electro Convulsive Therapy)
ECT adalah pengobatan untuk menimbulkan kejang granmall secara artificial dengan
melewatkan aliran listrik melalui electrode yang dipasang satu atau dua temples.
Therapi kejang listrik diberikan pada skizofrenia yang tidak mempan dengan terapi
neurolepitika oral atau injeksi,dosis terapi kejang listrik 4-5 joule/detik. (Maramis,
2005)
4. Seklusi
Seklusi adalah bentuk terapi dengan mengurung klien dalam ruangan khusus (Riyadi
dan Purwanto, 2009).
5. Foto theraphy atau terapi cahaya
Foto terapi atau sinar adalah terapi somatic pilihan. Terapi diberikan dengan
memaparkan klien sinar terang(5-20 kali lebih terang dari sinar ruangan) (Riyadi dan
Pirwanto,2009)
\
H. Pohon masalah:

Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi

Isolasi sosial: Menarik diri

Gangguan konsep diri: Harga diri rendah

J. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji


1. Masalah Keperawatan.
a. Resiko perubahanm persepsi sensori: halusinasi
b. Isolasi sosial : menarik diri
c. Gangguan konseps diri: harga diri rendah
2. Data yang perlu di kaji.
a. Resiko perubahanm persepsi sensori: halusinasi
1) Data Subjektif
a) Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulus
nyata
b) Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyata
c) Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus
d) Klien merasa makan sesuatu
e) Klien merasa ada sesuatu pada kulitnya
f) Klien takut pada suara/bunyi/gambar yang dilihat dan didengar
g) Klien ingin memukul/melempar barang-barang
2) Data Objektif
a) Klien berbicar dan tertawa sendiri
b) Klien bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu
c) Klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu
d) Disorientasi
b. Isolasi sosial : menarik diri
1) Data obyektif:
Apatis, ekpresi sedih, afek tumpul, menyendiri, berdiam diri dikamar, banyak
diam, kontak mata kurang (menunduk), menolak berhubungan dengan orang lain,
perawatan diri kurang, posisi menekur.
2) Data subyektif:
Sukar didapat jika klien menolak komunikasi, kadang hanya dijawab dengan
singkat, ya atau tidak.
c. Gangguan konseps diri: harga diri rendah
1) Data obyektif:
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif
tindakan, ingin mencederai diri.
2) Data subyektif:
Klien mengatakan: saya tidak bisa, tidak mampu, bodoh/tidak tahu apa-apa,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri.
K. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi
2. Isolasi sosial: menarik diri
3. Gangguan konsep diri: harga diri rendah
L. Rencana Tindakan Keoerawatan
Diagnosa I : perubahan sensori persepsi halusinasi
Tujuan umum : klien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dasar untuk kelancaran hubungan
interaksi seanjutnya
Tindakan :
1.1 Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik
dengan cara :
a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g. Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien
2. Klien dapat mengenal halusinasinya
Tindakan :
2.1 Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap
2.2 Observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya: bicara dan tertawa tanpa
stimulus memandang ke kiri/ke kanan/ kedepan seolah-olah ada teman bicara
2.3 Bantu klien mengenal halusinasinya
a. Tanyakan apakah ada suara yang didengar
b. Apa yang dikatakan halusinasinya
c. Katakan perawat percaya klien mendengar suara itu , namun perawat sendiri
tidak mendengarnya.
d. Katakan bahwa klien lain juga ada yang seperti itu
e. Katakan bahwa perawat akan membantu klien
2.4 Diskusikan dengan klien :
a. Situasi yang menimbulkan/tidak menimbulkan halusinasi
b. Waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi (pagi, siang, sore, malam)
2.5 Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi (marah, takut,
sedih, senang) beri kesempatan klien mengungkapkan perasaannya
3. Klien dapat mengontrol halusinasinya
Tindakan :
3.1 Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi (
tidur, marah, menyibukkan diri dll)
3.2 Diskusikan manfaat cara yang digunakan klien, jika bermanfaat ber pujian
3.3 Diskusikan cara baru untuk memutus/mengontrol timbulnya halusinasi:
a. Katakan saya tidak mau dengar
b. Menemui orang lain
c. Membuat jadwal kegiatan sehari-hari
d. Meminta keluarga/teman/perawat untuk menyapa jika klien tampak bicara
sendiri
3.4 Bantu klien memilih dan melatih cara memutus halusinasinya secara bertahap
3.5 Beri kesempatan untuk melakukan cara yang telah dilatih
3.6 Evaluasi hasilnya dan beri pujian jika berhasil
3.7 Anjurkan klien mengikuti TAK, orientasi, realita, stimulasi persepsi
4. Klien mendapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya
Tindakan :
4.1 Anjurkan klien untuk memberitahu keluarga jika mengalami halusinasi
4.2 Diskusikan dengan keluarga (pada saat berkunjung/pada saat kunjungan rumah):
a. Gejala halusinasi yang dialami klien
b. Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus halusinasi
c. Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi dirumah, diberi kegiatan,
jangan biarkan sendiri, makan bersama, bepergian bersama
d. Beri informasi waktu follow up atau kenapa perlu mendapat bantuan :
halusinasi tidak terkontrol, dan resiko mencederai diri atau orang lain
