Anda di halaman 1dari 10

1.

Biographical Characteristics (Karakteristik Biografi)

Manajer yang berhasil mampu mengamati perilaku karyawannya untuk memahami


karakteristik individu mereka.Manajer dapat menggunakan pemahaman ini untuk membantu
karyawan dalam meningkatkan kinerja mereka.Karakteristik biografi menggambarkan perilaku
individu yang mempengaruhi kinerja.

Biografi karakteristik adalah sifat-sifat pribadi yang dapat diamati dan dicatat dalam data
personal.Karakteristik ini memainkan bagian penting dalam kinerja karyawan. Contoh
karakteristik biografi yaitu usia, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan dan pengalaman.

Pentingnya karakteristik biografis bagi seorang Manajer yaitu:

Menempatkan orang pada pekerjaan/posisi yang tepat

Tujuannya adalah untuk mencari dan menganalisis variabel-variabel yang


berdampak pada produktivitas karyawan, kewarganegaraan, kepuasan sesuai dengan
kapabilitas yang dimiliki.

Mengembangkan apa yang menjadi kemampuan karyawan sesuai dengan karakteristik


biografi.

Tujuannya adalah Manajer dapat membantu orang tersebut agar dapat beradaptasi dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan pekerjaannya sehingga tercipta suasana pekerjaan
yang kondusif meskipun berkumpul dengan beragam karakteristik biografis yang berbeda.

Adapun karakteristik biografis atau ciri-ciri biografis adalah sebagai bverikut :

1. Umur
Umur mempunyai hubugan positif dengan tingkat keluar masuknya pegawai,
produktivitas dan kepuasan kerja. Semakin tua umur semakin kecil untuk keluar dari suatu
perusahaan, semakin produktif dan semakin menikmati kepuasan akan pekerjaan, tetapi usia
berbanding terbalik dengan tingkat kemangkiran walaupun tidak mutlak. Riset terakhir
menemukan bahwa umur dan kinerja tidak memiliki hubungan.
2. Jenis Kelamin
Sejauh ini tidak ada bukti yang pasti bahwa laki atau perempuan tampil lebih baik dalam
bekerja.Tidak ada perbedaan yang berarti antara pria dan wanita dalam produktivitas.Biasanya
wanita memiliki tinglkat kemangkiran yang lebih tinggi dari pria.
3. Status Perkawinan
Hasil riset menunjukkan bahwa pegawai yang sudah berkeluarga tingkat absennya lebih
rendah dan juga pergantian yang rendah serta cenderung lebih puas dari pada yang belum
berkeluarga.
4. Jumlah Tanggungan
Nimran (1999) menulis bahwa tidak ada informasi yang cukup tentang hubungan antara
jumlah tanggungan seseorang dengan produktivitasnya.
5. Masa Kerja
Ada korelasi yang positif antara senioritas dengan produktifitas kerja.Sementara
senioritas memiliki hubungan yang negative dengan tingkat kemangkiran dan keluar masuknya
pegawai.

2. Ability (kemampuan)

Ability adalah kapasitas individu untuk mencapai pekerjaan.Berkaitan dengan ketepatan /


kecocokan kerja seseorang, jika syarat pekerjaan dengan kemampuan pekerja cocok, maka
performa kerja dan kepuasan pekerja meningkat.Jika yang terjadi sebaliknya maka efisiensi
perusahaan dan kepuasan bekerja karyawan tidak tercapai.

Ability terbagi menjadi 2 :

Kemampuan Intelektual

Kapasitas untuk melakukan aktivitas mental (sosial, budaya, emosional, kognitif) diperlukan

agar mampu beradaptasi dengan lingkungan kerja. Ada 7 dimensi kemampuan intelektual:

a) Number aptitude

Kemampuan numerik dan logika (hitungan, mengingat angka, dll).

contoh: Dominic Brian, seorang yang memiliki kemampuan number aptutide yang luar biasa.
b) Verbal comprehensive

Kemampuan mengungkapkan dengan tepat dan baik menggunakan tulisan, ataupun


secara lisan. Berhubungan dengan cara mempersepsikan sesuatu.

contoh: seorang dosen yang dapat menjelaskan materi secara lisan dan dapat menuangkan
ilmunya dengan membuat modul yang berupa tulisan

c) Perceptual

Kemampuan mengungkapkan dengan menggunakan gerak-gerik, mimik muka (non-


verbal communication). Contoh: seorang psikolog yang sedang mengusut kasus harus mampu
membaca gerak-gerik pasiennya

d) Inductive reasoning

Kemampuan menilai dari khusus ke umum kemudian baru mengambil kesimpulan.

contoh: cowok itu tindikan telinganya banyak. Rambutnya panjang di kuncir.Banyak tatto di
badannya.Cowok itu sangat playboy dan sering membuat keonaran. Dia adalah cowok nakal

e) Deductive reasoning

Kemampuan menilai dari umum ke khusus kemudian baru diambil kesimpulan.

contoh: cewek itu matre. Dia selalu memilih pacar yang memiliki mobil pribadi, punya
perusahaan sendiri dan mampu membelikannya barang mewah.

f) Spatial visualization

Kemampuan memperkirakan jarak, lebar, tinggi, volume ruangan

contoh: pembalap, driver (sopir) yang dapat memperkirakan jarak saat mengendarai
kendaraannya sehingga tidak bertabrakan dengan kendaraan lain.

g) Memory

Kemampuan mengingat dan menghafal dalam kurun waktu yang lama


contoh: programmer yang mampu menyusun formula dalam menciptakan program tanpa melihat
buku panduan.

