Anda di halaman 1dari 3

Prinsip Kerja PLTGU[sunting | sunting sumber]

Prinsip kerja PLTG adalah sebagai berikut, mula-mula udara dimasukkan kedalam kompresor
dengan melalui air filter / penyaring udara agar partikel debu tidak ikut masuk ke dalam kompresor
tersebut. Pada kompresor tekanan udara dinaikkan lalu dialirkan ke ruang bakar untuk dibakar
bersama bahan bakar. Disini, penggunaan bahan bakar menentukan apakah bisa langsung dibakar
dengan udara atau tidak.
Jika menggunakan BBG, gas bisa langsung dicampur dengan udara untuk dibakar. Tapi jika
menggunakan BBM harus dilakukan proses pengabutan dahulu pada burner baru dicampur udara
dan dibakar. Pembakaran bahan bakar dan udara ini akan menghasilkan gas bersuhu dan
bertekanan tinggi yang berenergi (enthalpy). Gas ini lalu disemprotkan ke turbin, hingga enthalpy
gas diubah oleh turbin menjadi energi gerak yang memutar generator untuk menghasilkan listrik.
Setelah melalui turbin sisa gas panas tersebut dibuang melalui cerobong/stack. Karena gas yang
disemprotkan ke turbin bersuhu tinggi, maka pada saat yang sama dilakukan pendinginan turbin
dengan udara pendingin dari lubang udara pada turbin.Untuk mencegah korosi akibat gas bersuhu
tinggi ini, maka bahan bakar yang digunakan tidak boleh mengandung logam Potasium, Vanadium,
dan Sodium yang melampaui 1 part per mill (ppm).

Deskripsi[sunting | sunting sumber]


Berbicara tentang Prinsip kerja PLTGU sama halnya dengan membahas siklus dasar turbin gas
yang disebut siklus Brayton, yang pertama kali diajukan pada tahun 1870 oleh George Brayton
seorang insinyur dari Boston. Sekarang siklus Brayton digunakan hanya pada turbin gas, yang
merupakan cikal bakal dari PLTGU dengan proses kompresi dan ekspansi terjadi pada alat
permesinan yang berputar. John Barber telah mempatenkan dasar turbin gas pada tahun 1791. Dua
penggunaan utama mesin turbin gas adalah pendorong pesawat terbang dan pembangkit tenaga
listrik.
Turbin gas digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik yang berdiri sendiri (simple cycle) atau
dengan turbin uap (combined cycle) pada sisi suhu tingginya. Turbin uap (combined cycle)
memanfaatkan gas buang turbin gas sebagai sumber panasnya. Turbin uap dianggap sebagai
mesin pembakaran luar (external combustion), dimana pembakaran terjadi diluar mesin. Energi
termal dipindah ke uap sebagai panas.
Turbin gas pertama kali berhasil dioperasikan pada pameran nasional Swiss (Swiss National
Exhibition) tahun 1939 di Zurich. Turbin gas yang dibangun antara tahun 1940-an hingga tahun
1950-an efisiensinya hanya sekitar 17 persen; hal ini disebabkan oleh rendahnya efisiensi
kompresor dan turbin dan suhu masuk turbin yang rendah karena keterbatasan teknologi metalurgi
pada saat itu. Turbin gas terpadu dengan turbin uap (combined cycle) yang pertama kali dipasang
pada tahun 1949 di Oklahoma oleh General Electric menghasilkan daya 3,5 MW.
Sebelum ini, pembangkit daya ukuran besar berbahan bakar batu bara ataupun bertenaga nuklir
telah mendominasi pembangkitan tenaga listrik. Tetapi sekarang, turbin gas berbahan baker gas
alam yang telah mendominasinya karena kemampuan start (black start) yang cepat, efisiensi yang
tinggi, biaya awal yang lebih rendah, waktu pemasangan yang lebih cepat, karakter gas buang yang
lebih baik dan berlimpahnya persediaan gas alam. Biaya pembangunan pembangkit tenaga turbin
gas kira-kira setengah kali biaya pembangunan pembangkit tenaga turbin uap berbahan bakar fosil
yang merupakan pembangkit tenaga utama hingga awal tahun 1980-an. Lebih dari separoh dari
seluruh pembangkit daya yang akan dipasang dimasa akan datang diperkirakan akan merupakan
pembangkit daya turbin gas ataupun dikombinasikan dengan turbin uap (combined cycle).
Di awal tahun 1990-an, General Electric telah memasarkan turbin gas dengan ciri perbandingan
tekanan (pressure ratio) 13,5 menghasilkan daya net 135,7 MW dengan efisiensi termal 33 persen
pada operasi sendiri (simple cycle operation). Turbin gas terbaru yang dibuat General Electric
bersuhu masuk 1425 OC (2600 OF) menghasilkan daya hingga 282 MW dengan efisiensi termal
mencapai 39.5 persen pada operasi sendiri (simple cycle operation).
Bahan bakar minyak ringan seperti minyak diesel, minyak tanah, minyak mesin jet, dan bahan bakar
gas yang bersih (seperti gas alam) paling cocok untuk turbin gas. Bagaimanapun , bahan bakar
tersebut diatas akan menjadi lebih mahal dan pasti akan habis. Oleh karena itu, pemikiran kemasa
depan harus dilakukan untuk menggunakan bahan bakar alternatif lain.
Biasanya turbin gas beroperasi pada siklus terbuka. Udara yang segar mengalir ke kompresor, suhu
dan tekanannya dinaikkan. Udara bertekanan terus mengalir ke ruang pembakaran, dimana bahan
bakar dibakar pada tekanan tetap.
Gas panas yang dihasilkan masuk ke turbin, kemudian berekpansi ke tekanan udara luar melalui
berbaris sudu nosel. Ekspansi ini menyebabkan sudu turbin berputar, yang kemudian memutar
poros rotor berkumparan magnet, sehingga menghasilkan teganan listrik dikumparan stator
generator. Gas buang (exhaust gases) yang meninggalkan turbin siklus terbuka tidak digunakan
kembali.