5. Klien memanfaatkan obat dengan baik
Tindakan :
5.1 Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis, frekuensi dan manfaat minum
obat
5.2 Anjurkan klien meminta sendiri obat pada perawat dan merasakan manfaatnya
5.3 Anjurkan klien bicara dengan dokter tentang manfaat dan efek samping minum obat
yang dirasakan
5.4 Diskusikan akibat berhenti obat-obat tanpa konsultasi
5.5 Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar.
5.6
Diagnosa 1I: Isolasi sosial: menarik diri
Tujuan Umum :
Klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi halusinasi
Tujuan Khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
1.1 Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik
dengan cara :
a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g. Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien
2. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
Tindakan:
2.1 Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya.
2.2 Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik diri
atau mau bergaul
2.3 Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta penyebab yang
muncul
2.4 Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya
3. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain.
Tindakan :
3.1 Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi ( tidur,
marah, menyibukkan diri dll)
3.2 Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan orang lain
a. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang keuntungan
berhubungan dengan prang lain
b. Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain
c. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang
keuntungan berhubungan dengan orang lain
3.3 Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain
a. beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan orang lain
b. diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
c. beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan tentang
kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
4. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial
Tindakan:
4.1 Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain
4.2 Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain melalui tahap :
Klien Perawat
Klien Perawat Perawat lain
Klien Perawat Perawat lain Klien lain
Klien Keluarga atau kelompok masyarakat
4.3 Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai.
4.4 Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan
4.5 Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam mengisi waktu
4.6 Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan
4.7 Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan
5. Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain
Tindakan:
5.1 Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan orang lain
5.2 Diskusikan dengan klien tentang perasaan masnfaat berhubungan dengan orang lain.
5.3 Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan manfaat
berhubungan dengan oranglain
6. Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga
Tindakan:
6.1 Bina hubungan saling percaya dengan keluarga :
Salam, perkenalan diri
Jelaskan tujuan
Buat kontrak
Eksplorasi perasaan klien
6.2 Diskusikan dengan anggota keluarga tentang :
Perilaku menarik diri
Penyebab perilaku menarik diri
Akibat yang terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi
Cara keluarga menghadapi klien menarik diri
6.3 Dorong anggota keluarga untukmemberikan dukungan kepada klien untuk berkomunikasi
dengan orang lain.
6.4 Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien minimal satu
kali seminggu
6.5 Beri reinforcement positif positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh keluarga
Diagnosa 2 : harga diri rendah
Tujuan Umum :
Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal
Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
1.1 Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik
dengan cara :
a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
g. Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Tindakan:
2.1 Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
2.2 Setiap bertemu klien hindarkan dari memberi penilaian negatif
2.3 Utamakan memberikan pujian yang realistik
3. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan
Tindakan:
3.1. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit.
3.2. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya.
4. Klien dapat (menetapkan) merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki
Tindakan:
4.1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan
Kegiatan mandiri
Kegiatan dengan bantuan sebagian
Kegiatan yang membutuhkan bantuan total
4.2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
4.3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya
Tindakan:
5.1. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan
5.2. Beri pujian atas keberhasilan klien.
5.3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
Tindakan:
6.1 Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga
diri rendah.
6.2 Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat.
6.3 Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah
BAB III
STRATEGI PELAKSANAAN
ISOLASI SOSIAL MENARIK DIRI