Kemampuan Fisik

Kemampuan yang berhubungan dengan kemampuan fisik. Dibagi menjadi 9 kemampuan


fisik :

a. Kekuatan dinamis

Kemampuan menggerakkan otot secara berulang

contoh: atlet lari yang mampu berlari selama bermenit-menit untuk mencapai garis finish

b. Kekuatan tubuh

Kemampuan menggunakan otot perut

contoh: pemanasan dalam bentuk sit-up

c. Kekuatan statis

Kemampuan menggunakan otot untuk mengangkat objek

contoh: atlet angkat besi

d. Keluwesan extent

Kemampuan meregang punggung sejauh mungkin

contoh: balerina

e. Keluwesan dinamis

Kemampuan bergerak cepat

contoh: bartender yang menampilkan atraksi menuang minuman ke dalam gelas dengan
menggunakan teknik tertentu yang dapat menghibur pengunjung
f. Koordinasi tubuh

Kemampuan mengkoordinasikan tindakan serentak dari bagian tubuh yang berlainan

contoh: drummer yang harus menggerakkan kedua tangannya dan kakinya secara berirama

g. Keseimbangan

Kemampuan mempertahankan keseimbangan tubuh dalam kurun waktu yang cukup lama

contoh: pemain sirkus yang menyebrangi jurang di atas tali hanya dengan bantuan satu buah
tongkat panjang dan tanpa alat pengaman

h. Stamina

Kemampuan untuk mempertahankan energi saat melakukan aktifitas yang


berkepanjangan

contoh: angkatan laut harus mampu mempertahankan stamina saat menyebrangi laut (selat)

3. Kepribadian

Kepribadian adalah keseluruhan cara bagaimana individu bereaksi dan berinteraksi dengan
orang lain yang digambarkan dalam bentuk sifat-sifat yang dapat diukur dan dilihatkan seseorang
(Umar Nimran, 1996). Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kepribadian seseorang oleh
Robbins dikatakan ada tiga yaitu sebagai berikut :
1) Keturunan
2) Lingkungan
3) Faktor yang lain adalah situasi
Adapun lima dimensi kepribadian, yaitu sebagai berikut :

1) Wawasan Ekstra
2) Ramah
3) Teliti
4) Stabilitas Emosional
5) Keterbukaan Pada Pengalaman

Atribut yang mempengaruhi Perilaku Keorganisasian oleh Robbins (2001) antara lain:

1) Sumber Kendali
2) Machiavellianisme, kepribadian yang cenderung kearah fragmatis, menjaga jarak emosional,
dan meyakini bahwa tujuan dapat menghalalkan segala cara.
3) Penghargaan Diri
4) Pemantauan Diri
5) Pengambilan Risiko

Hollan dan Haryono (2001) memformulasikan tipe-tipe keprbadian sebagai berikut :

1) Tipe Realistik
2) Investigatif
3) Tipe Artistik
4) Tipe Sosial
5) Tipe Enterprising
6) Tipe Conventional

4. Proses Pembelajaran (Learning Process)

Pengalaman yang dialami oleh setiap individu dalam melakukan tindakannya dan
menjadikan proses tersebut sebagai pelajaran untuk diperbaiki lebih baik ke depannya.

Proses pembelajaran harus meliputi:

Adanya perubahan perilaku

(Albert Einstein)

Hanya orang gila yang mengharapkan hasil berbeda namun melakukan cara yang sama
Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan
perilakunya. Sifat perubahannya bersifat permanen, tidak akan kembali kepada keadaan
semula.Pembelajaran berlangsung terus menerus dan berulang-ulang.

Ada empat teori proses belajar seseorang antara lain sebagai berikut:

1. Pengkondisian klasik, yaitu jenis pembelajaran dimana individu merespon atas stimulus
yang dikondisikan sehingga menghasilkan respon yang baru. Dalam pengkondisian klasik, ada 2
tipe respon dan 2 tipe stimulus, yaitu:

Unconditional Stimulus= rangsangan (stimulus) yang secara spontan menghasilkan respon


tanpa ada proses pembelajaran terlebih dahulu.

Unconditional Response= respon yang terjadi secara spontan saat individu menerima stimulus
tanpa ada pembelajaran terlebih dahulu.

Conditional Stimulus= rangsangan yang diciptakan/dikondisikan agar menghasilkan respon


yang baru dari individu.

