Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang dapat dialami pasien selama

dirumah sakit dalam kurun waktu 48 jam setelah perawatan di rumah sakit.

Infeksi nosokomial diakibatkan oleh transmisi organisme patogen ke pasien yang

sebelumnya tidak terinfeksi yang berasal dari lingkungan rumah sakit dan

merupakan salah satu indikator mutu pelayanan rumah sakit. Pasien diruang

operasi lebih sering mengalami infeksi nosokomial dibandingkan dengan pasien

dibangsal atau ruang perawatan biasa dan ruang operasi berpotensi tinggi dalam

menyebarkan infeksi nosokomial. Diperkirakan infeksi nosokomial di ruang

operasi ini adalah sekitar 10 20% yang diakibatkan kontaminan bakteri melalui

luka operasi (1,2,3,4,5,6).

Pencegahan infeksi dan Hand Hygiene merupakan ukuran yang paling

penting dalam tindakan klinisi di RS karena lebih efektif dan biaya yang relatif

rendah. Tindakan Hand Hygiene akan berdampak terhadap pengurangan risiko

infeksi nosokomial yaitu sebesar 50%. Salah satu Hygiene yang baik adalah cuci

tangan. Berdasarkan standar World Health Organization (WHO) tentang

pencegahan infeksi tindakan bedah, dibuat beberapa peraturan sebelum dan

sesudah tindakan bedah; salah satunya adalah hygienitas tangan sebelum

persiapan operasi dan sesudahnya menggunakan produk antiseptik cuci tangan

bedah seperti sabun anti mikroba atau sabun cuci tangan berbahan chlorhexidine

Universitas Lambung Mangkurat


2

yang dikenal sebagai hibiscrub. Cairan hibiscrub mengandung chlorhexidine

gluconate yang berefek sebagai antimikroba. Konsentrasi chlorhexidine gluconate

yang terdapat pada hibiscrub adalah sebesar 2-4% (7,8).

Petugas medis dan paramedis khususnya perawat merupakan objek yang

memiliki faktor resiko tinggi terkontaminasi bakteri. Hasil penelitian terdahulu

menyebutkan bahwa masih ditemukan beberapa jenis bakteri pada tangan perawat

di RSUD Anshari Saleh Banjarmasin dan di Bagian Penyakit Dalam RSUD Ulin

Banjarmasin tahun 2014 setelah tindakan mencuci tangan dengan sabun cuci

tangan cair. Jenis bakteri kontaminan pada tangan yang ditemukan pada kedua

penelitian tersebut adalah Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis,

Eschericia coli, dan Bacillus sp.( (9,10,11,12=penelitian dosen).

Tindakan hibiscrub oleh perawat-perawat khususnya yang membantu

tindakan diruang operasi penting untuk dilakukan sesuai prosedur dengan

konsentrasi daya hambat optimum, sehingga dapat mencegah terjadinya infeksi

melalui tangan perawat. Oleh karena itu pada penelitian ini ingin diketahui jenis

bakteri yang terdapat pada tangan perawat sebelum dan sesudah pemakaian

hibiscrub di Instalasi Bedah Sentral RSUD Ulin Banjarmasin. Dipilihnya perawat-

perawat di Instalasi Bedah Sentral RSUD Ulin Banjarmasin sebagai subjek

penelitian ini mengingat belum ada data mengenai jenis bakteri kontaminan pada

tangan perawat yang menggunakan cairan hibiscrub yang merupakan standar

operational yang dilakukan oleh perawat-perawat di Instalasi Bedah Sentral

RSUD Ulin Banjarmasin (10,13).

Universitas Lambung Mangkurat


3

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah : Jenis bakteri apa saja yang terdapat pada tangan perawat di

Instalasi Bedah Sentral RSUD Ulin Banjarmasin sebelum dan sesudah pemakaian

Hibiscrub ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui jenis bakteri pada tangan

perawat sebelum dan sesudah pemakaian hibiscrub di Instalasi Bedah Sentral

RSUD Ulin Banjarmasin.

Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk :

1. Mengidentifikasi jenis bakteri tangan perawat sebelum dan sesudah pemakaian

hibiscrub di Instalasi Bedah Sentral RSUD Ulin Banjarmasin.

2. Menghitung persentase jenis bakteri tangan perawat sebelum dan sesudah

pemakaian hibiscrub.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai jenis

bakteri pada tangan perawat sebelum dan sesudah pemakaian hibiscrub, sehingga

dapat diketahui kualitas bakteriologis cairan hibiscrub yang terdapat di Instalasi

Bedah Sentral. Dengan diketahuinya kualitas bakteriologis dari cairan hibiscrub

tersebut dapat diketahui upaya preventif dalam mencegah infeksi nosokomial

khususnya di Instalasi Bedah Sentral.

Universitas Lambung Mangkurat


4

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Jenis Bakteri Tangan Perawat Sebelum dan Sesudah
Pemakaian Hibiscrub di Instalasi Bedah Sentral RSUD Ulin
Banjarmasin.

No Nama Peneliti Judul Penelitian Persamaan Perbedaan


(tahun)
1. Desiyanto FA dan Efektivitas mencuci -identifikasi -tempat
Djannah SN tangan menggunakan bakteri penelitian
(2013) cairan pembersih tangan -penelitian -uji hibiscrub
antiseptik (hand antiseptik
sanitizer) terhadap
jumlah angka kuman

2. Pratami 2012).14 Identifikasi -variabel yang -tempat


Mikroorganisme Pada diteliti tangan penelitian
Tangan Tenaga Medis tenaga medis -uji hibiscrub
dan Paramedis di -identifikasi
Unit Perinatologi bakteri
Rumah Sakit Abdul
Moeloek Bandar
Lampung

3. Baharutan Pola bakteri penyebab -identifikasi -tempat


Anasthasia(2015) infeksi nosokomial pada bakteri penelitian
ruang perawatan intensif -uji hibiscrub
anakdi blu rsup prof. -tangan tenaga
Dr. R. D. Kandou medis
manado

Penelitian ini merupakan penelitian yang baru dan berbeda dengan peneliti-peneliti

sebelumnya. Penelitian sebelumnya telah menginformasikan tentang jenis bakteri pada

tangan tenaga medis dan paramedis, jenis bakteri penyebab infeksi nosokomial diruang

perawatan, dan efektivitas sabun cuci tangan atau antiseptik terhadap jumlah angka

kuman. Pada peneliti ini yang diteliti adalah mengidentifikasi jenis bakteri pada tangan

Universitas Lambung Mangkurat


5

perawat sebelum dan sesudah penggunaan hibiscrub khususnya di Instalasi Bedah Sentral

RSUD Ulin Banjarmasin.

Universitas Lambung Mangkurat

Anda mungkin juga menyukai