3.1 Kondisi Klien


Klien dengan isolasi sosial menarik diri jarang bahkan tidak mampu melakukan interaksi
dengan orang lain (Rawlins, 1993). Klien sering menunjukan tanda dan gejala seperti kurang
spontan, apatis, akspresi wajah kurang berseri, afek datar, kontak mata kurang, komunikasi
verbal menurun, mengisolasi diri (menyendiri), posisi a(ceritakan kondisi klien , gambaraan
pasienny seperti apa)
1. Diagnosa keperawatan: Isolasi Sosial Menarik Diri
2. Tujuan
Mampu membina hubungan saling percaya dengan klien
Klien mampu menyebutkan penyebab isolasi sosial menarik diri
Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan
kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
Klien mampu berkenalan dengan orang lain.
3. Strategi pelaksanaan:
Orientasi :
Orientasi (Perkenalan):
Selamat pagi
Saya Agung Nugroho Saya senang dipanggil Agung Saya mahasiswa keperawatan USKW
salatiga, saya yang akan membantu merawat ibu dari sekarang sampai 2 minggu kedepan
Siapa nama Ibu? Senang dipanggil siapa?
Apa keluhan S... hari ini? Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang keluarga dan teman-
teman ibu S? Mau dimana kita bercakap-cakap? Bagaimana kalau di ruang tamu? Mau berapa
lama S...? Bagaimana kalau 15 menit

Kerja:
(Jika pasien baru)
Siapa saja yang tinggal serumah? Siapa yang paling dekat dengan S? Siapa yang jarang
bercakap-cakap dengan S? Apa yang membuat S jarang bercakap-cakap dengannya?
(Jika pasien sudah lama dirawat)
Apa yang S rasakan selama S dirawat disini? Apakah S merasa sendirian? Siapa saja yang S
kenal di ruangan ini
Apa saja kegiatan yang biasa S lakukan dengan teman yang S kenal?
Apa yang menghambat S dalam berteman atau bercakap-cakap dengan pasien yang lain?
Menurut S apa saja keuntungannya kalau kita mempunyai teman ? Wah benar, ada teman
bercakap-cakap. Apa lagi ? (sampai pasien dapat menyebutkan beberapa) Nah kalau kerugiannya
tidak mampunyai teman apa ya S ? Ya, apa lagi ? (sampai pasien
dapat menyebutkan beberapa) Jadi banyak juga ruginya tidak punya teman ya. Kalau begitu
inginkah S belajar bergaul dengan orang lain ?
Bagus. Bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang lain
Begini lho S, untuk berkenalan dengan orang lain kita sebutkan dulu nama kita dan nama
panggilan yang kita suka asal kita dan hobi. Contoh: Nama Saya S, senang dipanggil Si. Asal
saya dari Bireun, hobi memasak
Selanjutnya S menanyakan nama orang yang diajak berkenalan. Contohnya begini: Nama
Bapak siapa? Senang dipanggil apa? Asalnya dari mana/ Hobinya apa?
Ayo S dicoba! Misalnya saya belum kenal dengan S. Coba berkenalan dengan saya!
Ya bagus sekali! Coba sekali lagi. Bagus sekali
Setelah S berkenalan dengan orang tersebut S bisa melanjutkan percakapan tentang hal-hal yang
menyenangkan S bicarakan. Misalnya tentang cuaca, tentang hobi, tentang keluarga, pekerjaan
dan sebagainya.

Terminasi:
Bagaimana perasaan S setelah kita latihan berkenalan?
S tadi sudah mempraktekkan cara berkenalan dengan baik sekali
Selanjutnya S dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi selama saya tidak ada. Sehingga
S lebih siap untuk berkenalan dengan orang lain. S mau praktekkan ke pasien lain. Mau jam
berapa mencobanya. Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan hariannya.
Besok pagi jam 10 saya akan datang kesini untuk mengajak S berkenalan dengan teman saya,
perawat N. Bagaimana, S mau kan?
Baiklah, sampai jumpa.
BAB 6
PENUTUP

7.1 Kesimpulan
Keberhasilan asuhan keperawatan pada klien Tn. D ada beberapa faktor yang berpengaruh
antara lain: kerja sama yang baik antara mahasiswa dengan perawat ruangan dalam memberikan
asuhan keperawatan, pemberian obat yang teratur, serta peran serta keluarga dalam merawat
klien dan kooperatif dengan perawat. Sedangkan hambatan yang ditemui adalah asuhan
keperawatan diberikan tidak secara kontinyu,mengingat tidak setiap hari selama 2 minggu
mahasiswa praktek. Hambatan lain ,keluarga dan klien ingin segera pulang walaupun klien
belum mampu melaksanakan adalah secara mandiri dengan alasan dana yang terbatas. Perawat
dapat memberikan motivasi untuk kontrol dan meminum obat secara teratur serta melanjutkan
perawatan di rumah sesuai dengan kemampuan keluarga.