Conditional Response= respon baru yang dipelajari saat individu menerima stimulus yang
dikondisikan.

contoh:

Seorang koki yang terbiasa memegang pisau dan memotong masakan di dapur, suatu kali
mengalami kejadian yang tidak terlupakan. Saat koki tersebut menonton film dimana ada adegan
orang yang memotong urat nadinya dengan pisau, tidak lama setelah itu koki tersebut melihat
kejadian koki lain yang tangannya teriris dengan pisau dan mengeluarkan banyak darah.
Semenjak melihat kejadian itu, koki yang dulunya terbiasa memegang pisau menjadi takut dan
histeris setiap kali melihat pisau yang tajam.

2. Pengkondisian operant, yaitu proses belajar yang yang melibatkan penguatan atas perilaku
yang sudah ada (reward) atau bagaimana mengubah perilaku yang telah ada (punishment).

contoh:
Seorang siswa SD yang mencapai prestasi yang baik akan diberikan hadiah, sehingga
siswa akan mengulangi prestasi tersebut dengan harapan mendapat hadiah lagi. Hadiah bisa
berupa benda, pujian ataupun tambahan nilai. (Reward)

Seorang siswa SD yang terlambat dihukum untuk tidak boleh keluar selama jam istirahat,
sehingga siswa yang suka terlambat akan berusaha untuk tepat waktu sehingga bisa bermain
dengan teman-temannya saat istirahat. (Punishment)

3. Pengkondisian social-learning, yaitu proses pembelajaran yang berdasarkan pengamatan


dan pengalaman individu terhadap lingkungannya. Jenis pembelajaran sosial ini merupakan
pengembangan dari pengkondisian operant, namun teori ini juga mengakui adanya keberadaan
persepsi individu sebagai faktor yang berperan dalam merespon perubahan atas lingkungan.

contoh:

seorang anak muda yang tidak pernah bermain sepak bola namun tinggal di
perkampungan yang mayoritas pemuda-pemudanya gila bola. Meskipun tidak biasa bermain
sepak bola, bukan berarti anak muda tersebut tidak bisa menendang bola.Seiring berjalannya
waktu karena masyarakat sekitarnya suka mengajaknya bermain dan suka nonton pertandingan
bola bersama, maka anak muda tersebut semakin terbiasa dan hebat dalam bermain sepak bola

4. Pengkondisian shaping-behavior, yaitu suatu teknik pembelajaran yang membentuk


perilaku baru melalui penguatan yang dilakukan atas dasar pengaruh dari kelompok/komunitas
terdekat.

contoh:

Seorang anak yang tinggal di lingkungan keluarga yang kurang perhatian dan sering
diremehkan, dianggap tidak berguna akan membentuk pola perilaku anak yang tidak PD dan
kurang bersosial. Kebiasaan tidak PD dan kuper tersebut membuat anak tersebut menjadi culun
sehingga di lingkungan sekolah maupun teman-temannya juga mem-bully anak tersebut. Hal itu
menjadi penguatan bagi sang anak yang di-bully bahwa perkataan keluarganya tentang dirinya
yang tidak berguna itu benar, sehingga semakin membentuk keyakinan dirinya yang negatif.
Ada beberapa faktor dari lingkungan eksternal yang mendukung terjadinya pengkondisian
shaping behavior, hal itu disebut dengan teori penguatan (reinforcement). Ada empat pendekatan
utama dalam teori reinforcement, yaitu:

Positive reinforcement, seperti halnya bonus atau komisi yang sangat memotivasi
karyawan di lingkungan kerja.
Negative reinforcement, misalkan: karyawan yang tidak senang dimonitor saat
melakukan pekerjaannya. Jika karyawan tersebut melakukan pekerjaan mereka dengan
standar yang ada, maka mereka tidak akan dimonitor lagi. Penghapusan sistem monitor
adalah bentuk hadiah atas pekerjaan yang dilakukan dengan baik oleh karyawan.
Punishment, contohnya adalah seorang karyawan yang cerewet dan lalai dalam
mengerjakan tugasnya akan ditegur dan mendapatkan sanksi, sehingga karyawan bisa
memilih untuk tetap mendapatkan hukuman atas kelalaiannya atau mengurangi perilaku
yang dapat menyebabkan hukuman berikutnya.
Extinction, terkait dengan contoh diatas, seorang pimpinan yang mengetahui bahwa
karyawannya suka ngobrol selama jam kerja dengan karyawan lainnya diluar
pembahasan bisnis, maka bos tersebut membuat aturan dilarang melakukan pembicaraan
selain tentang pekerjaan selama jam kerja dan bagi yang melanggar akan dipotong
gajinya. Hal yang dilakukan ini menghapuskan perilaku yang tidak diharapkan oleh
perusahaan meskipun menghilangkan apa yang menjadi kesenangan karyawan.
DAFTAR PUSTAKA

Ardana, Komang,dkk.2009.Perilaku Keorganisasian Edisi 2.Yohyakarta : Graha Ilmu

Anda mungkin juga menyukai