Proses yang terjadi pada PLTG[sunting | sunting sumber]


Pertama, turbin gas berfungsi menghasilkan energi mekanik untuk memutar kompresor dan rotor
generator yang terpasang satu poros, tetapi pada saat start up fungsi ini terlebih dahulu dijalankan
oleh penggerak mula (prime mover).
Penggerak mula ini dapat berupa diesel, motor listrik atau generator turbin gas itu sendiri yang
menjadi motor melalui mekanisme SFC (Static frequency Converter). Setelah kompresor berputar
secara kontinu, maka udara luar terhisap hingga dihasilkan udara bertekanan pada sisi discharge
(tekan) kemudian masuk ke ruang bakar.
Kedua, proses selanjutnya pada ruang bakar, jika start up menggunakan bahan bakar cair (fuel oil)
maka terjadi proses pengkabutan (atomizing) setelah itu terjadi proses pembakaran dengan penyala
awal dari busi, yang kemudian dihasilkan api dan gas panas bertekanan. Gas panas tersebut
dialirkan ke turbin sehingga turbin dapat menghasilkan tenaga mekanik berupa putaran. Selanjutnya
gas panas dibuang ke atmosfer dengan temperatur yang masih tinggi.
Salah satu kelemahan mesin turbin gas (PLTG) adalah efisiensi termalnya yang rendah. Rendahnya
efisiensi turbin gas disebabkan karena banyaknya pembuangan panas pada gas buang. Dalam
usaha untuk menaikkan efisiensi termal tersebut, maka telah dilakukan berbagai upaya sehingga
menghasilkan mesin siklus kombinasi seperti yang dapat kita jumpai saat ini.

Siklus PLTGU[sunting | sunting sumber]


Di bidang industri saat ini, dilakukan usaha untuk meningkatkan efisiensi turbin gas yaitu dengan
cara menggabungan siklus turbin gas dengan siklus proses sehingga diperoleh siklus gabungan
yang biasa disebut dengan istilah Cogeneration. Sedangkan untuk meningkatkan efisiensi termal
turbin gas yang digunakan sebagai unit pembangkit listrik (PLTG), siklus PLTG digabung dengan
siklus PLTU sehingga terbentuk siklus gabungan yang disebut Combined Cycle atau Pembangkit
Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU).
Siklus PLTGU terdiri dari gabungan siklus PLTG dan siklus PLTU. Siklus PLTG menerapkan siklus
Brayton, sedangkan siklus PLTU menerapkan siklus ideal Rankine
Penggabungan siklus turbin gas dengan siklus turbin uap dilakukan melalui peralatan pemindah
panas berupa boiler atau umum disebut Heat Recovery Steam Generator (HRSG). Siklus
kombinasi ini selain meningkatkan efisiensi termal juga akan mengurangi pencemaran udara.
Dengan menggabungkan siklus tunggal PLTG menjadi unit pembangkit siklus kombinasi (PLTGU)
maka dapat diperoleh beberapa keuntungan, diantaranya adalah:
Efisiensi termalnya tinggi, sehingga biaya operasi (Rp/kWh) lebih rendah dibandingkan dengan
pembangkit thermal lainnya.
Biaya pemakaian bahan bakar (konsumsi energi) pada PLTGU lebih rendah.
Proses pembangunan PLTGU relatif lebih cepat.
Kapasitas daya PLTGU bervariasi dari kecil hingga besar.
Menggunakan bahan bakar gas yang bersih dan ramah lingkungan.
Fleksibilitas PLTGU tinggi.
Tempat yang diperlukan tidak terlalu luas, sehingga biaya investasi lahan lebih sedikit.
Pengoperasian PLTGU yang menggunakan komputerisasi memudahkan pengoperasian.
Waktu yang dibutuhkan: untuk membangkitkan beban maksimum 1 blok PLTGU relatif singkat
yaitu 150 menit.
Prosedur pemeliharaan lebih mudah dilaksanakan dengan adanya fasilitas sistem diagnosa

Anda mungkin juga menyukai