7.2 Saran
Penulis menyadari dalam penulisan makalah asuhan keperawatan ini masih terdapat
banyak kekurangan, sehingga penulis membutuhkan kritik dan masukan demi meningkatkan
perbaikan dalam penulisan makalah yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 6.Alih Bahasa: Yasmin Asih.
Jakarta: EGC

Keliat, B. A.1999.Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa.Jakarta: EGC

Rawlins, R.P. & Patricia Evans Heacock. 1993.Clinical Manual of Psychiatric Nursing.2 nd
Edition.Mosby Year Book, St. Louis.

Stuart, G.W. & Michele T. Laraia. 1998.Principles and Practice of Psychiatric Nursing. 6 th Edition.
Mosby Company, St. Louis.

Towsend, Mary C., 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Psikiatri Untuk Pembuatan Rencana
Keperawatan. Alih Bahasa: Novy Helena C.D., Edisi 3. Jakarta: EGC
CATATAN PERKEMBANGAN TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
DI UNIT RAWAT INAP RSJ.Dr.RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG

Nama pasien :Tn H Nomor


CM : 104501
Jenis kelamin : L Dx
medis : F 20.10
Ruang : Cendrawasih Unit
Keswa : R. Inap

Tanggal Dx. Implementasi Evaluasi Nama


dan Jam Keperawatan Tindakan Keperawatan Dan
Keperawatan Tanda
Tangan
06-01- Isolasi sosial SP 1 S:
2015 1. perkenalkan nama 1. Klien mengatakan
Jam saya Dwi Apriadi namanya Harianto
16.00 saya senang di senang dipanggil
panggil Apri, nama Hari, rumahnya di
mas siapa dan senang Pagak
di panggil apa?
2. Klien mengatakan
rumahnya dimana? enggan berkumpul
2. Apa yang membuat dan berbicara dengan
mas jarang bercakap- orang lain karena
cakap dengan teman tidak tahu apa yang
yang lain? dibicarakan dan klien
3. Menurut mas apa saja merasa malu
keuntungan kalau kita3. Klien mengatakan
mempunyai teman? tidak tahu apa
4. Kalau kerugiannya keuntungan berteman
tidak mempunyai 4. Klien mengatakan
teman apa mas? tidak tahu apa
5. Mas sekarang kita kerugian menarik
belajar berkenalan diri atau berteman
dengan ayo sekarang 5. Klien mengatakan
coba berkenalan mau berkenalan
dengan bapak itu? dengan 1 orang dulu
O:
1. Klien mau
menjawab salam
2. Tidak ada kontak
mata
3. Klien mau berjabat
tangan
4. Klien mau
berkenalan
5. Klien mau
menjawab
pertanyaan
6. Klien mau duduk
berdampingan
dengan perawat
7. Klien mau
mengungkapkan
persaannya
A:
1. Klien mau
mengenalkan
identitas dirinya
secara lengkap
2. Klien mampu
menyebutkan
penyebab menarik
diri
3. Klien belum mampu
mendiskusikan
tentang keuntungan
berinteraksi dengan
orang lain
4. Klien belum mampu
mendiskusikan
tentang kerugian
tidak berinteraksi
P : untuk klien
1. Menganjurkan klien
berdiskusi tentang
keuntungan
berinteraksi dengan
orang lain
2. Menganjurkan klien
berdiskusi tentang
kerugian bila tidak
berinteraksi dengan
orang lain

Untuk perawat
1. Memvalidasi
kemampuan klien
mendiskusikan
kembali keuntungan
berinteraksi dengan
orang lain
2. Memvalidasi
kemampuan klien,
,emdiskusikan
kembali kerugian
bila tidak
berinteraksi dengan
orang lain
3.2Analisa Data
No. Data Masalah Keperawatan
1 DS :- Klien mengatakan saat dirumah dipasung Isolasi sosial: menarik diri
-Klien mengatrakan tidak ada yang perlu
dibicarakan sehingga lebih baik berdiam diri

DO :
- Diam saja
- Berdiam diridi kamar
- Kontak mata kurang / menunduk
- Menolak berhubungan dengan orang lain
- Tidak dapat berkonsentrasi

2DS : Klien mengatakan malu karena gagal bertunangan Gangguan konsep diri : harga diri
dan malu dengan teman di kamar karena dibawa rendah
ke RSJ

DO :
a. Klien tampak lebih suka menyendiri
b. Bingung bila disuruh memilih alternative
tindakan
3DS : klien mengatakan mempunyai saudara kandung Perubahan isi fikir : waham kebesaran
sejumlah 4, saya no 2dan adik saya yang no 4
perempuan dan dia masih di dalam kandungan
ibu saya tapi dia memiliki keilmuan yang tinggi
dan mempunyai jurus silat mas..

DO :
a. Klien tampak tidak mempunya orang lain
b. Menyendiri
c. Ekspresi wajah tegang, datar
4DS :Dari data status klien pernah mengalami riwayat Respon pasca trauma
trauma fisik selama +/- 12 tahun dipasung oleh
keluarganya dirumah.

DO :
a. Ada bekas luka pasungan pada pergelangan
kedua kaki
b. Ada bekas lukapada pipi kiri dan kanan
5DS : Klien mengatakan lebih baik diam saja tidak mau Ketidakefektifan koping individu
bicara dengan orang lain.

DO :
a. Tidak konsentrasi
b. Kontak mata kurang
c. Klien menunduk
d. Klien suka menendiri di kamar
e. Klien tampak senang diam

6 DS : - Kerusakan komunikasi verbal


DO :
a. Pembicaraan lambat
b. Tidak mampu memulai pembicaraan
c. Kata kata kurang jelas
d. Intonasi pelan
3.3 Daftar Masalah Keperawatan
1. Isolasi sosial : menarik diri
2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
3. Gangguan proses pikir : waham
4. Ketidak efektifan koping individu
5. Respon pasca trauma
6. Kerusakan komunikasi verbal
3.4 Pohon Masalah

Gangguan proses pikir (efek)

Isolasi sosial(menarik diri)

kerusakan komunikasi verbal

(core problem)

Gangguan konsep diri: HDR (causa)

Ketidakefektifan koping individu (causa)

Respon pasca trauma (causa)


3.5 Prioritas Diagnosa Keperawatan
1. Isolasi sosial
2. Gangguan konsep diri
3. Gangguan proses pikir
3.6 Rencana Tindakan Keperawatan

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA


KLIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL
DI UNIT RAWAT INAP RUANG CENDRAWASIH RSJ Dr. RADJIMAN
WEDIODININGRAT LAWANG

Nama : Tn. H No.


CM : 104501
Jenis Kelamin : Laki Laki Dx.
Medis : F20.10
Ruang : Cendrawasih Unit
Keswa : Ruang Inap

Diagnosa Perencanaan
Tgl Rencana Tindakan Keperawatan
Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil
05-01-15 Isolasi Sosial TUM:
Klien dapat
berinteraksi
dengan orang
lain.

TUK 1: Setelah 2X pertemuan


1.1. Bina hubungan saling percaya 1.1
Klien dapat klien dapat menerima dengan:
membina kehadiran perawat. a. Sapa klien dengan ramah, baik
hubungan saling Klien dapat verbal maupun non verbal
percaya. mengungkapkan b. Perkenalkan diri dengan sopan
perasaan dan c. Tanyakan nama lengkap klien dan
keberadaannya saat ini nama panggilan yang di sukai klien
secara verbal. d. Jelaskan tujuan pertemuan
Klien mau menjawab e. Buat kontrak interaksi yang jelas
salam f. Jujur dan tepati janji
Ada kontak mata g. Tunjukkan sikap empati dan
Klien mau berjabat menerima klien apa adanya
tangan h. Beri perhatian pada klien dan
Klien mau berkenalan perhatikan kebutuhan dasar klien
Klien mau menjawab
pertanyaan
Klien mau duduk
berdampingan dengan
perawat
Klien mau
mengungkapkan
perasaannya
05-01-15 Isolasi Sosial TUK 2:
Klien mampu Setelah 2X interaksi 2.1Tanyakan pada klien tentang: 2.1
menyebutkan klien dapat a. Orang yang tinggal serumah/teman
penyebab menyebutkan minimal sekamar klien
menarik diri satu penyebab b. Orang yang paling dekat dengan
menarik diri dari yang klien di rumah/di ruang perawatan
berasal dari: c. Apa yang membuat klien dekat
1. Diri sendiri dengan orang tersebut
2. Orang lain d. Orang yang tidak dekat dengan
3. Lingkungan klien di rumah/di ruang perawatan
e. Apa yang membuat klien tidak
dekat dengan orang tersebut
f. Upaya yang sudah dilakukan agar
dekat dengan orang lain
2.2Kaji pengetahuan klien tentang 2.2
perilaku menarik diri dan tanda-
tandanya
2.3
2.3Diskusikan dengan klien penyebab
menarik diri atau tidak mau bergaul
dengan orang lain
2.4Beri pujian terhadap kemampuan 2.4
klien mengungkapkan perasaannya

05-01-15 Isolasi Sosial TUK 3 :


Klien dapat Setelah 2X interaksi 3.1Kaji pengetahuan klien tentang 3.1
menyebutkan klien dapat manfaat dan keuntungan bergaul
keuntungan menyebutkan dengan orang lain
berhubungan keuntungan 3.2Beri kesempatan pada klien untuk
dengan orang berhubungan mengungkapkan perasaannya
lain dan sosial,misalnya: tentang keuntungan berhubungan 3.2
kerugian tidak a. Banyak teman dengan orang lain
berhubungan b. Tidak kesepian 3.3Diskusikan bersama klien tentang
dengan orang c. Bisa diskusi manfaat berhubungan dengan orang 3.3
lain d. Saling menolong lain
3.4Beri reinforcement positif terhadap
kemampuan mengungkapkan 3.4
perasaan tentang keuntungan
berhubungan dengan orang lain
3.5

Setelah 2X interaksi klien dapat 3.6


menyebutkan kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain.
Misal: sendiri, tidak punya teman,
kesepian, tidak ada temannya
ngobrol.

3.7

3.8

05-01-15 Isolasi Sosial TUK 4 :


Klien dapat Setelah 2X interaksi 4.1 Observasi perilaku klien saat 4.1
melaksanakan klien dapat berhubungan dengan orang lain.
hubungan sosial melaksanakan 4.2 Beri motivasi dan bantu klien untuk4.2
secara bertahap hubungan sosial berkenalan/berkomunikasi dengan
secara bertahap orang lain melalui:
dengan: a. Klien-perawat
a. Klien-perawat b. Klien-perawat-perawat lain
b. Klien-perawat- c. Klien-perawat-perawat lain-klien
perawat lain lain
c. Klien-perawat- d. Klien-kelompok kecil
perawat lain-klien laine. Klien-
d. Klien-kelompok kecil keluarga/kelompok/masyarakat
e. Klien- 4.3 Beri reinforcement terhadap 4.3
keluarga/kelompok/m keberhasilan yang telah dicapai
asyarakat 4.4 Bantu klien mengevaluasi manfaat 4.4
berhubungan dengan orang lain
4.5 Motivasi dan libatkan klien untuk
mengikuti kegiatan terapi aktifitas 4.5
kelompok sosialisasi

4.6 Diskusikan jadwal kegiatan harian


yang dapat dilakukan untuk 4.6
meningkat kemampuan klien
bersosialisasi
4.7 Beri motivasi klien untuk 4.7
melakukan kegiatan sesuai dengan
jadwal yang telah di buat
4.8 Beri pujian terhadap kemampuan 4.8
klien memperluas pergaulannya
melalui aktivitas yang dilaksanakan
05-01-15 Isolasi Sosial TUK 5 :
Klien mampu Setelah 2X interaksi 5.1 Dorong klien untuk 5.1
mengungkapkan klien dapat mengungkapkan perasaannya
perasaannya mengungkapkan setelah berhubungan dengan orang
setelah perasaan setelah lain/kelompok
berhubungan berhubungan dengan5.2 Diskusikan dengan klien manfaat 5.2
dengan orang orang lain untuk: berhubungan dengan orang lain
lain a. Diri sendiri 5.3 Beri reinforcement positif atas 5.3
b. Orang lain kemampuan klien mengungkapkan
c. kelompok perasaan manfaat berhubungan
dengan orang lain.
05-01-15 Isolasi Sosial TUK 6
Klien mendapat Setalah 2X pertemuan
6.1. Diskusikan pentingnya peran serta 6.1
dukungan keluarga dapat keluarga sebagai pendukung untuk
keluarga dalam menjelaskan tentang: mengatasi prilaku menarik diri
memperluas Pengertian menarik6.2 Diskusikan dengan anggota
hubungan sosial diri keluarga tentang: 6.2
Tanda dan gejala Perilaku menarik diri
Penyebab dan akibat Tanda dan gejala menarik diri
menarik diri Penyebab prilaku menarik diri
Cara merawat klien Cara keluarga meghadapi klien
menarik diri yang sedang menarik diri

6.3 Diskusikan potensi keluarga untuk 6.3


membantu klien mengatasi
prilaku menarik diri

6.4
Setelah 2X pertemuan
6.4 Latih keluarga cara merawat klien
keluarga dapat menarik diri 6.5
mempraktekkan cara
merawat klien 6.5 Tanyakan perasaan keluarga setalag
menarik diri. mencoba cara yang dilatihkan
6.6

6.6 Dorong anggota keluarga untuk


memberikan dukungan kepada
klien berkomunikasi dengan orang 6.7
lain

6.7 Anjurkan anggota keluarga untuk


rutin dan bergantian mengunjungi 6.8
klien minimal 1x seminggu
6.8 Beri reinforcement atas hal-hal
yang telah dicapai dan
keterlibatannya keluarga merawat
klien di rumah sakit
05-01-15 Isolasi Sosial TUK 7
Klien dapat Setalah 2x interaksi7.1 Diskusikan dengan klien tentang 7.1
memanfaatkan klien menyebutkan: manfaat dan kerugisn tidak minum
obat dengan Manfaat minum obat obat, nama, warna, dosis, cara, efek
baik Kerugian tidak terapi dan efek samping
minum obat penggunaan obat
Nama,warna dosis,7.2 Pantau klien saan penggunaan obat 7.2
efak terapi dan efek
samping obat 7.3 Anjurkan klien minta sendiri obat
pada perawat agar dapat merasakan7.3
manfaatnya

7.4 Beri pujian jika klien menggunakan 7.4


Setelah 2x interaksi obat dengan benar
klien 7.5 Diskusikan akibat berhenti minum
mendemonstrasikan obat tanpa konsultasi dengan dokter7.5
penggunaaan obat dan
menyebutkan akibat7.6 Anjurkan klien untuk konsultasi
berhenti minum obat dengan dokter/perawat jika terjadi 7.6
tanpa konsultasi ke hal-hal yang tidak diinginkan.
dokter
BAB 4
IMPLEMENTASI

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


Klien Dengan Isolasi Sosial
Pertemuan Pertama

Tanggal 06 Januari 2015


A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
- Rasa kesepian, tidak mampu berkonsentrasi
- Klien tidak mempunyai teman dekat dan tidak komunikatif
- Tidak ada kontak mata, tampak sedih, menarik diri dan menyendiri
2. Diagnosa keperawatan
Isolasi sosial
3. Tujuan
- Klien mampu menyebutkan penyebab menarik diri
- Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang, dan kerugian tidak
berhubungan
- Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap
- Klien mampu mengungkapakan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain
4. Intervensi
a. Mengidentifikasi penyebab isolali sosial pasien
b. Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain
c. Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
d. Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan 1 orang
e. Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan orang lain
dalam kegiatan harian
B. Strategi Komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
1. Orientasi
a. Salam
Selamat pagi mas, saya mahasiswa dari kediri yang akan merawat mas selama di ruang
Cendrawasih perkenalkan nama saya Dwi Apriyadi saya senang di panggil Apri, nama mas siapa
dan senang di panggil apa? rumahnya dimana?
b. Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan mas hari ini?
c. Kontrak : Topik, Waktu, Tempat
Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang keluarga dan teman-teman mas? mau dimana
kita bercakap-cakap, bagaimana kalau di ruang tamu mas? kita berbincang-bincang selama 10
menit ya?bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang cara perkenalan dengan orang lain ?
2. Kerja
Siapa saja yang tinggal serumah dengan mas? Siapa yang paling dekat dengan mas?Siapa yang
jarang bercakap-cakap dengan mas? Apa yang membuat mas jarang bercakap-cakap
dengannya?
Apa yang mas rasakan selama dirawat di sini? Ow mas merasa sendirian ? Siapa saja yang mas
kenal diruangan ini? Apa saja kegiatan yang biasa mas lakukan dengan teman-teman yang mas
kenal?
Apa yang menghambat mas dalam berteman atau bercakap-cakap dengan orang lain?
Menurut mas apa saja keuntungan kalau kita mempunyai teman? Wah benar ada teman
bercakap-cakap.Apalagi? (sampai klien dapat menyebutkan beberapa) nah kalau kerugiannya
tidak mempunyai teman apa saja mas? ya pa lagi (sampai klien dapat menyebutkan beberapa)
jadi bnyak juga ruginya tidak mempunyai teman ya? Kalau begitu maukah mas bergaul dengan
orang lain? Bagus
Mas sekarang kita belajar berkenal dengan orang lain ya?
Benigi lho mas, untuk berkenal dengan orang lain kita sebutkan dulu nama kita dan nama
panggilan kita, selanjutnya asal dan hobi.
Contohnya begini : perkenalkan nama saya Harianto suka dipanggil Hari saya berasal dari
Malang hobi saya badminton
Selanjutnya mas menyakan nama orang yang diajak berbicara contohnya begini : Nama mas
siapa? Senang dipanggil apa? Asalnya dari mana dan hobinya apa?
Ayo mas coba misalnya saya belum dengan mas, coba berkenalan dengan saya!
Ya, bagus sekali? Coba sekali lagi? Bagus sekali
Setetelah mas berkenalan dengan orang tersebut, mas bisa melanjutkan percakapan tentang
cuaca, tentang hobi, tentang keluarga, pekerjaan, dll.
3. Terminasi
a. Evaluasi Subyektif dan Obyektif
Bagaimana persaan mas setalah ngobrol dengan saya?
Tolong sebutkan! Bagusss!
Bagaiman perasaan mas setelah kita latihan berkenalan? Mas tadi sudah mempraktekkan cara
berkenalan dengan baik sekali?
b. Rencana Tindak Lanjut
Selanjutnya mas dapat mengingat-ingat apa saja yang kita pelajari hari ini Sehingga mas lebih
siap untuk berkenalan dengan orang lain. Mas mau mempraktekkan ke teman mas yang lain, mau
berapa lama kita mencobanya? Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan harian mas
c. Kontrak yang akan datang : topik, waktu tempat
Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan berkenalan dengan orang lain?
Besok pagi jam 9 saya akan datang kesini untuk mengajak mas latihan berkenalan dengan yang
lain dan mengajak latihan berkenalan dengan teman saya. Bagaimana mas mau kan? Tempatnya
diruang tamu saja ya?Sampai jumpa mas!
CATATAN PERKEMBANGAN TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
DI UNIT RAWAT INAP RSJ.Dr.RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG

Nama pasien :Tn H


Nomor CM : 104501
Jenis kelamin : L Dx
medis : F 20.10
Ruang : Cendrawasih Unit
Keswa : R. Inap

Tanggal Dx. Implementasi Evaluasi Nama


dan Jam Keperawatan Tindakan Keperawatan Dan
Keperawatan Tanda
Tangan
06-01- Isolasi sosial SP 1 S:
2015 1. perkenalkan nama 1. Klien mengatakan
Jam saya Dwi Apriadi namanya Harianto
16.00 saya senang di senang dipanggil
panggil Apri, nama Hari, rumahnya di
mas siapa dan Pagak
senang di panggil 2. Klien mengatakan
apa? rumahnya enggan berkumpul
dimana? dan berbicara
2. Apa yang membuat dengan orang lain
mas jarang karena tidak tahu
bercakap-cakap apa yang
dengan teman yang dibicarakan dan
lain? klien merasa malu
3. Menurut mas apa 3. Klien mengatakan
saja keuntungan tidak tahu apa
kalau kita keuntungan
mempunyai teman? berteman
4. Kalau kerugiannya 4. Klien mengatakan
tidak mempunyai tidak tahu apa
teman apa mas? kerugian menarik
5. Mas sekarang kita diri atau berteman
belajar berkenalan 5. Klien mengatakan
dengan ayo sekarang mau berkenalan
coba berkenalan dengan 1 orang
dengan bapak itu? dulu
O:
1. Klien mau
menjawab salam
2. Tidak ada kontak
mata
3. Klien mau berjabat
tangan
4. Klien mau
berkenalan
5. Klien mau
menjawab
pertanyaan
6. Klien mau duduk
berdampingan
dengan perawat
7. Klien mau
mengungkapkan
persaannya
A:
1. Klien mau
mengenalkan
identitas dirinya
secara lengkap
2. Klien mampu
menyebutkan
penyebab menarik
diri
3. Klien belum
mampu
mendiskusikan
tentang keuntungan
berinteraksi dengan
orang lain
4. Klien belum
mampu
mendiskusikan
tentang kerugian
tidak berinteraksi
P : untuk klien
1. Menganjurkan
klien berdiskusi
tentang keuntungan
berinteraksi dengan
orang lain
2. Menganjurkan
klien berdiskusi
tentang kerugian
bila tidak
berinteraksi dengan
orang lain

Untuk perawat
1. Memvalidasi
kemampuan klien
mendiskusikan
kembali keuntungan
berinteraksi dengan
orang lain
2. Memvalidasi
kemampuan klien,
,emdiskusikan
kembali kerugian
bila tidak
berinteraksi dengan
orang lain

Anda mungkin juga menyukai